20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!

"Tadi pagi aku mencoba membangunkan nenek untuk sholat subuh, tapi nenek tidak bangun," Nathan bercerita dengan suara gemetar, menandakan kesedihan yang teramat dalam. "Aku berusaha mengguncang-guncangkan tubuh Nenek, tapi tubuhnya kaku, dan rasanya dingin."

Anja menghela napas panjang, seakan ikut merasakan kesedihan yang dialami Nathan. Dengan lembut, ia mengusap-usap punggung anak berumur delapan belas tahun itu.

"Nenek adalah satu-satunya alasanku untuk hidup, Bu. Kalau nenek mati, aku juga—"

"Jangan bicara begitu Nathan," Anja menangkup wajah Nathan dengan kedua tangannya. "Ibu tau hal ini sangat berat buat kamu. Tapi jangan menyerah, jalan untukmu masih panjang,"

Nathan menundukkan kepalanya, air mata perlahan turun membasahi pipi.

"Kemarin, saat pulang sekolah, aku mendengar Nenek menelepon Ayah kandungku, Nenek menyuruh Ayah menjemputku untuk tinggal bersamanya di Australia. Aku sangat marah pada Nenek. Aku bilang aku lebih baik hidup di jalanan ketimbang meminta tolong pada lelaki itu. Makanya aku pergi dari rumah dan baru kembali saat sudah larut malam. Tapi, tak disangka ternyata saat itu adalah saat terakhir aku bicara dengan Nenek," Nathan mulai terisak. "Kalau saja aku tau Nenek akan pergi, aku tidak akan membentak Nenek saat itu."

Anja tak kuasa membendung air matanya. Dengan lembut, ia meraih Nathan dalam pelukannya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri Nathan. Ini sudah menjadi kehendak Tuhan. Percayalah, Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hamba Nya. Ibu yakin pasti ada hikmah di balik semua ini,"

Nathan makin tersedu-sedu dalam pelukan Anja. Elusan tangan Anja pada punggungnya membuat hatinya sedikit menghangat.

Di tengah semua itu, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari luar. Pelukan mereka terlepas. Dengan raut penasaran, Nathan dan Anja melihat ke arah pintu, bertanya-tanya siapa yang datang.

"Nathan!" seorang pria berpakaian rapi dengan wajah tegas berkharisma melangkah masuk ke dalam rumah. Anja menoleh menatap Nathan, terlihat wajah muridnya itu menjadi pias.

Pria itu lantas mendekati Nathan dan langsung memeluknya tanpa aba-aba.

"Ayah merindukanmu Nak," ujarnya.

Anja terbelalak. Jadi pria ini adalah ayah Nathan?

Ayah Nathan melepaskan pelukannya, menatap sang putra dengan wajah sedih. "Baru saja kemarin Nenekmu menelpon ayah. Dia meminta ayah untuk menjemput kamu. Sepertinya Nenekmu sudah punya firasat bahwa hidupnya tak akan lama,"

Nathan menepis tangan sang ayah sambil memalingkan muka. "Untuk apa anda datang kesini?"

Mata ayah Nathan tampak berkaca-kaca. "Nathan, ayah tau kamu masih menyalahkan ayah atas kematian ibumu. Ayah tau kamu masih sangat membenci ayah. Tapi ayah mohon Nathan, sekali ini saja, biarkan ayah mengurus kamu. Sekarang hanya ayah lah satu-satunya keluarga yang bisa kamu andalkan,"

Nathan mendengus, matanya tampak berkilat penuh kebencian. "Selama ini hidupku baik-baik saja tanpa Anda. Aku bisa mengurus diriku sendiri."

Nathan lantas berdiri, kemudian melangkah masuk ke dalam kamar. Meninggalkan sang ayah yang tampak putus asa.

Anja menatap pria berwajah mirip Nathan itu dengan tatapan iba.

"Permisi," Anja mencoba membuka percakapan dengan hati-hati. "Anu, ayahnya Nathan, boleh kita bicara?"

Ayah Nathan menoleh, menatap Anja sambil mengernyitkan dahi. "Anda siapa?"

"Ah, saya gurunya Nathan di sekolah. Lebih tepatnya, wali kelasnya."

...----------------...

"Saya benar-benar tidak menyangka Nathan akan menjalani kehidupan seperti itu," wajah Ayah Nathan tampak sedih setelah mendengar cerita Anja tentang Nathan. "Saya benar-benar menyesal karena tidak menjemput dia sejak lama Bu Guru,"

Anja menghela napas panjang. "Saya akan mencoba membujuk Nathan Pak. Saya pikir, kehidupannya akan terjamin jika bersama dengan Anda."

"Saya janji akan mengurusnya dengan baik Bu Guru," ucap Ayah Nathan sungguh-sungguh. "Saya janji tidak akan menelantarkan dia,"

"Saya mengerti Pak. Tapi semua keputusan ada di tangan Nathan. Saya hanya bisa sekedar membantu bicara dengannya,"

"Setidaknya dia masih mau mendengarkan Bu Guru. Kalau dengan saya, melihat wajah saya pun dia tak mau."

