Giliran Anya

Selama diperjalanan ke sekolah Laura selalu tersenyum apalagi perhatian dari Mamanya Rayan, Tante Anis. Dia begitu baik memberikan bekal makanan untuknya. Belum lagi tadi saat makan Tante Anis membuatkan makanan kesukaannya.

"Senyum-senyum saja nih dari tadi "ucap Rayan melihat Laura dari spion sepeda motornya.

Laura hanya menepuk pundak Rayan dengan pelan, tidak mau menanggapi ucapan Rayan itu.

"Gimana bener kan kalau Mamaku itu kenal kamu. Aku berarti ga bohong tentang kita yang pacaran"

"Sudahlah, sepertinya ga usah dibahas juga"

"Ya aku cuma mau buktiin semuanya, kalau aku ini benar, kita sudah saling kenal"

Laura hanya mengangkat bahu dan kembali tidak menanggapi kata-kata dari Rayan. Entah harus berkata apa Laura juga bingung dengan semua keadaan ini. Karena selama menginap memang tidak ada ingatannya yang keluar dari kepalanya tentang keluarga Rayan atau mimpi tidak ada seperti dulu.

Saat mereka sampai di sekolah dan berjalan berbarengan untuk ke kelas, Laura melihat ada Arkan yang sudah sembuh. Tatapannya begitu tajam pada Laura. Sepertinya dia mau balas dendam. Laura harus siap-siap dengan setiap serangan yang akan dia lakukan nanti.

Laura melewati Arkan begitu saja, tanpa mau menoleh sedikitpun pada Arkan kembali.

"Sejak kapan Laura deket sama Rayan "tanya salah satu teman Arkan.

"Sudah sejak lama, tenang saja semua itu dalam kendali gue. Laura itu ga akan pernah bahagia sampai kapanpun"

"Maksudnya ?"

"Lihat saja, nanti juga kalian akan tahu kenapa Rayan dekat dengan Laura "

"Kalian kerja sama"

Arkan tersenyum lebar, senyum yang cukup menakutkan "Bisa saja iya dan bisa saja tidak. Intinya Laura akan hancur di tangan gue lewat siapapun itu. Ga akan pernah ada yang bisa ngalahin gue apalagi seorang perempuan kayak Laura. Dia itu bukan apa-apa. Dia hanya perempuan lemah yang sering kita bully dan hal itu harus terus berlanjut sampai kita lulus. Laura ga berhak bahagia, kalau bisa sampai dia bunuh diri karena cape terus kita permainkan"

"Kenapa sih benci banget sama Laura "tiba-tiba saja Andi datang.

"Kenapa Andi, mau gue habisin sekarang juga Laura"

"Jaga ya omongan lo "Andi menarik kerah baju Arkan dan mereka saling tatap, tidak mau ada yang mengalah.

"Ga usah ikut campur, lo itu bukan tandingan gue. Yang ada lo bakal malu"

"Sekali lagi gue denger loh nge-bully Laura, gue ga akan tinggal diam "Andi mendorong Arkan dan meninggalkannya begitu saja.

"Memangnya lo siapa bisa atur-atur gue. Gue ga akan pernah takut sama lo Andi. Gue juga ga akan pernah takut sama Laura. Kalau lo menghalang-halangi gue buat balas dendam sama Laura lo juga akan hancur" teriak Arkan penuh dengan ancaman.

Andi malah mengacungkan jari tengahnya. Andi benar-benar tidak habis pikir dengan Arkan dia itu laki-laki kenapa suka membully perempuan. Benar-benar terlihat seperti seorang pengecut yang hanya bisa membully seorang perempuan dan mengandalkan orang tuanya jika nanti dia terkena masalah.

Laura bukanlah satu-satunya perempuan yang pernah dibully oleh Arkan. Bahkan dulu sampai ada yang keluar dari sekolah ini, karena saat melaporkan kejadian itu guru-guru hanya diam tidak mau membantu atau menasehati Arkan. Mungkin karena Ayah Arkan adalah donatur di sekolah ini dan yang paling banyak menyumbang juga jadi tidak ada yang berani.

...----------------...

Baru saja Laura duduk dia sudah ditemui oleh Miranda, Naura dan juga Anya saudara tirinya. Muak rasanya Laura melihat mereka bertiga.

"Pagi-pagi kalian mau ngapain sih "tanya Laura langsung saja pada intinya. Hari ini Laura tidak mau bertengkar. Laura sedang bahagia dengan setiap perhatian yang Tante Anis berikan padanya, tidak mau diganggu.

"Kenapa memangnya kalau kita datang ke sini. Memangnya ini sekolah kamu "tanya Naura dengan sinis. Ingin lebih garang dari Laura.

