Mulai canggung

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sisi lain, Clara sudah sampai di depan Lobby perusahaan Collins.Corp

  "Sial, kemana mereka?" Setelah cukup lama ia menoleh ke sana kemari, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda Nathan dan Gladys ada di sana.

 Sontak membuat Clara mengeram tertahan seraya mengepalkan tangannya kuat.

  EHEM

  Dehem seseorang membuat Fokus Clara kini teralihkan. Wanita itu kini menoleh ke arah sumber suara guna memastikan siapa yang sudah berani mengganggunya.

  Deg

  Betapa terkejutnya ia saat menyadari ternyata orang itu adalah Uncle Aiden, ayah dari Nathaniel Collins sekaligus Uncle-nya.

  "Uncle." Gumamnya lirih, sembari menatap tak percaya ke arah pria paruh baya itu.

"Kenapa, kau malah ada di sini, Ra? Bukannya ini masih jam kerja?"

  "Ah, iya uncle, Maaf, aku baru saja dari Cafetaria!" jawab Clara dengan gugup

Bak Maling yang tertangkap basah, Clara mencari alasan untuk membuat Uncle Aiden tak curiga kepadanya.

  Bukan tanpa alasan gadis itu se-gugup ini, itu karena Tuan Aiden mengetahui semua rahasianya yang selama ini selalu menyabotase pikiran Nathaniel. Bahkan pria paruh baya itu memiliki segala bukti kejahatannya selama ini yang begitu tega memanipulasi seluruh perlakuan kakaknya ke pada Nathan, sebagai hasil kerja kerasnya.

  Maka dari itulah dulu Tuan Aiden menekannya untuk mundur dan pergi begitu saja meninggal Nathan.

  "Apa ancaman ku dulu belum membuatmu Jera, Clara?"

"Uncle, sepertinya, uncle salah paham! Aku, aku tidak melakukan apapun."

Clara, mencoba membela diri.

"Dad."

Nathan, tiba-tiba muncul. Entah dari mana ia tadi, bahkan tuan Aiden dan Clara tak melihatnya. Namun tiba-tiba ia muncul dengan sejuta tanya di benaknya, sedang apa ayah dan adik sepupunya itu di sana.

  Berbeda dengan ekspresi Clara yang tersenyum tipis, Kini tuan Aiden nampak terlihat dingin hingga ia memutuskan untuk menoleh ke arah sumber suara.

  "Apa kau dengar semuanya?" tanya tuan Aiden to do points tanpa basa basi. Aura wajahnya nampak serius dan datar tanpa ekspresi.

  Sementara Nathan nampak begitu tegang dengan gigi-gigi yang saling terantuk. "Ada apa, dad?" Nathan bingung, kenapa Clara dan sang Daddy nampak saling bersitegang saat ini. .

  Bukannya menjawab, Tuan Aiden malah berjalan mendekat ke arah sang Putra.

"Kau, dari mana?"

"Aku, Aku habis mengambil ini!" Nathan, memanfaatkan paper bag yang ia temukan tadi untuk membuat alasan di depan Daddy-nya.

Dan nampak, Tuan Aiden langsung percaya dengan apa yang di katakan Nathan padanya.

Nathan bisa bernafas dengan lega, karena sang daddy seperti nya menerima alasan darinya dan tak lagi banyak bertanya.

"Baiklah, segeralah kembali ke ruang kerjamu! Time is Money, boy."

Ucap Tuan Aiden, lalu mengedipkan sebelah matanya memberi kode pada sang putra.

Nathan tersenyum canggung, Lalu mengangguk patuh dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arah Lift.

Lagi-lagi ia tak memperdulikan keberadaan Clara di sana, hingga membuat wanita itu kembali mengeram tertahan.

"Sial, andai saja tak ada uncle Aiden, pasti aku sudah mengejar kak Nathan."

Clara mengepakkan tangannya kuat-kuat sembari menahan amarahnya.

