Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali

"Aruna dimana Bi?" Tanya Aryan yang baru saja sampai di rumah Aruna pagi ini. Ia cepat-cepat menemui Istri keduanya karena hatinya merasa tak tenang karena Ia menginap di rumah Gita. Tak bisanya Ia merasa khawatir pada Aruna yang jelas bukan orang yang Ia pedulikan. Apa ke rumah anak kecil yang bernama Alice? Sebenarnya siapa Alice itu? Dan mengapa Aruna begitu peduli pada anak yang jelas bukan saudaranya? Pikir Aryan menerka kemungkinan Aruna pergi.

"Bu Aruna pulang ke rumah Bu Isma, Pak. Subuh tadi berangkatnya."

"Loh kenapa tidak beritahu saya, Bi?"

"Maaf Pak. Saya kurang tahu. Saya kira Bu Aruna sudah memberitahu Bapak tentang ini."

"Tapi Ibu diberitahu kan Bi?"

"Sepertinya begitu Pak. Setahu saya, kalau Ibu Sundari tidak memberi izin, Bu Aruna tidak akan berani pergi."

"Pergi sih pergi Bi. Tapi saya suaminya. Kenapa tidak minta izin sama saya?" Bi Ima tak menanggapi. Ia sendiri merasa bingung sendiri tak tahu harus menjawab apa. Sebab baginya Aruna terlihat seperti orang yang tidak Aryan inginkan.

"Mungkin karena Anda sedang bersama Bu Gita, jadi Bu Aruna tidak berani menghubungi Anda." Jawab Bi Ima pada akhirnya. Aryan hanya memijit dahinya kemudian kembali berlalu dari rumahnya melajukan mobil yang entah akan kemana.

...----------------...

"Kamu pulang sendiri? Suamimu mana?" Pekik Isma yang terkejut akan kedatangan Aruna seorang diri.

"Mas Aryan lagi di rumah Mbak Gita, Bu." Jawabnya begitu santai. Benar, Isma tak bisa protes saat mendengar menantunya berada di rumah istri pertamanya.

"Terus kamu pulang mau apa?" Tanya Isma kemudian.

"Apa aku gak boleh kangen sama Mama? Sama Oma juga. Aku mau ketemu Oma sebentar. Besok aku pulang lagi ke rumah Mas Aryan."

"Aih hanya satu malam?" Aruna mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang Ibu. Pada saat itu, tekanan di hatinya terasa berkurang. Aruna tak lagi merasa bimbang, Ia memejamkan matanya yang mulai terasa panas.

"Jujur sama Mama. Kamu mau kemana? Tujuan utama kamu bukan Mama dan Oma kan?" Sudah seperti cenayang, Isma begitu tepat menebak isi pikiran Aruna yang memang ingin mengunjungi tempat lain selain rumahnya.

"Aku cuma mau jalan-jalan aja di sini Ma. Ingin melepaskan rindu."

"Hari ini tepatnya satu tahun Athar meninggal. Kamu gak berniat ziarah ke makamnya kan?" Aruna tak menjawab, Ia memilih beranjak dan tersenyum sebelum berlalu meninggalkan sang Ibu di ruang tamu. Tak bisa dipungkiri, Ia pulang memang ingin berziarah ke makam Athar yang nama dan bayangannya masih melekat di hati Aruna.

...----------------...

"Assalamualaikum, Bu." Terdengar suara seseorang mengucap salam dari luar. Gegas Isma menghampiri dan membukakan pintu memastikan siapa orang yang bertamu ke rumahnya. Alangkah terkejutnya, Isma mendapati Aryan yang datang pun seorang diri.

"Aryan?" Pekiknya hingga Ia terlupa menjawab salam dari sang menantu meski sudah terucap saat di dalam.

