HC 20

Para pasien yang sudah mendapatkan penanganan langsung dibawa menuju ruang rawat, dan beberapa pasien lagi masih berada diruang tindakan selagi menunggu dipindahkan.

Para perawat dan dokter benar-benar sedang kewalahan kali ini, mengingat tidak banyak dokter bedah yang standy by dirumah sakit.

Hari sudah menjelang siang, Adeline bahkan belum memakan apapun sejak pagi, sarapan yang dia bawa pun masih utuh tanpa sedikitpun disentuh olehnya.

"Del, ayo ikut aku makan siang."

"Kau duluan saja, Fran. Aku masih harus kontrol beberapa pasien disini."

"Tapi kau belum makan apapun sejak pagi, 'kan? Sudah ayo ikut, biar aku suruh yang lain untuk bergantian jaga selagi kau makan siang."

Tanpa menunggu persetujuan dari Adeline, Efran langsung menarik tangan wanita itu dan membawanya menuju kantin agar mereka bisa makan siang bersama.

Beberapa perawat benar-benar merasa aneh dengan kedekatan Efran dan Adeline, bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang spesial diluar pekerjaan mereka saat ini, dan tidak sedikit juga yang mencibir Adeline dan mengatakan bahwa Adeline merupakan wanita murahan, karena ketika dia sudah menikah, tetapi masih saja dekat dengan seorang bujangan tampan seperti Efran.

"Seakan tuan muda Wilbur tidak cukup untuk dirinya, sampai-sampai menggaet dokter sukses untuk menemaninya."

"Mungkin dia hanya menjadi pelarian tuan Rafa saja, karena yang ku dengar tuan Rafa itu sangat mencintai mendiang kekasihnya loh."

Bisikan-bisikan itu terdengar ditelinga Adeline, dan ia benar-benar tidak ingin mendengar sesuatu apapun tentang masa lalu Rafael, terutama kalimat yang menyatakan bahwa Rafael sangat mencintai Rachel.

"Selera makanku hilang, aku duluan." Ucap Adeline yang langsung bangun dari duduknya dan masih belum menyentuh apapun dari makanan yang telah disajikan oleh Efran sebelumnya.

"Kau tidak suka makanannya?" Efran mengejar Adeline yang sudah berjalan setengah lari agar bisa menjauh dari kantin.

"Aku suka,"

"Lalu kenapa tidak memakannya? Apa kau tidak nyaman?" Mendengar pertanyaan tersebut membuat Adeline bungkam dan terus berjalan. "Kau tenang aja, mereka tidak akan kau lihat lagi besok dirumah sakit ini." Tambah Efran yang langsung membuat langkah Adeline terhenti sekaligus menatap Efran.

Adeline tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh sahabatnya itu, kenapa juga dia bisa mengatakan hal demikian dan kenapa juga Adeline tidak akan melihat orang-orang itu lagi. Merasa penasaran, Adeline pun menarik Efran ke taman rumah sakit.

"Jangan disini, sebaiknya kita ke kafe seberang saja." Efran menawarkan seraya memainkan kedua alisnya dan membuat Adeline mencubit lengan Efran yang seakan menggodanya. "Sudah ayo. Soal pasien serahkan saja dulu pada dokter Angel dan timnya." Dengan cepat Efran pun menarik lengan Adeline agar bisa bicara dengan bebas di kafe.

Setibanya dikafe, Efran langsung memesan vanilla latte kesukaan Adeline dan americano untuk dirinya. "Vanilla latte untukmu," tutur Efran seraya menyerahkan satu cup berukuran kecil kepada wanita yang duduk dihadapannya saat ini.

Mendengar kata kesukaan yang dilontarkan oleh Efran membuat kening Adeline mengernyit tak percaya. "Aku masih bingung, sejak pertama kita bertemu, aku tidak pernah berkata aku menyukai kopi apa, tapi dari mana kau tahu kalau aku sangat menyukai vanilla latte?" Tanya Adeline penuh selidik.

"Aku hanya asal sebut saja, karena setiap kali kau menitip kopi padaku, kau selalu minta dibelikan vanilla latte, dan jika ternyata ini memang benar kesukaanmu, berarti aku beruntung bukan?"

Yah menurut Adeline memang masuk akal, dan sedikit-sedikit Adeline menyeruput vanilla latte miliknya serta menatap ke arah luar jendela. Matanya tak sengaja menatap dua pasangan yang tengah menikmati minuman dan dessertnya diluar cafe. Keduanya tampak serasi dan sangat terlihat saling menyayangi satu sama lain.

Senyum terukir dibibir Adeline ketika melihat kedua pasangan itu sedang berbagi canda dan tawa, dan melihat senyuman itu membuat Efran mencari tahu apa yang membuat wanita dihadapannya itu tersenyum.

