7. Les Privat

"Mulai besok, kamu hanya boleh bekerja dengan mengambil shift sore sampai malam," Anja menyodorkan secarik kertas kepada Nathan. "Disitu sudah tertulis beberapa restoran yang menerima pekerja paruh waktu. Ibu sudah cek, dan gajinya lumayan."

Nathan membaca tulisan pada kertas yang diberikan Anja dengan tatapan tak percaya.

"Ini semua Bu Anja yang cari?"

Anja mengangguk pelan. "Iya, bagaimana menurutmu? Jadi, mulai sekarang, kamu tidak punya alasan lagi untuk bolos sekolah demi bekerja. Pagi hingga siang, kamu tetap harus sekolah, dan malamnya baru bisa bekerja. Kalau bisa, saat jam pelajaran jangan tidur. Itu memang berat, tapi ibu minta kamu untuk menahannya sebentar. Kamu bisa tidur saat jam istirahat pertama atau ketika ada jam kosong. Lalu, untuk membantu kamu mengerjakan tugas-tugas, ibu akan memberikan les privat sepulang sekolah,"

"Les privat bu?" Nathan terbelalak.

"Iya," Anja kembali menganggukkan kepala. "Kamu tenang saja, ibu tidak minta bayaran kok. Untuk tempatnya, ibu sudah konfirmasi ke penjaga perpus, katanya kita bisa gunakan perpus untuk belajar."

Nathan tidak menjawab apapun. Cowok itu justru hanya terdiam sambil bengong menatap Anja yang sedang berceloteh di depannya. Kata-kata yang diucapkan wali kelasnya itu tak terdengar sama sekali, hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Rasa-rasanya ada suatu mantra yang menyihirnya saat ini.

"Nathan, hei, Nathan? Kenapa malah bengong?" Anja melambaikan tangannya di depan Nathan. "Kamu sakit?"

"Eh," Nathan tergagap. "Maaf, tadi Bu Anja bilang apa?"

"Tuh kan, kamu tuh, kalau ibu ngomong nggak didengerin!" Anja bersungut-sungut. Pipinya menggembung, membuatnya terlihat menggemaskan. Tapi dengan sabar, gadis itu kembali menjelaskan rencananya pada Nathan, yang lagi-lagi tak terlalu mendengarkan ucapannya.

"Sudah, sekarang, kamu kembali ke kelas dulu. Ibu tunggu di perpus pulang sekolah nanti ya," ucap Anja mengakhiri pertemuan mereka pagi itu. Anja sudah beranjak dari kursinya, bersiap pergi ke kelas. Tapi ia terheran-heran saat melihat Nathan hanya mematung di tempatnya.

"Nathan? Heh, kamu kenapa sih?" Anja sampai harus menepuk bahu Nathan untuk menyadarkan cowok itu. Sekali lagi, Nathan tergagap.

"Eh, iya Bu. Kalau gitu, aku permisi," Nathan berkata dengan suara gugup, lantas ia buru-buru bangkit dari kursi dan melangkah keluar dari kantor guru.

"Kenapa ya anak itu? Kok tingkahnya aneh sekali?" Anja bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sementara itu, Nathan berjalan ke kelasnya sambil memegang dadanya sendiri.

"Apa ini? Kenapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang? Apa ini efek aku lari-larian tadi?" Nathan mencoba mengatur napas.

"Iya, ini pasti efek aku lari tadi pagi," gumamnya meyakinkan diri sendiri.

...----------------...

Bel pulang sekolah berbunyi. Setelah mengakhiri kelas, Anja langsung berjalan menuju perpustakaan sambil bergumam riang. Ia merasa lega karena akhirnya menemukan solusi untuk masalah Nathan, setelah sebelumnya merasa stres dengan hal itu. Jadi, meskipun semalam dia tidak sempat tidur, Anja tidak merasa capek sama sekali. Justru dia merasa tidak sabar untuk segera mengajar Nathan.

Sampai di perpustakaan, hanya ada penjaga perpus di sana. Anja mengobrol sebentar dengan wanita berkacamata itu, kemudian menerima kunci cadangan yang diberikan padanya. Penjaga perpus juga mengingatkan Anja untuk tidak lupa menutup pintu setelah perpus selesai digunakan.

Penjaga perpus pun pergi, dan sekarang hanya tersisa Anja sendiri di ruangan yang dipenuhi buku itu. Anja mencari spot terbaik untuk belajar, dan memilih satu tempat di samping jendela. Ia pun menunggu di sana sambil menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran.

