8. Permintaan Nathan

Bangun, Bu guru tukang tidur!

N.

Anja terbelalak membaca isi notes itu. Perlahan pipinya memerah karena malu.

"Dasar bocah itu. Bukannya membangunkan aku malah mengejek," Anja berdecak sebal. Matanya lantas beralih pada buku-buku yang ada di atas meja. Meneliti isinya satu persatu.

"Nathan..bisa menyelesaikan ini semua?" Anja kembali terbelalak. "Apa sebenarnya dia itu pintar?"

Sementara itu, Nathan melangkah keluar dari sekolah sambil bersiul riang. Tangannya menggenggam erat ponsel. Sesekali, ia menatap foto Anja yang sedang tertidur sambil tertawa kegirangan.

...----------------...

"Nathan, kamu yakin mengerjakan tugas-tugas ini sendirian?" tanya Anja esok harinya saat mereka kembali bertemu di perpustakaan.

"Kenapa? Bu Anja meragukan kemampuanku?" Nathan malah balik bertanya.

"Bukannya ibu meragukan kemampuanmu Nathan, justru ibu ingin tau bagaimana caranya kamu menyelesaikan soal-soal ini sendirian. Mestinya, kan ibu yang mengajarkan kamu. Tapi ternyata kamu malah sudah bisa. Kalau begitu, apa seharusnya kita sudahi saja les privat kita?"

"Jangan Bu!" Nathan menjawab cepat. "Aku masih butuh Bu Anja!"

Anja sedikit terkejut mendengar suara Nathan yang terdengar meninggi. "Oke kalau maumu begitu Nathan, kita akan melanjutkan les privatnya."

"Iya Bu, ayo kita lanjutkan," Nathan menganggukkan kepalanya, merasa lega karena les privatnya tidak jadi dibatalkan.

"Kalau begitu, sekarang ibu ingin kamu mengerjakan soal-soal ini," Anja membuka buku paket matematika, menunjuk beberapa soal. "Kamu pasti sudah mempelajarinya kan?"

Sebenarnya Anja berbohong. Materi yang ia tunjuk barusan adalah materi semester dua, mustahil Nathan sudah mempelajarinya. Tapi Anja sengaja melakukannya untuk mengetes kemampuan Nathan.

Nathan memperhatikan soal-soal tersebut dengan seksama. Ia kemudian tampak membuka halaman-halaman sebelumya, memperhatikan materi dengan cermat. Sembari mengangguk-anggukkan kepala, Nathan menggoreskan ujung penanya ke atas kertas.

Anja terus memperhatikan pergerakan Nathan dengan seksama. Ia lumayan terkejut dengan gaya belajar Nathan yang terlihat cukup tenang, bahkan sepertinya anak itu mengerjakan soal-soal tanpa merasa ragu sama sekali.

“Nah, sudah,” Nathan menyodorkan kertas jawaban lima menit kemudian.

Anja terbelalak. “Serius kamu sudah selesai?”

“He em,” Nathan menganggukkan kepalanya yakin. “Coba Bu Anja periksa,”

Anja menerima kertas itu masih dengan rasa tidak percaya. Mungkin dia cuma menjawab asal-asalan, Anja membatin. Ia lantas memeriksa jawaban Nathan dengan seksama, mencoba menghitung seteliti mungkin.

“Mustahil,” Anja menutup mulutnya tak percaya. “Benar semua,”

Nathan tersenyum lebar, membusungkan dada penuh kebanggaan.

“Kamu jenius, Nathan,” Anja terperangah kagum. “Kenapa selama ini kamu menyembunyikannya? Astaga..” Anja bergumam sendiri, masih dibalut rasa tidak percaya.

“Nathan, kalau kamu bisa begini terus, Ibu yakin kamu akan mendapat peringkat sepuluh besar di kelas,” Anja berbicara sembari menatap Nathan lekat-lekat. “Begini saja, Ibu akan kasih kamu tantangan. Kalau saat ujian tengah semester besok kamu bisa mendapat peringkat sepuluh besar, Ibu akan mengabulkan keinginan kamu.”

Kali ini, gantian Nathan yang terkejut. “Mengabulkan keinginanku?”

“Iya,” Anja mengangguk penuh semangat. “Apapun yang kamu inginkan, Ibu akan mewujudkannya.”

“Apapun?” Nathan mengulangi ucapan Anja sembari menggenggam tangan gurunya itu, wajahnya berbinar penuh semangat. “Beneran Bu Anja akan mengabulkan apapun yang kuinginkan?”

Anja menganggukkan kepalanya ragu. Entah mengapa melihat wajah bersemangat cowok itu malah membuatnya bingung. “Eh, tapi tetap saja Nathan, jangan meminta hal yang tidak masuk akal. Seperti minta mengubah gunung menjadi emas misalnya, Ibu tidak akan mampu kalau itu.”

“Tenang saja Bu, aku akan minta hal yang mudah kok,” Nathan benar-benar kelihatan senang, terlihat dari raut mukanya yang berseri-seri. “Dan mari kita tingkatkan level tantangan kita,”

“Meningkatkan level?” Anja menelengkan kepalanya. “Maksud kamu?”

“Pada ulangan tengah semester besok, Aku akan mendapatkan peringkat satu seangkatan Bu,”

“HAH?!” Mata Anja kini benar-benar melotot. Sepertinya hari ini dia terlalu banyak terkejut. “Peringkat satu?! Dan bukan hanya satu kelas, tapi satu angkatan?!”

“Iya,” Nathan mengangguk dengan semangat.

“Anu, Nathan, bukan maksud Ibu untuk meremehkan kemampuan kamu. Hanya saja, bukankah mendapat peringkat satu seangkatan itu terlalu ekstrem? Bagaimana kalau kita coba untuk satu kelas dulu?”