Setelah mengetahui sumbernya, Efran kembali menatap Adeline. Efran tahu apa yang berada dalam pikiran Adeline saat ini, kemudian ia pun berdeham untuk mengalihkan pandangan Adeline dari kedua orang yang berada diluar tersebut.

"Jadi, bagaimana?" Efran bertanya seraya menatap lekat ke arah Adeline. Adeline yang tidak mengerti arah pembicaraan Efran pun hanya menatapnya penuh dengan kebingungan. "Apa kamu masih ingin bertahan?" Jelasnya yang membuat Adeline menghela napasnya.

"Mungkin sedikit lagi,"

"Bukankah itu Rafa?" Celetuk Efran yang melihat orang yang baru memasuki kafe tersebut. Mendengar nama Rafael membuat Adeline langsung menoleh ke belakang dan benar saja jika orang itu memang Rafael.

"Apa tidak sebaiknya kita kembali ke rumah sakit? Dokter Angel pasti juga belum makan siang," tukas Adeline yang langsung berdiri dari duduknya.

Biasanya dia akan menghampiri Rafa jika bertemu secara tak sengaja dan menanyakan sesuatu yang ada di kepalanya. Tapi sekarang berbeda.

Efran membatin dan bertanya-tanya mengenai sikap Adeline saat ini. Dia merasa bahwa dirinya telah melewatkan sesuatu, pasti ada hal yang terjadi antara Rafael dan Adeline yang tidak ia ketahui.

Terakhir kali aku melihat wajahmu sembab, apa itu ada hubungannya dengan dia, Del?

Efran terus menerka-nerka dan mencoba menghubungkan setiap kejadian yang ia lihat saat ini. Saat berpapasan dengan Rafael pun Adeline seakan tak mengenalnya, namun saat dia membuka pintu cafe, langkahnya terhenti karena seseorang.

"Wah ada Adel. Oh iya kau 'kan bekerja dekat sini ya." Ucapnya sumringah setiap kali bertemu dengan Adeline.

"Iya benar aku bekerja di rumah sakit seberang kak Al. Aku permisi dulu, karena harus segera kembali." Tutur Adeline seraya tersenyum dan langsung melangkah pergi.

Melihat sikap Adeline yang berbeda pun membuat Alvaro bertanya-tanya. Bukan hanya Efran yang janggal dengan sikap Adeline kali ini, Adeline benar-benar seperti seseorang yang tidak ingin berhubungan dengan Rafael.

"Jika kau tidak bisa menjaganya dengan baik, sebaiknya kau lepaskan dia." Gumam Efran ketika berjalan melewati Rafael dan ucapan Efran pun terdengar dengan jelas di telinganya. "Del, tunggu aku." Teriaknya seraya berlari mengejar Adeline yang hampir menyebrang jalan.

Rafael menatap punggung Efran dengan tatapan yang begitu tajam. Entah apa maksud dari ucapannya itu, namun nadanya terkesan sedang mengancam. "Hei sepertinya pria itu selalu bersama dengan Adel, apa mereka dekat?" Tanya Alvaro penasaran.

"Jika kau ingin tahu, tanyakan langsung saja." Ucap Rafael dingin dan langsung duduk menunggu clientnya datang.

Alvaro kini tengah memesankan kopi untuk Rafael, sedangkan Rafael masih memikirkan kalimat yang dilontarkan oleh Efran beberapa menit yang lalu, selain itu dia juga merasa bingung dengan sikap Adeline belakangan ini.

"Al, bisa kau cari tahu tentang Efran?"

"Siapa Efran?" Tanya Alvaro bingung saat baru saja tiba dengan dua gelas kopi ditangannya. "Pria yang bersama Adel tadi?" Kemudian Rafa membalas dengan sebuah anggukkan.

"Aku ingin kau cari tahu soal dia,"

"Tapi kenapa? Apa hanya karena dia dekat dengan Adel? Kau cemburu?"

"Aku hanya merasa dia bukan orang biasa, dan aku tidak akan membiarkan orang jahat berada didekat Adel." Ucapnya tegas dan Alvaro hanya mengangguk-angguk mendengar ucapan sahabat sekaligus bosnya itu.

