Tidak boleh

Anya hanya bisa diam saat teman-temanya terus membahas tentang tas keluaran baru. Anya benar-benar iri dengan teman-temannya tak seperti dirinya sekarang yang tak bisa membeli apa-apa.

"Anya kenapa kamu diam, biasanya kamu yang paling heboh kalau tentang tas baru seperti ini. Apa kamu tidak mau beli, ini sangat bagus Anya. Apalagi nanti dibawa ke sekolah pasti akan banyak yang iri" tanya Naura.

Anya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya" Aku ga suka modelnya, ga cocok saja sepertinya nanti saat aku pakai"

"Benarkah, padahal ini bagus banget tahu" ucap Miranda yang tak percaya Anya akan berkata demikian.

"Aku benar-benar tidak tertarik dengan tas itu Miranda. Aku ingin yang lain saja, kalau kamu suka kamu saja yang beli" Anya mencoba untuk tersenyum agar teman-temanya ini tak curiga.

"Hemm gitu ya, bagus banget ini. Tentu saja aku akan beli" Miranda membawa tas itu dan memperlihatkannya pada Anya lebih dekat lagi "Apa mungkin kamu sudah bangkrut ya "tebak Miranda tiba-tiba.

"Apaan sih ga juga, mana bisa keluargaku bangkrut" Anya menjawab dengan gugup, takut semuanya ketahuan.

"Bener juga kata Miranda apa keluarga kamu bangkrut ya. Kamu juga ke sekolah ga naik mobil lagi malah bareng sama Andi. Biasanya setiap hari mobil tuh gonta-ganti, tapi sekarang ga sama sekali. Kadang-kadang kamu juga naik taksi kan" sekarang Naura yang berbicara.

"Ga kata siapa, memang aku lagi bosen saja naik mobil makanya aku bareng sama Andi. Aku juga kadang-kadang naik taksi biar bisa main ponsel saja. Apalagi sekarang sopirku lagi izin jadi ga ada yang nganterin aku"

"Gitu ya, kapan nih kita bisa main lagi ke rumah kamu. Aku kangen tahu nge-bully Laura, suka banget liat Laura nangis, bener ga Naura"

Naura menganggukkan kepalanya dengan semangat" Iya nih kapan, aku pengen banget lihat Laura itu nangis. Biasanya setiap kita suruh-suruh ujung-ujungnya kita jahilin terus nangis, seru banget tau itu tuh hiburan buat aku. Sekarang gimana kita berdua menginap saja dirumah kamu biar makin seru"

Anya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Harus memberi alasan apalagi rumahnya saja sudah dijual. Masa teman-temannya mau datang ke rumahnya yang begitu kecil dan kumuh itu. Tidak, tidak yang ada teman-temannya tidak akan mau berteman lagi dengannya dan pasti mereka juga akan membully nya. Anya benar-benar tidak siap dengan kehidupan ini. Kehidupan barunya benar-benar membuatnya tersiksa.

"Nanti deh Laura sekarang lagi jahat, dia tuh sekarang sama aku saja berani. Bahkan sama Ayah saja dia ngelawan apalagi sama kalian berdua. Laura sudah beda deh"

"Bener juga sih di sekolah juga dia jadi berani, apalagi masalah tadi Laura benar-benar gila"

"Ya makanya Miranda lebih baik ga usah menginap dulu deh kalian berdua. Nanti yang ada kalian malah jadi sasaran empuk Laura. Pokoknya kita sekeluarga itu sudah pusing sama Laura dari dulu sampai sekarang ga ada berubahnya"

"Oke deh, kita berdua ga akan dulu ke rumah kamu "Miranda kembali mencari tas baru, bahkan dia juga membeli beberapa pakaian, belum lagi make up, sepatu. Pokoknya itu membuat Anya sangat iri sekali.

Anya hanya bisa memegang nya saja. Padahal Anya juga mau belanja. Semuanya bagus dan Anya benar-benar ingin.

"Anya yakin kamu ga mau" kembali Naura bertanya.

"Ga deh "

"Ya sudah pinjem uang aku dulu saja, gimana"

"Uang ada, tapi aku sedang tidak mau belanja saja. Ayah lagi hukum aku makanya uangku sekarang ga sebanyak dulu" lagi-lagi Anya berbohong.

"Ya sudah pakai uangku saja. Aku lihat kamu juga suka deh dengan tas-tas yang ada di sini. Masa sih ga ada yang bikin kamu suka satupun. Pakai uangku dulu saja nanti tinggal kamu ganti kan"

Anya menimbang-nimbang terlebih dahulu, apakah harus meminjam uang, tapi nanti bayarnya dari mana. Apakah Ayahnya akan kembali seperti dulu atau tidak. Tapi Anya mau tas itu.

