Setelah satu bulan bekerja di pantry akhirnya Ameera menikmati akhir pekan, bersama dengan Dina pergi ke pasar malam dekat kos - kosan mereka. Senang rasanya bisa melihat keramaian anak - anak berlarian diri satu wahana ke wahana yang lainnya mereka bersorak saat berhasil menaiki wahana. Riuh pedagang yang menawarkan dagangannya menambah kesan ramai.
Setelah puas berkeliling mereka pun membeli camilan, Dina membeli martabak coklat kacang yang lumer sedangkan Ameera membeli rujak buah.
" Tumben malem - malem beli rujak biasanya roti bakar?" Ucap Dina
"Lagi pengen aja, ganti suasana" Jawab Ameera.
Sesampainya di kos mereka memakan camilan dari pasar malam tadi hingga ludes tak tersisa.
"Ra, aku balik ke kamar ya ngantuk nih" Ucap Dina sambil menguap.
"iya iya sana tidur, tidur lho ya bukan nonton drakor." Ameera melambaikan tangannya.
Keesokan paginya Ameera membuka matanya ia merasa pusing perutnya terasa mual, Ameera berjalan sempoyongan menuju kamar mandi memuntahkan isi perutnya tapi yang keluar hanya lendir bening.
Belum selesai dengan mualnya sekarang mulutnya pun terasa pahit. Ameera menyentuh keningnya tapi tidak panas, lalu menyentuh tengkuknya tidak panas juga, menepuk perutnya tapi tidak kembung.
Ameera mengambil kalender dan melihat jadwal menstruasinya, bertapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa seharusnya ia menstruasi seminggu yang lalu. Ameera terduduk lemas takut dengan kemungkinan terburuk, bagaimana jika ia hamil.
Ameera mengambil jaketnya dan pergi ke apotek untuk membeli testpack, setelah mendapatkannya ia segera mencobanya. Ameera tidak berani melihat hasilnya.
Hampir satu jam Ameera menangis, tadi setelah melihat dua garis merah pada testpacknya. Ameera bingung harus berbuat apa, ia malah mengambil jaket dan tasnya lalu pergi keluar.
Ameera berusaha menenangkan dirinya. berjalan ditaman mungkin akan meringankan beban dihatinya, ia benar - benar takut. Entah apa yang ada dipikirannya hingga kini ia sudah duduk di depan dokter kandungan.
"Selamat siang nona ada keluhan apa ini? Ucap dokter, Ameera menyerahkan testpack seakan mengerti maksudnya dokter meminta Ameera berbaring di ranjang.
Dokter mengoleskan jel keatas perutnya dan menempelkan alat, dari alat tersebut terdengar suara detak jantung, Ameera mendengarnya ikut berdebar - debar. Ameera mendengarkan dengan seksama penjelasan dokter bahwa bayinya sudah berumur 5 minggu.
Ameera sudah berada di kamarnya dengan setumpuk obat dan vitamin, karena berat badan Ameera yang dibawah standar ibu hamil.
Sekarang mama harus bagaimana? Apa kita pergi saja atau mengatakannya pada tuan Xavi, tapi bahkan mama tidak berani bertemu dengannya, bagaimana jika mereka memisahkan kita. Ameera kembali menangis memegang perutnya sendiri.
_ _ _ _ _
Ameera menyadari bahwa bayinya adalah satu - satunya keluarga yang dia punya, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Tapi walau bagaimanapun Ameera harus mengatakan yang sebenarnya pada Xavi, dan tentang bagaimana sikap Xavi dia akan menerima keputusannya.
Ameera sudah bertekad untuk menemui Xavi saat makan siang. Kini Ameera sudah berdiri didepan ruang Presdir disambut oleh Anna.
"Siang kak Anna, apa tuan Xavi ada" Ameera memang akrab dengan Anna.
"Beliau sedang makan siang dengan tuan Hassel Ra, ada apa?" Ucap Anna.
"Saya ingin bertemu tuan Xavi kak, saya mohon". Ameera memohon.
"Sebentar ya Ra saya tanyakan." Ucap Anna lalu beranjak masuk keruang Presdir.
"Permisi Tuan, ada yang ingin bertemu" Ucap Anna.
"Siapa ?" Ucap Hazzel datar
"Ameera tuan" Xavi dan Hazzel saling pandang.
"Suruh dia masuk." Ucap Hazzel. "Baik tuan" Anna keluar dari ruangan.
"Kamu boleh masuk Ra" Anna membukakan pintu. "Terimakasih kak." Ameera masuk keruangan jantungnya berdegup kencang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Dina Papilaya
yg kuat ya Ameera,,,
2020-10-21
0
wilias
like
2020-09-05
2