Bab 2. Kehidupan setelah menikah

Pagi-pagi sekali, Aryan sudah bersiap dengan menarik sebuah koper berwarna merah muda lalu memasukkannya ke bagasi mobil. Di belakangnya terlihat Aruna berjalan menunduk mengekori kemudian terhenti dan kembali berpamitan pada keluarganya. Terlihat jelas hanya Oma Setya yang memperlihatkan wajah sendunya saat melepas kepergian cucu perempuan.

"Jaga dirimu ya, Nak. Kalau ada sesuatu, panggil Oma saja." Ujar Oma seraya memeluk Aruna yang terlanjur menangis. "Oma bahagia Nak. Kamu juga harus bahagia ya!" Imbuhnya ditanggapi anggukan oleh Aruna sendiri. Setelahnya, Aryan membukakan pintu untuk sang Istri lalu lanjut berpamitan sebelum Ia benar-benar berlalu dari lingkungan rumah keluarga Aruna. Di sepanjang jalan, keduanya tak ada yang berbicara. Masing-masing terfokus pada kesibukannya sendiri. Sampai pada akhirnya, Aryan merasa tak nyaman akan kecanggungan diantara mereka.

"Aruna! Kenapa kamu mau nikah sama aku yang jelas udah punya Istri?" Tanyanya semula merasa ragu, namun Ia beranikan agar tak lagi menerka apa yang dipikirkan Aruna.

"Mas sendiri? Kenapa mau nikah sama aku dan jelas-jelas Mas udah beristri?" Aryan sedikit terkejut mendapati pertanyaan balik dari Aruna. Bukannya menjawab, wanita itu malah melempar pertanyaan yang sama padanya.

"Harusnya kamu udah tahu dari Ibu."

"Ibu kamu bilang kalau Istri pertama kamu gak bisa berperan penuh untuk melayani kamu sebagai suami." Sontak saja Aryan terhenyak. Tentu Ia menoleh kasar ke arah Aruna yang terlihat santai tanpa memperlihatkan ekspresi apapun. Tangannya mencengkram kemudi dengan kuat, nafasnya mendadak tak beraturan. Saat itu Aruna yang menyadari kekesalan Aryan pun memilih bersandar dan menutup matanya cepat-cepat. Ia tak ingin beribu pertanyaan mendadak menghujani dirinya yang bahkan tak tahu alasannya menikah dengan pria di sampingnya ini.

...----------------...

Kurang lebih 1 jam perjalanan, Aryan menepikan mobilnya di sebuah rumah bernuansa putih biru 2 lantai yang dimana itu akan menjadi rumahnya bersama Aruna. Meski begitu, Aryan berniat untuk pulang ke rumah Gita dan tak ingin terlibat dalam urusan Ibunya. Melihat Aruna yang masih terlelap, Ia tak membangunkannya, Aryan memilih untuk mengambil barang-barangnya yang ada di bagasi mobi.

"Loh.... Aruna mana?" Tanya Sundari terdengar jelas sehingga Aruna perlahan membuka matanya.

"Masih di mobil Bu." Jawab Aryan seraya memasuki rumah tanpa mempedulikan Aruna yang masih berada di dalam mobilnya. Dengan perasaan cemas, Sundari mendekat dan mengetuk kaca mobil seraya memanggil Aruna. Tak perlu mengulang panggilan untuk yang ke sekian kali, Aruna membuka pintu dengan sebuah senyum tersungging di bibir manisnya.

"Bu!" Sapanya segera menyalami sang mertua dengan santun.

"Kenapa masih di sini?"

"Una tadi ketiduran, terus pas sampai, kepala Una masih sakit. Jadi Una diem dulu." Jawabnya asal. Sebenarnya Ia tak benar-benar terlelap. Dan saat mobil menepi pun, Ia sudah terbangun namun enggan membuka mata.