Lama Anja menunggu, tapi sosok Nathan tak segera muncul. Anja yang mulai bosan menguap beberapa kali. Matanya yang sejak semalam tidak beristirahat menjadi sedikit berat, tapi ia berusaha untuk menahannya.

"Kemana anak itu? Jangan-jangan dia lupa," Anja mengeluh. Tapi ia tetap bertahan dan memilih untuk menunggu. Hingga tanpa sadar, matanya yang memang hanya tersisa lima watt pun menutup dengan sendirinya.

Di luar sekolah, Nathan berlari dengan napas terengah-engah. Sebenarnya, Nathan bukannya lupa dengan janjinya pada Anja. Justru, dia lupa memberitahu bapak pemilik toko tempatnya bekerja bahwa pagi ini tidak bisa masuk karena harus sekolah. Jadi, Nathan harus pergi dulu ke toko dan meminta izin ganti shift di malam hari, barulah dia kembali ke sekolah untuk menemui Anja.

Nathan langsung masuk ke dalam perpustakaan saat ia melihat pintu ruangan itu masih terbuka. Dengan napas tersengal, ia melihat ke sekeliling ruangan, dan terlihat sang wali kelas yang sedang duduk di kursi dekat jendela.

"Maaf Bu, aku—" Nathan menghentikan ucapannya karena kepala Anja tiba-tiba terkulai ke samping. Nathan buru-buru menangkap pipi Anja supaya tidak terantuk meja. Anja yang memang mengantuk berat, tidak menyadari kehadiran Nathan dan malah melanjutkan tidurnya.

"Astaga, dia tidur?" Nathan menghela napas panjang. Tanpa sadar ia tersenyum geli. "Dasar. Padahal Bu Anja yang menyuruhku untuk menahan kantuk, tapi ternyata dia sendiri ketiduran."

Dengan hati-hati, Nathan kemudian melepaskan tangannya dari pipi Anja, dan memastikan wali kelasnya itu tidur dengan nyaman. Setelah itu, ia pun beranjak duduk di kursi yang ada di depan Anja dengan langkah pelan.

"Astaga, apa ini? Kenapa banyak sekali bukunya?" Nathan berdecak sambil melihat satu persatu buku pelajaran di atas meja. Ia lalu menatap Anja yang masih tertidur pulas. "Bagaimana bisa tubuh sekecil itu membawa semua ini?"

Tanpa sadar, yang Nathan lakukan selanjutnya bukanlah mengerjakan tugas, melainkan menatap wajah Anja yang sedang tertidur. Matanya sibuk menelusuri fitur-fitur di wajah gurunya itu.

"Siapapun juga tidak akan percaya kalau kamu adalah guru," Nathan tersenyum mengingat pertemuan pertamanya dengan Anja. "Kamu begitu kecil dan imut, wajar kalau aku mengira kamu adalah anak baru."

Alis Nathan terangkat saat ia melihat dahi Anja berkerut. Berpikir keras, apa gurunya itu sedang mimpi buruk? Dengan hati-hati, Nathan menempelkan telunjuknya pada dahi Anja, dan seketika kerutan itu menghilang.

"Astaga, lucunya," Nathan tertawa kecil. "Tapi tidak ada lucu-lucunya kalau sedang mode cerewet," Nathan mendengus, mengingat saat Anja datang ke rumahnya kemarin.

"Astaga, kalau aku tidak mengerjakan tugasku, dia pasti akan mengomel lagi." Nathan akhirnya menyudahi aktifitasnya menatap wajah Anja, dan memilih untuk fokus pada tugas-tugas sekolahnya.

...----------------...

Tok, tok.

Anja terbangun saat ia mendengar suara ketukan pada meja. Ia membuka mata, dan siluet seorang murid laki-laki tampak berjalan keluar perpustakaan. Anja langsung sadar seratus persen. Astaga, aku ketiduran!

"Nathan? Dimana anak itu? Apa dia sudah pergi? Bagaimana dengan les privatnya?!" Anja berseru panik. Saat sedang panik-paniknya, matanya melihat kertas notes yang menempel di atas meja.

Bangun, Bu guru tukang tidur!

N.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

wkwk murid, guru se server sama2 tukang tidur 😆

2024-12-18

1

Ney Maniez

Ney Maniez

🤭🤭

2025-03-10

0

nuraeinieni

nuraeinieni

kwkwkw,,,kelamaan nunggu akhirx bu anja tertidur,,,😂

2024-12-19

2

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!