18. Syarat

"Apa?!" Anja terkejut mendengar penuturan siswa tersebut. Tanpa pikir panjang, ia segera berusaha menerobos kerumunan. Para siswa yang melihat kedatangannya segera memberi jalan, sementara jantung Anja berdebar keras membayangkan apa yang terjadi.

Di tengah kerumunan, Nathan dan Pak Suryo telah ditahan oleh guru pria lainnya. Kondisi mereka berdua sudah babak belur, dengan pakaian acak-acakan, dan ada darah di sana-sini. Pak Suryo berdiri dengan napas tersengal-sengal, sementara Nathan masih menatap penuh kebencian ke arah gurunya.

"Nathan! Pak Suryo!" Anja segera mendekati mereka. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kalian bertengkar?"

Pak Suryo menyeka darah di sudut bibirnya dengan lengan baju, lalu menunjuk Nathan dengan penuh amarah. "Murid kurang ajar ini yang mukul saya duluan, Bu! Dia tidak tau sopan santun!"

Nathan, yang ditahan oleh guru lain, menggertakkan giginya. "Dia pantas mendapatkannya," Nathan mendesis, suaranya penuh kemarahan yang masih membara.

Anja memejamkan matanya sejenak, berusaha menenangkan dirinya. "Nathan, apa benar apa yang dikatakan Pak Suryo? Kenapa, Nathan? Kenapa kamu memukul Pak Suryo?"

Nathan terdiam. Ia bahkan memalingkan wajahnya dan tidak menatap Anja.

"Nathan! Jawab Ibu!"

"Kita bawa dulu dia ke ruang kepsek Bu," seorang guru lain menasihati. "Kita interogasi dia di sana,"

Anja menghela napas panjang. Astaga, masalah apa lagi kali ini? Padahal baru beberapa minggu Nathan terbebas dari ancaman DO, tapi kenapa dia sudah membuat masalah lagi? Sampai menghajar guru pula!

Anja lantas mengikuti para guru yang membawa Nathan dan Pak Suryo menuju ruang kepala sekolah. Sementara guru yang lain sibuk membubarkan para siswa yang masih berkerumun, menyuruh mereka untuk segera pulang.

Di ruang kepala sekolah, Nathan dan Pak Suryo duduk saling berhadapan. Ibu kepala sekolah duduk di tengah, di atas kursi kebesarannya. Sedangkan Anja sebagai wali kelas, duduk di sebelah Nathan.

"Nathan, coba ceritakan pada Ibu. Atas dasar apa kamu memukul Pak Suryo?" Kepala sekolah bertanya dengan nada tegas.

Anja memandang Nathan dengan wajah penasaran, menunggu jawaban dari anak itu. Sayangnya, Nathan masih tetap bungkam.

"Nathan, jawablah pertanyaan Bu Kepala Sekolah," desak Anja mulai tak sabar.

Nathan menatap Anja sebentar, lalu kembali menatap Ibu Kepala Sekolah.

"Saya akan menjawabnya. Tapi syaratnya, Bu Anja harus keluar dari sini,"

"Apa?" Anja terbelalak. "Kenapa harus begitu, Nathan? Ibu ini adalah wali kelasmu, sudah seharusnya Ibu berada di sini mendampingi kamu,"

Nathan masih tetap dalam pendiriannya. "Kalau Bu Anja masih tetap di sini, aku tidak akan mau bicara."

"Tapi Nathan—"

"Bu Anja," Kepala sekolah memotong ucapan Anja. "Silahkan Anda keluar dulu."

Anja menghela napas panjang. Astaga, jadi sekarang dirinya diusir oleh muridnya sendiri? Anja sebenarnya masih ingin protes. Namun, karena itu adalah perintah dari kepala sekolah, Anja akhirnya terpaksa menurut.

Anja menutup pintu ruangan kepala sekolah dengan wajah lesu.

Kenapa? Kenapa aku harus diusir? Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan? Bagaimana aku bisa membela Nathan kalau aku tidak ada di sana? Astaga! Bagaimana ini? Pikiran Anja berkecamuk. Ia tidak menyerah, masih berusaha mencuri dengar pembicaraan mereka dengan menempelkan telinga pada daun pintu. Sayangnya, ruang kepala sekolah mereka itu kedap suara, jadi tidak terdengar apa-apa dari luar.

Pada akhirnya, Anja hanya bisa pasrah dan menunggu dengan pikiran tak tenang.

...----------------...

"Sekarang, wali kelas kamu sudah keluar. Jadi, silahkan bicara Nathan," Bu kepala sekolah kembali menginterogasi Nathan.

Nathan terdiam sejenak, menghela napas dalam-dalam sebelum berbicara.

"Saya mendengar Pak Suryo mengatakan hal yang tidak pantas tentang Bu Anja,"

"Jangan sembarangan bicara kamu!" sergah Pak Suryo.

"Pak Suryo!" Bu kepala sekolah berkata tegas. "Jangan memotong ucapan Nathan! Sekarang belum saatnya kamu bicara!"

Pak Suryo mendengus kesal, tapi ia terdiam. Wajahnya tampak memerah menahan marah. Ia menatap Nathan dengan tatapan mengancam.

"Jangan takut Nathan. Katakan semuanya pada Ibu,"

Nathan menganggukkan kepala. Lantas ia mulai bercerita tentang percakapan yang ia dengar antara Pak Suryo dengan temannya di telepon.