Tuan Aiden seolah menunggu momen pintu lift tertutup agar Clara tak dapat mengejar putranya. Setelah memastikan Nathan kembali ke ruangannya dengan aman, barulah tuan Aiden dan asisten Hans melangkah keluar dari perusahaan nya untuk melakukan meeting.

Sesampainya di luar, dengan cepat Asisten Hans menahan tangan Tuannya.

  "Tuan," Ucap Asisten Hans demi menenangkan Tuannya.

"Apa dia sudah pergi?"

"Sudah, Tuan."

Jawab Hans, lalu melepaskan cekalan tangannya dari lengan tuan Aiden, yang kini menoleh ke marahnya sembari tersenyum.

  Akhirnya tuan Aiden menurunkan tangannya perlahan, namun sepertinya Nathan sudah terlanjur kecewa hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi, di ikuti Clara di belakangnya dengan tersenyum meledek ke arah Tuan Aiden dan Asisten Hans.

 "Tuan, Anda baik-baik saja? apa perlu saya memerintahkan anak buah kita untuk mengikuti Tuan Muda?"

 "Ya, Ikuti dia. jangan sampai wanita ular itu memanfaatkan kebodohan putraku untuk memuluskan rencananya!" Ucap Tuan Aiden seraya berjalan pergi kembali ke dalam perusahaannya.

 ******

 "Nona." Yuda nampak panik saat melihat kedatangan Gladys.

Gladys tersenyum ke arahnya seolah-olah tak terjadi apapun tadi. Jelas, hal itu membuat Yuda nampak bingung.

Gladys langsung menuju ke arah kursinya tanpa berbicara apapun pada Yuda. Dan hal itu membuat Yuda memutuskan kembali bertanya padanya.

"Nona, apa anda baiklah saja? Emmm, maksud saya, apakah anda baik-baik saja?"

"I'm oke,"

Gladys memberi isyarat dengan jarinya membentuk huruf O.

Hal itu membuat Yuda tersenyum lega, lalu memutuskan untuk kembali ke kursinya setelah melihat Gladys baik-baik saja.

Namun ketenangan keduanya nampak terusik dengan kedatangan Nathan yang tiba-tiba ke ruangan mereka.

Brak

"Glad,"

Nathan terpaku sejenak.

Lalu menggosok kedua matanya dengan cukup kasar seolah-olah tak percaya dengan keberadaan Gladys di dalam sana.

Gladys menatap kemunculannya dengan sorot mata datar, hingga wajah tanpa ekspresi.

Lalu, memutuskan untuk kembali menunduk mengambil berkas-berkas untuk ia periksa.

Nathan bingung, ia harus memulai dari mana agar bisa menjelaskan pada Gladys, jika yang ia lihat tadi tidaklah seperti yang ia duga.

"Glad, bisa kita bicara?"

Tanyanya sembari melangkah mendekat.

Yuda, mendengar itu, lalu memutuskan untuk beranjak dari tempatnya guna memberi kesempatan untuk keduanya berbicara empat mata.

Nathan tersenyum melihat kepergian Yuda dari sana. Asisten pribadi nya itu memang sangat pengertian, tanpa ia memintanya pergi. Dengan sigap, Yuda langsung beranjak dari sana tanpa aba-aba.

Setelah memastikan semuanya aman, Nathan akhirnya mulai buka suara.

"kau marah?"

Deg

Gladys, spontan menghentikan gerakan tangannya.

Sementara Nathan, berusaha untuk menarik nafasnya dalam-dalam untuk kembali mengeluarkan suara.

"Glad, aku...."

"TIDAK!!"

Gladys memotong ucapan suaminya. Lalu mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah Nathan.

Entah keberanian dari mana yang di miliki Gladys saat ini. seketika, ia mati rasa setelah melihat perbuatan Nathan dan Clara di ruangan Wakil CEO tadi.

