Bab 10. Acara keluarga

"Mas... nanti, kamu sama Aruna aja ya yang hadir. Aku gak enak badan soalnya." Ujar Gita tiba-tiba. Sudah hampir 2 bulan suaminya menikahi wanita lain, Ia merasa hubungan mereka sedikit renggang. Ternyata ungkapan bunga baru lebih menggoda itu benar nyata. Dan selama itu pula, Aryan belum mendapat jawaban siapa yang selalu mengirimkan hadiah-hadiah untuk Aruna.

"Kalau kamu gak ikut, aku juga enggak." Mendengar balasan suaminya itu, Gita terdengar menghela nafas gusar. Kesal karena Aryan tak bisa mengerti dengan posisi dirinya yang pasti akan disalahkan Ibu mertuanya.

"Ya udah. Aku datang, Mas." Ujarnya kemudian. Meski bagaimana pun, Ia masih takut kehilangan sosok Aryan yang sudah menemaninya 5 tahun usia pernikahannya.

...----------------...

"Loh! Aruna, kamu belum siap-siap?" Tegur Sundari begitu terkejut melihat menantu keduanya yang masih mengenakan pakaian santai.

"Siap-siap kemana Bu?" Tanyanya heran dan penasaran mengapa Ibu mertuanya berbicara seolah Ia harus pergi hari ini.

"Aryan tidak beritahu kamu?" Sontak saja Aruna menggeleng menanggapi pertanyaan gusar Sundari. Terdengar pula helaan nafas yang seakan menahan amarah yang akan meluap, sehingga Aruna menundukkan kepala karena takut dimarahi habis-habisan sebab dirinya tak tahu apa-apa.

"Ya sudah. Kamu siap-siap saja ya. Malam ini ada acara keluarga, kamu sama Ibu aja berangkatnya. Ishh untung Ibu mampir ke sini." Tak ingin menambah masalah, Aruna menurut saja meski sebenarnya Ia tak ingin pergi kemana pun, apa lagi ke acara keluarga yang Ia rasa akan sangat membuatnya terasa asing. Dengan hati-hati memilah pakaian yang sopan, Aruna terus berkecamuk dalam pikirannya.

"Dari awal, Mas Aryan gak ada niatan ajak aku. Seharusnya Ibu juga tahu." Gumamnya mengoceh sendiri.

...----------------...

Suara riuh terdengar dari tempat penyimpanan mobil ketika Aruna baru saja sampai di sebuah rumah mewah yang sudah dipenuhi tamu tersebut. Ia tertegun betapa ramainya acara ini, seperti sebuah pesta.

"Katanya acara keluarga. Tapi lebih ramai dari yang ku kira." Batin Aruna menoleh kesana-kemari menatap kagum acara ini. Langkahnya diiringi oleh Sundari melewati setiap orang yang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang tengah minun, mengobrol, bahkan ada yang tengah asyik makan. Aruna hanya bisa menunduk menyembunyikan wajahnya yang mungkin paling asing dari pada yang lain.

Hingga, sampailah mereka di sebuah ruangan besar seperti aula, namun rupanya itu adalah sebuah ruang tengah bagian rumah tersebut. Ada foto keluarga besar terpampang jelas, termasuk wajah Aryan pun ada di sana. Ada hal yang membuatnya merasa heran, baru saja sampai di sana, namun Ia sudah diminta untuk bergabung ke meja makan yang terpisah dari tempat ramai tadi. Hening, namun tenang. Ketenangan itu buyar di pandangan Aruna saat Ia melihat kedatangan Aryan dan Gita yang saling bergandengan tangan. Keduanya duduk tepat di samping Sundari dan Aryan seakan memintanya berpindah tempat agar Gita bisa lebih dekat dengan Ibu mertuanya.

"Gak usah Mas. Aku di sana saja. Toh tempatnya sama saja kan?" Ujarnya segera menempati kursi yang berada di samping Aruna yang masih kosong.