"Pak Suryo bahkan mengirimkan foto Bu Anja kepada temannya, dan mengatakan hal yang tidak pantas sebagai seorang guru. Saya benar-benar muak mendengarnya, dan tidak bisa menahan tinju saya." ucap Nathan mengakhiri ceritanya.

Wajah Bu Kepala Sekolah tampak pias. Ia menatap Pak Suryo dengan tatapan tidak percaya. "Pak Suryo, apa benar apa yang dikatakan Nathan?"

"Dia bohong, Bu! Saya tidak pernah mengatakan hal-hal seperti itu!" Pak Suryo menjawab dengan napas terengah-engah, wajahnya terlihat panik. "Heh, murid kurang ajar! Kalau memang benar apa yang kamu katakan, mana buktinya!"

Nathan mengepalkan tangannya. "Silahkan cek riwayat pesan Pak Suryo dengan temannya Bu. Saya yakin ada foto Bu Anja di sana,"

Wajah Bu Kepala Sekolah semakin serius, suasana di ruangan berubah tegang. Ia menatap Pak Suryo sejenak, lalu mengulurkan tangannya pada Pak Suryo.

"Pak Suryo, berikan ponsel Anda," perintah Bu Kepala Sekolah dengan tegas.

Pak Suryo tergagap, raut wajahnya berubah panik. "Bu, ini... ini tidak perlu. Saya tidak ada hubungannya dengan—"

"Pak Suryo, kami harus memastikan kebenarannya. Ini masalah serius. Jika Anda tidak bersalah, Anda tidak perlu khawatir." Nada suara Bu Kepala Sekolah tak memberikan ruang untuk penolakan.

Dengan tangan gemetar, Pak Suryo akhirnya menyerahkan ponselnya. Bu Kepala Sekolah langsung mengambil alih ponsel tersebut, matanya terpaku pada layar saat ia mulai mengecek riwayat percakapan. Jari-jarinya berselancar cepat, dan tak lama kemudian, ekspresi wajahnya berubah. Kaget bercampur marah, ia menemukan lebih dari yang ia pikirkan.

Bukan hanya foto Anja yang diambil secara diam-diam, tapi juga banyak foto para siswi lain di sekolah. Foto-foto itu dikirimkan dalam pesan-pesan pribadi, lengkap dengan komentar yang tidak pantas.

"Pak Suryo..." suara Bu Kepala Sekolah terdengar berat, penuh amarah yang ditahan. "Apa maksud dari semua ini?"

Ruangan mendadak sunyi, hanya terdengar napas Pak Suryo yang semakin tersengal. Wajahnya pucat pasi. "Bu... itu tidak seperti yang Anda pikirkan... Saya... saya bisa jelaskan..."

"Tidak ada yang perlu dijelaskan," potong Bu Kepala Sekolah tajam. "Tindakan Anda tidak hanya melanggar etika profesi sebagai seorang guru, tapi juga merusak kepercayaan seluruh komunitas sekolah. Ini masalah serius. Saya akan segera melaporkan ini ke pihak berwenang."

Pak Suryo tak mampu berkata apa-apa lagi. Wajahnya penuh rasa takut dan malu, sementara Nathan hanya menunduk, emosinya belum sepenuhnya reda, namun ia sedikit merasa lega karena akhirnya kebenaran mulai terungkap.

Namun, Bu Kepala Sekolah kemudian menoleh ke Nathan. "Nathan, meskipun saya memahami alasanmu, kekerasan tetap tidak bisa dibenarkan. Sekolah ini memiliki aturan yang jelas, dan kamu sudah tahu bahwa kamu sedang berada di bawah pengawasan setelah masalah sebelumnya. Tindakanmu, apapun alasannya, melanggar aturan tersebut."

Bu Kepala Sekolah menghela napas panjang sebelum melanjutkan. "Setelah pertimbangan matang dan melihat riwayat kamu yang sebelumnya, kami tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan kamu dari sekolah ini. Tindakan kekerasan, apapun motifnya, tidak bisa ditoleransi."

Nathan semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Saya akan menerima keputusan ini Bu," ucapnya dengan suara lirih. "Tapi, saya punya syarat."

Bu Kepala Sekolah mengernyitkan dahi. "Syarat apa itu?"

Nathan mengangkat wajahnya. "Yang pertama, Pak Suryo juga harus dikeluarkan dari sekolah. Dan yang kedua, jangan beritahu Bu Anja tentang hal ini. Saya tidak ingin dia tahu... Saya tidak ingin dia terluka lebih dalam karena hal ini."

Terpopuler

Comments

zeus

zeus

Klo gitu mukulin maling Salah?
HUKUM itu emg buta tp ga sepekok itu nerapinnya, lihat dulu Dr semua aspek
Klo siswa di keluar Kan gmn dampak ya?
Yang di lakukan Nathan Harusnya di apresiasi bkn mlh kena sangsi, lembaga pendidikan adlh t4nya org berpendidikan bkn kyk politisi yg kanibal dlm bersikap..

2025-01-09

1

nuraeinieni

nuraeinieni

iyalah,,;gutu gitu harus di pecat,itu merusak citra seorang pendidik.

2024-12-30

0

Lilin Yuliawati

Lilin Yuliawati

bu kepsek nya aduh.... 👊👊👊

2025-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!