“Tidak Bu,” Nathan menggelengkan kepala tegas. “Aku harus mendapatkan peringkat satu seangkatan, supaya Bu Anja benar-benar mengabulkan permintaanku.”

Anja hanya mampu terdiam dengan mulut terbuka. Bocah ini benar-benar di luar dugaanku.

“Memangnya, apa yang kamu inginkan, Nathan?”

“Rahasia,” Nathan tersenyum sok misterius. “Aku akan memberitahukannya setelah ujian tengah semester selesai.”

Ucapan Nathan tak main-main. Setelah perjanjiannya dengan Anja, cowok itu menjadi semakin rajin berangkat sekolah. Ia bahkan sudah tidak pernah tidur di kelas lagi dan menjadi aktif dalam pembelajaran. Guru-guru lain yang melihat perubahan drastis Nathan tentu jadi terheran-heran.

“Bu Anja, sebenarnya Ibu pakai pelet apa sampai bisa bikin anak itu berubah 180 derajat?” Tanya para guru. Anja hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. Di dalam hati, sebenarnya Anja merasa was-was karena ia belum mengetahui permintaan apa yang akan diajukan Nathan padanya.

Hari demi hari pun berlalu. Selama hampir satu bulan, Anja memberikan les privat gratis untuk Nathan. Walaupun sebenarnya menurut Anja percuma, karena Nathan sudah bisa menguasai materi meskipun Anja belum mengajarkannya.

“Nathan, ujian tengah semester akan berlangsung satu minggu lagi,” Anja mengingatkan. “Ibu tau ambisimu begitu besar untuk mendapatkan peringkat pertama, tapi Ibu mohon supaya kamu tidak terlalu memaksakan diri.”

Nathan tersenyum. “Bu Anja tenang saja. Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik kok.”

“Ibu tau. Tapi, ibu hanya tidak ingin kamu merasa kecewa jika targetmu tidak tercapai Nathan,”

“Pasti tercapai Bu Anja,” Nathan berkata penuh tekad. “Bu Anja siap-siap saja untuk mengabulkan keinginanku,” Ucapnya sambil tersenyum lebar. Senyuman yang membuat Anja justru merasa khawatir sekaligus penasaran.

Sebenarnya apa sih permintaan bocah ini? Aku benar-benar penasaran setengah mati, tapi masih harus menunggu dua minggu lagi! Aaaaa! Aku benar-benar penasaran!

Pada akhirnya, ujian tengah semester pun tiba. Nathan secara khusus meminta Anja untuk menghentikan les privat sementara waktu karena ia akan fokus belajar. Anja pun menyetujui hal itu karena dirinya sendiri pun sibuk sebagai panitia UTS.

Nathan benar-benar tak hanya besar omong saja. Selama seminggu penuh, Nathan belajar dimanapun dan kapanpun selagi ia bisa. Saat sedang menjaga toko dan tak ada pembeli, ia sempatkan membaca buku. Saat sedang mengantarkan pesanan pelanggan restoran, ia sempatkan menghafal rumus matematika. Bahkan, saat ia mengendarai motornya pulang ke rumah, Nathan masih sempat-sempatnya menghafal kosa kata Bahasa inggris. Sampai di rumah pun, yang pertama kali Nathan lakukan bukanlah beristirahat, melainkan membaca buku-buku pelajaran yang ia pinjam di perpus. Ia benar-benar gigih untuk memenangkan tantangan itu.

Tanpa terasa, Ujian Tengah Semester pun berakhir. Baik Anja maupun Nathan sama-sama menunggu pengumuman dengan harap-harap cemas. Anja sendiri tidak bisa langsung mengetahui hasilnya meskipun ia panitia, karena semua hasil ujian diperiksa oleh dewan pengawas yang sudah ditunjuk oleh kepala sekolah.

Hari senin minggu berikutnya, hasil ujian tengah semester sesuai urutan ranking ditempel pada papan pengumuman. Nathan yang dulu sama sekali tidak peduli pada peringkat-peringkat itu, kali ini memaksa untuk maju paling depan. Ia harus mengetahui dengan mata kepalanya sendiri bagaimana hasil belajarnya selama ini.

Sementara itu di kantor, Anja menerima kertas pengumuman dengan tangan gemetar. Meskipun ia sendiri merasa mustahil Nathan akan meraih peringkat satu, tapi tetap saja ada sedikit perasaan berharap. Matanya secara otomatis langsung tertuju pada nama teratas yang ada pada kertas tersebut. Setelah melihatnya, Anja buru-buru berlari keluar dari kantor.

Nathan juga tampak berlari menuju kantor guru dengan semangat. Di tengah-tengah, mereka berdua pun bertemu. Anja dan Nathan tampak saling pandang sejenak sebelum senyuman merekah pada bibir keduanya.

"Kamu berhasil, Nathan!" Anja berseru riang. "Kamu benar-benar mendapatkan peringkat satu seangkatan!"

"Apa kubilang, Bu Anja? Aku pasti akan berhasil kan?" Nathan tersenyum bangga. "Jadi, apakah Bu Anja sudah siap mengabulkan permintaanku?"

"Tentu saja!" Anja menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Apa permintaanmu, Nathan?"

Nathan menghela napas panjang sebelum berbicara dengan nada lembut. "Aku ingin berkencan dengan Bu Anja,"

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

nah lhoooo anja, panik gak? 😆

2024-12-18

1

Lilin Yuliawati

Lilin Yuliawati

panik gak panik gak panik lah masa enggak wkwkwk 😂🤣

2025-03-16

0

Crazy_Girls

Crazy_Girls

kak, mau dong visual Nathan 😍😍😍

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!