10. Kencan

Hari minggu pagi.

Sejak subuh, Nathan sudah bangun dari tidurnya dengan penuh semangat. Bahkan, pukul setengah enam pagi, dia sudah mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Nenek yang melihat tingkah laku cucunya itu jelas terheran-heran.

"Nathan? Kamu mau berangkat kerja sepagi ini?" tanya Nenek sambil melihat Nathan yang sedang bersiap-siap di dalam kamar. "Kok pagi-pagi sudah rapi sekali?"

"Hehe, nggak kok Nek, hari ini aku libur kerja," Nathan menjawab sambil mengoleskan minyak rambut. Menyisirnya dengan rapi.

"Loh, terus, sekarang mau kemana dong?"

Nathan menoleh ke arah sang nenek sambil tersenyum lebar. "Mau kencan Nek,"

Nenek terbelalak mendengar ucapan Nathan. Memang sih, di usia Nathan yang sudah remaja, Nenek sudah menduga cucunya itu akan mulai tertarik pada wanita. Tapi setau Nenek, selama ini Nathan hanya sibuk bekerja dan sama sekali tak pernah ada interaksi dengan wanita manapun. Jadi nenek merasa kaget saat mendengar Nathan akan pergi kencan hari ini.

Selesai berdandan, Nathan berpamitan pada sang nenek. Sebelum berangkat, ia terlebih dahulu mengecek keadaan motornya.

"Jangan sampai waktu pergi sama Bu Anja motor butut ini mogok. Eh, tapi kalau mogok juga gapapa deh, biar bisa makin lama bareng Bu Anja," Nathan bergumam sambil bersiul-siul riang. Ia lantas menghidupkan mesin tua itu dengan kaki, lalu melaju ke jalan raya.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Nathan terus bersenandung. Suasana hatinya sangat bagus hari ini. Ia bahkan dengan ramah menyapa setiap orang yang ia lewati.

"Pagi pak," sapanya pada supir angkot yang sedang mangkal di pinggir jalan.

"Pagi Bu," sapanya lagi pada seorang ibu-ibu pengendara motor yang baru pulang dari pasar. Ibu-ibu itu hanya memandang Nathan dengan heran tanpa membalas sapaannya. Tapi Nathan tak merasa sakit hati, karena saat ini dia merasa dunia begitu indah.

Motor Nathan akhirnya berhenti di depan gerbang sekolah. Sesuai dugaan, dia yang datang lebih dulu ketimbang Anja. Jelas saja, sekarang baru pukul tujuh, padahal mereka janji bertemu pukul sembilan pagi.

Nathan menunggu sang wali kelas dengan sabar. Hatinya yang berbunga-bunga membuatnya tak merasa lelah menunggu sampai dua jam lamanya. Hingga pada suatu saat, sebuah suara merdu memanggil namanya.

"Nathan!"

Nathan sontak menoleh ke sumber suara.

Astaga cantiknya! Nathan terpesona. Anja memang sudah cantik dengan seragam yang ia pakai saat mengajar, tapi wanita itu seribu kali lipat lebih cantik saat menggunakan pakaian kasual.

"Maaf, kamu sudah nunggu lama, ya?" Anja berjalan menghampiri Nathan yang masih melongo. "Halo? Nathan? Kenapa bengong?"

"Eh, nggak kok Bu, nggak lama sama sekali," Nathan buru-buru menggelengkan kepalanya. "Jadi, kita berangkat sekarang Bu?"

"Ah, tunggu sebentar," Anja terlihat mengecek ponselnya. "Kita tunggu yang lainnya dulu ya,"

"Hah?" Kening Nathan berkerut. "Yang lain? Maksudnya?"

"Bu Anja!" Belum sempat Anja menjawab, terdengar teriakan beberapa orang dari ujung jalan.

"Nah, itu mereka!" Anja berseru sembari menunjuk ke arah teman-teman sekelas Nathan yang berjalan mendekat. "Kok kalian lama sekali, sih?"