Sejenak ruangan itu berubah senyap dan dingin. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing dengan tatapan terkunci.

"Lebih baik Tuan Nathan segera kembali ke ruang kerja anda! tidak enak jika Tuan Aiden, melihat keberadaan Anda di sini saat jam kerja."

Setelah dapat menguasai dirinya, Gladys nampak bersikap biasa saja.

Namun, Hal itu malah memancing kekhawatiran dalam diri Nathan saat ini.

"Glad, Aku dan Clara tidak seperti yang kau duga! kami hanya...."

"Kak," Clara muncul dengan tiba-tiba, lalu berjalan ke arah keduanya.

Mendengar itu, spontan wajah Nathan berubah pias, lagi-lagi usahanya untuk menjelaskan semuanya gagal karena kemunculan Clara di sana.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

bagus Gladys 💪😡

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya sang pelakor
2 Kembalinya sang pelakor 2
3 Sikap Asli Clara
4 Dendan
5 Dendam 2
6 Kehamilan rahasia
7 Kehamilan rahasia 2
8 Tak sengaja bertemu
9 Fakta sebenarnya
10 Cibiran
11 Sekelumit rasa
12 Kecewa
13 Mulai curiga
14 Kejutan pahit
15 Mulai canggung
16 Sikap tegas Nathan
17 Hampir ketahuan
18 Hasutan Clara.
19 Sekelumit rasa
20 Sedikit perdebatan
21 Keras kepala.
22 Keras kepala 2
23 Sedikit perdebatan
24 Kecewa
25 Tak sengaja bertemu
26 Bertemu kembali
27 Ketakutan
28 Sebuah Alibi
29 Salahh pahamnya Gladys
30 Akal licik Clara
31 Racun
32 Manipulatif
33 Pengganggu
34 Bertemu kembali
35 Kekesalan Clara
36 Perasaan sebenarnya
37 Perasaan Nathan yang sesungguhnya.
38 Sikap Asli Clara
39 Perubahann sikapp Nathan.
40 Kekesalan Clara
41 Kejujuran
42 Cemburu
43 Mari bercerai??
44 EGO
45 Mulai cemburu
46 Alasan
47 Ketegangan
48 Mulai posesif
49 Salah paham
50 Sikap Tegas Nathan
51 Mengerjai
52 Mulai hangat
53 Ulah Clara.
54 Gladys vz Clara.
55 Gladys vz Clara 2
56 Kemunculan yang tiba-tiba
57 Terjebak
58 Terjebaknya Clara
59 Cemburu
60 Rencana baru Clara.
61 Upaya menyadarkan
62 Teguran
63 Ketahuan
64 Cemburu
65 Sadarnya Nyonya Juita 1
66 Siasat Clara
67 Perubahan sikap
68 Mencoba bernegosiasi
69 Putusan
70 Ancaman
71 Sikap tegas Yuda
72 Puncak Rencana
73 Fakta menyakitkan.
74 Pingsan
75 Sadar
76 Kerja sama
77 Kabur
78 Berhasil Kabur
79 Penyesalan
80 Pelarian
81 Pertolongan
82 Hilang tanpa jejak
83 Karma
84 terbongkar
85 Terbongkar2
86 kisah sebenarnya
87 Cerita sebenarnya
88 Kegilaan Nathan
89 Kecurigaan
90 Lima tahun kemudian.
91 Brian
92 Cinta yang tulus
93 Lamaran Valdo
94 Rencana
95 Rencana Nathan
96 Surabaya
97 Surabaya 2
98 Kembali
99 Bertemu Kembali
100 Pertemuan tak terduga
101 Ketegasan
102 Bertemu Brian 1
103 Bertemu Brian 2
104 pertemuan tak terduga
105 Pertemuan tak terduga
