17. Berantem

"Bu Anja sudah sehat?" tanya para guru saat Anja sampai di sekolah dan berjalan masuk ke kantor.

"Alhamdulillah sudah Bu," Anja menjawab sambil tersenyum.

"Memangnya Bu Anja sakit apa to?"

"Ah, cuma demam biasa kok Bu. Biasa, efek cuaca yang tidak menentu," bohong Anja. Tentunya Anja tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Ia tak ingin masalah pribadinya diketahui orang banyak.

"Oalah, kalau gitu sering-sering minum vitamin Bu. Saya ada rekomendasi beberapa vitamin yang manjur,"

Anja tersenyum sambil mengucapkan terimakasih. Tak berselang lama, bel masuk pun berbunyi. Anja segera berjalan menuju kelas.

Kebetulan, kelas pertama yang diajar Anja hari ini adalah kelas XII IPA-F, kelasnya sendiri. Anja tersenyum sepanjang jalan, sudah tak sabar ingin bertemu mereka. Sekalian, ia juga ingin mengucapkan terimakasih atas kiriman bunga yang telah membuat semangat hidupnya kembali.

Sampai di depan kelas, Anja merasa heran karena pintu kelas tertutup rapat. Ia mengetuk pintu perlahan, namun tak ada jawaban dari dalam.

"Mereka lagi pelajaran olahraga, ya? Ah, tapi nggak mungkin. Jam pertama kan memang jadwalku," pikir Anja sambil memeriksa jadwal yang ia bawa, memastikan tidak ada kesalahan. Setelah yakin bahwa dirinya tidak salah, Anja akhirnya memutuskan untuk membuka pintu dengan perasaan penuh tanda tanya.

"SURPRISE!!!" Tepat saat pintu terbuka, semua siswa kelas XII IPA-F berteriak menyambut kedatangan Anja.

"Astaga!" Anja sampai terlonjak kaget.

"SELAMAT DATANG BU ANJA!!!" seru mereka kemudian.

"Ya ampun," Anja tertawa. "Kalian ngerjain Ibu ya?"

"Hehehe, habisnya kita kangen banget sama Bu Anja," ucap salah satu siswi.

"Iya Bu. Kok Ibu udah sembuh, sih? Padahal kan niat kami mau menjenguk Bu Anja hari ini," seloroh Andi yang langsung mendapat jitakan maut dari Nathan.

"Harusnya Lo bersyukur Bu Anja cepet sembuh,"

"Yaelah Than, gue cuma bercanda kali! Bercanda!" Andi bersungut-sungut sambil mengelus kepalanya sendiri.

"Bu Anja memang kemarin sakit apa sih, Bu?"

Anja reflek menatap Nathan sambil tersenyum lega. Ternyata Nathan tidak mengatakan apa-apa tentang kejadian tempo hari kepada teman-temannya. Syukurlah.

"Ibu cuma demam biasa kok," Lagi-lagi Anja berbohong. "Oh ya, terimakasih ya karena kemarin kalian sudah mengirimkan bunga untuk Ibu. Tapi, kalau sudah mengantar bunga, kenapa kalian nggak masuk sekalian?"

"Hah? Bunga?" Para siswa tampak kebingungan mendengar ucapan Anja. "Bunga apaan, Bu?"

"Itu loh, bunga mawar yang kalian kasih ke Ibu," Anja ikut kebingungan.

"Bu, kita nggak ngirim bunga," Ketua kelas menjelaskan. "Memang, kita punya rencana buat menjenguk Bu Anja hari ini. Tapi kami nggak berencana bawa bunga, tapi buah-buahan,"

Anja tentu semakin heran. "Terus, yang ngirim bunga siapa dong?"

"Pacar Bu Anja kali!" Para siswi terkikik. "Duh, romantisnya! Bu Anja nih, bikin kita iri aja."

Anja terdiam. Dia jelas tau pengirim bunga itu bukan Raffi, karena mereka sudah putus beberapa hari lalu. Tapi, kalaupun memang Raffi yang mengirim, seharusnya tulisan di kartu itu bukan 'kami' kan?

"Bu Anja?" Panggilan murid-muridnya membuat Anja tersadar. "Kok malah bengong Bu? Cie, cie, mikirin pacar ibu yang super romantis itu ya!"

Anja hanya bisa tersenyum pahit. Andaikan mereka tahu bahwa 'pacar romantis' yang mereka maksud sudah berselingkuh di belakangnya. Memikirkan hal itu lagi-lagi membuat hatinya terasa perih.

"Oke, anak-anak! Sebagai ucapan terima kasih karena kalian sudah menyambut Ibu, kita adakan ulangan harian sekarang!" Anja dengan cepat mengganti topik pembicaraan.

"Hah? Nggak bisa gitu dong, Bu!" keluhan langsung terdengar dari seluruh kelas.

