3. Beri Saya Waktu

"Perkenalkan, nama saya Nathan,"

Ucapan Nathan saat di sekolah terngiang di otak Anja. Entah kenapa, menurut Anja, perilaku cowok tinggi besar itu terlihat menggemaskan di matanya.

"Ya ampun, lucunya!" tanpa sadar Anja jadi kegirangan dan senyum-senyum sendiri. Hal itu tentu membuat Arka, adik kandungnya yang sedang menyetir motor mengerutkan kening keheranan.

"Kak, ngapain senyum-senyum sendiri nggak jelas begitu? Kesambet ya?"

Senyuman lebar di bibir Anja sontak menjadi rengutan kesal. "Kesambet gundulmu! Nyetir yang bener! Nggak usah lihat-lihat kakak!"

"Yeee, yang lihatin kakak siapa? Orang aku mau lihat di belakang ada mobil apa nggak lewat kaca spion, eh malah keliatan muka kakak yang senyum-senyum sendiri."

Mendengar penjelasan Arka, Anja spontan menjadi malu. Tapi, karena peraturannya adalah 'kakak tidak pernah salah', tentu saja Anja tidak mau mengakuinya begitu saja.

"Awas ya kamu, nggak akan kakak kasih uang saku tambahan lagi. Kakak masih marah gara-gara tadi pagi kamu tinggal pergi duluan," Anja mengeluarkan jurus paling ampuh bagi kakak seluruh dunia, yaitu mengancam tidak memberi uang saku. Hal itu jelas membuat setiap adik yang diancam merasa ketar ketir karena sumber pendapatan mereka akan berkurang. Termasuk Arka.

"Ih, nggak asyik banget mainnya pake ngancem ngancem! Padahal kan salah kakak sendiri bangunnya kesiangan! Aku tuh udah coba bangunin kakak tiga kali, tapi kakak nggak mau bangun!" Arka mencoba membela diri.

"Ya kalau gitu, kamu harusnya bangunin kakak sampai empat kali dong! Kalau kamu bangunin lagi, pasti kakak bangun!" Seperti yang sudah diduga, Anja tidak mau kalah.

Arka tentu hanya bisa menghela napas panjang. Mau bagaimana pun dia berusaha membela diri, tetap saja dia yang akan kalah jika beradu argumen dengan kakaknya itu. Arka juga merasa heran, padahal jarak umur antara dia dan kakaknya cukup jauh, sekitar tujuh tahun, tapi sang kakak sama sekali tidak mau mengalah kepadanya. Ujung-ujungnya, Arka lah yang nantinya akan minta maaf dan mengaku kalau dia yang salah.

Capek berdebat, dua saudara kandung itu akhirnya memilih diam saja sampai motor yang dikendarai Arka berbelok ke sebuah rumah yang tak terlalu besar. Di rumah itulah Anja, Arka, dan kedua orangtuanya tinggal.

Turun dari motor, Anja langsung berlari masuk sambil mengucap salam. Baru ada Ibu di rumah, karena ayahnya biasa pulang kerja di sore hari. Usai menyalami sang ibu, Anja bergegas melesat menuju kamarnya.

"Hai sayang!" Di dalam kamar, Anja langsung membuka ponsel dan menghubungi Raffi, pacarnya. Raffi dan Anja sudah berpacaran sejak semester awal kuliah, dan sekarang mereka harus menjalani hubungan jarak jauh karena Raffi diterima bekerja di sebuah perusahaan besar di Ibukota.

"Halo sayang," terdengar suara Raffi, bersamaan dengan wajahnya yang muncul pada layar. "Baru pulang kerja, ya?"

"Iya!" Anja menjawab dengan nada ceria. "Kamu lagi istirahat, ya?"

"Iya nih, capek banget. Tapi hilang capeknya setelah liat kamu,"

"Aduh, gombalnya!" Anja pura-pura bergidik merinding, meskipun sebenarnya di dalam hati ia merasa senang. "Ada cerita apa hari ini, sayang?"

Raffi pun menceritakan kejadian di kantornya hari ini. Mulai dari diomelin atasan, bertemu klien yang tidak sopan, dan lain-lain. Memang, sejak memutuskan untuk LDR, Anja dan Raffi sepakat untuk menghubungi satu sama lain minimal satu kali sehari, bercerita tentang hari yang mereka jalani masing-masing. Hal sederhana yang menurut mereka mampu mempererat hubungan di antara keduanya.

"Kalau kamu, gimana kabarnya hari ini? Hari pertama sekolah kamu lancar?"

Anja tersenyum mendengar pertanyaan Raffi. Ini dia yang ditunggu-tunggu. Anja sudah bersiap menceritakan kisah serunya di hari pertama sekolah dan pertemuannya dengan Nathan, tapi baru saja beberapa detik Anja bercerita, Raffi tiba-tiba sudah menutup telepon.

^^^Raffi ❤^^^

^^^Maaf ya sayang, tadi ada atasan aku. ^^^

^^^Aku lanjut kerja dulu, kita sambung nanti malam ya. ^^^

^^^I love you😘^^^

Anja menghela napas panjang. Yah, kadang-kadang hal seperti ini juga bisa terjadi. Anja memaklumi karena Raffi memang sedang bekerja. Raffi bilang, dia akan bekerja keras agar bisa cepat-cepat menikahi Anja tahun depan. Jadi tentu saja Anja tidak bisa protes jika dirinya tidak lagi dijadikan prioritas.

