Pesona Bu Nadia dan Kejaran Pak Arman

Setelah jam sekolah selesai, Bu Nadia merasa sangat lelah. Hari itu cukup menegangkan, terutama dengan kelakuan Pak Arman yang terus meneror dengan telepon dan pesan-pesannya. Ia memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas, menyapa beberapa orang tua murid yang menjemput anak-anak mereka, lalu akhirnya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Bu Nadia membuka pintu dan melepaskan sepatunya dengan lelah. Ia langsung menuju ruang tamu, merebahkan diri di sofa, dan memejamkan matanya sejenak. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh sosok Pak Arman. "Kenapa sih dia terus-terusan ngejar aku? Gak ngerti kode apa ya?" gumamnya sambil menatap langit-langit.

Sambil memejamkan mata, bayangan Pak Arman terus berputar di kepalanya. Wajahnya yang selalu ceria dan penuh semangat muncul setiap kali Bu Nadia mengingat bagaimana ia menolak telepon dan pesannya. “Bener-bener, laki-laki satu ini keras kepala banget,” ujar Bu Nadia dengan suara kecil.

Tapi, di sisi lain, Bu Nadia merasa ada sedikit rasa penasaran yang tumbuh dalam hatinya. Meski Pak Arman terlihat sangat menyebalkan dengan cara pendekatannya yang terlalu agresif, tetap saja ada sisi dari pria itu yang membuatnya berpikir. Pak Arman, seorang ayah dari murid di kelasnya, selalu tersenyum hangat dan ramah, meski Bu Nadia sudah menunjukkan ketidakpeduliannya.

"Kenapa juga aku kepikiran dia terus, sih?" ucap Bu Nadia sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Ia mencoba menepis pikiran tentang Pak Arman, tapi semakin ia berusaha mengabaikannya, semakin kuat bayangan itu datang.

“Enggak mungkin aku ada perasaan sama dia, kan?” pikir Bu Nadia, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Namun, otaknya malah berputar lebih cepat. "Apa mungkin dia serius? Atau cuma main-main? Ah, ini semua bikin pusing."

Dia bangkit dari sofa, berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air. Saat tangannya meraih gelas, ponselnya tiba-tiba bergetar di atas meja. Bu Nadia melihat layar ponselnya dan benar saja, nama Pak Arman muncul lagi di notifikasi pesan.

"Pak Arman lagi," katanya setengah kesal, setengah bingung.

Pesan yang muncul di layarnya membuatnya sedikit tersenyum saking absurdnya: “Bu Nadia, lagi apa? Udah pulang kan? Tadi kok suaranya kayak marah ya? Hehe. Jangan marah dong, saya cuma pengen temenan…”

Bu Nadia membaca pesan itu dengan mata menyipit, tak tahu harus tertawa atau kesal. "Temenan? Ini udah lebih dari sekadar ngajak temenan kali, Pak," pikirnya sambil tertawa kecil.

Namun, lagi-lagi, ada bagian kecil dalam dirinya yang merasa tersentuh oleh usaha Pak Arman, meskipun caranya memang sangat berlebihan. "Ah, dia niat banget sih, tapi aku nggak bisa nerima kayak gini. Apa aku harus tegas?" Bu Nadia berbicara pada dirinya sendiri.

Namun, semakin dia mencoba mengabaikan, semakin besar rasa penasaran itu. Apa sebenarnya yang diinginkan Pak Arman? Dan kenapa dia terus-terusan berusaha? Pikirannya makin bercabang, membuatnya merasa sedikit bingung sendiri.

Bu Nadia meneguk air dari gelasnya dan kembali duduk di sofa. "Besok gimana ya? Apa dia bakal lebih gencar lagi di sekolah?" bisiknya, setengah berharap kalau Pak Arman akan berhenti, tapi juga setengah takut kalau dia malah makin nekat.

Ponselnya kembali bergetar, dan kali ini Bu Nadia memutuskan untuk tidak membalas. Mungkin besok akan ada kejutan lain dari Pak Arman, tapi untuk malam ini, Bu Nadia hanya ingin istirahat dan menenangkan pikirannya.

Namun, jauh di dalam hatinya, rasa penasaran itu tidak hilang. Bu Nadia pun mulai bertanya-tanya, apa yang sebenarnya membuat Pak Arman begitu gigih? Apakah hanya sekadar iseng, atau ada hal lain yang lebih dalam?

