Bab 8. Rahasia kecil Aruna

1 bulan sudah Aruna dan Aryan hidup bersama, dan saat itu juga Aruna mulai diliputi rasa tak nyaman karena Ibu mertuanya terus menerus menanyakan tentang kehamilan. Setiap Sundari bertanya, Aruna selalu mengelak jika Ia belum diberi kepercayaan. Begitu pun pada Gita, Sundari kembali mempertanyakan apakah menantunya sudah mengandung atau tidak. Namun sayang, Gita belum juga mendapati tanda-tanda jika Ia mengandung. Ada rasa kecewa yang tersirat dari wajahnya. Berbeda dengan Aruna yang merasa lega setiap Ia mencoba memastikan bahwa Ia tidak hamil.

"Mending kalian ke dokter. Cek lagi." Ujar Sundari tak sabaran. Aruna dan Aryan hanya saling pandang dengan acuh meski pada akhirnya keduanya mencoba membujuk agar Sundari mengerti situasinya.

"Ini baru sebulan Bu. Wajar saja kalau Aruna belum hamil." Tutur Aryan berusaha meyakinkan. Namun Sundari tak bisa langsung percaya. Ia meragukan kebersamaan anak dan menantu keduanya itu.

"Kalian gak lagi bohongi Ibu kan? Kalian tidur bersama kan?" Tanyanya mendesak. Sontak saja Aruna menunduk malu mendapati pertanyaan tersebut, sedangkan Aryan terlihat menghela nafas gusar karena Ibunya yang dirasa sudah kelewatan.

"Ibu ini apa-apaan? Gak mungkin kita melakukannya di depan umum kan Bu?" Sanggah Aryan membuat Aruna mendongak dan semakin malu.

"Atau jangan-jangan kamu yang bermasalah." Tuduh Sundari membuat Aryan mengernyit lalu beranjak dari duduknya dan meraih tangan Aruna yang terkejut akan tindakannya.

"Ayo Runa. Kita ke dokter. Kita buktikan pada Ibu kalau kita tak ada masalah apapun." Ujarnya melangkah keluar dengan terus menarik tangan Aruna.

"Mas..." Aryan terhenti mendengar panggilan lembut Aruna. Ia menoleh dan seakan bertanya ada apa. "Aku ganti baju dulu." Imbuhnya terdengar masih malu. Aryan baru menyadari jika pakaian yang dikenakan Aruna memang pakaian khusus di dalam rumah saja. Sehingga Ia menghela nafas dalam dan membiarkan Aruna berlalu ke kamar untuk mengganti pakaian.

...----------------...

Sepanjang perjalanan, Aruna tak berani memulai obrolan. Ia berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Ada hal yang Ia takutkan jika sampai rahasia kecilnya terbongkar. Aryan sendiri terlihat begitu tenang karena mungkin Ia memang tak mengkhawatirkan apapun. Hingga akhirnya sampai di klinik yang mereka tuju, keduanya sama-sama memasuki ruang pendaftaran.

Lagi-lagi, sahabat Gita, Ajeng yang tengah melewati klinik tersebut melihat sekilas sosok Aryan yang tengah berdampingan dengan perempuan asing. Ia mencoba membulatkan mata dan memperjelas pandangannya bahwa itu bukanlah ilusi.

"Iya itu Aryan. Tapi Gita bilang Aryan di rumahnya." Ujar Ajeng berbicara sendiri. Gegas Ia melajukan kembali mobilnya. Ia berusaha menepis pikiran negatifnya yang menerka hal terburuk hubungan Aryan dan Gita.

Di sisi lain, Aryan dan Aruna yang tengah menjalankan pemeriksaan satu persatu selesai atas arahan dokter. Dan keduanya sama-sama tegang ketika akhirnya mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi mereka.

