2. Kenalan

"Ini dia," Kepala sekolah mengantarkan Anja sampai ke depan kelas XII-IPA F. "Di kelas inilah nantinya kamu akan menjadi wali kelas sampai akhir semester satu."

Anja menganggukkan kepala sambil menelan ludahnya gugup. Dia sudah diberi tahu bahwa dia akan menjadi wali kelas baru, menggantikan guru yang sedang cuti melahirkan. Sebuah hal yang jarang terjadi bagi seorang guru yang baru masuk, tapi hal itu terpaksa dilakukan karena guru yang lain sudah mendapatkan tanggung jawab masing-masing, dan tinggal Anja saja yang tersisa.

Kepala sekolah wanita berbadan gempal itu lantas membuka pintu kelas. Suasana yang tadinya riuh seketika berubah hening. Para siswa buru-buru kembali ke tempat duduk masing-masing, memperhatikan Anja dan kepala sekolah yang baru masuk.

"Selamat pagi," Bu kepala sekolah berdiri sambil memandang wajah para siswa satu persatu. "Sesuai yang telah disampaikan sebelumnya, hari ini kalian kedatangan guru baru yang akan menjadi wali kelas sementara. Silahkan perkenalkan diri Anda Bu,"

Anja menganggukkan kepala sekali lagi, menghela napas panjang sejenak sebelum bersuara. "Selamat pagi anak-anak, perkenalkan, nama Ibu Anjani Prawita, kalian bisa panggil saya Bu Anja,"

Para siswa bertepuk tangan riuh menyambut kedatangan Anja. Beberapa siswa tampak berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya. Anja berusaha mempertahankan senyum, meski kegugupannya masih terasa.

"Baiklah, Bu Anja. Silahkan dilanjutkan perkenalannya. Saya permisi dulu." Kepala Sekolah berpamitan dan melangkah keluar kelas, meninggalkan Anja dan para siswa yang masih memperhatikannya.

Detik demi detik berlalu, dan kegugupan Anja semakin terasa. Semua siswa diam dengan raut muka penasaran, menunggu kata-kata berikutnya dari Anja.

"Ehm," Anja mencoba mengendalikan diri dan mencairkan suasana. "Ada yang mau ditanyakan ke Ibu?"

"Bu, udah punya pacar belum?" Seorang siswa mengangkat tangan, pertanyaannya disambut tawa teman-temannya.

Anja tersenyum, sudah menduga pertanyaan seperti ini akan muncul. "Alhamdulillah, sudah," jawabnya dengan tenang.

"Yah..." Para siswa berseru kecewa, pura-pura sedih. "Open recruitment pacar kedua nggak, Bu?"

Gelak tawa kembali pecah. Anja hanya bisa tersenyum, menyadari ini adalah risiko menjadi guru muda di SMA.

"Sayangnya tidak, Ibu orangnya setia," balas Anja sambil bercanda, membuat para siswi di kelas itu bersorak dan bertepuk tangan.

"Bu, Bu! Kalau gitu Ibu nikahnya kapan?" tanya seorang siswa lain dengan nada menggoda, disambut gelak tawa dari teman-temannya.

Anja tersenyum, mencoba menenangkan suasana yang mulai ramai. "Doain aja, semoga segera," jawabnya dengan santai.

"Bu, bu, pacar Ibu orangnya kaya gimana? Aku mau memantaskan diri,"

Gelak tawa kembali terdengar memenuhi ruang kelas. Lagi-lagi Anja hanya tersenyum. Syukurlah, rasa gugupnya sudah hilang.

"Baiklah, cukup perkenalannya. Sekarang giliran Ibu yang ingin kenalan dengan kalian," Anja melangkah mendekati meja guru, membuka laci, dan mengambil absen kelas. "Ibu akan panggil nama kalian satu per satu. Mohon angkat tangan, ya."

