6. Flashback 2

Althar langsung duduk disofa. Ia sedang memperhatikan wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kakinya sekarang.

Sepertinya dia masih muda. Dia lumayan juga..

Gadis itu masih terduduk dilantai itu dan terus menundukkan dirinya. Ia terlihat bersedih sekarang.

"Apa yang membuatmu berani berhutang lagi? Bukankah hutang ibumu belom lunas?" Ujarnya santai. Tidak ada tanda ia akan marah akan ini.

"Saya tahu Tuan. Tapi saya mohon tolong saya Tuan. Ini sangat darurat. Ini untuk pengobatan ibu saya. Saya ingin meminjam kepada Anda 150 juta lagi. Saya janji saya akan segera melunasi hutang-hutang saya nanti.."

"Aku tidak percaya kau mampu melunasi hutang-hutang itu. Jika aku memberimu waktu 1 minggu apa kau yakin kau mampu melunasinya?"

Bagaimana ini? Tidak mungkin aku akan mampu melunasi hutang ratusan juta itu sekalipun aku menjual rumahku.

"Berapa umurmu?"

"Sa-saya 21 tahun Tuan"

"Kau sudah menikah?"

"Belom Tuan.." Menggelengkan kepalanya.

"Apa kau masih perawan?"

Pertanyaan terakhir yang ia dengar ini membuat Najma terbelalak menatap Tuan Althar. Ia tidak menundukkan kepalanya lagi. Kini akhirnya keduanya saling bertatapan lurus.

Apa maksud pertanyaan ini! Apa menurutnya aku serendah itu? Kenapa ia bertanya seenaknya dan menjijikan seperti ini!

Darren yang mendengar pertanyaan itu pun terbelalak pula.

Jangan bilang Tuan Muda akan----.

Haha tidak mungkin!

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau berani menatapku seperti itu?" Pekik Althar tak terima dengan tatapan gadis itu yang sepertinya mendominasinya.

"Apa maksud pertanyaan Anda Tuan! Apa saya serendah itu??" Balik tidak terima Najma. Sungguh baru kali ini ada lelaki yang menanyakan hal itu padanya.

"Aku tidak menganggapmu rendahan. Kau yang mengatakannya sendiri. Jika kau masih perawan tidurlah denganku nanti malam. Akan ku berikan uang 500 juta untukmu. Asalkan kau belom pernah tidur dengan siapapun!"

"Apa Anda gila Tuan? Saya tidak serendah itu! Saya memang membutuhkan uang! Tapi tidak seperti ini caranya! Sungguh ternyata Anda bukan manusia!" Najma langsung pergi begitu saja tanpa hormat. Ia sangat kesal dengan majikannya yang semena-mena dan merendahkannya itu.

Dasar orang kaya! Apa dia pikir uangnya itu bisa membeli semua yang ia inginkan! Dasar lelaki brengsek!!

Najma pergi begitu saja dari rumah itu. Bahkan ia melempar celemek yang ia kenakan tadi ke lantai saking kesalnya. Ia tidak peduli pergi dijam kerja. Mau ia di pecat pun ia juga tidak peduli sekarang.

Bagaimana ini Tuhan? Aku harus cari uang kemana untuk pengobatan ibuku.

Tuan Althar tidak bereaksi apapun melihat kepergiannya.

"Bukankah aku sudah memberikan tawaran emas padanya? Kenapa dia tidak mau? Jual mahal sekali! Ia bahkan berani sekali menolak ku dan mengataiku bukan manusia!"

"Anda benar-benar memberikan tawaran ini padanya Tuan?"

"Iya. Tapi dengan beraninya dia menolak ku! Bahkan untuk sekelas pelayan sepertinya!"

Kenapa Tuan Althar jadi seperti ini. Ini pasti gara-gara semua masalah ini.

"Berarti carikan aku wanita lain Darren! Yang tidak berkarier, dan aku juga tidak ingin wanita yang banyak tingkah, sosialita,atau apapun itu! Bila perlu yang masih muda sepertinya. Secepatnya!"

"Baik Tuan"

Nyonya Fatara benar-benar menyulitkanku. Seharusnya jika ia pulang hari ini pasti Tuan Althar tidak akan semarah ini padanya.

*

*

Najma saat ini sedang menuju kerumah sakit. Ia langsung masuk ke lobby setelah turun dari ojek onlinenya. Karena setelah keluar dari rumah Althar majikan gilanya tadi ia juga menerima kabar ibunya yang semakin memburuk dirumah sakit.

"Arif. Bagaimana dengan keadaan ibuku??"

"Ibumu semakin kritis Najma. Sepertinya ia harus segera menjalani operasi. Jika tidak nyawanya pasti tak tertolong."

"Aku harus bagaimana? Aku benar-benar tidak mempunyai uang sebanyak itu Rif"

"Aku juga sedang berusaha mencari dana untuk membantumu Najma. Aku hanya mempunyai uang 20 juta. Bahkan sangat tidak cukup untuk membayar uang penanganan ibumu sementara"

"Jangan Rif. Itu uang tabunganmu. Aku tidak ingin terus membebanimu begini. Aku yang akan cari uangnya" Najma terlihat begitu sedih menahan air matanya, terlebih melihat keadaan sang ibu yang terbaring lemas dan pucat diranjang pasien itu.