"Hei Aryan. Kapan kalian punya anak? Harus ingat loh, syarat warisannya turun ke tanganmu itu kau harus punya anak dulu sebagai pewaris selanjutnya." Terdengar suara lantang dari seseorang yang berada di seberang Aruna. Rio, putra sulung dari Istri Damar, lebih tepatnya anak tiri Damar yang pertama. Sontak saja, Aruna mengernyit penasaran akan apa maksud dari perkataan Rio tersebut.

"Apa kau tidak bisa diam?" Geram Aryan yang seakan mengabaikan pertanyaan menyesakkan itu.

"Warisan?" Gumam Aruna seraya menoleh pada Sundari yang terlihat acuh tak acuh.

"Jangan dengarkan. Dia memang suka asal bicara." Ucap Sundari memperingatkan. Aruna mengangguk saja agar tak menjadi keributan nantinya. Ia sadar jika posisinya tak memungkinkan untuk mengetahui semua rahasia keluarga suaminya.

"Siapa yang kau bawa itu?" Tanya Damar tentunya pada Sundari. Aryan melirik sesaat dengan wajah paniknya. Tak mungkin kan Ibunya akan membongkar semuanya di sini? Pikirnya. Belum sempat Sundari menjawab, terdengar suara seseorang lebih dulu menjawab pertanyaan Damar tersebut.

"Ini adikku Om." Jawab Gita diluar dugaan. Aryan memberi kode dengan tatapan matanya seakan bertanya apa maksudnya?

"Adik?" Bukan hanya Damar, semua yang mendengarnya pun terheran dan semakin penasaran akan sosok gadis asing yang baru malam ini bergabung di pertemuan keluarga mereka.

"Hemmm aku kira dia istri baru Aryan." Celetuk Rio lagi. Kali ini Aryan menggenggam gelas sedikit lebih keras, dan nyaris pecah jika Ia tak mengendalikan pikirannya.

"Sa-saya Aruna." Ujar Aruna dengan malu. Ia tak tahu harus memperkenalkan diri sebagai apa, sebab untuk mengaku Ia adalah Istri kedua Aryan pun Ia tak kuasa. Rasanya akan ada malapetaka yang menimpanya dikemudian hari.

"Mungkin aku akan memberitahu kalian semua, kalau sebenarnya Aruna ini..." Sundari tak langsung melanjutkan penuturannya, Ia melirik ke arah Aryan yang tampak acuh dan seakan tak peduli jika Ibunya akan memberitahu semua orang.

"Saya teman Mas Aryan. Dan adik sepupu Kak Gita." Timpal Aruna membuat Aryan tersedak saat Ia meminum air di gelasnya. Bisa-bisanya wanita itu tak mengakui dirinya sebagai suami.

"Kenapa dia bilang adik sepupuku? Mengapa tidak bilang adik madu? Apa dia memang tak menginginkan pernikahannya dengan Mas Aryan? Apa aku terlalu berpikir berlebihan? Sebenarnya apa yang aku pikirkan tentang Aruna? Aku mengira dirinya sama dengan wanita diluar sana yang hobby menggoda suami orang sampai Ia mau-mau saja dijodohkan dengan pria yang sudah beristri." Batin Gita mulai merasa pikirannya sudah kacau balau. Ia melamun tanpa ada yang bisa menyadarkannya sampai akhirnya tepukan di bahunya berhasil membuyarkan lamunannya.

"Kak... aku pamit pulang duluan. Aku lupa bawa obat." Ujar Aruna seraya beranjak dari tempatnya. Ia tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan kursi yang membuatnya tak nyaman berada di sana. Apalagi pandangan Aryan yang begitu tajam terasa menusuk ulu hatinya.

Tanpa diduga, Aryan beranjak dan menyusul Aruna yang sudah jauh melangkah dari pandangan keluarga besarnya. Ia merasa penasaran juga dengan gelagat Aruna yang terlihat langsung menghubungi seseorang. Apa ini berhubungan dengan pengirim hadiah tanpa nama itu?

