5. Flashback 1 (karena pil kontrasepsi)

Sebenarnya Althar tidak perlu semarah ini pada Najma. Ia juga tahu Najma tidak jadi meminum obat itu dan membuangnya ke tong sampah.

Namun mengingat-ngingat tentang pil membuatnya kesal dan marah seperti ini. Bukan hanya masalah pil saja, ia juga punya masalah kantor yang cukup membuatnya naik pitam sampai sekarang.

* 1 hari yang lalu;

"Obat-obat apa ini? Kenapa ada disini??" Ujar Althar yang justru menemukan obat-obatan dilaci yang sedang ia geledah untuk mencari sesuatu kemarin.

Althar sedang mencari-cari berkas lama dan flashdisk yang sedang terselip karena dibutuhkan olehnya untuk rapat. Para petinggi perusahaan mempermainkannya bahkan berani menggelapkan uang perusahaannya yang sudah ia percaya sejak lama. Namun ia justru menemukan beberapa caplet dan botol obat didalam lemari berkas itu. Yang seharusnya bukan disitu juga tempatnya.

Darren yang sendaritadi menemaninya dan berdiri di samping Tuan Althar itupun langsung mencoba melihat obat itu. Dia adalah Asisten setia Tuan Althar, bahkan tangan kanannya sekaligus.

"Ini Pil kontrasepsi Tuan. Obat penunda kehamilan"

"Apa???" Althar begitu terkejut mendengar itu.

Darren sendiri yang sedang searching mencari tahu obat itu pun terkejut pula dengan ucapannya sendiri.

"Maksudmu Istriku mengonsumsi obat ini? Dia yang meminum obat ini???" Mempertegas pertanyaannya walupun ia sendiri masih tak percaya. Selama ini ia begitu berharap mempunyai anak dengan istrinya, namun ternyata obat ini yang ia temukan didalam laci itu.

"Tentu saja Tuan. Jika tidak siapa lagi? Hanya istri Anda yang tinggal dikamar ini"

"Jadi yang tidak bisa memiliki anak itu aku atau dia!" Althar sudah mencengkam kuat tangannya. Kesabarannya sekarang harus digandakan dengan 2 masalah sekaligus. Bahkan istri yang dia sayanginya tega melakukan hal ini padanya selama bertahun-tahun.

"Awalnya aku mengira Anda Tuan. Tapi dengan kehadiran obat ini sepertinya aku jadi tidak yakin. Mungkin Nyonya Fatara sendiri yang belom ingin hamil. Diagnosa dokter yang mengatakan hal itu tentang diri Anda juga semakin membuatku ragu. Terlebih dokter itu adalah teman Nyonya Fatara. Sepertinya Nyonya sendiri juga belom ingin memiliki anak."

Yang dimaksud Fatara adalah istri yang paling dicintai Tuan Althar.

Althar terdiam lama sekarang. Ia sempat mengepalkan tangannya tadi, namun berhasil tergelak menertawai dirinya sendiri.

"Haha! Jadi yang katanya dia mengikuti program kehamilan itu palsu? Dia mengikuti program kehamilan atau program KB!"

"Seperti yang Anda kira Tuan!"

"9 tahun!"

1 masalah saja belom terbenam, ini sudah terbit 1 masalah lagi. Nyonya Fatara benar-benar keterlaluan.

"Kapan dia pulang?"

"8 hari lagi Tuan."

"Suruh dia pulang sekarang!"

"Tapi Nyonya Fatara sedang mengikuti ajang fashionshow besar di Milan Tuan."

"Aku tidak peduli! Mau dia di Milan, mau dia di Jerman, maupun di Ujung bumi sekalipun aku tidak peduli! Suruh dia pulang sekarang!"

"Baik Tuan."

Althar tidak peduli akan apa yang dilakukan istrinya disana. Jika ini kehendak dan kemauannya maka harus dituruti tanpa terkecuali. Namun setelah Darren menelpon istrinya Fatara ia mengatakan tidak bisa pulang. Acara ini begitu penting baginya, begitulah jawabannya.

Fatara pun langsung menelpon suaminya untuk memperjelas dan memohon padanya kembali.

"Sayang. Kenapa kamu tiba-tiba menyuruhku pulang? Aku kan sedang memiliki acara penting. Bukankah aku juga sudah meminta izin kepadamu sebelumnya. Kamu mengizinkanku berangkat, kenapa sekarang menyuruhku pulang?" Ujar Fatara kecewa pada suaminya itu.

