Brakkkk! Parankkk!
Entah apa saja yang sedang dihancurkan oleh Tuan Althar untuk melupakan emosinya itu. Ia benar-benar muak dengan semaunya.
Tangisan! Permohonan! Perjanjian bahkan semuanya adalah palsu menurutnya.
"Brengsekkk! Semua wanita sama saja! Bahkan dia juga mempermainkan kebaikanku! Sudah bagus aku kasih uang! Sudah bagus aku membantunya. Dasar Brengsekkk! Bedebahhh!!!"
Duarrrr! Prankkk!
Bahkan kaca langsung pecah begitu saja karena dihantam olehnya dengan amarah.
Ini membuat Najma yang menyaksikan itu dari kejauhan langsung menutup telinga dan matanya saat ini. Ia baru hadir 2 menit yang lalu ketempat ini, namun langsung disuguhi dengan pemandangan menyeramkan seperti ini.
Dia sungguh menyeramkan!
"Lihatlah akibat kesalahanmu Nona. Tuan Althar begitu marah. Dia sudah melebihkan transferan uang kepada Anda secara cuma-cuma untuk membantu pengobatan ibu Anda, tapi kenapa Anda tidak menghargai itu dan beraninya mengingkari perjanjian dengannya?" Ucap Darren kecewa dengan wanita yang ada disampingnya itu.
"Aku tidak mengingkari perjanjian Pak. Ya aku akui tadi aku hampir mengingkarinya tapi tidak jadi. Aku sudah membuang obat itu ke tong sampah." Memang benar ia sudah membuang obat itu ke tong sampah, namun ia tidak bisa menghapus rasa kecewa Tuan Althar sekarang.
"Tetap saja. Anda berniatan melakukan hal itu kan Nona? Bahkan Anda sudah membeli obatnya. Sungguh ini membuat Tuan Althar kecewa untuk yang kedua kalinya!"
"Aku mohon maafkan aku. Aku tidak jadi melakukannya. Aku benar-benar tidak jadi melakukannya Pak Darren."
"Percuma Nona. Lihatlah Tuan Althar sekarang! Anda yakin bisa meluluhkan hatinya lagi? Anda sungguh bermain-main dengannya. Bersiap-siaplah untuk kehancuran hidup Anda Nona!"
"Tidak-tidak. Aku tidak jadi melakukan itu Pak Darren"
"Itu urusan Anda Nona. Tolong jangan mendekatinya. Jika Anda tidak ingin kena imbasnya nanti!"
Ya Tuhan kenapa hidupku jadi seperti ini.
Brakkkk! Prankkk!
Althar masih menguras emosinya. Ia ingin menghancurkan semua barang-barang yang ada di ruangan itu. Namun Najma tidak ingin diam saja. Ini memang kesalahannya, ia harus meminta maaf pada Tuan Althar sekarang demi ibunya.
"Hentikan Tuan! Saya mohon hentikan! Tolong maafkan saya!" Najma sudah memeluk kaki Althar dan memohon begitu saja padanya.
"Minggir! Brengsek! Beraninya kau kemari! Apa kau mau mati!" Sengitnya dengan amarah yang memuncak.
"Saya tahu saya salah Tuan. Saya mohon maafkan saya. Jangan hancurkan semua ini lagi! Tolong hentikan!"
"Heh! Dimana obat itu?? Cepat telan dihadapanku! Aku ingin melihatnya secara langsung! Beraninya kau mengingkari perjanjian!"
"Saya tahu saya salah Tuan. Saya tidak jadi mengingkarinya. Saya mohon maafkan saya. Saya tidak akan melakukan hal itu lagi. Saya janji! Saya mohon hentikan Tuan..."
"Haha! Kau pikir aku akan percaya lagi padamu?Minggir! Dasar pembohong! Lepaskan kakiku! Aku jijik melihatmu disini!"
"Aku tidak mau Tuan. Tolong maafkan saya. Saya mohon. Hentikan semua ini!"
"Minggir! Kau mau mati!"
"Darren!!!"
"Iya Tuan??" Darren dengan cepat kilat hadir karena panggilannya itu yang lantang memenuhi seluruh penjuru ruangan.