"Ya pikir saja kalau iya ini sekolah aku, dari dulu mungkin aku sudah keluarin kalian bertiga. Ga mungkin aku diam saja seperti ini"

Brak Miranda malah menggebrak meja dan akan menarik kerah baju Laura, tapi Laura dengan cepat berdiri dan menatap mereka bertiga, dengan tatapan sinis dan tidak mau kalah juga.

"Gini deh kalau kalian bertiga ke sini cuma buat masalah cari anak lain saja deh. Oh ya kalian berdua itu sudah lama ga datang ke rumah. Gimana kalau kalian datang ke rumah saja akan aku layani kalian dengan baik " Sambil tersenyum pada Anya.

"Apaan sih kamu Laura, tiba-tiba ajakin temen-temen aku main ke rumah " wajah Anya sudah pucat takut semuanya terbongkar.

"Kenapa Anya, dulu saja teman-teman kamu sering ko main ke rumah. Bahkan bukan mereka berdua saja banyak kan. Lalu sekarang kenapa tiba-tiba kamu melarang temen-temen kamu datang ke rumah. Bukannya kalian lebih suka nge-bully aku di rumah, biar ada Tante Mawar juga biar lengkap saja gitu. Gimana mau kan Naura, Miranda main ke rumah "sekarang tatapan Laura tertuju pada teman-temannya Anya.

"Ga, ga kalian jangan dulu main ke rumahku ya. Di rumahku tuh lagi ada masalah. Laura ini biasa deh mancing-mancing saja jangan dulu ya. Nanti kalau masalah sudah selesai kalian boleh main ke rumahku lagi " Anya segera menyela, takut teman-temannya benar-benar datang.

"Masalah apa sih Anya sampai-sampai kamu ga ngebolehin kita berdua tuh main. Padahal kita juga mau menginap di rumah kamu. Kapan lagi kita bisa ngerumpi bareng-bareng. Apalagi kita bisa mainin anak ini nih, dia sudah bersuka rela buat jadi babu" tunjuk Naura kepada Laura.

"Sudah yuk kita jangan di sini. Sebentar lagi bel" Anya menarik kedua temannya agar segera pergi dari sini.

"Anya, Anya kamu ini memang lucu. Lihat saja mulai saat ini kamu yang akan di-bully sama mereka bukan aku lagi "Laura menarik kursinya dan kembali duduk.

Mungkin sekarang orang yang harus mendapatkan balasannya Anya, nanti Tante Mawar dan Andi. Apakah perlu Andi mendapatkan balasan dari Laura?

Laura akan memikirkan itu dulu. Apakah Andi pantas untuk mendapatkan karma karena telah menyakiti Laura. Ayahnya sudah mendapatkan karmanya dengan bangkrut, perusahaannya jatuh tidak punya apa-apa, tapi itu tidak seberapa.

Ayahnya masih kasar, Ayahnya masih suka memukulnya, berteriak padanya. Sepertinya hal itu belum cukup. Apa Laura harus mencelakainya apa itu tidak terlalu kejam, tapi itu lebih baik.

Banyak sekali rencana yang tersusun di kepalanya ini dan semuanya harus terlaksana. Tak boleh ada yang tenang hidupnya setelah dulu merundungnya.