"Iya sayang. Besok kita ketemu ya!"

'Sayang?' Mendengar kata ambigu itu, tentu saja Aryan merasa gusar. Ia merebut ponsel Aruna dan hendak memarahi siapapun yang ada di seberang sana. Ia tak bisa berpikir jernih karena kata 'sayang'hanya diungkapkan untuk pasangan saja baginya. Meski Ia tak pernah mengungkapkan kata itu pada Aruna yang sudah menjadi Istrinya. Baru saja ingin berucap, lidah Aryan mendadak kelu mendengar suara seseorang di sana.

"Alice sayang Tante. Besok mainnya di rumah Alice ya Tante..."

Ternyata hanya anak kecil. Jadi, kata sayang itu diungkapkan Aruna untuk seorang anak kecil yang entah siapa itu. Apakah anak itu yang Aruna temui di rumah sakit bulan lalu? Pikiran Aryan mulai berkecamuk dan kembali memberikan benda pipih nan canggih milik Aruna tersebut.

"Kamu bicara sesuatu? Tadi Tante tidak terlalu mendengarkan, boleh diulang apa yang tadi kamu katakan, sayang?" Setelah mengucapkan kalimat itu, Aruna sempat mengernyit kemudian tersenyum dan terlihat kepalanya mengangguk dengan masih asyik sendiri dengan ponselnya.

"Apa-apaan senyum itu? Dari hari menikah sampai sekarang, dia tidak pernah tersenyum begitu padaku." Batin Aryan memalingkan wajah menahan rasa kesal yang menyapa dirinya.