Episodes
1 HC 01 - Kembali
2 HC 02 - Bertemu
3 HC 03 - Bersama Dengannya
4 HC 04 - Kado Ulang Tahun
5 HC 05 - Sebuah Kabar
6 HC 06 - Kecewa
7 HC 07 - Pergi
8 HC 08
9 HC 09
10 HC 10
11 HC 11
12 HC 12
13 HC 13
14 HC 14
15 HC 15
16 HC 16
17 HC 17
18 HC 18
19 HC 19
20 HC 20
21 HC 21
22 HC 22
23 HC 23
24 HC 24
25 HC 25
26 HC 26
27 HC 27
28 HC 28
29 HC 29
30 HC 30
31 HC 31
32 HC 32
33 HC 33
34 HC 34
35 HC 35
36 HC 36
37 HC 37 - Masa Lalu
38 HC 38
39 HC 39
40 HC 40
41 HC 41
42 HC 42
43 HC 43
44 HC 44
45 HC 45
46 HC 46
47 HC 47
48 HC 48
49 HC 49
50 HC 50
51 HC 51
52 HC 52
53 HC 53
54 HC 54
55 HC 55
56 HC 56
57 HC 57
58 HC 58
59 HC 59
60 HC 60
61 HC 61
62 HC 62
63 HC 63
64 HC 64
65 HC 65
66 HC 66
67 HC 67
68 HC 68
69 HC 69
70 HC 70
71 HC 71
72 HC 72
73 HC 73
74 HC 74
75 HC 75
76 HC 76
77 HC 77
78 HC 78
79 HC 79
80 HC 80 - Masa Itu Part 1
81 HC 81 - Masa Itu Part 2
82 HC 82
83 HC 83
84 HC 84
85 HC 85
86 HC 86
87 HC 87
88 HC 88
89 HC 89
90 HC 90
91 HC 91
92 HC 92
93 HC 93
94 HC 94
95 HC 95
96 HC 96
97 HC 97
98 HC 98
99 HC 99
100 HC 100
101 HC 101
102 HC 102
103 HC 103
104 HC 104
105 HC 105
106 HC 106
107 HC 107
108 HC 108
109 HC 109
110 VISUAL Heart Choice #1
111 HC 110
112 HC 111
113 HC 112
114 HC 113
115 HC 114
116 HC 115
117 HC 116
118 HC 117
119 HC 118
120 HC 119
121 HC 120
122 HC 121
123 HC 122
124 HC 123
125 HC 124
126 Attention
127 HC 125
128 HC 126
129 HC 127
130 HC 128
131 HC 129
132 HC 130
133 HC 131
134 HC 132
135 HC 133
136 HC 134
137 HC 135
138 HC 136
139 HC 137
140 HC 138
141 HC 139
142 HC 140
Episodes

Updated 142 Episodes

1
HC 01 - Kembali
2
HC 02 - Bertemu
3
HC 03 - Bersama Dengannya
4
HC 04 - Kado Ulang Tahun
5
HC 05 - Sebuah Kabar
6
HC 06 - Kecewa
7
HC 07 - Pergi
8
HC 08
9
HC 09
10
HC 10
11
HC 11
12
HC 12
13
HC 13
14
HC 14
15
HC 15
16
HC 16
17
HC 17
18
HC 18
19
HC 19
20
HC 20
21
HC 21
22
HC 22
23
HC 23
24
HC 24
25
HC 25
26
HC 26
27
HC 27
28
HC 28
29
HC 29
30
HC 30
31
HC 31
32
HC 32
33
HC 33
34
HC 34
35
HC 35
36
HC 36
37
HC 37 - Masa Lalu
38
HC 38
39
HC 39
40
HC 40
41
HC 41
42
HC 42
43
HC 43
44
HC 44
45
HC 45
46
HC 46
47
HC 47
48
HC 48
49
HC 49
50
HC 50
51
HC 51
52
HC 52
53
HC 53
54
HC 54
55
HC 55
56
HC 56
57
HC 57
58
HC 58
59
HC 59
60
HC 60
61
HC 61
62
HC 62
63
HC 63
64
HC 64
65
HC 65
66
HC 66
67
HC 67
68
HC 68
69
HC 69
70
HC 70
71
HC 71
72
HC 72
73
HC 73
74
HC 74
75
HC 75
76
HC 76
77
HC 77
78
HC 78
79
HC 79
80
HC 80 - Masa Itu Part 1
81
HC 81 - Masa Itu Part 2
82
HC 82
83
HC 83
84
HC 84
85
HC 85
86
HC 86
87
HC 87
88
HC 88
89
HC 89
90
HC 90
91
HC 91
92
HC 92
93
HC 93
94
HC 94
95
HC 95
96
HC 96
97
HC 97
98
HC 98
99
HC 99
100
HC 100
101
HC 101
102
HC 102
103
HC 103
104
HC 104
105
HC 105
106
HC 106
107
HC 107
108
HC 108
109
HC 109
110
VISUAL Heart Choice #1
111
HC 110
112
HC 111
113
HC 112
114
HC 113
115
HC 114
116
HC 115
117
HC 116
118
HC 117
119
HC 118
120
HC 119
121
HC 120
122
HC 121
123
HC 122
124
HC 123
125
HC 124
126
Attention
127
HC 125
128
HC 126
129
HC 127
130
HC 128
131
HC 129
132
HC 130
133
HC 131
134
HC 132
135
HC 133
136
HC 134
137
HC 135
138
HC 136
139
HC 137
140
HC 138
141
HC 139
142
HC 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!