HC 10

"Apa yang membuatmu tidak bahagia?" Efran bertanya seraya memperbaiki selang infus Adeline, namun Adeline hanya menatap bingung ke arah pria yang kini berada disisinya. "Ray bilang kalau seseorang jatuh sakit itu artinya tidak bahagia, jadi apa yang membuatmu tidak bahagia?" Cecarnya yang kembali duduk.

"Aku hanya merindukan ayah dan ibuku," gumam Adeline yang menundukkan wajahnya.

"Hanya itu?" Adeline mengangguk pelan menanggapi pertanyaan sahabatnya. "Lalu, apa benar kau akan menikah dalam waktu dekat ini?" Lagi-lagi Adeline menatap Efran dengan penuh tanya.

Efran menghela napasnya dengan kasar dan beranjak dari duduknya untuk mengambil kupasan buah yang sudah dibuka sebelumnya.

"Maaf tadi aku tidak sengaja mendengarnya," gumamnya seraya menyuapkan apel ke mulut Adeline.

"Kakek kak Rafa menginginkan pernikahan itu,"

"Bagaimana denganmu? Apa kamu tidak menginginkannya? Mengingat kamu sangat menyukai pria itu."

Lagi, Adeline terdiam. Memang benar ia begitu menyukai Rafael, cinta pertamanya yang semakin hari rasa itu tumbuh semakin besar meski Rafael tidak pernah mengindahkan perasaannya sedikit pun.

"Apa tidak sebaiknya kau pikirkan dulu? Apa kau bisa menjalani pernikahan dengan cinta sepihakmu itu? Bagaimana dengan Rafael? Dia hanya akan terus mencintai wanita itu meskipun dia telah tiada, dan kau yang akan tersiksa disini."

"Bukankah sebuah batu yang keras saja bisa hancur jika terus menerus terkena air? Anggap saja hati Rafael seperti batu yang keras itu, dan biarlah aku yang menjadi airnya. Lagi pula, bukankah cinta itu datang karena sering bersama?"

"Tapi bagaimana jika upayamu sia-sia?"

Diam. Adeline tidak menjawab pertanyaan tersebut, karena sejujurnya dia pun tidak yakin dengan apa yang sudah keluar dari mulutnya itu. Bagaimana pun dia sudah mengenal Rafael sejak lama, dengan begitu dia tahu bagaimana karakter dan juga watak pria yang sangat dipujanya.

"Aku hanya bisa mendukungmu dan menjagamu jika kamu memang tetap menyetujui pernikahan itu."

**

**

Pernikahan nan megah digelar disalah satu gedung mewah, pernikahan tersebut dihadiri oleh banyak kolega perusahaan, kerabat dari keluarga Wilbur dan juga beberapa rekan kerja rumah sakit Adeline.

Terdengar suara yang tidak mengenakkan ditelinga Adeline saat ia sedang menyapa beberapa tamunya, sehingga dia pun berjalan menghampiri orang-orang yang menyebalkan menurutnya.

“Mudah sekali ya tuan muda Wilbur menggantikan pasangannya yang telah tiada, bahkan dia membuat pernikahannya dihari dimana seharusnya dia menikah dengan mendiang kekasihnya,” tukas salah seorang wanita—Tania, yang tengah menatap Rafael jauh didepan sana.

“Benar sekali, padahal kelihatannya dia sangat mencintai mendiang kekasihnya.” Riana membalas seraya memutar-mutar gelas yang berisikan minuman.

“Ah namanya juga laki-laki.” Celetuk Evelyn

“Hei nyonya-nyonya, apa tidak bisa kalian menjaga ucapan kalian? Memang kenapa jika dia menikah dengan pasangan yang berbeda? Apa salah? Apa ada yang melarang?” Sambar Adeline yang masih memegangi gaunnya.

“Lalu apa salah juga kalau kami mengomentarinya? Kau itu mungkin hanya dinikahi karena urusan politik perusahaan, ‘kan?” Evelyn menatap sinis Adeline seraya berdecih kecil.

“Maaf nyonya, jika Anda tidak tahu alasan sebenarnya, bukankah sebaiknya Anda tidak mengatakan hal demikian?” Efran membuka suaranya ketika mendengar sesuatu yang sangat tidak disetujui olehnya, dia bahkan geram ketika mendengar ucapan wanita dihadapannya.