Cerita ini belum selesai, dan tampaknya Bu Nadia akan segera menemukan jawabannya… atau mungkin malah semakin tenggelam dalam rasa bingungnya sendiri.

Bu Nadia bangun pagi dengan mata yang masih sedikit mengantuk. Dia melakukan rutinitas pagi seperti biasa—mandi dengan segar dan mempersiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Sambil memikirkan apa yang harus dia ajarkan hari itu, ia juga berharap Pak Arman akan berhenti mengganggu. Namun, di dalam hatinya, rasa penasaran yang tertinggal semalam masih membuatnya merasa gelisah.

Setelah sarapan selesai, Bu Nadia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia mengenakan pakaian kerja yang rapi dan menyisir rambutnya dengan hati-hati. Saat ia bersiap-siap keluar rumah, ponselnya tiba-tiba berdering.

"Loh, siapa nih?" tanya Bu Nadia sambil melirik layar ponselnya. Nama Pak Arman kembali muncul di layar. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk mengangkatnya, berharap ini tidak akan menjadi masalah lebih lanjut.

“Hallo, Bu Nadia?” suara Pak Arman terdengar dari ujung telepon dengan nada yang lebih lembut dan penuh perhatian daripada sebelumnya.

Bu Nadia mencoba tetap tenang dan menjawab, “Oh, Pak Arman. Selamat pagi.”

Pak Arman terdengar agak canggung, tetapi dia mencoba untuk terdengar lebih santai. “Selamat pagi, Bu Nadia. Maaf mengganggu pagi-pagi. Saya cuma pengen ngomong sebentar.”

Bu Nadia merasakan nada berbeda dalam suara Pak Arman kali ini. Ada kehangatan dan ketulusan yang membuatnya sedikit terkejut. “Oh, ada apa, Pak?”

Pak Arman menjelaskan dengan nada yang lebih lembut, “Sebenarnya, saya mau minta maaf kalau selama ini terlalu agresif. Saya cuma ingin mengenal Bu Nadia lebih dekat. Anda selalu tampak sangat ceria dan penuh semangat di sekolah, dan saya merasa sangat terinspirasi.”

Bu Nadia merasa agak kaget mendengar pujian itu. “Oh, terima kasih, Pak Arman. Tapi sejujurnya, saya masih merasa kalau cara pendekatan Anda terlalu intens.”

“Ya, saya mengerti. Saya cuma mau bilang kalau saya benar-benar tertarik untuk mengenal Anda lebih baik,” kata Pak Arman dengan nada yang lebih dalam dan penuh arti. “Saya tahu kalau ini mungkin terdengar aneh, tapi saya merasa kalau kita bisa berbicara lebih banyak dan saling mengenal, mungkin kita bisa jadi teman baik.”

Bu Nadia merasa ada sesuatu yang berbeda dalam percakapan ini. Mungkin Pak Arman benar-benar serius kali ini. “Pak Arman, kalau Anda ingin kenal lebih dekat, mungkin kita bisa ngobrol di luar jam sekolah. Tapi tolong, jangan ganggu saat saya bekerja.”

Pak Arman langsung merasa lega. “Tentu, Bu Nadia. Saya akan menghormati waktu kerja Anda. Terima kasih sudah memberikan kesempatan.”

Namun, sebelum Bu Nadia bisa menjawab, Pak Arman tiba-tiba bertanya, “Eh, Bu Nadia, bisa enggak kita ketemu di luar? Misalnya untuk kopi atau makan siang? Tidak perlu formal, cuma sekadar ngobrol santai.”

Bu Nadia terdiam sejenak. Rasa penasaran dan sedikit rasa tidak nyaman bercampur aduk dalam pikirannya. “Hmm, saya akan pertimbangkan, Pak Arman. Tapi jangan terlalu berharap dulu.”

Pak Arman tampak sangat senang dengan jawaban itu. “Tentu, Bu Nadia. Terima kasih banyak. Saya tunggu kabar dari Anda.”

Setelah percakapan berakhir, Bu Nadia memutuskan untuk melanjutkan persiapannya untuk pergi ke sekolah. Namun, kali ini, ada sedikit rasa penasaran yang membuatnya merasa lebih tertarik dengan Pak Arman. “Ternyata dia bisa juga berbicara dengan cara yang menyentuh,” pikir Bu Nadia sambil tersenyum tipis.

