"Kenapa dia belom sadar juga?" Kesal namun khawatir juga sebenarnya Althar melihat Najma yang belom bangun-bangun juga. Apalagi ia yang membuatnya terluka seperti ini.
Selang beberapa saat setelah Althar mengatakan itu akhirnya jemari Najma terlihat bergerak. Ia pun segera sadar juga dari pingsannya.
"Tuan Althar?" Langsung melihat Tuan Althar yang sedang menunggunya sadar.
Melihat mimik wajah Althar yang menatapnya masam membuatnya teringat akan apa yang akan ia lakukan, ya tentunya dia ingat dia akan mengingkari perjanjian itu.
Najma langsung turun dari ranjang itu dan memohon pada Tuan Althar.
"Maafkan saya Tuan. Saya mohon maafkan saya. Saya berjanji saya tidak akan melakukan hal itu lagi. Saya berjanji saya akan hamil untuk Anda. Tapi saya mohon jangan beli rumah sakitnya, jangan memberhentikan pengobatan ibu saya. Saya akan melakukan apapun untuk Anda Tuan,saya mohon.."
"Saya sudah muak mendengarnya! Jangan mimpi akan itu! Darren kau sudah mengurus pembelian rumah sakit itu kan?" Althar sudah mengkode dengan kedipan matanya kepada Darren. Menyuruhnya untuk mengiyakan apa yang ia katakan. Padahal ditengah perjalanan menuju rumah sakit tadi ia disuruh putar balik karena ia pingsan.
"Sudah Tuan. Saya akan segera mengkonfirmasi ke petinggi rumah sakit agar segera mencabut pengobatan Ibu Hasni"
"Bagus! Kau dengar itu? Ini akibatnya jika kau berani mempermainkan ku!"
"Jangan Tuan. Saya mohon jangan. Beri aku kesempatan. Aku juga tidak jadi meminum obat itu. Aku janji. Aku akan hidup untuk Anda dan tidak mengulangi itu lagi" Memohon layaknya anak kecil. Astaga memang dia masih semuda itu. Dimata Althar pun ia terlihat seperti anak kecil yang sedang merengek.
"Benarkah itu? Kau akan hidup untukku? Jadi apapun yang aku inginkan akan kau turuti?"
"Iya. Tapi tidak untuk membunuh seseorang kan Tuan?"
"Haha. Apa kau pikir aku ini psikopat?"
"Selama itu baik apapun keinginan anda akan saya lakukan Tuan?"
"Bagaimana Darren kau sudah merekam semua perkataannya. Akan ku berikan kesempatan untuknya. Tapi jika ia sampai melanggarnya akan aku pastikan hidupnya tidak akan bahagia..."
"Sudah Tuan.."
"Tuan. Kenapa Anda merekamnya?"
"Kenapa kau tidak terima? Kau bisa saja mengingkari janjimu kapanpun itu. Untuk itu saya bisa menjebloskanmu ke penjara jika kau berani mengingkarinya!"
"Tidak akan Tuan. Saya janji.."
"Bagus! Mulai sekarang tinggalah dirumahku. Aku ingin kau melayani ku setiap hari, menyiapkan segala keperluan ku dan menuruti semua yang aku perintahkan!"
"Tapi Tuan bukankah orang-orang rumah tidak boleh ada yang tahu akan ini?"
"Itu bisa diatur. Kau bisa berpura-pura menjadi asisten pribadi ku mulai sekarang. Jadi kau tidak perlu melakukan perkerjaan rumah, cukup lakukan apapun yang aku perintahkan!"
"Baik Tuan."
"Darren kau siapkan kamarnya. Beritahu ketua pelayan juga kalau dia asisten pribadiku sekarang. Beritahu dia Najma hanya boleh bekerja sesuai dengan perintah ku"
"Baik Tuan.."
Selama bekerja dirumah Althar sebulan ini Najma memang selalu pulang pergi. Rumahnya juga tak begitu jauh dari komplek perumahan elit Tuan Althar. Ia memilih pulang pergi karena ia juga masih berada dilingkungan pembelajaran alias perkuliahan.
Akhirnya Najma pun tinggal juga dirumah Althar mulai hari ini. Mendengar ibunya yang sudah menjalani operasi pun membuatnya lega, walaupun nyatanya ia masih menunggu kesadarannya sampai sekarang.
"Jangan menyuruhnya bekerja apapun kecuali Tuan Althar. Dia tinggal dikamar ini juga agar lebih dekat dengan Tuan Althar ketika ia membutuhkan apapun" Titah Darren mempertegas ketua pelayan agar mengerti kenapa Najma tinggal dikamar itu sekarang.
"Baik Pak Darren. Saya mengerti itu." Kepala pelayan dengan patuh mengiyakan apa yang Darren katakan.
Aneh sekali. Sejak kapan Tuan Althar mempunyai asisten pribadi dirumah ini. Tapi bodoamat lah, yang penting bukan asisten pribadi Pak Darren, karena dia sungguh pujaanku. Aku pasti akan cemburu jika Najma menjadi asisten pribadi Pak Darren.
Walaupun merasa aneh Mbak Mia tidak memperdulikan akan itu. Yang penting pujaan hatinya tidak disenggol oleh siapapun. Toh ia juga tidak mempunyai pikiran bahwa Althar ada sesuatu dengan Najma, karena tentunya Nyonya Fatara adalah wanita tercantik, terkenal dan tidak ada tandingnya di negara ini jadi menurutnya tidak mungkin Althar menduakannya dengan pelayan. Itu sangat tidak mungkin.
*
*
Sepulang dari kantor Althar langsung menyuruh Najma untuk membawakan tas laptopnya. Darren terlihat langsung pergi membawa mobilnya kembali entah kemana. Sepertinya ia memiliki urusan lain.