Akhirnya Anya memutuskan apa yang akan dirinya ambil "Baiklah aku mau tas yang itu. Bener ya aku pinjam dulu uangmu"

"Iya ambil saja. Aku yakin kamu ga mungkin ga ganti uangku kan"

Anya tersenyum kecil, senang sekali akhirnya bisa belanja "Tentu saja masa aku tidak mengembalikan lagi uangmu. Pasti nanti aku bayar kok setelah uang jajanku full seperti dulu lagi"

"Ok, sekarang ayo kita pilih warnanya"

Dengan semangat Anya segera berlari ke arah tas itu. Ini adalah tas yang beberapa bulan lalu Anya incar. Anya belum membelinya karena masalah Laura yang selalu saja membuat pusing di rumah, lalu masalah perusahaan Ayahnya yang tiba-tiba saja bangkrut.

Anya benar-benar senang mendapatkan tas itu, bahkan selama diperjalanan pulang ke rumahnya Anya memeluk tas itu. Teman-temannya ingin mengantarkannya, tapi tentu saja Anya menolaknya dengan lembut agar teman-temannya tidak marah.

Anya tidak mau kehilangan Miranda dan juga Naura. Mereka adalah teman-teman yang royal dan baik padanya. Jangan sampai mereka menjauhinya.

Baru saja Anya keluar dari taksi, Anya melihat Ayahnya masih mondar-mandir di luar rumah. Ini kan sudah jam 09.00 malam.

"Ayah masih di luar" Anya sedikit berlari dan menghampiri Ayahnya.

"Laura belum pulang jadi Ayah tidak bisa tidur"

Anya berdecak kesal, selalu saja Laura yang di pikirkan Ayahnya. Padahal Anya sudah membuat Laura jelek di hadapan Ayahnya. Tetap saja Ayahnya ini peduli.

"Lebih baik Ayah tidur, bagaimana kalau Ayah sakit. Laura itu anak nakal, mana mungkin akan pulang ke rumah pasti dia sedang bermain bersama teman-temannya di club"

Ayahnya bukan menjawab malah pergi dari hadapan Anya. Ayahnya melihat ke arah jalan, Anya makin kesel saja. Apakah kasih sayang Ayahnya akan pudar padanya dan malah akan menyayangi Laura.

Anya sadar kalau dirinya anak tiri, tapi Anya tidak mau kasih sayang Ayahnya terbagi oleh Laura. Laura tidak boleh diberi kebahagiaan, dia tidak pantas bahagia sampai kapanpun.

Anya yang sudah mengantuk lebih baik masuk saja ke dalam rumah, daripada melihat Ayahnya yang mondar-mandir seperti setrika menunggu Laura. Nanti Anya akan mencari cara agar Ayahnya terus membenci Laura.

Saat membuka kamar betul-betul membuat Anya muak, tempat tidur itu begitu tidak enak. Anya rasanya tidak mau tidur di sini, tapi mau bagaimana lagi sekarang inilah tempat tidurnya. Anya yang kesal memukul-mukul tempat tidurnya yang keras dan juga berdebu. Anya selalu gatal-gatal kalau tidur disini.

"Kalau aku setiap hari tidur di sini badanku pasti akan remuk. Kapan sih aku kembali menjadi orang kaya. Aku tidak sanggup hidup seperti ini" rengek Anya.

"Akan aku rebut kamar Laura" gumam Anya dengan licik.