Dia keluar rumah dengan pikiran campur aduk—antara rasa penasaran dan keinginan untuk menyelesaikan hari dengan baik. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang penuh kejutan, terutama dengan kehadiran Pak Arman yang sepertinya semakin serius dan penuh perhatian.

Cerita ini terus berlanjut dengan kejutan baru yang mungkin akan membawa Bu Nadia dan Pak Arman ke arah yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Episodes
1 "Hari Ceria di TK Pertiwi"
2 "Kapal Impian di TK Pertiwi"
3 "Penjelajah Alam di TK Pertiwi"
4 Hari Penuh Warna di TK Pertiwi
5 Pesona Bu Nadia yang Membuat Jatuh Hati
6 Bu Nadia dan Kehebohan Wali Murid di TK Pertiwi
7 Wali Murid Nekat, Bu Nadia Salting!
8 Bu Nadia, Pak Arman, dan Getaran yang Mengganggu
9 Pesona Bu Nadia dan Kejaran Pak Arman
10 Cinta di Depan Gerbang - Bu Nadia dan Pak Arman
11 Pertemuan di Alun-Alun Bu Nadia dan Duda Pak Arman
12 Kejutan Ulang Tahun - Pengakuan di Tengah Cinta
13 Malam Yang Indah, Calon Mama Baru
14 Keceplosan Aldo - Rahasia Bu Guru Terbongkar
15 Cinta di Taman Belajar - Kisah Nadia, Arman, dan Aldo
16 Cinta di Taman Belajar - Kisah Nadia, Arman, dan Aldo
17 Cinta di Pangkuan - Kisah Nadia dan Arman
18 Kejutan Manis di Malam Hari
19 Pagi Berkah Awal Baru untuk Nadia Dan Arman
20 Petualangan Seru Study Tour ke Jogja!
21 Ciuman di Roller Coaster dan Momen Hangat di Bus - Cinta Arman dan Nadia
22 Mengukir Cinta - Perjalanan Nadia dan Arman Menuju Keluarga Bahagia
23 Kejutan Malam - Dari Ketegangan ke Kebahagiaan
24 Petualangan Cinta di Balik Roller Coaster
25 Cinta yang Menguatkan
26 Melepas Rindu di Kali
27 Keceriaan dan Kesedihan
28 Aldo Berak Di Celana
29 Arman Bahagia Sekali Cengar Cengir Terus
30 Kejutan Spesial untuk Aldo
31 Serangan Tak Terduga
32 Aldo Kelas 1 SD
33 Godaan di Malam Hari
34 Petualangan Keluarga di Kebun Buah
35 Keseruan di Danau
36 Gatalnya Paha Nadia
37 Kembali ke Kehidupan Sehari-hari
38 Nabrak Pintu
39 Nadia yang Capek
40 Teror di Pantai
41 Muntah yang Tak Terduga
42 Gairah dan Tantangan
43 Tantangan di Pagi Hari
44 Malam yang Menegangkan
45 Mencari Tahu
46 Rencana Seru di Hari Libur
47 Permainan Lidah
48 Arman dan Pertarungan dengan Preman
49 Persahabatan yang Tak Terduga
50 Bab 50: Terjebak dalam Ketegangan
51 Bab 51: Kucing Hitam dan Kejutan
52 Bab 52: Kejutan di Pagi Hari
53 Bab 53: Mimpi dan Misteri di Balik Jam Antik
54 Bab 54: Bahaya di Balik Kulit Pisang
55 Bab 55: Kehadiran yang Tak Terlihat
56 Bab 56: Celana Sobek dan Kekacauan Tengah Malam
57 Bab 57: Gigitan Mengerikan dari Pocongan
58 Bab 58: Gigit Hidung Aldo
59 Bab 59: Sekarang Pocongan Gigit Nadia
60 Bab 60: Keintiman di Antara Kita
61 Bab 61: Insiden Dipatok Ayam Jago Galak
62 Bab 62: Ayam Jago Pembawa Masalah
63 Bab 63: Kandang Ayam Jago
64 Bab 64: Serangan Ayam yang Tak Terduga
65 Bab 65: Jago Baper Gila Melawan Musuh Baru
66 Bab 66: Malam Misterius di Kandang Ayam
67 Bab 67: Kejadian Aneh di Pagi Hari
68 Bab 68: Nadia, Sang Guru TK yang Cantik
69 Bab 69: Kejutan di Hari Guru
Episodes