"Ya sudah. Sekarang kamu istirahat, di sana ada Bi Ima. Kalau kamu butuh apa-apa, panggil Bi Ima saja. Ibu ada urusan dulu" Setelah mengatakan pesan tersebut, Sundari berpamitan dan berlalu setelah mobil hitam menepi di depan gerbang rumahnya. Memang tidak terlalu jauh, namun cukup menguras tenaga jika harus berjalan dari teras rumah menuju gerbang. Halaman rumahnya sangat luas, Ia melihat beberapa tanaman berjejer rapi di sekeliling. Terlihat seperti sebuah taman, dengan kolam kecil di pojok tembok pembatas.

Perlahan Ia melangkah menuju pintu dengan harap Aryan masih ada di sekitar ruang tamu agar Ia tak merasa seperti orang asing. Namun sayang, Aryan tak ada di sana. Aruna hanya melihat sesosok wanita paruh baya menghampirinya dan tersenyum.

"Bu Aruna, saya Bi Ima. Pelayan yang bertanggung jawab atas kebutuhan Ibu." Ujarnya membuat Aruna mengangguk ragu. "Mari Bu, saya antar ke kamar Ibu." Imbuhnya lalu menuntun jalan menuju lantai atas. Saat Ia memasuki ruangan asing tersebut, Ia tak mendapati dimana Aryan. Ia hanya melihat kopernya saja yang sengaja diletakkan di samping tempat tidur.

"Mas Aryan dimana, Bi?" Tanyanya tentu menoleh pada Bi Ima.

"Tadi Pak Aryan tidur di kamar tamu, Bu." Jawab Bi Ami ditanggapi anggukan oleh Aruna. Sempat Ia berniat untuk mempertanyakan kenapa Aryan memilih tidur di sana, namun pertanyaannya tak sampai ke tenggorokan. Ia berpikir sejenak bahwa Aryan tak menginginkan kebersamaan dengannya.

"Ibu mau makan? Biar saya siapkan." Aruna terdiam sesaat, kemudian tersenyum dan menggeleng pelan menanggapi tawaran Asisten rumah tangganya tersebut.

"Enggak Bi. Aku mau mandi dulu, setelahnya mau beres-beres." Jawabnya demikian. Dengan begitu, Bi Ima gegas meninggalkan ruangan yang menjadi tempat istirahat untuk majikannya.

"Masa iya sih Bu Aruna perebut. Dari gelagatnya aja kayak gak peduli sama Pak Aryan." Batin Bi Ima menerka.

...----------------...

"Mas. Kamu kok di sini?" Pekik Gita tentu saja terhenyak mendapati sang suami datang malam-malam ke rumahnya. Segera Aryan memeluk sang istri dengan erat, lalu melayangkan sebuah kecupan di lehernya.

"Mas.. kamu ngapain?" Protesnya membuat Aryan melepas pelukan dan menatap dalan kedua manik Gita.

"Aku ini suami kamu. Apa salahnya aku pulang ke pelukan istri aku."

"Tapi kamu udah--"

"Enggak Gita. Jangan bilang gitu. Aku gak nerima pernikahan ini. Ini kemauan kamu sama Ibu. Alasan hanya karena anak, kita bisa berusaha lagi kan?"

"Tapi kamu udah terlanjur Mas. Aruna istri kamu juga sekarang. Kamu harus memperlakukan dia seperti kamu memperlakukan aku."

"Gak bisa Gita. Dia bukan kamu."

"Mas... aku sama dia beda. Tapi--" belum selesai Gita berucap, Aryan segera membungkamnya dengan ciuman bertubi-tubi. Ia memilih menghabiskan malam bersama Gita dari pada harus bersama dengan wanita yang tidak Ia cintai.

Sementara itu, Aruna masih terjaga meski sudah larut. Ia benar-benar merasakan kehampaan di malam yang seharusnya menjadi malam bahagia bersama sang suami. Namun, kenyataannya Malam ini Aryan tak ada di sampingnya.

"Ibu belum tidur?" Tanya Bi Ima seraya meletakkan sebuah cangkir berisi kopi latte instan kesukaannya.

"Belum ngantuk Bi." Jawabnya mendongak sejenak kemudian kembali fokus pada laptopnya.

"Mau saya temani, Bu?"

"Gapapa Bi. Bibi tidur aja. Besok pasti harus bangun lebih awal, kan?" Sahutnya menolak halus tawaran Bi Ima yang mengerti dan langsung berlalu meninggalkan Aruna sendiri. Pikirannya kembali berkecamuk sesaat setelah Bi Ima menutup rapat pintu kamar.