"Hah?" Nathan kembali terbengong-bengong. "Kenapa mereka bisa ada di sini?"

"Ibu yang mengajak mereka, Nathan. Ibu pikir, kamu akan merasa bosan kalau cuma jalan berdua sama Ibu. Jadi Ibu ajak teman-teman kamu yang lain deh! Sayangnya nggak semuanya bisa ikut karena ada urusan masing-masing. Gimana? Kamu suka kan?"

Suka apanya? Aku lebih suka mengusir mereka sekarang juga! Nathan berteriak di dalam hati. Aku kan memang pengennya jalan berdua aja sama Bu Anja!

"Woy, Bro!" Andi, teman sebangku Nathan saat di sekolah, langsung merangkulnya dengan sok akrab. "Selamat ya sudah dapat peringkat satu! Berkat lo nih, kita semua diajak jalan-jalan sama Bu Anja! Gue jadi terharu!"

Nathan menyingkirkan tangan Andi yang merangkulnya dengan kesal. Moodnya langsung memburuk karena rencananya kencan berdua dengan Anja gagal total. "Nggak usah terharu, gue nggak ngelakuin itu buat Lo,"

"Yaelah, gengsi amat dah jadi orang! Eh, btw, ada beberapa cewek yang nanyain nomer lo sama gue! Boleh gue kasih, nggak?"

"Gue nggak tertarik," Nathan mengibaskan tangannya. "Buat Lo aja deh,"

"Wah, serius loh? Padahal si Shani, cewek idola di sekolah kita juga minta loh!"

"Bodo amat," Nathan mendengus. "Gue lagi badmood. Lebih baik Lo menyingkir sekarang sebelum gue tonjok,"

Nathan mengepalkan tinjunya, membuat Andi langsung bergidik. Tanpa harus diancam dua kali, teman sebangku Nathan itu pun segera lari terbirit-birit dari hadapan Nathan.

"Nathan!" Anja berteriak dari tengah kerumunan murid-muridnya. "Motor kamu dititipkan ke warung sebelah sekolah aja ya, soalnya kita mau berangkat naik bus bareng-bareng!"

Nathan menghela napas panjang. Buyar sudah rencananya berboncengan dengan Anja sepanjang jalan. Padahal, sejak semalam, Nathan sudah membayangkan Anja yang memeluk pinggangnya dari belakang. Tapi ternyata hal itu hanya bisa menjadi bayangannya belaka.

Meski sambil bersungut-sungut, Nathan menuruti perintah Anja untuk menitipkan motor, lalu mereka pun pergi bersama-sama menuju halte bus yang ada di depan sekolah.

Berbanding terbalik dengan Nathan, Anja justru merasa senang karena bisa berlibur bersama murid-muridnya. Meskipun liburan kali ini tidak sampai ke luar kota, setidaknya ini bisa menjadi sarana untuk mempererat keakraban antara wali kelas dan murid-muridnya.

Anja membawa lima belas anak muridnya itu pergi ke taman rekreasi yang ada di pinggiran kota. Mereka semua tampak antusias, termasuk Anja yang terus tersenyum sepanjang perjalanan. Sebaliknya, Nathan duduk di pojok bus dengan wajah kusut. Sesekali, dia melirik ke arah Anja yang asyik berbincang dengan murid lainnya.

Setelah sekitar satu jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di taman rekreasi. Tempat itu penuh dengan pepohonan hijau, taman bermain, dan beberapa kios makanan yang menjajakan berbagai jajanan khas. Anja segera mengumpulkan murid-muridnya untuk briefing sebentar.

"Baik, anak-anak! Karena ini acara santai, kalian bebas mau ngapain aja. Tapi tolong jangan jauh-jauh, tetap di area ini ya," ujar Anja sambil tersenyum. "Dan kalau ada apa-apa, langsung hubungi Ibu."

"Siap, Bu!" serempak mereka menjawab, lalu satu per satu mulai berlarian ke arah permainan.

