5. Berkunjung ke Rumah Nathan

"Menurutku, sebaiknya kamu minta maaf deh," ucap Raffi saat Anja mengeluhkan masalahnya dengan Nathan.

"Gitu ya?" Anja membenamkan dagunya ke atas bantal. "Huhu sayang, rasanya aku memang tidak pantas menjadi guru deh,"

"Hei," Raffi, yang berada di seberang sana mencoba menghibur. "Jangan begitu, oke? Kamu bukannya tidak pantas sayang, hanya belum punya pengalaman saja. Justru, menurutku, kamu adalah sosok guru yang sangat luar biasa. Kamu mampu mengambil resiko yang tidak bisa diatasi oleh guru-guru lain, meskipun sebenarnya itu berat."

Anja mendengar ucapan kekasihnya itu dengan seksama.

"Hanya saja, mungkin cara yang kamu lakukan memang salah. Kamu secara tidak sengaja membuat murid kamu tersinggung. Kalau kamu bersedia meminta maaf, aku yakin muridmu itu akan memaafkanmu,"

Anja menganggukkan kepalanya. "Makasih ya sayang, aku jadi tau besok harus melakukan apa,"

"Sama-sama," Raffi tersenyum. "Oh, maaf ya, kita udahan dulu, soalnya aku harus lembur. Aku matikan telepon ya,"

"Lembur lagi?" Anja mengerutkan keningnya. "Apa kamu nggak bekerja terlalu keras, sayang? Masa setiap hari lembur? Kamu harus menjaga kesehatan kamu loh,"

"Iya, kebetulan kantorku memang sedang sibuk-sibuknya. Bukan cuma aku kok yang lembur, tenang saja. Lagipula, kalau aku bekerja semakin keras, bukannya pernikahan kita akan semakin dekat?"

Anja tak bisa menyembunyikan senyumnya saat mendengar kalimat 'pernikahan' keluar dari mulut Raffi. Pernikahan memang salah satu hal yang sangat Anja impi-impikan. Apalagi jika pernikahan itu nantinya akan ia jalani bersama Raffi, laki-laki yang sangat ia cintai.

"Ya sudah, yang semangat ya kerjanya sayang," Anja pada akhirnya mengalah, tidak memprotes lagi. "Kita lanjutkan besok,"

"Oke, bye sayang,"

"Bye,"

Anja masih terus memandang ponselnya meskipun layar benda pipih itu sudah berubah menjadi hitam. Ia menghela napas panjang sembari merebahkan badannya ke atas kasur.

"Oke, besok, aku akan minta maaf pada Nathan," Tekadnya kemudian.

Sayang, esoknya, Nathan lagi-lagi tidak masuk sekolah tanpa keterangan apapun. Pada akhirnya, Anja memutuskan untuk langsung pergi ke rumah cowok itu. Ia harus tau seperti apa keadaan cowok itu yang sebenarnya.

Berbekal alamat yang ia minta dari staf TU, Anja berangkat menuju rumah Nathan sepulang sekolah. Kali ini ia tak bersama dengan Arka, melainkan memesan ojek online.

Setelah melewati jalan yang berliku-liku, akhirnya Anja sampai di alamat yang dituju. Anja agak terkesiap saat abang ojol menghentikan motornya di depan sebuah rumah reyot yang terbuat dari kayu.

"Assalamu'alaikum," Anja mengetuk pintu rumah kayu itu dengan hati-hati. Bukannya apa-apa, Anja hanya takut pintu reyot itu akan jebol jika ia mengetuknya terlalu keras.

"Permisi," Anja mengetuk sekali lagi saat tidak ada jawaban dari dalam. Menunggu dengan sabar.

"Iya, sebentar," terdengar suara seorang nenek dari dalam sana. Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka. Benar saja, terlihat seorang nenek yang berbadan bungkuk membukakan pintu untuk Anja.

"Permisi Nek," Anja berusaha menunjukkan senyuman paling ramah. "Apa benar ini rumahnya Nathan?"

Nenek tua itu tampak melihat Anja sejenak, memperhatikan penampilan gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Betul nak, ini siapa ya?"

"Saya wali kelas Nathan di sekolah Bu," Anja menjelaskan. "Kalau boleh, apa saya boleh bertemu dengan orang tua Nathan?"

Mendengar pertanyaan Anja, mendadak raut wajah nenek berubah menjadi sendu. "Orang tua Nathan tidak ada di sini Bu guru. Hanya saya yang tinggal di sini bersama cucu saya,"

Anja terdiam. Astaga, sepertinya dia melakukan kesalahan lagi.

"Maaf nek, kalau begitu, apa saya boleh mengobrol dengan nenek?"

"Tentu saja boleh Bu guru," Nenek menganggukan kepalanya. "Tapi sebentar, biar saya bereskan dulu. Rumah saya agak berantakan," ucap nenek sambil membuka pintu rumahnya lebih lebar.

Dengan langkah terseok, nenek tua itu lantas masuk ke dalam rumah dan mulai membereskan barang-barang yang berada di atas kursi ruang tamu. Anja mencoba untuk membantu karena kelihatannya nenek itu cukup kesulitan, tapi nenek menolak.