Anja mulai memanggil nama siswa dari daftar. Setiap nama yang dipanggil disambut lambaian tangan antusias. Sesekali, Anja menyisipkan candaan yang membuat siswa tertawa.

"Nathan Januar Bagaskara," Anja memanggil nama berikutnya. Namun, tak ada yang merespons.

"Nathan? Apa Nathan tidak hadir hari ini?"

Para siswa serentak menoleh ke arah bangku paling belakang. Dari tempatnya berdiri, Anja bisa melihat seorang siswa yang kepalanya tertelungkup di atas meja, seperti sedang tertidur.

"Nathan! Than!" Salah satu siswa di sebelahnya menyenggol tubuh Nathan dengan keras, mencoba membangunkannya, namun tak ada respons. Akhirnya, Anja memutuskan untuk turun tangan. Ia berjalan mendekati bangku Nathan dan berdiri di sampingnya.

"Nathan," ucap Anja sambil menepuk pundak siswa itu dengan lembut. "Bangun."

Nathan mengangkat kepalanya dengan perlahan, wajahnya tampak sedikit bingung, seolah baru saja tersadar dari mimpi panjang. Dengan mata yang masih sayu, ia menatap Anja.

Anja terkesiap melihat wajah siswa bernama Nathan itu. Dia kan, cowok yang tadi!

"Apa?" Suara Nathan yang sudah berat sejak awal, kini terdengar semakin dalam karena baru bangun tidur.

Anja terdiam, bingung mau berkata apa. Ia memang sudah tau kalau cowok tadi pagi adalah murid di sekolah ini, tapi ia tak menyangka kalau cowok itu adalah salah satu murid di kelasnya.

"Heh, Nathan! Yang sopan! Ini Bu Anja, bu guru kita yang baru!" teman sebangku Nathan memperingatkan.

Nathan mengerutkan kening, memandang Anja dari atas kepala sampai ujung kaki. "Guru? Kok kecil banget?"

Suasana kelas mendadak hening. Beberapa siswa mulai berbisik pelan, sementara yang lain menahan tawa. Anja merasa pipinya memerah, tapi ia berusaha tetap tenang. Dia sudah siap menghadapi berbagai jenis tingkah siswa, tapi ini sedikit di luar dugaannya.

"Ya, walaupun kecil, Ibu tetap guru kalian, Nathan," jawab Anja sambil tersenyum, mencoba mengambil kendali. "Dan mulai sekarang, Ibu akan jadi wali kelas kalian sampai akhir semester."

Nathan hanya terdiam sambil memandangi Anja. Sementara itu, Anja menahan diri untuk tidak terlalu memikirkan komentar itu. Lagipula, itu adalah kesalahan Anja karena tidak meluruskan kesalahpahaman tadi pagi. Dia pun melanjutkan absensi sambil sesekali menyapa dan mengajukan pertanyaan ringan kepada beberapa siswa. Setelah itu, pelajaran dimulai.

...----------------...

"Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini selesai sampai di sini. Sampai bertemu di hari berikutnya," Anja mengakhiri pertemuannya dengan kelas terakhir setelah bel pulang berbunyi. Ada rasa lega di dalam hati karena hari pertamanya berakhir dengan mulus. Yah, meskipun ada sedikit bumbu-bumbu drama tadi pagi, tapi setidaknya Anja bisa melewatinya.

Anja berjalan menuju kantor guru sambil bergumam senang. Tapi, langkahnya terhenti saat ia melihat sosok tinggi besar berdiri di depannya.

Nathan, sosok tinggi besar itu berdiri sambil menyandarkan punggungnya ke tembok. Menyadari kedatangan Anja, dia pun menoleh dan melangkah menghampirinya.

Loh, loh, mau ngapain ya dia? Anja membatin. Apa dia mau mempermasalahkan masalah tadi pagi? Aduh, kenapa badan anak ini tinggi sekali? Leherku sampai pegal hanya untuk melihat wajahnya.

"Bu Anja," suara berat Nathan membuat Anja merinding. Tapi Anja berusaha untuk tenang.