"Aku merindukanmu sekarang. Aku ingin kamu pulang. Pulanglah hari ini juga untukku." Althar terlihat begitu santai saat berbicara, namun tidak dengan kepalan tangannya yang kuat mencengkam ujung meja.

"Ya ampun tidak bisa sayang. Acara ini sangat penting. Bersabarlah 8 hari lagi. Okey? Aku mohon..."

"Sepenting itu acaramu disana???"

"Iya sayang mengertilah. Ini acara impianku, kenapa kamu tidak mengerti juga?"

Jadi dia lebih mementingkan impiannya dari pada diriku. Baiklah...!

Bahkan dia berani menggadaikan impianku sendiri selama 9 tahun lamanya.

"Tapi aku merindukanmu.." Masih mencoba mengkodenya untuk tetap menyuruhnya pulang.

"Sayang. Aku tidak bisa pulang sekarang. Tunggulah 8 hari lagi ya? aku mohon. Aku juga merindukanmu sayang. Aku sangat mencintaimu.."

"Baiklah jika ini maumu."

"Makasih sayang.."

Tut!

Tidak ada jawaban lagi dari Althar. Bahkan panggilannya sudah ia matikan begitu saja. Ia hanya ingin memastikan istrinya mau pulang demi dirinya atau tidak, namun ternyata tidak.

"Kau dengar itu Darren? Kalau begitu carikan aku wanita ke 2! Aku ingin segera memiliki anak! Aku sudah memberinya kesempatan! Namun nyatanya ia tidak mau pulang!"

"Baik Tuan..."

Pernikahan ini sudah terjalin 9 tahun lamanya. Althar begitu berharap ia memiliki anak dari awal pernikahannya. Sebelum pernikahan terjadi 9 tahun yang lalu pun Althar sudah membicarakan hal ini pada istrinya dan ia menyetujui itu untuk segera memiliki anak. Namun ternyata istrinya mengonsumsi pil itu selama ini tanpa sepengetahuannya.

Yang pada akhirnya pil kontrasepsi itu mematahkan kesabaran dan kepercayaan Althar pada sang istri yang begitu ia cintai setelah 9 tahun lamanya bersabar untuk menantikan keturunan.

Suasana memang sudah memanas sejak tadi, ditambah lagi sayup-sayup keributan diruang tengah membuat Althar semakin kesal.

"Ada apa itu? Kenapa brisik sekali!"

Siapa lagi jika bukan ketua pelayanan yang sedang memarahi bawahannya karena sesuatu dilantai 2. Darren dan Althar pun langsung turun dari lantai 3 mendengar keduanya yang sedang ribut.

"Mbak Mia saya mohon..." Mohon Najma pelayan muda yang sudah terduduk dilantai itu dengan celemek yang membalut ditubuhnya.

"Tidak bisa! Kamu harus tahu aturan! Ibu kamu saja masih memiliki banyak hutang disini!Seenaknya kamu mau hutang lagi! Lagian kamu kerja disini belom ada sebulan kan? Kerja kamu saja belom tentu becus! Enak saja! Pel ruangan ini yang bersih!"

"Ada apa ini? Suara kalian benar-benar mengganggu Tuan Althar!" Sengit Darren heran setelah menghabiskan anak tangga melihat mereka berdua di ruang itu.

"Pak Darren. Tuan Althar. Mohon maaf sebelumnya. Saya hanya sedang memberikan pengajaran untuknya. Dia bekerja seenaknya! Bahkan ia berniatan menghutang lagi sebelum hutang sebelumnya lunas!"

"Memang siapa dia? Saya baru melihatnya disini?" Ujar Althar yang sekarang memperhatikan gadis itu. Ia memang jarang bertemu dengan orang belakang (pelayan). Terlebih jam segini biasanya ia menghabiskan waktunya dikantor, tapi kali ini ia harus pulang untuk mencari berkas, namun malah 1 masalah lagi yang ia temui.

"Dia anaknya Bi Hasni Tuan. Ia menggantikan ibunya disini karena sakit"

"Bi Hasni??"

"Iya Tuan."

"Tinggalkan saja dia. Aku yang akan berbicara dengannya!"

"Baik Tuan." Mia ketua pelayan itu pun langsung pergi dan turun ke lantai bawah. Ia juga memiliki banyak kerjaan tentunya.

Biarkan saja. Nanti juga dia diomelin Tuan Althar. Aku harus terlihat tegas dihadapkan Tuan Althar untuk para bawahanku!

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

Lelaki mana yang gak kesel dibohongi 9 tahun, harusnya terus terang ja tuh istri kalau gak mau hamil dulu...

2024-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!