"Untuk Pak Aryan, kualitas sp*rma anda bagus, dan untuk Ibu Aruna juga kondisi rahimnya sehat dan baik untuk dibuahi. Ibu dan Bapak tak usah khawatir. Kondisi anda berdua sama-sama normal. Untuk mempercepat kehamilan, Ibu dimohon jangan pakai kontrasepsi ya Bu! Kalau terlalu lama efeknya bisa membuat rahim menjadi kering dan justru mempersulit proses pembuahan." Papar dokter membuat jantung Aruna berdegup kencang namun Ia mengangguk paham. Sementara itu, Aryan masih terheran jika kondisi keduanya sama-sama normal, kenapa Aruna tak hamil dalam waktu dekat? Jelas penjelasan ini berbeda jika dibandingkan dengan saat Ia memeriksakan kondisinya bersama Gita. Dikatakan Gita mengalami sedikit masalah pada rahimnya yang menyebabkan sulit mengandung.

"Sudah berapa lama Ibu dan Bapak menikah?" Tanya dokter kemudian.

"Baru satu bulan Dok." Jawab Aryan ditanggapi anggukan oleh dokter di depannya.

"Masih baru. Sabar saja, bisa saja karena Bapak dan Ibu tidak berhubungan di waktu subur. Atau jarang melakukan hubungan suami istri, dan bis saja karena efek obat kontrasepsi."

"Tapi istri saya tidak mengonsumsi obat kontrasepsi dok." Sanggah Aryan sehingga dokter tersebut melirik ke arah Aruna yang menunduk menghindari kontak mata dengan sang dokter.

"Begitu ya Pak. Kalau begitu, saya sarankan Ibu dan Bapak lebih memperhatikan kapan waktu subur Ibu atau Bapak." Hanya begitu nasehat yang bisa dokter ucapkan. Dokter sendiri merasa heran akan kedua pasiennya hari ini. Yang satu ingin memiliki anak, sedangkan yang satunya tidak.

...----------------...

Setelah selesai, keduanya memilih kembali pulang dan memberikan hasil pemeriksaan pada Sundari yang benar-benar tak sabar akan kabar kehamilan menantunya.

"Sudah aku bilang kan Bu. Aku dan Aruna itu baik-baik aja. Hanya menunggu waktu, dan Ibu juga harus sabar." Ujar Aryan menahan kekesalannya dengan berlalu setelah memberikan kertas berisi pernyataan dokter. Sundari tak berkata apa-apa, Ia hanya mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan berlalu begitu saja meninggalkan Aruna yang masih duduk di sofa. Peluh di pelipisnya mulai terjatuh akibat ketegangan yang membuatnya sulit bernafas.

Ditengah kegundahannya, ponselnya terdengar berdering. Ragu Ia menjawab karena itu adalah Adnan. Apa lagi? Mengapa Adnan terus menghubunginya? Pikir Aruna mungkin demikian. Demi menjaga perasaan Adnan dan Aryan, Aruna memilih menjawab telepon di tempat lain. Gegas Ia ke halaman belakang agar tak banyak orang berlalu-lalang di sana.

"Hallo." Sapanya seraya menoleh kesana-kemari memastikan Aryan tak melihatnya.

"Tanteee" terdengar suara Alice sedikit berteriak dari seberang sana.

"Alice. Ada apa, sayang?" Tanyanya kemudian.

"Alice mau main sama tante lagi. Boleh ya?" Suaranya berubah merengek dan terdengar seperti sedang tak sehat.

"Kamu sakit?" Bukannya jawaban dari Alice, Aruna malah mendengar suara tangisnya dan pastinya Adnan tengah memarahinya dengan teguran halus.

"Aruna... maaf ya! Alice nekat hubungi kamu sendiri. Dia merengek ingin bertemu sama Tante Aruna. Tapi saya bilang kamu sedang sibuk." Tutur Adnan jelas merebut ponsel yang digunakan Alice.