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

kau ingat bolih dapat

2025-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Sangat menyakitkan
2 Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3 Pulang
4 bertemu Andi
5 Bertengkar kembali
6 terbongkar
7 Sambutan di sekolah
8 Target
9 Rencana Awal
10 Menyenangkan
11 Apakah benar
12 Pindah rumah
13 Kecewa
14 Bersandiwara
15 Apakah Alma benar-benar teman
16 Kekerasan lagi
17 Tidak boleh
18 Benarkan
19 Makin tidak tahu diri
20 Giliran Anya
21 sedikit menyakiti
22 Jangan serakah
23 Binggung
24 Ketahuan
25 Tidak sanggup
26 Vania berakhir
27 Awal semuanya terjadi
28 Tidak sengaja
29 Menangislah
30 Ditemukan juga.
31 Sedang apa
32 Apakah perempuan itu Alma
33 Terkena jebakan
34 Malu
35 Kembali luluh
36 Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37 Biarkan dia membusuk
38 Laura lagi
39 Untuk seorang anak
40 Untuk berteman lagi tidak
41 Dikeluarkan dari sekolah
42 Beni nakal
43 Di culik
44 Membiarkannya atau menolongnya
45 Menyelamatkan Anya
46 Akhirnya mau juga
47 Andi tertembak
48 Ketakutan
49 Kembali memaafkan
50 Tertangkap juga
51 Dikembalikan
52 Pertengkaran lagi
53 Tidak takut
54 Kemana Laura
55 Masih gelap
56 Permainan apa ini
57 Diserang
58 Menggigil
59 Masuk perangkap
60 Bertiga
61 Pelakunya
62 Meledak dan berakhir
63 Sebuah ancanman
64 Mama
65 Bertemu juga sekarang
66 Keputusan sudah tak bisa dirubah
67 Merusak sampai hancur
68 Sulit untuk memaafkan
69 Kembali ke sekolah setelah menghilang
70 Rayan binggung
71 Kenapa tak di percaya
72 Meminta bantuan
73 Tumbang satu masih ada yang lain
74 Sebuah mimpi aneh
75 Rayan mulai mengancam
76 Almira hidup lagi kah
77 Cerita yang sebenarnya
78 Mengakulah Laura
79 Haidar sudah tahu semuanya
80 Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81 Diajak jalan-jalan juga
82 Andi dan Arkan berpelukan
83 Aku bahagia
84 Tak menyukai Laura
85 Penyusup
86 Kakak yang aneh
87 Habis semuanya, dia ada disini
88 Jangan menjauh, tetaplah bersama
89 Sudah aku bilang
90 Kakak egois
91 Sukanya mengintip terus
92 Piknik
93 Anya selalu saja buat masalah
94 Anya tak bisa pergi
95 Tak ada yang percaya
96 Arkan menolong
97 Masakan pertama
98 Rumah sakit jiwa
99 Akhirnya ketahuan juga
100 Memutus segalanya
101 Masih sulit
102 Akhir segalanya
103 Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Sangat menyakitkan
2
Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3
Pulang
4
bertemu Andi
5
Bertengkar kembali
6
terbongkar
7
Sambutan di sekolah
8
Target
9
Rencana Awal
10
Menyenangkan
11
Apakah benar
12
Pindah rumah
13
Kecewa
14
Bersandiwara
15
Apakah Alma benar-benar teman
16
Kekerasan lagi
17
Tidak boleh
18
Benarkan
19
Makin tidak tahu diri
20
Giliran Anya
21
sedikit menyakiti
22
Jangan serakah
23
Binggung
24
Ketahuan
25
Tidak sanggup
26
Vania berakhir
27
Awal semuanya terjadi
28
Tidak sengaja
29
Menangislah
30
Ditemukan juga.
31
Sedang apa
32
Apakah perempuan itu Alma
33
Terkena jebakan
34
Malu
35
Kembali luluh
36
Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37
Biarkan dia membusuk
38
Laura lagi
39
Untuk seorang anak
40
Untuk berteman lagi tidak
41
Dikeluarkan dari sekolah
42
Beni nakal
43
Di culik
44
Membiarkannya atau menolongnya
45
Menyelamatkan Anya
46
Akhirnya mau juga
47
Andi tertembak
48
Ketakutan
49
Kembali memaafkan
50
Tertangkap juga
51
Dikembalikan
52
Pertengkaran lagi
53
Tidak takut
54
Kemana Laura
55
Masih gelap
56
Permainan apa ini
57
Diserang
58
Menggigil
59
Masuk perangkap
60
Bertiga
61
Pelakunya
62
Meledak dan berakhir
63
Sebuah ancanman
64
Mama
65
Bertemu juga sekarang
66
Keputusan sudah tak bisa dirubah
67
Merusak sampai hancur
68
Sulit untuk memaafkan
69
Kembali ke sekolah setelah menghilang
70
Rayan binggung
71
Kenapa tak di percaya
72
Meminta bantuan
73
Tumbang satu masih ada yang lain
74
Sebuah mimpi aneh
75
Rayan mulai mengancam
76
Almira hidup lagi kah
77
Cerita yang sebenarnya
78
Mengakulah Laura
79
Haidar sudah tahu semuanya
80
Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81
Diajak jalan-jalan juga
82
Andi dan Arkan berpelukan
83
Aku bahagia
84
Tak menyukai Laura
85
Penyusup
86
Kakak yang aneh
87
Habis semuanya, dia ada disini
88
Jangan menjauh, tetaplah bersama
89
Sudah aku bilang
90
Kakak egois
91
Sukanya mengintip terus
92
Piknik
93
Anya selalu saja buat masalah
94
Anya tak bisa pergi
95
Tak ada yang percaya
96
Arkan menolong
97
Masakan pertama
98
Rumah sakit jiwa
99
Akhirnya ketahuan juga
100
Memutus segalanya
101
Masih sulit
102
Akhir segalanya
103
Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!