Apa artinya malam pengantin? Apa arti ijab qabul kemarin? Ia tak lebih hanya sebuah mainan yang tak pantas dihargai. Baik itu oleh Aryan, Ibunya, dan orang tuanya sendiri.

"Sebenarnya apa mau mereka? Kenapa menempatkanku dalam ikatan tanpa arti?" Gumamnya memijit dahi lalu terpejam sampai Ia terlelap tidur.

Entah sudah berapa lama Ia tertidur, Ia terbangun ketika tubuhnya sudah berbaring di sofa dengan secangkir kopi yang tak tersentuh. Ia mendengar sayup-sayup suara percikan air di kamar mandi dan terlihat pula ponsel dan jam tangan tergeletak di atas nakas. Apa Aryan kembali? Pikirnya menerka. Benar saja, tak lama dari itu, terlihat Aryan keluar dengan membalut tubuhnya dengan handuk. Namun yang membuatnya heran, mengapa Aryan sampai membasahi rambutnya malam-malam begini? Pikiran Aruna seketika berkecamuk lalu tersadar sendiri bahwa Aryan mungkin memilih menghabiskan waktu bersama Istri tuanya dari pada dengan orang yang tidak Ia kenal. Meskipun itu Istri barunya. Namun mengapa Aryan kembali jika Ia teringin menghabiskan waktu bersama Gita?