Updated 69 Episodes

1
"Hari Ceria di TK Pertiwi"
2
"Kapal Impian di TK Pertiwi"
3
"Penjelajah Alam di TK Pertiwi"
4
Hari Penuh Warna di TK Pertiwi
5
Pesona Bu Nadia yang Membuat Jatuh Hati
6
Bu Nadia dan Kehebohan Wali Murid di TK Pertiwi
7
Wali Murid Nekat, Bu Nadia Salting!
8
Bu Nadia, Pak Arman, dan Getaran yang Mengganggu
9
Pesona Bu Nadia dan Kejaran Pak Arman
10
Cinta di Depan Gerbang - Bu Nadia dan Pak Arman
11
Pertemuan di Alun-Alun Bu Nadia dan Duda Pak Arman
12
Kejutan Ulang Tahun - Pengakuan di Tengah Cinta
13
Malam Yang Indah, Calon Mama Baru
14
Keceplosan Aldo - Rahasia Bu Guru Terbongkar
15
Cinta di Taman Belajar - Kisah Nadia, Arman, dan Aldo
16
Cinta di Taman Belajar - Kisah Nadia, Arman, dan Aldo
17
Cinta di Pangkuan - Kisah Nadia dan Arman
18
Kejutan Manis di Malam Hari
19
Pagi Berkah Awal Baru untuk Nadia Dan Arman
20
Petualangan Seru Study Tour ke Jogja!
21
Ciuman di Roller Coaster dan Momen Hangat di Bus - Cinta Arman dan Nadia
22
Mengukir Cinta - Perjalanan Nadia dan Arman Menuju Keluarga Bahagia
23
Kejutan Malam - Dari Ketegangan ke Kebahagiaan
24
Petualangan Cinta di Balik Roller Coaster
25
Cinta yang Menguatkan
26
Melepas Rindu di Kali
27
Keceriaan dan Kesedihan
28
Aldo Berak Di Celana
29
Arman Bahagia Sekali Cengar Cengir Terus
30
Kejutan Spesial untuk Aldo
31
Serangan Tak Terduga
32
Aldo Kelas 1 SD
33
Godaan di Malam Hari
34
Petualangan Keluarga di Kebun Buah
35
Keseruan di Danau
36
Gatalnya Paha Nadia
37
Kembali ke Kehidupan Sehari-hari
38
Nabrak Pintu
39
Nadia yang Capek
40
Teror di Pantai
41
Muntah yang Tak Terduga
42
Gairah dan Tantangan
43
Tantangan di Pagi Hari
44
Malam yang Menegangkan
45
Mencari Tahu
46
Rencana Seru di Hari Libur
47
Permainan Lidah
48
Arman dan Pertarungan dengan Preman
49
Persahabatan yang Tak Terduga
50
Bab 50: Terjebak dalam Ketegangan
51
Bab 51: Kucing Hitam dan Kejutan
52
Bab 52: Kejutan di Pagi Hari
53
Bab 53: Mimpi dan Misteri di Balik Jam Antik
54
Bab 54: Bahaya di Balik Kulit Pisang
55
Bab 55: Kehadiran yang Tak Terlihat
56
Bab 56: Celana Sobek dan Kekacauan Tengah Malam
57
Bab 57: Gigitan Mengerikan dari Pocongan
58
Bab 58: Gigit Hidung Aldo
59
Bab 59: Sekarang Pocongan Gigit Nadia
60
Bab 60: Keintiman di Antara Kita
61
Bab 61: Insiden Dipatok Ayam Jago Galak
62
Bab 62: Ayam Jago Pembawa Masalah
63
Bab 63: Kandang Ayam Jago
64
Bab 64: Serangan Ayam yang Tak Terduga
65
Bab 65: Jago Baper Gila Melawan Musuh Baru
66
Bab 66: Malam Misterius di Kandang Ayam
67
Bab 67: Kejadian Aneh di Pagi Hari
68
Bab 68: Nadia, Sang Guru TK yang Cantik
69
Bab 69: Kejutan di Hari Guru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!