"Jangan bu guru. Bu guru itu tamu, jadi bu guru duduk saja di sini," Nenek mempersilakan Anja untuk duduk. "Bu guru mau minum apa?"

"Ah, nggak usah nek, nggak usah repot-repot," Anja mencoba menolak, ia tak mau semakin merepotkan nenek yang sudah renta itu.

"Tidak apa-apa bu guru. Bu guru tunggu sebentar di sini ya, saya buatkan teh,"

Anja tentu tidak bisa menolak lagi jika sang pemilik rumah sudah bersikeras. Ia pun akhirnya duduk di kursi yang sudah disediakan nenek dan menunggu dengan tenang.

Selama menunggu, Anja mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah. Tak jauh berbeda dengan tampilan luarnya, bagian dalam rumah itu juga terlihat sama menyedihkannya. Anja bahkan bisa melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah genting yang bolong, membuatnya berpikir bagaimana kalau hujan turun, pasti akan bocor.

Setelah menunggu sekitar lima menit, nenek akhirnya kembali ke ruang tamu sambil membawa nampan berisi segelas teh dan sepiring kecil kue kering. Anja berinisiatif untuk membantu nenek membawakan nampan itu dan meletakkannya ke atas meja.

"Silahkan diminum bu guru. Maaf, nenek hanya punya ini di rumah," Nenek mempersilakan.

"Ini sudah lebih dari cukup nek," Anja tersenyum dan menyeruput teh yang masih panas. Setelah itu, ia menghela napas panjang sebelum memulai percakapan.

"Begini nek, alasan saya datang ke sini ingin membicarakan soal sekolah Nathan," Dengan lembut dan hati-hati, Anja pun mulai menceritakan masalah Nathan. Dari mulai anak itu yang sering melanggar aturan sekolah hingga akan dikeluarkan, dan pertemuannya kemarin dengan Nathan yang sedang bekerja.

Nenek tampak mendengarkan cerita Anja dengan sungguh-sungguh. Wajahnya terlihat muram dan matanya berkaca-kaca. Anja jadi merasa tidak tega karena harus menceritakan hal ini padanya.

"Maaf Nek, bukannya saya bermaksud lancang. Apa mungkin, kedua orang tua Nathan sudah meninggal, sampai Nathan harus bekerja di usia yang masih muda?" Anja bertanya sambil mengusap punggung tangan nenek. Ia mencoba untuk menghibur nenek.

"Ini salah saya bu guru," Nenek mengusap air matanya yang jatuh ke pipi. "Kalau saja saya tidak mengusir ayah Nathan setelah istrinya meninggal, pasti Nathan tidak akan menderita seperti ini,"

Nenek kemudian bercerita, bahwa ibu Nathan meninggal dunia saat Nathan berusia sepuluh tahun. Alasan ibunya meninggal adalah karena terkena serangan jantung setelah mengetahui suaminya berselingkuh. Saat itu, ayah Nathan merasa sangat menyesal hingga ia bersujud memohon ampun di hadapan kakek dan nenek. Tapi nenek, sebagai orangtua kandung dari ibu Nathan, tentu merasa tidak terima dan mengusir menantunya. Akhirnya Nathan pun mulai saat itu diurus oleh nenek dan kakeknya dari pihak ibu.

"Tapi, semenjak setahun yang lalu, kakek meninggal, dan sumber pendapatan keluarga kami hilang. Nenek hanya bisa berjualan kue, dan itu pun tidak bisa menutup biaya hidup kami sehari-hari. Makanya bu guru, sekarang Nathan terpaksa harus—" ucapan nenek terhenti karena air matanya kembali jatuh. "Maafkan saya bu guru. Tolong jangan keluarkan Nathan dari sekolah, ini semua salah saya yang tidak becus sebagai neneknya."

Diam-diam, Anja ikut mengusap air matanya yang ikut mengalir setelah mendengar cerita nenek. Astaga, ternyata begitulah alasan kenapa Nathan berbuat demikian. Seorang remaja yang seharusnya masih bersenang-senang di usianya yang belia terpaksa harus banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama sang nenek. Dan kemarin, Anja sebagai guru, sudah mengatakan hal yang membuatnya tersinggung. Wajar jika Nathan merasa marah.

"Tidak nek, bukan nenek yang salah, justru—"

"Bu Anja?" suara berat Nathan memotong ucapan Anja. Nenek dan Anja spontan menoleh ke sumber suara. "Bu Anja ngapain di sini?"

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

ada apa sih dgn si rafi pacarx anja,hampir tiap hari lembur,,,,curiga nih sama si rafi ada pacarx yg lain,
kasian nathan,,,miris sekali cerita kehidupanx.

2024-12-19

1

Laksmi Amik

Laksmi Amik

raffi selingkuh kyknya mosok lembur tiap mlm

2024-12-19

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

sprtinya disini tokoh utamanya cowok miskin ya

2025-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!