"Bawakan tas laptopku ke atas. Gak pake lama!" Titahnya ketus. Perannya begitu mendalami Althar. Sikapnya yang seperti ini membuat ketua pelayan tidak menaruh curiga apapun pada keduanya.
"Baik Tuan."
"Mia. Saya ingin makan steak dan jus jeruk. Kau siapkan sekarang dan suruh Najma membawanya ke ruangan kerjaku."
"Baik Tuan"
Mia pun pergi untuk menyiapkan apa yang diinginkan majikannya itu. Sementara Najma tentunya mengikutinya dari belakang menuju ke lantai 3. Lantai 3 adalah lantai yang jarang sekali ada interaksi disana kecuali sang pemilik rumah ini.
"Taro laptopnya disitu saja. Setelah itu ambil makanan dibawah" Althar menyuruhnya untuk menaruh laptopnya disofa dan menyuruhnya kembali untuk mengambil makanan.
"Baik Tuan."
Najma langsung turun ke dapur yang ada di lantai 2. Koki juga terlihat sedang menyiapkan makanan itu dengan indah untuk sang Tuan Althar.
"Hati-hati saat bekerja. Jangan membuat kesalahan apalagi didekat Tuan Althar. Aku juga heran kenapa kau bisa menjadi asistennya tiba-tiba. Kau tidak menggodanya kan?" Sentil Mbak Mia yang sedikit heran.
"Bagaimana mungkin Mbak Mia. Aku dan Nyonya Fatara ibarat langit dan bumi. Mana mungkin Tuan Althar tergoda kepadaku."
"Iya juga. Untung kamu sadar diri. Yang penting jangan berani-berani mendekati Pak Darren ku. Kalau sampai kamu berani mendekati Pak Darren, akan aku keluarkan kamu dari sini."
Ohh jadi Mbak Mia menyukai Pak Darren.
"Tenang saja Mbak. Akan aku dukung jika Mbak Mia menyukai Pak Darren"
"Nah. Itu baru bagus.."
"Ya sudah bawakan ini cepetan. Nanti Tuan Althar marah kalau lama-lama"
"Iya Mbak..."
Ohh jadi Mbak Mia menyukai Pak Darren. Seperti tidak ada lelaki lain saja, bahkan Pak Darren dan Tuan Althar sama saja. Sama-sama kayak tembok!
Najma pun langsung membawa makanan itu dengan hati-hati ke lantai atas. Dirumah ini ada tangga sekaligus lift, jadi bebas mau Namja naik turun dengan jalur apa dirumah itu.
Ia langsung masuk ke dalam ruangan kerja Althar. Disitu Althar terlihat membuka laptopnya kembali untuk bekerja.
"Tuan ini makananya.."
"Kau duduk dan makanlah. Sepertinya kau terlalu kurus. Aku takut kau kekurangan gizi setelah hamil nanti."
Malah menyuruhnya makan. Najma bingung akan itu jadinya.
Segitunya Anda menginginkan kehamilan Tuan? Memang istri Anda tidak bisa hamil?
Ingin sekali bertanya seperti itu namun apalah dayanya.
"Makan makanan ini Tuan?"
"Memang ada makanan lain?"
"Tapi ini kan Anda yang minta Tuan?"
"Tinggal nurut saja apa susahnya! Bukankah tugasmu hanyalah menuruti apa pun yang aku katakan???"
"Iya Tuan..."
Setelah beberapa saat berlalu Althar tidak melihat istrinya itu makan. Ia hanya sibuk mengorek-ngorek makanan itu dengan sendok.
Ya ampun apa makan steak saja dia tidak bisa?
"Bukan begitu caranya. Apa kamu tidak pernah makan steak?"
Menggelengkan kepalanya Najma.
Althar pun langsung mendekat dengan kursi putarnya. Ia juga mendesah ringan tadi karena heran.
"Biar aku potongin." Althar pun langsung memotong-motong steak itu dengan pisaunya. Najma hanya terdiam sambil memperhatikan lelaki itu memotong steak.
"Makanlah..."
"Tuan tidak mau?"
"Aku sudah kenyang. Kau yang harus banyak makan. Biar kamu berisi, supaya aku enak pegangnya."
"Pegang apa Tuan?" Tak sadar dengan apa yang ia tanyakan. Bahkan ia terbelalak sendiri dengan pertanyaannya.
"Menurutmu apa? Apa aku harus perjelas sekarang??"
"Tidak usah! Saya sudah tahu. Anda mesum sekali."Merasa malu sendiri. Ia langsung menutupi kedua buah dadanya dengan panik karena Althar menatap mesum area itu.
"Haha. Bahkan aku hanya bercanda..."
Althar tergelak sambil mengundurkan kursinya untuk kembali menatap leptop.
"Lagian aku heran. Tanganku yang terlalu besar apa punyamu yang terlalu kecil!"
"Apa Tuan?"
"Makanlah. Aku harus bekerja."
Melihat raut wajah Najma yang sedikit menciut membuatnya tersenyum. Jujur ia hanya bercanda dan meledeknya saja tadi. Namun sepertinya istrinya juga menanggapi itu dan tanpa sadar memegang bagian dadanya sendiri.
Apa dia percaya omonganku. Haha dia polos sekali. Jujur aku hanya bercanda. Aku bahkan masih mengingat bagaimana nikmatnya merengkuh buah segar itu yang pas ditanganku.
Astaga Althar kenapa kamu jadi mesum begini?
Kali ini sensasi yang ia rasakan entah kenapa begitu berbeda. Bahkan mengingat malam itu bersamanya saja sudah membuat moodnya senang. Ia masih begitu ingat wajah polos itu yang memerah karena menahan hasratnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Kazugata
altar mulai cinta nih
2024-11-23
1