...-bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3 Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4 Bab 4. Perjanjian?
5 Bab 5. Bukan selingkuhan
6 Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7 Bab 7. Waktu bersama Alice
8 Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9 Bab 9. Aryan cemburu?
10 Bab 10. Acara keluarga
11 Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12 Bab 12. Pelukan Aryan
13 Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14 Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15 Bab 15. Siapa Adnan?
16 Bab 16. Bicara berdua.
17 Bab 17. Kebimbangan Aruna
18 Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19 Bab 19. Kemarahan Aryan.
20 Bab 20. Sisi baik Gita
21 Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22 Bab 22. Konflik tak terlihat
23 Bab 23. Kembali sunyi
24 Bab 24. Hadiah
25 Bab 25. Rindu tanpa temu
26 Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27 Bab 27. Cinta Rio
28 Bab 28. Kecemburuan Gita
29 Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30 Bab 30. Perasaan istimewa
31 Bab 31. Kebetulan yang berharga
32 Bab 32. Dilema Aryan.
33 Bab 33. Pertemuan
34 Bab 34. Kecurigaan Laras
35 Bab 35. Tamu tak diundang
36 Bab 36. Kunjungan Gita
37 Bab 37. Rahasia yang diketahui
38 Bab 38. Rindu sebatas semu
39 Bab 39. Penantian terindah
40 Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41 Bab 41. Canda penuh luka
42 Bab 42. Pelarian
43 Bab 43. Manipulasi
44 Bab 44. Haruskah berusaha?
45 Bab 45. Kepulangan Gita
46 Bab 46. Melepas Rindu
47 Bab 47. Salah Faham
48 Bab 48. Bukan pelakor
49 Bab 49. Pengakuan Gita
50 Bab 50. Kehilangan
51 Bab 51. Gunjingan
52 Bab 52. Terkuak
53 Bab 53. Permintaan Oma.
54 Bab 54. Isi hati Adnan
55 Bab 55. Sidang keluarga.
56 Bab 56. Harapan dan keputusan
57 Bab 57. Dunia sangat sempit
58 Bab 58. Kecewa
59 Bab 59. Kepulangan Oma
60 Bab 60. Perubahan
61 Bab 61. Mencari informasi
62 Bab 62. Fakta yang baru
63 Bab 63. Dijauhi teman
64 Bab 64. Rencana Damar
65 Bab 65. Jamuan makan malam
66 Bab 66. Kerinduan
67 Bab 67. "Mama"
68 Bab 68. Pulang?
69 Bab 69. Rumah Oma
70 Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71 Bab 71. Klarifikasi
72 Bab 72. Kabar tak terduga
73 Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74 Bab 74. Bahagia yang berbeda
75 Bab 75. "Ayo bercerai!"
76 Bab 76. Pertemuan terakhir.
77 Bab 77. Kembali pulang.
78 Bab 78. Berpisah secara damai
79 Bab 79. Sebuah nama
80 Bab 80. Sidang
81 Bab 81. Dua tamu
82 Bab 82. Kebenaran
83 Bab 83. Negosiasi
84 Bab 84. Es yang mencair
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3
Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4
Bab 4. Perjanjian?
5
Bab 5. Bukan selingkuhan
6
Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7
Bab 7. Waktu bersama Alice
8
Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9
Bab 9. Aryan cemburu?
10
Bab 10. Acara keluarga
11
Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12
Bab 12. Pelukan Aryan
13
Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14
Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15
Bab 15. Siapa Adnan?
16
Bab 16. Bicara berdua.
17
Bab 17. Kebimbangan Aruna
18
Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19
Bab 19. Kemarahan Aryan.
20
Bab 20. Sisi baik Gita
21
Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22
Bab 22. Konflik tak terlihat
23
Bab 23. Kembali sunyi
24
Bab 24. Hadiah
25
Bab 25. Rindu tanpa temu
26
Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27
Bab 27. Cinta Rio
28
Bab 28. Kecemburuan Gita
29
Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30
Bab 30. Perasaan istimewa
31
Bab 31. Kebetulan yang berharga
32
Bab 32. Dilema Aryan.
33
Bab 33. Pertemuan
34
Bab 34. Kecurigaan Laras
35
Bab 35. Tamu tak diundang
36
Bab 36. Kunjungan Gita
37
Bab 37. Rahasia yang diketahui
38
Bab 38. Rindu sebatas semu
39
Bab 39. Penantian terindah
40
Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41
Bab 41. Canda penuh luka
42
Bab 42. Pelarian
43
Bab 43. Manipulasi
44
Bab 44. Haruskah berusaha?
45
Bab 45. Kepulangan Gita
46
Bab 46. Melepas Rindu
47
Bab 47. Salah Faham
48
Bab 48. Bukan pelakor
49
Bab 49. Pengakuan Gita
50
Bab 50. Kehilangan
51
Bab 51. Gunjingan
52
Bab 52. Terkuak
53
Bab 53. Permintaan Oma.
54
Bab 54. Isi hati Adnan
55
Bab 55. Sidang keluarga.
56
Bab 56. Harapan dan keputusan
57
Bab 57. Dunia sangat sempit
58
Bab 58. Kecewa
59
Bab 59. Kepulangan Oma
60
Bab 60. Perubahan
61
Bab 61. Mencari informasi
62
Bab 62. Fakta yang baru
63
Bab 63. Dijauhi teman
64
Bab 64. Rencana Damar
65
Bab 65. Jamuan makan malam
66
Bab 66. Kerinduan
67
Bab 67. "Mama"
68
Bab 68. Pulang?
69
Bab 69. Rumah Oma
70
Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71
Bab 71. Klarifikasi
72
Bab 72. Kabar tak terduga
73
Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74
Bab 74. Bahagia yang berbeda
75
Bab 75. "Ayo bercerai!"
76
Bab 76. Pertemuan terakhir.
77
Bab 77. Kembali pulang.
78
Bab 78. Berpisah secara damai
79
Bab 79. Sebuah nama
80
Bab 80. Sidang
81
Bab 81. Dua tamu
82
Bab 82. Kebenaran
83
Bab 83. Negosiasi
84
Bab 84. Es yang mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!