106 Kejutan
107 Kabur
108 Skandal
109 Harmonis
110 Peringatan
111 Hak asuh
112 Amarah tuan Nando
113 Amarah Tuan Nando
114 Kecelakaan
115 pertemuan tak terduga
116 Peringatan untuk Clara
117 Sadar
118 Ada apa dengan Brian?
119 Rahasia Clara
120 Kesal
121 Hari Yang di tunggu
122 H- 1 tamat
123 Menjelang ending
124 Bonus Bab.
125 Terbongkar
126 Tamat
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Kembalinya sang pelakor
2
Kembalinya sang pelakor 2
3
Sikap Asli Clara
4
Dendan
5
Dendam 2
6
Kehamilan rahasia
7
Kehamilan rahasia 2
8
Tak sengaja bertemu
9
Fakta sebenarnya
10
Cibiran
11
Sekelumit rasa
12
Kecewa
13
Mulai curiga
14
Kejutan pahit
15
Mulai canggung
16
Sikap tegas Nathan
17
Hampir ketahuan
18
Hasutan Clara.
19
Sekelumit rasa
20
Sedikit perdebatan
21
Keras kepala.
22
Keras kepala 2
23
Sedikit perdebatan
24
Kecewa
25
Tak sengaja bertemu
26
Bertemu kembali
27
Ketakutan
28
Sebuah Alibi
29
Salahh pahamnya Gladys
30
Akal licik Clara
31
Racun
32
Manipulatif
33
Pengganggu
34
Bertemu kembali
35
Kekesalan Clara
36
Perasaan sebenarnya
37
Perasaan Nathan yang sesungguhnya.
38
Sikap Asli Clara
39
Perubahann sikapp Nathan.
40
Kekesalan Clara
41
Kejujuran
42
Cemburu
43
Mari bercerai??
44
EGO
45
Mulai cemburu
46
Alasan
47
Ketegangan
48
Mulai posesif
49
Salah paham
50
Sikap Tegas Nathan
51
Mengerjai
52
Mulai hangat
53
Ulah Clara.
54
Gladys vz Clara.
55
Gladys vz Clara 2
56
Kemunculan yang tiba-tiba
57
Terjebak
58
Terjebaknya Clara
59
Cemburu
60
Rencana baru Clara.
61
Upaya menyadarkan
62
Teguran
63
Ketahuan
64
Cemburu
65
Sadarnya Nyonya Juita 1
66
Siasat Clara
67
Perubahan sikap
68
Mencoba bernegosiasi
69
Putusan
70
Ancaman
71
Sikap tegas Yuda
72
Puncak Rencana
73
Fakta menyakitkan.
74
Pingsan
75
Sadar
76
Kerja sama
77
Kabur
78
Berhasil Kabur
79
Penyesalan
80
Pelarian
81
Pertolongan
82
Hilang tanpa jejak
83
Karma
84
terbongkar
85
Terbongkar2
86
kisah sebenarnya
87
Cerita sebenarnya
88
Kegilaan Nathan
89
Kecurigaan
90
Lima tahun kemudian.
91
Brian
92
Cinta yang tulus
93
Lamaran Valdo
94
Rencana
95
Rencana Nathan
96
Surabaya
97
Surabaya 2
98
Kembali
99
Bertemu Kembali
100
Pertemuan tak terduga
101
Ketegasan
102
Bertemu Brian 1
103
Bertemu Brian 2
104
pertemuan tak terduga
105
Pertemuan tak terduga
106
Kejutan
107
Kabur
108
Skandal
109
Harmonis
110
Peringatan
111
Hak asuh
112
Amarah tuan Nando
113
Amarah Tuan Nando
114
Kecelakaan
115
pertemuan tak terduga
116
Peringatan untuk Clara
117
Sadar
118
Ada apa dengan Brian?
119
Rahasia Clara
120
Kesal
121
Hari Yang di tunggu
122
H- 1 tamat
123
Menjelang ending
124
Bonus Bab.
125
Terbongkar
126
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!