...-bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3 Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4 Bab 4. Perjanjian?
5 Bab 5. Bukan selingkuhan
6 Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7 Bab 7. Waktu bersama Alice
8 Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9 Bab 9. Aryan cemburu?
10 Bab 10. Acara keluarga
11 Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12 Bab 12. Pelukan Aryan
13 Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14 Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15 Bab 15. Siapa Adnan?
16 Bab 16. Bicara berdua.
17 Bab 17. Kebimbangan Aruna
18 Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19 Bab 19. Kemarahan Aryan.
20 Bab 20. Sisi baik Gita
21 Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22 Bab 22. Konflik tak terlihat
23 Bab 23. Kembali sunyi
24 Bab 24. Hadiah
25 Bab 25. Rindu tanpa temu
26 Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27 Bab 27. Cinta Rio
28 Bab 28. Kecemburuan Gita
29 Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30 Bab 30. Perasaan istimewa
31 Bab 31. Kebetulan yang berharga
32 Bab 32. Dilema Aryan.
33 Bab 33. Pertemuan
34 Bab 34. Kecurigaan Laras
35 Bab 35. Tamu tak diundang
36 Bab 36. Kunjungan Gita
37 Bab 37. Rahasia yang diketahui
38 Bab 38. Rindu sebatas semu
39 Bab 39. Penantian terindah
40 Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41 Bab 41. Canda penuh luka
42 Bab 42. Pelarian
43 Bab 43. Manipulasi
44 Bab 44. Haruskah berusaha?
45 Bab 45. Kepulangan Gita
46 Bab 46. Melepas Rindu
47 Bab 47. Salah Faham
48 Bab 48. Bukan pelakor
49 Bab 49. Pengakuan Gita
50 Bab 50. Kehilangan
51 Bab 51. Gunjingan
52 Bab 52. Terkuak
53 Bab 53. Permintaan Oma.
54 Bab 54. Isi hati Adnan
55 Bab 55. Sidang keluarga.
56 Bab 56. Harapan dan keputusan
57 Bab 57. Dunia sangat sempit
58 Bab 58. Kecewa
59 Bab 59. Kepulangan Oma
60 Bab 60. Perubahan
61 Bab 61. Mencari informasi
62 Bab 62. Fakta yang baru
63 Bab 63. Dijauhi teman
64 Bab 64. Rencana Damar
65 Bab 65. Jamuan makan malam
66 Bab 66. Kerinduan
67 Bab 67. "Mama"
68 Bab 68. Pulang?
69 Bab 69. Rumah Oma
70 Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71 Bab 71. Klarifikasi
72 Bab 72. Kabar tak terduga
73 Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74 Bab 74. Bahagia yang berbeda
75 Bab 75. "Ayo bercerai!"
76 Bab 76. Pertemuan terakhir.
77 Bab 77. Kembali pulang.
78 Bab 78. Berpisah secara damai
79 Bab 79. Sebuah nama
80 Bab 80. Sidang
81 Bab 81. Dua tamu
82 Bab 82. Kebenaran
83 Bab 83. Negosiasi
84 Bab 84. Es yang mencair
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kehidupan setelah menikah
3
Bab 3. Pertemuan pertama kedua Istri
4
Bab 4. Perjanjian?
5
Bab 5. Bukan selingkuhan
6
Bab 6. Bukan selingkuhan (part 2)
7
Bab 7. Waktu bersama Alice
8
Bab 8. Rahasia kecil Aruna
9
Bab 9. Aryan cemburu?
10
Bab 10. Acara keluarga
11
Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali
12
Bab 12. Pelukan Aryan
13
Bab 13. Pemilik raga, namun tidak hati
14
Bab 14. Sejuta kasih untuk Gita
15
Bab 15. Siapa Adnan?
16
Bab 16. Bicara berdua.
17
Bab 17. Kebimbangan Aruna
18
Bab 18. Bahagia yang tak disadari
19
Bab 19. Kemarahan Aryan.
20
Bab 20. Sisi baik Gita
21
Bab 21. Kunjungan Oma Setya
22
Bab 22. Konflik tak terlihat
23
Bab 23. Kembali sunyi
24
Bab 24. Hadiah
25
Bab 25. Rindu tanpa temu
26
Bab 26. Kebetulan yang disengaja
27
Bab 27. Cinta Rio
28
Bab 28. Kecemburuan Gita
29
Bab 29. Kebiasaan yang tak biasa
30
Bab 30. Perasaan istimewa
31
Bab 31. Kebetulan yang berharga
32
Bab 32. Dilema Aryan.
33
Bab 33. Pertemuan
34
Bab 34. Kecurigaan Laras
35
Bab 35. Tamu tak diundang
36
Bab 36. Kunjungan Gita
37
Bab 37. Rahasia yang diketahui
38
Bab 38. Rindu sebatas semu
39
Bab 39. Penantian terindah
40
Bab 40. Kabar baik, atau buruk.
41
Bab 41. Canda penuh luka
42
Bab 42. Pelarian
43
Bab 43. Manipulasi
44
Bab 44. Haruskah berusaha?
45
Bab 45. Kepulangan Gita
46
Bab 46. Melepas Rindu
47
Bab 47. Salah Faham
48
Bab 48. Bukan pelakor
49
Bab 49. Pengakuan Gita
50
Bab 50. Kehilangan
51
Bab 51. Gunjingan
52
Bab 52. Terkuak
53
Bab 53. Permintaan Oma.
54
Bab 54. Isi hati Adnan
55
Bab 55. Sidang keluarga.
56
Bab 56. Harapan dan keputusan
57
Bab 57. Dunia sangat sempit
58
Bab 58. Kecewa
59
Bab 59. Kepulangan Oma
60
Bab 60. Perubahan
61
Bab 61. Mencari informasi
62
Bab 62. Fakta yang baru
63
Bab 63. Dijauhi teman
64
Bab 64. Rencana Damar
65
Bab 65. Jamuan makan malam
66
Bab 66. Kerinduan
67
Bab 67. "Mama"
68
Bab 68. Pulang?
69
Bab 69. Rumah Oma
70
Bab 70. Sehina itukah istri ke-dua?
71
Bab 71. Klarifikasi
72
Bab 72. Kabar tak terduga
73
Bab 73. Kebimbangan Aruna.
74
Bab 74. Bahagia yang berbeda
75
Bab 75. "Ayo bercerai!"
76
Bab 76. Pertemuan terakhir.
77
Bab 77. Kembali pulang.
78
Bab 78. Berpisah secara damai
79
Bab 79. Sebuah nama
80
Bab 80. Sidang
81
Bab 81. Dua tamu
82
Bab 82. Kebenaran
83
Bab 83. Negosiasi
84
Bab 84. Es yang mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!