Astaga! Apa yang dilakukan gadis itu? Berani-beraninya dia mengganggu Tuan Althar.
"Cepat urus pembelian rumah sakit itu sekarang! Hentikan seluruh pengobatan ibunya! Dan pecat siapapun yang membantunya berobat! Aku benci pembohong!" Titahnya tegas dan sengit. Sepertinya ia begitu serius akan melakukan ini.
"Baik Tuan."
Ya Tuhan apa dia benar bisa melakukan apa saja? Tolong aku..
"Tuan Althar, saya mohon jangan lakukan itu. Mohon maafkan saya Tuan Althar. Ampuni saya.."
"Aku tidak peduli! Aku tidak peduli denganmu sekarang! Sekarang pergi dari hadapanku! Pergi! Lepaskan kakiku!"
"Saya mohon Tuan. Lampiaskan semua amarah Anda pada saya. Tapi jangan lampiaskan pada ibu saya yang sedang berobat? Saya mohon. Saya tidak akan melakukan hal itu lagi Tuan. Saya janji!" Semakin mempererat pelukan di kakinya.
"Heh! Apa kau tuli? Pergi dari sini! Aku tidak ingin mendengarmu lagi. Pergi!"
"Tidak mau Tuan. Saya tidak mau. Saya mohon! Tolong hentikan semua ini.."
Althar begitu geram. Ia sudah memegang dagu istrinya dan membuatnya berdiri. Ia ingin melemparnya begitu saja sekarang karena amarah telah dibohonginya.
"Pergi!" Bahkan Althar langsung mendorong Najma untuk menyingkir dari hadapannya itu. Niat mau menghindarinya dari terluka nantinya namun tanpa sengaja ia malah mengarahkan Najma ke arah pecahan beling dan kaca yang membuatnya jatuh tersungkur terkena pecahan itu.
"Aww...Ah..!"
Darah tentu saja sudah mengalir dari dahinya itu. Mungkin karena pecahan-pecahan kaca itu yang terlalu tajam dan membuatnya terluka seperti ini.
"Sudah kubilang minggir! Kenapa menimbulkan masalah saja!" Sengit Althar lebih kesal lagi.
"Maafkan Aku Tuan Althar. Mohon maafkan aku..." Sepersekian detik ia langsung pingsan setelah meminta maaf untuk yang kesekian kalinya. Ternyata bukan hanya dahinya yang berdarah namun lengannya juga.
"Najma?" Althar panik sendiri melihat istrinya pingsan. Terlebih melihat darah itu yang terus mengalir di tangannya.
Ia pun segera menelpon Darren yang entah pergi kemana.
"Kau dimana??"
"Saya akan kerumah sakit Tuan. Kata Anda---"
"Lupakan itu! Cepat bawa mobil kemari!"
"Iya iya baik Tuan"
Ada apalagi dengan Tuan Althar?
Darren yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit pun langsung putri balik ke tempat itu.
Dengan cepat ia sudah berada ditempat itu kembali. Tempat rahasia yang selalu digunakan Althar untuk melupakan emosinya.
"Cepat kita kerumah sakit!"
"Baik Tuan!"
Ternyata Najma pingsan dan merekapun segera membawanya kerumah sakit terdekat.
Sekarang dokter sudah memeriksanya. Ia baik-baik saja. Dan luka-lukanya pun sudah diperban oleh dokter. Hanya saja ia masih pingsan dan kata dokter pun ia juga butuh istirahat karena kecapean.
"Anda yang melukainya Tuan?" Secuek cueknya Darren ia masih memiliki rasa kasian tentunya, terlebih ia perempuan.
"Dia terluka sendiri. Dia yang menghalangiku!" Pekik Althar yang tidak mau salah.
"Seseorang yang meminta maaf sampai dia berani terluka biasanya tulus Tuan. Apa setelah ini Anda tidak akan memaafkannya?"
"Aku sudah tidak peduli! Aku tidak percaya lagi denganya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Breagita rolissa
lanjut othor... /Grin//Chuckle/
2024-09-15
0