Nathan masih saja merengut, meskipun hatinya sedikit terhibur melihat Anja yang tampak bahagia. Ia duduk di bangku taman, mencoba menghibur dirinya sendiri dengan memainkan ponsel. Namun, ketika Anja menghampirinya dengan sebuah senyuman lebar, mood buruknya perlahan mencair.

"Nathan, kamu nggak ikutan main sama teman-teman yang lain?" tanya Anja sambil duduk di sebelahnya.

"Hmm, males, Bu. Nggak ada yang menarik." Nathan berpura-pura acuh, meski dalam hati sebenarnya ia senang karena Anja duduk di sampingnya.

"Kalau gitu, gimana kalau kita sarapan aja dulu?" Anja menawarkan. "Ibu tadi lihat ada kios yang jual bubur ayam enak. Yuk!"

Nathan hampir tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Asyik! Akhirnya, ada momen berdua juga, pikirnya.

Mereka berdua berjalan menuju kios bubur ayam, lalu duduk bersebelahan di bangku kecil. Nathan memperhatikan Anja yang dengan antusias memesan makanan. Tak lama kemudian, dua mangkuk bubur ayam disajikan di depan mereka.

"Selamat makan!" kata Anja sambil tersenyum, membuat jantung Nathan berdegup lebih cepat.

"Selamat makan, Bu," balas Nathan, mencoba bersikap biasa meskipun hatinya berdebar-debar.

Sembari menikmati bubur ayam, mereka asyik berbincang ringan tentang banyak hal. Anja dengan antusias bercerita tentang rasa bangganya melihat Nathan berhasil menjawab semua soal tes ulang beberapa waktu lalu. Nathan mendengarkan dengan senyum di wajahnya, merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak, dan di dunia ini hanya ada dia dan Anja.

Namun, momen itu tak berlangsung lama. Tak lama setelah mereka selesai makan, Andi dan beberapa teman lainnya muncul.

"Nathan! Bu Anja! Ayo ikut main! Kita mau naik sepeda air!" teriak Andi sambil melambai.

Nathan berusaha menahan kekesalannya, namun Anja malah menyambut ajakan itu dengan senang. "Ayo, Nathan, kita ikut mereka!" katanya dengan semangat.

Nathan hanya bisa menghela napas panjang, lalu berdiri dan mengikuti guru serta teman-temannya menuju wahana sepeda air. Meski hatinya sedikit kesal karena kehilangan momen berdua, Nathan berusaha menikmati sisa liburan hari itu demi Anja.

"Oke anak-anak, karena sudah jam dua belas, sekarang waktunya kita makan siang!" ucap Anja pada anak-anak muridnya. "Kita makan bareng-bareng di resto yang ada di sebelah sana ya!"

"Bu Anja yang traktir, kan?" celetuk salah seorang murid perempuan.

"Tentu saja! Hari ini Ibu yang akan traktir semuanya!"

"Asyikkk!!!" Para murid bersorak-sorai sambil bertepuk tangan. Kecuali Nathan tentunya.

"Kalian sesenang itu, ya?" Anja tertawa melihat kegembiraan pada wajah anak-anak itu. "Kalau gitu, ayo kita—" Ucapan Anja tiba-tiba terhenti. Saat ia berbalik, matanya terpaku pada sosok yang sudah lama ia rindukan, berdiri tepat di depannya.

"Raffi?" Anja menyebutkan nama itu dengan ragu.

"Hai sayang," sapa pria itu sambil tersenyum lebar.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

waduhhh ad pacarny

2025-03-11

0

nuraeinieni

nuraeinieni

nathan udan semangat karna mau kencan berdua dgn bu anja ternyata gagal,,,,😂😂😂😂
mood udah rusak karna teman2x ikut malah tambah rusak tuh dgn kehadiran rafi pacarx bu anja.

2024-12-19

2

范妮·廉姆

范妮·廉姆

terpesona pd pandangan yg ke sekian ahhaa

2024-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!