"Ih, Bu Anja mah! Kita belum siap!"

"Bu Anja, mentang-mentang udah sembuh langsung nyiksa anak orang!"

Protes demi protes berlanjut, membuat Anja tertawa terbahak-bahak. Sementara itu, dari sudut ruangan, Nathan menatap Anja dengan senyum lega.

Syukurlah, aku bisa melihatmu tertawa lagi, batin Nathan.

...----------------...

Pulang sekolah, Nathan langsung pergi ke perpustakaan dan menunggu Anja. Sambil menunggu, diam-diam ia merapikan bajunya dan menyemprotkan sedikit minyak wangi. Tak lupa, Nathan menggunakan kamera ponselnya sebagai cermin untuk memastikan rambutnya terlihat rapi.

"Jadi gimana? Lo udah dapet cewek belum?" Nathan tak sengaja mendengar percakapan samar-samar dari luar perpustakaan. Suara seorang pria, yang ia kenali sebagai salah satu guru di sekolahnya.

"Gua ada channel nih," suara itu terdengar lagi. Sepertinya guru tersebut sedang menelpon seseorang.

"Namanya Anja, dia guru baru di sekolah gua,"

Nathan yang awalnya tak terlalu memperhatikan jadi menajamkan telinga saat mendengar nama Anja disebut.

"Badannya kecil sih, tapi mukanya cakep! Dia emang nggak terlalu bohay, tapi lumayan lah buat hiburan.. Hahahaha!"

Apa? Urat-urat di leher Nathan seketika menegang. Berani-beraninya dia membicarakan Bu Anja!

"Tapi sayang orangnya cuek. Tapi gua jamin, dengan rayuan Lo, dia pasti bakalan langsung bertekuk lutut! Hahahaha!"

Nathan mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Tuh, udah gua kirim fotonya. Gimana? Cakep kan? Apalagi bibirnya, seksi! Kalau dicium, pasti rasanya mantap!"

Nathan sudah tak bisa membendung emosinya lagi. Ia segera bangkit dari kursinya. Berjalan keluar perpustakaan.

"Pokoknya Lo nggak bakalan nyesel deh! Ntar gua kasih kontaknya sama Lo. Sekarang Gue mau—" Ucapan pria itu terputus saat melihat Nathan mendatanginya dengan tatapan marah. "Loh, Nathan? Ngapain kamu?"

Nathan tak menjawab pertanyaan gurunya itu. Ia berjalan mendekati pria itu dengan cepat, lantas tanpa aba-aba langsung melayangkan tinjunya.

BUGH!

Nathan meninju dengan keras, mengenai rahang sang guru hingga pria itu tersungkur ke tanah. Nathan berdiri di atasnya, napasnya memburu, tatapannya penuh kemarahan.

"BRENGS3KKK!!!" teriak Nathan penuh emosi.

Guru tersebut terkejut, tak menyangka akan diserang oleh muridnya sendiri. Dengan wajah penuh amarah, guru itu bangkit perlahan, darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Kamu berani melawan guru, hah?" balasnya, matanya menyala penuh dendam. Ia menghapus darah dari bibirnya dan tanpa pikir panjang langsung membalas dengan satu pukulan ke perut Nathan.

Nathan terhuyung mundur, merasakan sakit yang menjalar, namun ia tak peduli. "Lo nggak pantas jadi guru!" teriaknya lagi, sebelum melompat ke arah guru tersebut, berusaha menjatuhkannya ke tanah.

Mereka pun saling beradu, pukulan demi pukulan dilayangkan, tak ada yang mau mundur. Guru tersebut berhasil menjatuhkan Nathan dan menindihnya, namun Nathan dengan cepat memutar tubuhnya dan membalas. Pergulatan mereka pun langsung mengundang perhatian seluruh siswa yang sedang lewat.

Sementara itu, Anja dan para guru sedang berada di kantor sambil membahas beberapa rencana pembelajaran. Namun tiba-tiba mereka mendengar suara keributan dari arah perpustakaan. Makin lama, suara tersebut terdengar makin keras. Bahkan para siswa pun tampak berlarian menuju sumber suara.

Tanpa pikir panjang, Anja dan para guru yang lain langsung berlari menuju perpustakaan. Sampai di sana, sudah banyak siswa yang berkerumun.

"Ada apa ini? Ada apa?" Anja bertanya penasaran. Karena badannya yang mungil, ia tak bisa melihat apa yang sedang dilihat oleh orang-orang.

"Itu Bu, Nathan lagi berantem sama Pak Suryo!"

"APA?!"

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

waduhhh,,,

2025-03-11

0

nuraeinieni

nuraeinieni

pantas tuh kamu dapat bogeman dari nathan,;;karna kamu guru gila,

2024-12-30

1

Bzaa

Bzaa

guru kok bgtu sihhhh

2024-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!