“Ha Ha. Jadi benar ya pernikahan ini hanya digunakan untuk politik dan tidak ada cinta antara kalian.” Ucap Tania dan disambut tawa oleh dua wanita yang berada disisinya.

Mendengar ucapan itu membuat Adeline mengeratkan pegangannya pada gaun yang masih ia genggam sejak tadi. “Kalian….” Suara Adeline meninggi dan Efran sedikit terkejut karena itu pertama kalinya ia mendengar Adeline meninggikan suaranya dihadapan orang lain, bahkan dihadapan orang yang lebih tua darinya.

“Hei, kau memang menikah dengan tuan muda Wilbur, tapi kau tidak berhak meninggikan suaramu dihadapan kami, apa kau tidak tahu siapa kami? Kami ini istri dari kolega salah satu perusahaan tuan muda Wilbur, dan..”

“… lalu siapa nama suami kalian dan dari perusahaan mana?” Rafael tiba-tiba datang tanpa tahu kapan ia sudah berada disana. Kedua matanya menatap tajam ke arah tiga wanita dihadapannya saat ini dan membuat ketiga wanita itu merasa terintimidasi.

Ketika tiga wanita itu diam tak bergeming, mereka seharusnya merasa bersyukur karena ada seorang pria yang mungkin bisa dikatakan menyelamatkan mereka dari bahayanya seorang Rafael Wilbur.

Seorang pria berparas tampan, bertubuh jangkung dengan senyuman manisnya menyapa Adeline seraya menyodorkan tangan untuk berjabat tangan padanya.

Tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan pria dihadapannya membuat Adeline mengernyitkan keningnya, entah siapa pria tersebut, namun saat melihatnya, ia merasakan kehangatan dalam hatinya.

"Dia adalah presdir utama dari tempat kita bekerja, Del." Bisik Efran dan seketika ekspresi Adeline berubah.

“Tampaknya kalimat presdir terlalu berlebihan untukku, aku hanya pemegang sementara sampai pemegang aslinya datang,” tukas pria yang berada dihadapan mereka setelah mendengar bisikkan Efran pada wanita disisinya.

"Selamat malam tuan... tuan..." Adeline tergagap karena dia tidak tahu siapa nama pria dihadapannya saat ini. "...siapa namanya? Beritahu aku." Bisik Adeline pada Efran yang masih berdiri disisinya.

"Henry Linston," belum menjawab pertanyaan Adeline, pria dihadapannya justru sudah memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dia bahkan tersenyum lembut pada Adeline.

"Adeline Genevra." Balasnya seraya menjabat tangan Henry, saat tangan itu menyentuhnya entah kenapa hatinya bergetar. "Terima kasih tuan karena telah hadir di acara pernikahan saya," tambahnya seraya tersenyum ramah.

"Bagaimana aku tidak hadir? Sedangkan tuan muda Wilbur saja sudah menjadikan dirinya sebagai donatur tetap di Escort Hospital, bukankah akan terdengar tidak sopan jika aku tidak menghadirinya?" Henry terus tersenyum ramah.

"Senyumnya terlihat mirip dengan milik ayah," gumam Adeline pelan.

"Maaf?" Tampaknya telinga Henry masih menangkap suara gumaman Adeline saat itu.

"Tidak-tidak. Maafkan aku tuan, aku harus ke toilet sebentar, selamat menikmati hidangannya dan sekali lagi terima kasih karena sudah hadir," ucap Adeline yang langsung meninggalkan ketiga pria itu.

"Selamat atas pernikahanmu tuan muda Wilbur." Henry menjabat tangan Rafael. "Saya bisa pastikan jika kau tidak akan menyesal sudah memilihnya, dia wanita yang cerdas, mandiri, gigih, pekerja keras dan hebat." Timpalnya lagi.

"Tampaknya Anda sangat mengenali Adel? Saat melihat ekspresinya, aku rasa kalian belum pernah bertegur sapa." Rafael menatap Henry penuh dengan selidik.

"Bagaimana pun aku adalah pemilik rumah sakit, dan sebagai presdir bukankah aku harus tahu bagaimana cara karyawanku bekerja? Lalu apa saja pencapaiannya? Aku rasa Anda sebagai seorang CEO juga mengerti maksudnya," Henry tersenyum dan melepaskan jabatan tangannya.

"Mungkin iya," jawab Rafael sekenanya.

"Jika begitu bolehkah aku menikmati hidangan disini?"