"Y-ya?" Meski berusaha bersikap tenang, tetap saja suara Anja terdengar gugup.

"Saya sudah menunggu Ibu dari tadi,"

Apa? Kenapa kamu menungguku? Mau ngapain kamu?

Nathan memajukan langkah dan Anja reflek mundur.

"Ke-kenapa Nathan?"

Nathan hanya terdiam. Hingga tanpa diduga, cowok itu malah berlutut di hadapan Anja.

"Eh, eh? Kamu mau ngapain?" Anja berseru bingung, dan Nathan masih membisu sambil...membetulkan tali sepatu Anja yang terurai.

"Oh? Eh, ma-makasih, tapi kamu nggak perlu seperti itu, Nathan. Ibu bisa sendiri kok," Anja menjadi tidak enak hati. Apalagi para siswa yang berlalu lalang tampak memperhatikan mereka. Jangan sampai Anja dicap sebagai guru yang semena-mena sampai menyuruh siswa menali sepatunya.

"Saya mau minta maaf," Selesai membetulkan tali sepatu Anja, Nathan kembali berdiri. "Tadi saya sudah bersikap tidak sopan sama Bu Guru,"

Anja terdiam sejenak. Oh, ternyata dia mau minta maaf toh.

"Tidak apa-apa kok Nathan. Wajar kalau kamu salah paham, karena badan Ibu memang kecil. Ibu juga berterima kasih dengan bantuan kamu tadi pagi,"

Nathan menatap Anja lamat-lamat, kemudian ia mengulurkan tangannya.

"Eh?" Anja kebingungan dengan maksud cowok itu. Kenapa tiba-tiba dia mengulurkan tangan coba?

"Tadi pagi kan kita belum sempat kenalan Bu. Perkenalkan, nama saya Nathan,"

Terpopuler

Comments

Ida Haedar

Ida Haedar

hahaha, jd ber"nostagila",sy, mengingat zaman putih Abu-Abu, Yups bu guru biologi kami yg kebetulan wali kls, pun pacaran sama salah satu murid cowok di kelas kami, mereka mesraaa ...banget kalau di luar sekolah, sempat berjodoh dan menikah, sayangnya pernikahan mereka berakhir di tahun ke 3 usia pernikahan mereka.