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

apa lah yang dilaku kan nya

2025-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Sangat menyakitkan
2 Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3 Pulang
4 bertemu Andi
5 Bertengkar kembali
6 terbongkar
7 Sambutan di sekolah
8 Target
9 Rencana Awal
10 Menyenangkan
11 Apakah benar
12 Pindah rumah
13 Kecewa
14 Bersandiwara
15 Apakah Alma benar-benar teman
16 Kekerasan lagi
17 Tidak boleh
18 Benarkan
19 Makin tidak tahu diri
20 Giliran Anya
21 sedikit menyakiti
22 Jangan serakah
23 Binggung
24 Ketahuan
25 Tidak sanggup
26 Vania berakhir
27 Awal semuanya terjadi
28 Tidak sengaja
29 Menangislah
30 Ditemukan juga.
31 Sedang apa
32 Apakah perempuan itu Alma
33 Terkena jebakan
34 Malu
35 Kembali luluh
36 Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37 Biarkan dia membusuk
38 Laura lagi
39 Untuk seorang anak
40 Untuk berteman lagi tidak
41 Dikeluarkan dari sekolah
42 Beni nakal
43 Di culik
44 Membiarkannya atau menolongnya
45 Menyelamatkan Anya
46 Akhirnya mau juga
47 Andi tertembak
48 Ketakutan
49 Kembali memaafkan
50 Tertangkap juga
51 Dikembalikan
52 Pertengkaran lagi
53 Tidak takut
54 Kemana Laura
55 Masih gelap
56 Permainan apa ini
57 Diserang
58 Menggigil
59 Masuk perangkap
60 Bertiga
61 Pelakunya
62 Meledak dan berakhir
63 Sebuah ancanman
64 Mama
65 Bertemu juga sekarang
66 Keputusan sudah tak bisa dirubah
67 Merusak sampai hancur
68 Sulit untuk memaafkan
69 Kembali ke sekolah setelah menghilang
70 Rayan binggung
71 Kenapa tak di percaya
72 Meminta bantuan
73 Tumbang satu masih ada yang lain
74 Sebuah mimpi aneh
75 Rayan mulai mengancam
76 Almira hidup lagi kah
77 Cerita yang sebenarnya
78 Mengakulah Laura
79 Haidar sudah tahu semuanya
80 Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81 Diajak jalan-jalan juga
82 Andi dan Arkan berpelukan
83 Aku bahagia
84 Tak menyukai Laura
85 Penyusup
86 Kakak yang aneh
87 Habis semuanya, dia ada disini
88 Jangan menjauh, tetaplah bersama
89 Sudah aku bilang
90 Kakak egois
91 Sukanya mengintip terus
92 Piknik
93 Anya selalu saja buat masalah
94 Anya tak bisa pergi
95 Tak ada yang percaya
96 Arkan menolong
97 Masakan pertama
98 Rumah sakit jiwa
99 Akhirnya ketahuan juga
100 Memutus segalanya
101 Masih sulit
102 Akhir segalanya
103 Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Sangat menyakitkan
2
Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3
Pulang
4
bertemu Andi
5
Bertengkar kembali
6
terbongkar
7
Sambutan di sekolah
8
Target
9
Rencana Awal
10
Menyenangkan
11
Apakah benar
12
Pindah rumah
13
Kecewa
14
Bersandiwara
15
Apakah Alma benar-benar teman
16
Kekerasan lagi
17
Tidak boleh
18
Benarkan
19
Makin tidak tahu diri
20
Giliran Anya
21
sedikit menyakiti
22
Jangan serakah
23
Binggung
24
Ketahuan
25
Tidak sanggup
26
Vania berakhir
27
Awal semuanya terjadi
28
Tidak sengaja
29
Menangislah
30
Ditemukan juga.
31
Sedang apa
32
Apakah perempuan itu Alma
33
Terkena jebakan
34
Malu
35
Kembali luluh
36
Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37
Biarkan dia membusuk
38
Laura lagi
39
Untuk seorang anak
40
Untuk berteman lagi tidak
41
Dikeluarkan dari sekolah
42
Beni nakal
43
Di culik
44
Membiarkannya atau menolongnya
45
Menyelamatkan Anya
46
Akhirnya mau juga
47
Andi tertembak
48
Ketakutan
49
Kembali memaafkan
50
Tertangkap juga
51
Dikembalikan
52
Pertengkaran lagi
53
Tidak takut
54
Kemana Laura
55
Masih gelap
56
Permainan apa ini
57
Diserang
58
Menggigil
59
Masuk perangkap
60
Bertiga
61
Pelakunya
62
Meledak dan berakhir
63
Sebuah ancanman
64
Mama
65
Bertemu juga sekarang
66
Keputusan sudah tak bisa dirubah
67
Merusak sampai hancur
68
Sulit untuk memaafkan
69
Kembali ke sekolah setelah menghilang
70
Rayan binggung
71
Kenapa tak di percaya
72
Meminta bantuan
73
Tumbang satu masih ada yang lain
74
Sebuah mimpi aneh
75
Rayan mulai mengancam
76
Almira hidup lagi kah
77
Cerita yang sebenarnya
78
Mengakulah Laura
79
Haidar sudah tahu semuanya
80
Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81
Diajak jalan-jalan juga
82
Andi dan Arkan berpelukan
83
Aku bahagia
84
Tak menyukai Laura
85
Penyusup
86
Kakak yang aneh
87
Habis semuanya, dia ada disini
88
Jangan menjauh, tetaplah bersama
89
Sudah aku bilang
90
Kakak egois
91
Sukanya mengintip terus
92
Piknik
93
Anya selalu saja buat masalah
94
Anya tak bisa pergi
95
Tak ada yang percaya
96
Arkan menolong
97
Masakan pertama
98
Rumah sakit jiwa
99
Akhirnya ketahuan juga
100
Memutus segalanya
101
Masih sulit
102
Akhir segalanya
103
Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!