"Ibu.. Ibu bertahan ya. Ibu pasti sembuh. Najma pasti akan bawa uangnya untuk operasi pengobatan ibu."

Aku harus bagaimana ya Tuhan. Tidak mungkin aku harus menerima tawaran Tuan Althar. Ia benar-benar menggangap ku hina dan rendahan. Bahkan dengan angkuhnya dia menanyakan keperawananku tanpa malu. Aku memang pembantu, tapi aku tidak serendah itu Tuan!

Alat elektrokardiogram pendeteksi jatung rumah sakit itu masih berbunyi normal saat didengar di telinga Najma saat ini untuk mendeteksi keadaan ibunya. Namun lama kelamaan alat itu mulai berdengung nyaring ditelinganya karena keadaan Ibu Hasni yang semakin kritis.

"Najma ibumu!!"

"Bu! Ibu tidak papa kan?" Makin panik Najma melihat diagram alat pendeteksi ibunya yang bahkan hampir tak bersirkulasi lagi.

"Dok! Dokter! Dokter tolong ibu saya Dok! Dokter!" Najma sudah begitu panik dan mencari-cari keadaan dokter untuk segera mengatasi ibunya. Beruntung posisi dokter tak jauh dari raungan itu dan ia pun segera masuk keruangan itu untuk menanganinya.

Segala alat pemacu jantung langsung dikerahkan dokter untuk menangani ibunya yang begitu kritis.

Bu. Najma mohon jangan tinggalkan Najma Bu. Najma belom siap. Sehatkan ibuku ya Tuhan. Sehatkan ibuku.

Tak ada hentinya Najma berdoa, bahkan sambil menangis. Sementara Arif yang berprofesi sebagai perawatan sedang membantu sang dokter untuk mengatasi ibunya.

"Maaf Najma. Ibumu harus segera menjalani operasi. Jika tidak nyawanya tidak akan tergolong. Segera lakukan tanda tangan persetujuan operasi untuk ibumu diruang administrasi dan segera lunasi pembayarannya. Kami akan segera menanganinya untuk operasi"

Ya Tuhan. 150 juta. Dari mana aku akan mendapatkan uang 150 juta itu? Aku mohon tolong bantu aku ya Tuhan.

Tanpa pikir panjang. Najma benar-benar mempertimbangkan tawaran Tuan Althar tadi dan berniat untuk menemuinya kembali sekarang.

Aku tidak peduli. Yang penting ibuku harus segera dioperasi. Aku harus menemui Tuan Althar sekarang.

"Segera laksanakan operasinya Dok. Aku akan segera melunasi pembayaran itu"

"Baik Najma."

"Najma. Kau yakin itu"

"Arif. Aku tidak punya waktu. Tolong titip ibuku!"

Najma pergi lagi dari rumah sakit untuk menemui Tuan Althar. Namun Althar tentu saja tidak ada di rumahnya, melainkan ia pergi ke kantornya lagi untuk melaksanakan meeting. Berbagai cara ia lakukan untuk dapat segera menemui Tuan Althar. Ia bahkan harus mengemis kepada Mbak Mia (ketua pelayan itu) untuk mendapatkan nomor ponsel pak Darren demi menemui Tuan Althar.

"Mohon maaf Pak Darren. Saya Najma pelayan yang akan berhutang tadi. Saya ingin bertemu dengan Tuan Althar dan berbicara dengannya. Sepertinya saya akan menerima tawarannya tadi"

Cihh! Apa gadis ini gila.

"Tuan sedang meeting. Apa kau yakin itu? Sepertinya tawaran Tuan Althar juga sudah kadaluwarsa. Kau berani menolaknya tadi. Jangan harap Tuan Althar dapat mengampunimu."

Apa Pak Darren juga iblis! Kenapa dia juga jahat sekali.

Jawaban pesan Darren juga membuat Najma semakin bersedih. Satu-satunya jalan pintas untuk mendapatkan uang sepertinya akan sirna begitu saja. Namun Najma tak akan menyerah akan itu.

"Saya mohon Pak Darren. Beri saya kesempatan untuk berbicara dengan Tuan Althar. Saya sungguh menerima tawaran tadi.. "

Wanita ini benar-benar gila! Setelah menolak Tuan Althar ia beraninya kembali lagi dan Memohon-mohon?

"Apa ada masalah??" Tanya Althar penasaran dengan mimik wajah Darren yang berubah-rubah melihat layar ponselnya itu. Sepertinya ia juga sangat serius sekali.

"Tidak Tuan. Aku hanya sedang membalas pesan gadis tadi. Beraninya dia menanyakan Anda dan memohon kembali untuk tawaran yang telah ia tolak mentah-mentah!"

"Maksudmu pelayan tadi?"

"Iya Tuan. Ia memohon untuk bertemu dengan Anda dan menanyakan tawaran tadi. Tentu saja aku sudah menolaknya!"

"Haha. Gadis tadi? Kenapa kau menolaknya! Suruh dia datang kemari dan memohon kepadaku! Akan ku beritahu bagaimana rasanya ditolak!"

"Anda akan memberinya kesempatan Tuan?"

"Sudah kubilang aku hanya akan memberitahunya bagaimana rasanya ditolak. Suruh dia datang kesini dan memohon kepadaku!"

"Baik Tuan"

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

Althar! bisa gak sih nanya dengan baik! paling tidak; Mau jadi istri saya gitu.. wkwk/Facepalm/

2024-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!