2024-12-19

1

Ani Sukmayati

Ani Sukmayati

sampai sejauh ini asyik ceritanya 👍👍👍

2024-12-17

1

Ney Maniez

Ney Maniez

beraniii ny than

2025-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Telat
2 2. Kenalan
3 3. Beri Saya Waktu
4 4. Kesalahan
5 5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6 6. Tepati Janjimu
7 7. Les Privat
8 8. Permintaan Nathan
9 9. Curang
10 10. Kencan
11 11. Pacar Bu Anja
12 12. Emosi
13 13. Bu Anja Kenapa?
14 14. Kebenaran yang Terkuak
15 15. Sang Penyelamat
16 16. Bangkit
17 17. Berantem
18 18. Syarat
19 19. Nathan Dikeluarkan
20 20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21 21. Setelah Tujuh Tahun
22 22. Tetangga Baru
23 23. Si Joni
24 24. Bertemu
25 25. Restu Ibu
26 26. Berangkat Bareng
27 27. Merayu
28 28. LARIII!!!
29 29. Sayang?
30 30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31 31. Mimpi
32 32. Kongkalikong
33 33. Lima Puluh Juta
34 34. Beli Furnitur
35 35. Kamu
36 36. Pandangan Pertama
37 37. Pengantin Baru
38 38. Kecelakaan
39 39. My Love
40 40. Jadian
41 41. Kakak Ipar
42 42. Sudah Berapa Lama?
43 43. Pacar Menyebalkan
44 44. Kado Ulang Tahun
45 45. Peraturan Aneh
46 46. Bau
47 47. Naik Motor
48 48. Singa
49 49. Warung
50 50. Hantu
51 51. Bertemu
52 52. Wanita Tua
53 53. Rebut Saja Pacarku
54 54. Kantor
55 55. Bioskop
56 56. Jendela
57 57. Pacarmu itu Posesif!
58 58. Rencana Cindy
59 59. Teh
60 60. Sepupu
61 61. Teater
62 62. Kebetulan?
63 63. Kebetulan (lagi)?
64 64. Marah
65 65. Maaf
66 66. Kalut
67 67. Rencana Cindy (2)
68 68. Jebakan
69 69. Terkuak
70 70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71 71. Perasaan
72 72. Kau Mencintainya, Kan?
73 73. Permintaan Maaf
74 74. Penyesalan
75 75. Bersalah
76 76. Terimakasih
77 77. Hukuman
78 78. Serius
79 79. I Love You, Bu Guru
80 80. Pajak
81 81. Dua Minggu?
82 82. Wanita Pilihan
83 83. Sah!
84 84. Praktek
85 85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86 86. Drama Pagi
87 87. Bertemu dengan Masa Lalu
88 88. Hajar!
89 89. Pembalasan Dendam
90 90. Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Telat
2
2. Kenalan
3
3. Beri Saya Waktu
4
4. Kesalahan
5
5. Berkunjung ke Rumah Nathan
6
6. Tepati Janjimu
7
7. Les Privat
8
8. Permintaan Nathan
9
9. Curang
10
10. Kencan
11
11. Pacar Bu Anja
12
12. Emosi
13
13. Bu Anja Kenapa?
14
14. Kebenaran yang Terkuak
15
15. Sang Penyelamat
16
16. Bangkit
17
17. Berantem
18
18. Syarat
19
19. Nathan Dikeluarkan
20
20. Membujuk Nathan + KUIS BERHADIAH!
21
21. Setelah Tujuh Tahun
22
22. Tetangga Baru
23
23. Si Joni
24
24. Bertemu
25
25. Restu Ibu
26
26. Berangkat Bareng
27
27. Merayu
28
28. LARIII!!!
29
29. Sayang?
30
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
31
31. Mimpi
32
32. Kongkalikong
33
33. Lima Puluh Juta
34
34. Beli Furnitur
35
35. Kamu
36
36. Pandangan Pertama
37
37. Pengantin Baru
38
38. Kecelakaan
39
39. My Love
40
40. Jadian
41
41. Kakak Ipar
42
42. Sudah Berapa Lama?
43
43. Pacar Menyebalkan
44
44. Kado Ulang Tahun
45
45. Peraturan Aneh
46
46. Bau
47
47. Naik Motor
48
48. Singa
49
49. Warung
50
50. Hantu
51
51. Bertemu
52
52. Wanita Tua
53
53. Rebut Saja Pacarku
54
54. Kantor
55
55. Bioskop
56
56. Jendela
57
57. Pacarmu itu Posesif!
58
58. Rencana Cindy
59
59. Teh
60
60. Sepupu
61
61. Teater
62
62. Kebetulan?
63
63. Kebetulan (lagi)?
64
64. Marah
65
65. Maaf
66
66. Kalut
67
67. Rencana Cindy (2)
68
68. Jebakan
69
69. Terkuak
70
70. Jadi, Ini Keputusan Kamu?
71
71. Perasaan
72
72. Kau Mencintainya, Kan?
73
73. Permintaan Maaf
74
74. Penyesalan
75
75. Bersalah
76
76. Terimakasih
77
77. Hukuman
78
78. Serius
79
79. I Love You, Bu Guru
80
80. Pajak
81
81. Dua Minggu?
82
82. Wanita Pilihan
83
83. Sah!
84
84. Praktek
85
85. Duhai Senangnya Pengantin Baru...
86
86. Drama Pagi
87
87. Bertemu dengan Masa Lalu
88
88. Hajar!
89
89. Pembalasan Dendam
90
90. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!