"Silahkan,"

Saat acara selesai Adeline ikut bersama dengan Rafael untuk pergi ke rumah yang seharusnya ia berikan untuk pujaan hatinya. Sayang, takdir berkata lain. "Seharusnya ini menjadi rumah kita dan menciptakan keluarga kecil yang bahagia," Rafael bergumam didalam hati ketika langkah kakinya memasuki rumah itu.

Sedangkan Daren hanya menatap punggung Rafael dengan sedikit rasa iba. Bagaimana pun mereka tahu seterpaksa apa Rafael untuk bisa menyetujui pernikahan tersebut.

Jika ada Rafael yang di sayangkan takdirnya oleh Daren, ada Alvaro juga yang merasa kasihan dengan Adeline, bahkan wanita itu masih berada dalam mobil.

"Adel dimana? Apa dia belum keluar mobil?" Suara bass itu terdengar mendekat dan membuat Daren menatap Alvaro, sedangkan Alvaro segera membukakan pintu mobil agar Adeline mau keluar.

"Apa tidak sebaiknya aku tinggal di apartement ku saja, kak Al?" Ucap Adeline dengan suara pelannya, Alvaro justru tersenyum lembut padanya.

"Akan lebih baik jika seorang istri tinggal bersama suaminya, dengan begitu kau bisa lebih banyak waktu dengannya dan kau akan memiliki banyak kesempatan untuk bisa merebut hatinya," bujuknya dengan senyum lembut serta menyodorkan tangannya. "Tenang saja, meski kita baru kenal, aku akan berusaha mendukung dan melindungimu," tambahnya lagi.

Merasa dilindungi, Adeline turun dari mobil dan seakan nyalinya menjadi ciut saat menatap Rafael yang tengah berdiri diteras rumah.

Rafael membalikkan tubuhnya dan masuk kedalam rumah itu, Adeline mengerti bahasa tubuhnya dan menyusul Rafael masuk. Sedangkan Daren dan Alvaro sengaja dimintai tolong oleh Rafael untuk membawa barangnya ke rumah tersebut.

"Kamarmu ada disebelah kanan, Del. Kamarku ada di atas, jika terjadi sesuatu atau kau membutuhkan sesuatu panggil aku aja."

"Kita pisah kamar?" Tanya Adeline polos.

"Maafkan aku Del, tapi bukankah aku sudah bilang kalau ini bukan pernikahan yang sesungguhnya? Pernikahan ini hanya sebuah status dan demi kakek. Kau akan terus menjadi adikku sampai kapanpun."

"Begitu ya,"

Bagaikan ditusuk ratusan pedang, hati Adeline merasakan sakit ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibir pria yang begitu ia idam-idamkan sejak kecil.

Tanpa mengatakan apapun lagi, ia langsung pergi ke kamar yang telah ditunjuk oleh Rafael. "Ah iya, aku juga sudah minta tolong Alva untuk bawa barang kamu," ucap Rafael saat melihat Adeline memasuki kamar.

"Terima kasih," balas Adeline sesaat sebelum benar-benar masuk kedalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