"Tidak Dok. Saya tidak sibuk. Saya bisa bertemu Alice." Ujarnya sedikit menaikkan suara sehingga orang rumah ada yang mendengarnya berucap. "Rumah sakit ya! Baiklah Dok. Saya ke sana sekarang." Imbuhnya kemudian. Gegas Aruna bersiap dan meminta izin pada Aryan yang tengah berbaring di sofa.

"Mas... aku izin keluar." Hanya begitu Aruna meminta izin seorang suami. Ia tahu jika Aryan tak akan peduli kemanapun Ia pergi.

"Hemmmm" begitu pula tanggapan Aryan yang memang seakan tak peduli. Tak ingin berlama-lama, Aruna meraih tasnya yang lain dan terlihat terburu-buru saat melangkah keluar dari kamar. Ada rasa curiga pada istrinya, Aryan beranjak dan entah karena dorongan apa, Ia mengikuti kemana Aruna pergi. Sampai akhirnya Ia sampai di rumah sakit sehingga pertanyaan di benaknya semakin berkecamuk.

"Mau ketemu sama siapa?" Gumamnya terus mengikuti langkah Aruna. Terlihat Istrinya itu menyapa seorang dokter tampan yang membuatnya menarik nafas panjang menahan kesal. Keduanya kembali melangkah menuju sebuah ruangan yang di dalamnya ada seorang anak kecil yang langsung memeluk Aruna. Dan setelahnya dokter itu keluar dari ruangan tersebut menyisakan Aruna dan anak kecil yang tak Ia ketahui. Seketika Ia tersadar dengan apa yang Ia lakukan ini. Tak mungkin jika Ia merasa cemburu dan curiga pada Istri ke-duanya yang tak pernah Ia inginkan itu.