"Apa Aruna ke sini, Bu? Kata bi Ima, Aruna pulang ke rumah Ibu." Tak ingin berucap, Isma mengangguk pelan menanggapi pertanyaannya. "Apa Aruna bilang juga kalau kami tidak bertengkar, Bu?" Lanjutnya kembali mendapati jawaban dengan anggukan kepala saja. Bedanya, kali ini Isma sedikit tersenyum untuk meyakinkan Aryan bahwa Aruna tidak mengadu apa-apa. "Sekarang Aruna dimana Bu?" Kali ini, Isma menghela nafas dalam sejenak sebelum Ia menjawab.

"Aruna baru saja pergi ke rumah Oma nya."

"Kalau begitu saya minta alamat Oma, Bu."

"Tapi kalau seandainya Aruna tidak ada di rumah Oma, kemungkinan Aruna ada di makam." Sontak saja Aryan mengernyit mendengar penuturan Isma tersebut. Makam? Mengapa makam? Pikir Aryan. Namun Ia tak ingin mencari tahu lebih dalam, Ia hanya mengangguk mengerti saja dan langsung menyusul Aruna setelah Isma memberikan alamat rumah Oma dan juga letak makam yang dimaksud.

...----------------...

"Apa kamu bertengkar dengan suamimu?" Tanya Oma membuat Aruna berhenti mengaduk teh yang ada di depannya. Gulanya masih belum larut, namun Ia terpaksa menghentikan karena ingin menjawab lebih dulu.

"Nggak Oma. Aku dan Mas Aryan baik-baik aja."

"Oma masih heran sampai sekarang, Una. Kenapa kamu mau-mau saja dijodohkan dengan orang yang sudah beristri. Padahal masih banyak laki-laki yang belum menikah yang ingin menikahi kamu." Dengan menghela nafas gusar, Oma tak bisa menahan kekesalannya akan keputusan yang diambil cucu kesayangannya itu.

"Sudah jalannya mungkin, Oma." Ujarnya kembali tersenyum seraya meletakkan cangkir teh di hadapan Oma. "Aku ke makam dulu ya, Oma. Setelah itu baru ke sini lagi." Imbuhnya. Oma tak menjawab atau pun menanggapi, Ia hanya menatap dalam wajah sendu Aruna yang terasa tidak seperti biasanya.

"Kemana senyum kamu yang dulu, Una?"

'Deg!' Apa terlalu kelihatan? Apa senyumnya memang menghilang? Bukankah baru saja Ia tersenyum. Aruna tak ingin membahas perihal dirinya, Ia bergegas pergi ke suatu tempat yang memang menjadi tujuan utamanya mengapa Ia kembali ke kampung halamannya. Dengan berjalan kaki, Ia menyusuri jalanan yang terhitung ramai dengan lalu-lalang warga. Di sini Ia merasakan sebuah ketenangan setelah 2 bulan terakhir harus melihat wajah Aryan yang membuatnya sakit kepala. Tak sedikit orang yang menyapanya selama Ia berjalan menuju tempat pemakaman yang ada di tempat itu.

Di sisi lain, Aryan masih belum menemukan alamat yang Ia cari. Menoleh ke sana-kemari pun tak kunjung mendapatkan hasil. Ingin bertanya, namun pandangannya mendadak tertuju pada sosok yang tak asing baginya. Cepat-cepat Ia menghampiri, namun sosok itu memasuki sebuah jalanan pertigaan yang dimana di sana penuh dengan kuburan manusia. Ternyata benar, Aruna pergi ke makam. Namun makam siapa yang Ia tuju? Tak ingin menahan rasa penasaran, Aryan turun dari mobil dan mengikuti Aruna secara diam-diam. Ia melihat Aruna berhenti di satu makam dengan batu nisan yang memiliki nama "Rey Atharayhan" meninggal di tanggal 03 Agustus.