Anja lagi-lagi menghela napas panjang. Ia lalu melangkah menuju kamar Nathan, mengetuk pintunya.

"Aku tidak mau bicara denganmu!"

"Ini Bu Anja, Nathan," Anja berkata lembut. "Boleh Ibu masuk?"

Tak ada jawaban dari dalam. Anja menunggu dengan sabar. Hingga tak berselang lama, pintu terbuka.

Anja melangkah masuk ke kamar Nathan. Kamar muridnya itu tampak sangat sederhana. Hanya ada ranjang dan lemari yang sudah usang. Anja duduk di sisi ranjang, di sebelah Nathan.

"Bu Anja pasti mau membujuk aku kan?" tebak Nathan tepat sasaran.

Anak ini, feelingnya memang benar-benar kuat, batin Anja.

"Ibu tidak akan menyangkalnya Nathan," Anja menjawab jujur. "Kalau begitu langsung saja. Menurut Ibu, tinggal bersama ayahmu adalah pilihan terbaik."

"Aku tidak sudi tinggal bersama laki-laki brengs3k itu!" Nathan berkata penuh emosi.

Anja memejamkan matanya sejenak sembari menghela napas dalam-dalam. Dia harus tenang saat berbicara dengan Nathan.

"Kamu sedendam itu pada ayahmu?" Anja menatap Nathan, menunggu ekspresi yang akan ditunjukkan anak itu. Saat melihat Nathan mengangguk, Anja tersenyum. "Kalau begitu, Ibu akan kasih tau cara balas dendam yang baik dan benar,"

Nathan mengernyitkan dahi, menoleh ke arah Anja. Meski begitu, wajahnya tampak penasaran.

"Manfaatkan semua harta ayahmu, ambil semuanya sampai tak tersisa. Lalu jadilah orang sukses, dan buktikan bahwa kamu bisa lebih kaya dari ayahmu. Setelah kamu berhasil, tinggalkan ayahmu jauh-jauh dan bilang di depan mukanya: Sekarang aku tidak membutuhkan kamu lagi b4jing4n," Anja berkata berapi-api.

Nathan melongo mendengar ucapan Anja. "Bu Anja yakin, kata-kata itu pantas diucapkan oleh seorang guru?"

Anja mengangkat bahu. "Mau bagaimana lagi? Ibu tidak pandai berkata-kata bijak. Hanya ini yang bisa Ibu sampaikan padamu,"

Nathan menundukkan kepala, bahunya tiba-tiba bergetar hebat. Anja menatapnya dengan bingung.

"Kamu kenapa?"

"Hahaha!" Tawa Nathan meledak. "Bu Anja lucu banget! Hahahaha!"

Anja sedikit terkejut karena Nathan yang tiba-tiba tertawa, tapi sejenak kemudian ia tersenyum lega. Syukurlah Nathan masih bisa tertawa.

Setelah tertawa beberapa lama, Nathan menatap Anja dengan serius. "Baiklah, aku akan mengikuti saran Bu Anja,"

Wajah Anja berubah cerah. "Beneran?"

"Iya," Nathan menganggukkan kepala. "Aku akan ikut ayah ke Australia,"

Anja bisa merasakan beban di hatinya terasa ringan. "Syukurlah Nathan, Ibu yakin keputusan ini adalah yang terbaik buat kamu."

Nathan tersenyum, lalu ia menatap dengan sungguh-sungguh. "Bu Anja, maukah kamu menungguku?"

Anja mengangkat alis. "Menunggu untuk apa Nathan?"

"Menunggu sampai aku siap menikahi Bu Anja,"

"Hah?"

...****************...

Khusus buat para pembaca setia Novel 'I Love You Bu Guru'!

Author bakal bagi-bagiin 25k pulsa/Shopeepay untuk 4 orang pemenang!

Caranya?

a. Follow akun Author Hana Adachi.

b. Baca semua bab 'I Love You Bu Guru' dan kasih like.

c. Jawab pertanyaan dibawah ini pada kolom komentar bab 20!

1. Siapa nama lengkap Nathan?

2. Apa warna rok yang dipakai Anja saat pertama kali mengajar?

3. Berapa banyak soal yang harus dikerjakan Nathan saat tes ulang?

4. Bunga apa yang dikirim Nathan saat Anja sakit?

5. Berapa umur Nathan saat pertama kali bertemu Anja?

Pemenang akan ditentukan dari yang paling cepat dan tepat dalam menjawab! Pengumuman pemenang akan diumumkan pada tanggal 05 Oktober 2024!

Jangan lewatkan kesempatan ini!!! 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Tata google

Tata google

eh aku baru baca.. uda kelewat ikut kuis ya heeeee/Smile/

2025-03-19

0

DozkyCrazy

DozkyCrazy

😁😁 good job Bu guruu

2024-12-26

1

Sintia Dewi

Sintia Dewi

owhh nathan km sweet bgt sihhhh/Smile/

2025-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!