...-bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3 Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4 Bab 4. Perjanjian?
5 Bab 5. Bukan selingkuhan
6 Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7 Bab 7. Waktu bersama Alice
8 Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9 Bab 9. Aryan cemburu?
10 Bab 10. Acara keluarga
11 Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12 Bab 12. Pelukan Aryan
13 Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14 Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15 Bab 15. Siapa Adnan?
16 Bab 16. Bicara berdua.
17 Bab 17. Kebimbangan Aruna
18 Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19 Bab 19. Kemarahan Aryan.
20 Bab 20. Sisi baik Gita
21 Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22 Bab 22. Konflik tak terlihat
23 Bab 23. Kembali sunyi
24 Bab 24. Hadiah
25 Bab 25. Rindu tanpa temu
26 Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27 Bab 27. Cinta Rio
28 Bab 28. Kecemburuan Gita
29 Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30 Bab 30. Perasaan istimewa
31 Bab 31. Kebetulan yang berharga
32 Bab 32. Dilema Aryan.
33 Bab 33. Pertemuan
34 Bab 34. Kecurigaan Laras
35 Bab 35. Tamu tak diundang
36 Bab 36. Kunjungan Gita
37 Bab 37. Rahasia yang diketahui
38 Bab 38. Rindu sebatas semu
39 Bab 39. Penantian terindah
40 Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41 Bab 41. Canda penuh luka
42 Bab 42. Pelarian
43 Bab 43. Manipulasi
44 Bab 44. Haruskah berusaha?
45 Bab 45. Kepulangan Gita
46 Bab 46. Melepas Rindu
47 Bab 47. Salah Faham
48 Bab 48. Bukan pelakor
49 Bab 49. Pengakuan Gita
50 Bab 50. Kehilangan
51 Bab 51. Gunjingan
52 Bab 52. Terkuak
53 Bab 53. Permintaan Oma.
54 Bab 54. Isi hati Adnan
55 Bab 55. Sidang keluarga.
56 Bab 56. Harapan dan keputusan
57 Bab 57. Dunia sangat sempit
58 Bab 58. Kecewa
59 Bab 59. Kepulangan Oma
60 Bab 60. Perubahan
61 Bab 61. Mencari informasi
62 Bab 62. Fakta yang baru
63 Bab 63. Dijauhi teman
64 Bab 64. Rencana Damar
65 Bab 65. Jamuan makan malam
66 Bab 66. Kerinduan
67 Bab 67. "Mama"
68 Bab 68. Pulang?
69 Bab 69. Rumah Oma
70 Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71 Bab 71. Klarifikasi
72 Bab 72. Kabar tak terduga
73 Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74 Bab 74. Bahagia yang berbeda
75 Bab 75. "Ayo bercerai!"
76 Bab 76. Pertemuan terakhir.
77 Bab 77. Kembali pulang.
78 Bab 78. Berpisah secara damai
79 Bab 79. Sebuah nama
80 Bab 80. Sidang
81 Bab 81. Dua tamu
82 Bab 82. Kebenaran
83 Bab 83. Negosiasi
84 Bab 84. Es yang mencair
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3
Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4
Bab 4. Perjanjian?
5
Bab 5. Bukan selingkuhan
6
Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7
Bab 7. Waktu bersama Alice
8
Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9
Bab 9. Aryan cemburu?
10
Bab 10. Acara keluarga
11
Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12
Bab 12. Pelukan Aryan
13
Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14
Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15
Bab 15. Siapa Adnan?
16
Bab 16. Bicara berdua.
17
Bab 17. Kebimbangan Aruna
18
Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19
Bab 19. Kemarahan Aryan.
20
Bab 20. Sisi baik Gita
21
Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22
Bab 22. Konflik tak terlihat
23
Bab 23. Kembali sunyi
24
Bab 24. Hadiah
25
Bab 25. Rindu tanpa temu
26
Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27
Bab 27. Cinta Rio
28
Bab 28. Kecemburuan Gita
29
Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30
Bab 30. Perasaan istimewa
31
Bab 31. Kebetulan yang berharga
32
Bab 32. Dilema Aryan.
33
Bab 33. Pertemuan
34
Bab 34. Kecurigaan Laras
35
Bab 35. Tamu tak diundang
36
Bab 36. Kunjungan Gita
37
Bab 37. Rahasia yang diketahui
38
Bab 38. Rindu sebatas semu
39
Bab 39. Penantian terindah
40
Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41
Bab 41. Canda penuh luka
42
Bab 42. Pelarian
43
Bab 43. Manipulasi
44
Bab 44. Haruskah berusaha?
45
Bab 45. Kepulangan Gita
46
Bab 46. Melepas Rindu
47
Bab 47. Salah Faham
48
Bab 48. Bukan pelakor
49
Bab 49. Pengakuan Gita
50
Bab 50. Kehilangan
51
Bab 51. Gunjingan
52
Bab 52. Terkuak
53
Bab 53. Permintaan Oma.
54
Bab 54. Isi hati Adnan
55
Bab 55. Sidang keluarga.
56
Bab 56. Harapan dan keputusan
57
Bab 57. Dunia sangat sempit
58
Bab 58. Kecewa
59
Bab 59. Kepulangan Oma
60
Bab 60. Perubahan
61
Bab 61. Mencari informasi
62
Bab 62. Fakta yang baru
63
Bab 63. Dijauhi teman
64
Bab 64. Rencana Damar
65
Bab 65. Jamuan makan malam
66
Bab 66. Kerinduan
67
Bab 67. "Mama"
68
Bab 68. Pulang?
69
Bab 69. Rumah Oma
70
Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71
Bab 71. Klarifikasi
72
Bab 72. Kabar tak terduga
73
Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74
Bab 74. Bahagia yang berbeda
75
Bab 75. "Ayo bercerai!"
76
Bab 76. Pertemuan terakhir.
77
Bab 77. Kembali pulang.
78
Bab 78. Berpisah secara damai
79
Bab 79. Sebuah nama
80
Bab 80. Sidang
81
Bab 81. Dua tamu
82
Bab 82. Kebenaran
83
Bab 83. Negosiasi
84
Bab 84. Es yang mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!