"Agustus? Sekarang? Dan dia meninggal 1 tahun yang lalu. Siapa dia? Siapa pemilik makam itu? Dan... kenapa Aruna menangis tersedu-sedu begitu?" Gumam Aryan yang tak bisa menerka siapa yang ada di dalam kuburan itu. Melihat tangis Aruna yang seperti menyayat hati, Aryan hanya bisa menerka bahwa sosok Rey Atharayhan adalah orang yang paling Ia sayangi.

"Aku gak bahagia Athar. Kamu bilang, aku akan temukan bahagia aku setelah kepergian kamu, tapi nyatanya? Aku hanya dimanfaatkan untuk kepentingan mereka saja. Mereka tidak benar-benar menyayangi aku." Lirihnya semakin pilu menangis di samping batu nisan dengan nama yang sudah tak bertuan itu.

"Aku gak bisa temukan pengganti kamu. Dia jauh lebih buruk memperlakukan aku. Salah kalau aku rindu pada orang yang sudah meninggal sementara aku sudah menikah? Sakit rasanya Athar."

Semakin dekat Aryan menghampiri Aruna, Ia semakin paham bahwa pemilik nama itu bukanlah keluarganya, melainkan kekasih masa lalu Aruna. Yang membuatnya gusar, bukan karena Athar masih dicintai hebat oleh istrinya, tapi mengapa Aruna begitu niat sampai-sampai mengunjungi makam Athar sejauh ini? Apakah cintanya begitu besar sehingga Ia kalah dengan orang yang sudah meninggal? Apa begini yang dirasakan Aruna ketika melihatnya bersama Gita? Sial. Kebimbangan mulai muncul dibenak Aryan yang mulai merasa cemburu melihat Aruna begitu hebat mencintai orang lain, tapi tidak dengan dirinya.