Nursanti Ani

Nursanti Ani

cewek bucin begini kl belom d siksa bathin dan d selingkuhin belom sadar diri/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 HC 01 - Kembali
2 HC 02 - Bertemu
3 HC 03 - Bersama Dengannya
4 HC 04 - Kado Ulang Tahun
5 HC 05 - Sebuah Kabar
6 HC 06 - Kecewa
7 HC 07 - Pergi
8 HC 08
9 HC 09
10 HC 10
11 HC 11
12 HC 12
13 HC 13
14 HC 14
15 HC 15
16 HC 16
17 HC 17
18 HC 18
19 HC 19
20 HC 20
21 HC 21
22 HC 22
23 HC 23
24 HC 24
25 HC 25
26 HC 26
27 HC 27
28 HC 28
29 HC 29
30 HC 30
31 HC 31
32 HC 32
33 HC 33
34 HC 34
35 HC 35
36 HC 36
37 HC 37 - Masa Lalu
38 HC 38
39 HC 39
40 HC 40
41 HC 41
42 HC 42
43 HC 43
44 HC 44
45 HC 45
46 HC 46
47 HC 47
48 HC 48
49 HC 49
50 HC 50
51 HC 51
52 HC 52
53 HC 53
54 HC 54
55 HC 55
56 HC 56
57 HC 57
58 HC 58
59 HC 59
60 HC 60
61 HC 61
62 HC 62
63 HC 63
64 HC 64
65 HC 65
66 HC 66
67 HC 67
68 HC 68
69 HC 69
70 HC 70
71 HC 71
72 HC 72
73 HC 73
74 HC 74
75 HC 75
76 HC 76
77 HC 77
78 HC 78
79 HC 79
80 HC 80 - Masa Itu Part 1
81 HC 81 - Masa Itu Part 2
82 HC 82
83 HC 83
84 HC 84
85 HC 85
86 HC 86
87 HC 87
88 HC 88
89 HC 89
90 HC 90
91 HC 91
92 HC 92
93 HC 93
94 HC 94
95 HC 95
96 HC 96
97 HC 97
98 HC 98
99 HC 99
100 HC 100
101 HC 101
102 HC 102
103 HC 103
104 HC 104
105 HC 105
106 HC 106
107 HC 107
108 HC 108
109 HC 109
110 VISUAL Heart Choice #1
111 HC 110
112 HC 111
113 HC 112
114 HC 113
115 HC 114
116 HC 115
117 HC 116
118 HC 117
119 HC 118
120 HC 119
121 HC 120
122 HC 121
123 HC 122
124 HC 123
125 HC 124
126 Attention
127 HC 125
128 HC 126
129 HC 127
130 HC 128
131 HC 129
132 HC 130
133 HC 131
134 HC 132
135 HC 133
136 HC 134
137 HC 135
138 HC 136
139 HC 137
140 HC 138
141 HC 139
142 HC 140
Episodes

Updated 142 Episodes

1
HC 01 - Kembali
2
HC 02 - Bertemu
3
HC 03 - Bersama Dengannya
4
HC 04 - Kado Ulang Tahun
5
HC 05 - Sebuah Kabar
6
HC 06 - Kecewa
7
HC 07 - Pergi
8
HC 08
9
HC 09
10
HC 10
11
HC 11
12
HC 12
13
HC 13
14
HC 14
15
HC 15
16
HC 16
17
HC 17
18
HC 18
19
HC 19
20
HC 20
21
HC 21
22
HC 22
23
HC 23
24
HC 24
25
HC 25
26
HC 26
27
HC 27
28
HC 28
29
HC 29
30
HC 30
31
HC 31
32
HC 32
33
HC 33
34
HC 34
35
HC 35
36
HC 36
37
HC 37 - Masa Lalu
38
HC 38
39
HC 39
40
HC 40
41
HC 41
42
HC 42
43
HC 43
44
HC 44
45
HC 45
46
HC 46
47
HC 47
48
HC 48
49
HC 49
50
HC 50
51
HC 51
52
HC 52
53
HC 53
54
HC 54
55
HC 55
56
HC 56
57
HC 57
58
HC 58
59
HC 59
60
HC 60
61
HC 61
62
HC 62
63
HC 63
64
HC 64
65
HC 65
66
HC 66
67
HC 67
68
HC 68
69
HC 69
70
HC 70
71
HC 71
72
HC 72
73
HC 73
74
HC 74
75
HC 75
76
HC 76
77
HC 77
78
HC 78
79
HC 79
80
HC 80 - Masa Itu Part 1
81
HC 81 - Masa Itu Part 2
82
HC 82
83
HC 83
84
HC 84
85
HC 85
86
HC 86
87
HC 87
88
HC 88
89
HC 89
90
HC 90
91
HC 91
92
HC 92
93
HC 93
94
HC 94
95
HC 95
96
HC 96
97
HC 97
98
HC 98
99
HC 99
100
HC 100
101
HC 101
102
HC 102
103
HC 103
104
HC 104
105
HC 105
106
HC 106
107
HC 107
108
HC 108
109
HC 109
110
VISUAL Heart Choice #1
111
HC 110
112
HC 111
113
HC 112
114
HC 113
115
HC 114
116
HC 115
117
HC 116
118
HC 117
119
HC 118
120
HC 119
121
HC 120
122
HC 121
123
HC 122
124
HC 123
125
HC 124
126
Attention
127
HC 125
128
HC 126
129
HC 127
130
HC 128
131
HC 129
132
HC 130
133
HC 131
134
HC 132
135
HC 133
136
HC 134
137
HC 135
138
HC 136
139
HC 137
140
HC 138
141
HC 139
142
HC 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!