Anja

Nggak apa-apa sayang.

Yang semangat ya kerjanya.

Biar buat modal nikah kita, hehe🤭

Love you too😘

Anja menunggu selama hampir satu menit, tapi tidak ada balasan lagi dari Raffi. Mungkin dia sedang sibuk, Anja mencoba menghibur diri. Ia pun akhirnya memilih untuk mengisi ulang daya ponselnya dan merebahkan diri ke atas kasur. Mencoba memejamkan mata untuk mengistirahatkan badan sejenak.

...----------------...

Esoknya, Anja tidak terlambat lagi. Dia sudah menyiapkan alarm yang disetel keras-keras di samping telinganya. Meskipun ia baru terbangun saat ibu teriak-teriak menyuruhnya mematikan alarm, setidaknya ada kemajuan dari hari kemarin.

"Bu Anja," kepala sekolah memanggil Anja saat jam istirahat pertama. Anja segera bangkit dari kursinya dan menuju kantor kepala sekolah.

"Permisi Bu," Anja duduk di kursi tamu yang sudah disediakan. "Ada apa ya Bu?"

"Ada yang mau saya bicarakan soal salah satu murid di kelas Bu Anja," Kepala sekolah memulai percakapan dengan serius. "Bu Anja mungkin sudah berkenalan dengan mereka. Ada murid yang bernama Nathan, kan?"

Nathan, pikiran Anja kembali melayang di waktu kemarin saat Nathan meminta maaf padanya. Tanpa sadar ia tersenyum saat mengingatnya.

"Iya bu, ada, saya mengenalnya. Ada apa ya Bu dengan Nathan?"

"Sebenarnya, pihak sekolah sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan Nathan dari sekolah,"

"Apa?!" ucapan sang kepala sekolah jelas membuat Anja terkejut. "Dikeluarkan, Bu? Tapi kenapa?"

Kepala sekolah tampak menghela napas panjang sejenak sebelum melanjutkan bicara. "Bu Anja mungkin belum tau karena masih baru di sini. Tapi saya sudah sering mendapatkan laporan dari guru yang lain, kalau anak ini sangat bermasalah,"

Kepala sekolah mengeluarkan sebuah map dan menunjukkannya kepada Anja. "Di sini adalah catatan semua pelanggaran yang sudah dilakukan oleh Nathan. Memang bukan pelanggaran yang besar, tapi sudah tak terhitung berapa jumlahnya anak ini membolos, tidur di kelas, dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya."

Anja membaca dokumen itu dengan teliti.

"Sekolah ini dikenal dengan sekolah unggulan, jadi keberadaan murid seperti Nathan bisa mencoreng nama baik sekolah ini. Saya memanggil Bu Anja kesini hanya untuk memberikan informasi saja, supaya wali kelas mengetahui kalau ada anak bermasalah di kelasnya."

Anja terdiam lama, mencoba mencerna informasi yang baru saja ia dengar dari kepala sekolah. Pikirannya campur aduk. Dia bingung harus bersikap bagaimana di situasi seperti ini.

"Mungkin begitu saja Bu Anja. Silahkan kembali—"

"Beri saya waktu Bu," Anja memotong ucapan kepala sekolah. "Ah, maaf, bukan maksud saya untuk lancang. Tapi, seperti yang ibu bilang, saya memang guru baru di sini, jadi saya belum terlalu mengenal murid-murid di kelas saya. Termasuk Nathan. Saya rasa, mungkin ada alasan kenapa Nathan seperti itu. Sebagai wali kelasnya, saya merasa bertanggungjawab untuk membantu murid saya. Jadi, kalau boleh, tolong berikan saya kesempatan Bu,"

Kepala sekolah menatap Anja lamat-lamat, heran mendengar permintaan Anja.

"Bu Anja, apa ini nantinya tidak akan merepotkan Ibu? Bukankah seharusnya Ibu bersyukur kalau biang kerok di kelas Ibu dikeluarkan, supaya tidak ada masalah kedepannya? Nathan, anak ini, memang dasarnya sudah bermasalah. Tidak ada satupun guru yang bisa mengatasinya. Apa Bu Anja yakin bisa melakukannya?"

"Tidak Bu," Anja menggelengkan kepala. "Sejujurnya, saya juga tidak yakin bisa melakukannya. Tapi, saya ingin mencobanya. Walaupun hasilnya mungkin sia-sia, saya tetap ingin mencobanya Bu,"

Kepala sekolah menghela napas panjang. "Baiklah," ucapnya kemudian. "Karena Bu Anja sudah bertekad, saya akan memberikan kesempatan. Tapi, hanya satu bulan Bu Anja. Jika dalam waktu satu bulan Nathan tidak berubah, terpaksa kita harus memberinya keputusan final."

"Baik Bu," Anja menganggukkan kepala. "Saya akan mengingatnya,"

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

semangat bu

2025-03-09

0

Bzaa

Bzaa

menarik

2024-12-18

2

Shawqi Giras

Shawqi Giras

Suka dengan ceritanya, jiwa mudaku seketika kembali menggebu-gebu.

2024-12-15

2

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!