...-bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3 Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4 Bab 4. Perjanjian?
5 Bab 5. Bukan selingkuhan
6 Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7 Bab 7. Waktu bersama Alice
8 Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9 Bab 9. Aryan cemburu?
10 Bab 10. Acara keluarga
11 Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12 Bab 12. Pelukan Aryan
13 Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14 Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15 Bab 15. Siapa Adnan?
16 Bab 16. Bicara berdua.
17 Bab 17. Kebimbangan Aruna
18 Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19 Bab 19. Kemarahan Aryan.
20 Bab 20. Sisi baik Gita
21 Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22 Bab 22. Konflik tak terlihat
23 Bab 23. Kembali sunyi
24 Bab 24. Hadiah
25 Bab 25. Rindu tanpa temu
26 Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27 Bab 27. Cinta Rio
28 Bab 28. Kecemburuan Gita
29 Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30 Bab 30. Perasaan istimewa
31 Bab 31. Kebetulan yang berharga
32 Bab 32. Dilema Aryan.
33 Bab 33. Pertemuan
34 Bab 34. Kecurigaan Laras
35 Bab 35. Tamu tak diundang
36 Bab 36. Kunjungan Gita
37 Bab 37. Rahasia yang diketahui
38 Bab 38. Rindu sebatas semu
39 Bab 39. Penantian terindah
40 Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41 Bab 41. Canda penuh luka
42 Bab 42. Pelarian
43 Bab 43. Manipulasi
44 Bab 44. Haruskah berusaha?
45 Bab 45. Kepulangan Gita
46 Bab 46. Melepas Rindu
47 Bab 47. Salah Faham
48 Bab 48. Bukan pelakor
49 Bab 49. Pengakuan Gita
50 Bab 50. Kehilangan
51 Bab 51. Gunjingan
52 Bab 52. Terkuak
53 Bab 53. Permintaan Oma.
54 Bab 54. Isi hati Adnan
55 Bab 55. Sidang keluarga.
56 Bab 56. Harapan dan keputusan
57 Bab 57. Dunia sangat sempit
58 Bab 58. Kecewa
59 Bab 59. Kepulangan Oma
60 Bab 60. Perubahan
61 Bab 61. Mencari informasi
62 Bab 62. Fakta yang baru
63 Bab 63. Dijauhi teman
64 Bab 64. Rencana Damar
65 Bab 65. Jamuan makan malam
66 Bab 66. Kerinduan
67 Bab 67. "Mama"
68 Bab 68. Pulang?
69 Bab 69. Rumah Oma
70 Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71 Bab 71. Klarifikasi
72 Bab 72. Kabar tak terduga
73 Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74 Bab 74. Bahagia yang berbeda
75 Bab 75. "Ayo bercerai!"
76 Bab 76. Pertemuan terakhir.
77 Bab 77. Kembali pulang.
78 Bab 78. Berpisah secara damai
79 Bab 79. Sebuah nama
80 Bab 80. Sidang
81 Bab 81. Dua tamu
82 Bab 82. Kebenaran
83 Bab 83. Negosiasi
84 Bab 84. Es yang mencair
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3
Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4
Bab 4. Perjanjian?
5
Bab 5. Bukan selingkuhan
6
Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7
Bab 7. Waktu bersama Alice
8
Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9
Bab 9. Aryan cemburu?
10
Bab 10. Acara keluarga
11
Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12
Bab 12. Pelukan Aryan
13
Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14
Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15
Bab 15. Siapa Adnan?
16
Bab 16. Bicara berdua.
17
Bab 17. Kebimbangan Aruna
18
Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19
Bab 19. Kemarahan Aryan.
20
Bab 20. Sisi baik Gita
21
Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22
Bab 22. Konflik tak terlihat
23
Bab 23. Kembali sunyi
24
Bab 24. Hadiah
25
Bab 25. Rindu tanpa temu
26
Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27
Bab 27. Cinta Rio
28
Bab 28. Kecemburuan Gita
29
Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30
Bab 30. Perasaan istimewa
31
Bab 31. Kebetulan yang berharga
32
Bab 32. Dilema Aryan.
33
Bab 33. Pertemuan
34
Bab 34. Kecurigaan Laras
35
Bab 35. Tamu tak diundang
36
Bab 36. Kunjungan Gita
37
Bab 37. Rahasia yang diketahui
38
Bab 38. Rindu sebatas semu
39
Bab 39. Penantian terindah
40
Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41
Bab 41. Canda penuh luka
42
Bab 42. Pelarian
43
Bab 43. Manipulasi
44
Bab 44. Haruskah berusaha?
45
Bab 45. Kepulangan Gita
46
Bab 46. Melepas Rindu
47
Bab 47. Salah Faham
48
Bab 48. Bukan pelakor
49
Bab 49. Pengakuan Gita
50
Bab 50. Kehilangan
51
Bab 51. Gunjingan
52
Bab 52. Terkuak
53
Bab 53. Permintaan Oma.
54
Bab 54. Isi hati Adnan
55
Bab 55. Sidang keluarga.
56
Bab 56. Harapan dan keputusan
57
Bab 57. Dunia sangat sempit
58
Bab 58. Kecewa
59
Bab 59. Kepulangan Oma
60
Bab 60. Perubahan
61
Bab 61. Mencari informasi
62
Bab 62. Fakta yang baru
63
Bab 63. Dijauhi teman
64
Bab 64. Rencana Damar
65
Bab 65. Jamuan makan malam
66
Bab 66. Kerinduan
67
Bab 67. "Mama"
68
Bab 68. Pulang?
69
Bab 69. Rumah Oma
70
Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71
Bab 71. Klarifikasi
72
Bab 72. Kabar tak terduga
73
Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74
Bab 74. Bahagia yang berbeda
75
Bab 75. "Ayo bercerai!"
76
Bab 76. Pertemuan terakhir.
77
Bab 77. Kembali pulang.
78
Bab 78. Berpisah secara damai
79
Bab 79. Sebuah nama
80
Bab 80. Sidang
81
Bab 81. Dua tamu
82
Bab 82. Kebenaran
83
Bab 83. Negosiasi
84
Bab 84. Es yang mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!