Kekerasan lagi

Plak, Laura tidak bisa menghindari tamparan itu. Badannya didorong sampai tersungkur, perutnya ditendang begitu saja. Rambutnya dijambak sampai kepalanya mendongak pada orang yang menyiksanya itu.

"Keterlaluan kamu Laura, keluarga kita ini sedang susah dan kamu membuat masalah di sekolah dengan mengeroyok teman kamu. Apa kamu sudah gila Laura, dengan cara apa aku harus memperlakukan kamu agar tidak terus membuat masalah"

Laura mencoba untuk melepaskan jambakan dari Ayahnya, tapi itu sangat kuat sampai-sampai kepala Laura sakit. Bahkan rambutnya seperti akan lepas dari kulit kepalanya, perih sekali.

"Aku tidak pernah membuat masalah di sekolah, lepaskan" jerit Laura.

Plak, kembali tamparan mendarat di pipinya "Kamu itu sudah buat masalah, sudah membuat aku malu. Mau sampai kapan seperti ini, kapan akan dewasa dan menjadi anak yang baik Laura" sambil melepaskan jambakan itu dan mendorong kepala Laura.

Laura bangkit dan menatap Ayahnya dengan tajam "Apakah anda sebagai seorang Ayah tidak mau mendengarkan penjelasan aku dulu. Apa harus seperti ini dengan kekerasan, jika anak-anakmu yang lain kenapa tidak pernah kamu berikan pukulan saat mereka melakukan kesalahan. Kenapa hanya aku saja yang kamu perlakukan dengan buruk"

"Mereka tak pernah melakukan kesalahan, hanya kamu anak yang selalu membuat masalah Laura. Kamu tidak pernah menuruti kata-kata Ayah dan kamu juga tidak pernah menjadi anak yang baik. Selama ini kamu selama membantah, menjadi anak nakal, menjadi anak pembangkang semuanya ada pada dirimu. Kamu tidak pernah baik di mataku"

Laura tersenyum kecewa, bahkan matanya sekarang sudah berkaca-kaca. Selama menjadi Almira, Laura tak pernah disakiti seperti ini oleh Ayahnya dan ternyata menjadi Laura itu sangat menyakitkan. Dirinya kira akan kuat ternyata ada saatnya lemah dan sakit juga.

"Aku anak yang nakal, pembangkang tapi anda tidak pernah melihat kenyataannya. Anda tidak pernah menanyakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Seharusnya sebagai seorang Ayah, anda akan bertanya terlebih dulu pada anakmu ini. Ada apa, masalah apa bukannya langsung memukul seperti ini. Anda selalu ringan tangan padaku tak pernah ada sedikitpun kasih sayang padaku selama ini "

"Kalau aku tidak menyayangimu Laura sudah dari dulu aku buang kamu. Tidak akan aku urus, tidak akan aku besarkan sampai sekarang. Jadi jangan katakan kalau aku tidak menyayangimu"

"Memang pada kenyataannya anda tidak pernah menyayangiku. Anda selalu tidak adil, apakah dengan cara memukul akan menyelesaikan semua masalah ?"

"Karena kamu pantas mendapatkan itu "sambil menunjuk Laura.

Laura memejamkan kedua bola matanya untuk menenangkan emosinya. Jangan sampai Laura membunuh Ayahnya. Kalau sampai Ayahnya meninggal tidak akan seru semuanya akan berakhir begitu saja. Ayahnya tidak akan mendapatkan kesusahan yang lebih menyakitkan lagi.

"Baiklah jika Anya ataupun Andi nanti melakukan kesalahan anda pun harus memukul mereka. Jangan aku saja yang terus anda pukul. Memang seharusnya aku tidak pernah memanggilmu Ayah. Anda tak pantas dipanggil Ayah olehku "

"Anya dan Andi tidak pernah membuat masalah sepertimu Laura. Mereka anak-anak baik terdidik sedangkan kamu anak yang tidak tahu diri"

"Benarkah, apakah mereka sebaik itu? Kurasa tidak, sampai kapanpun aku tak akan pernah memaafkan apa yang anda lakukan dan aku juga tak akan menganggap anda sebagai Ayahku lagi"

"Mau bagaimanapun aku tetap Ayahmu Laura. Aku yang membesarkan mu, tanpa diriku kamu tidak akan hidup selama ini"

"Ayah ? Apakah seorang Ayah seperti ini, apakah aku harus mendatangkan Ayah teman-temanku untuk menyadarkan anda bagaimana seorang Ayah yang sebenarnya. Yang baik pada anaknya dan tidak main pukul seperti ini. Bahkan aku bisa melaporkan anda ke polisi dengan kasus kekerasan "

"Jika kamu tidak membuat masalah aku pun tidak akan memukulmu. Kita ini sedang kesusahan Laura, jangan membuat semuanya makin rumit. Aku pusing dengan keadaan perusahaan yang bangkrut ditambah kamu selalu saja membuat ulah" Ayahnya terus tak mau kalah, menanggapi semua keluhan Laura.

"Sudah, percuma aku ada dirumah tak ada gunanya juga "

Laura pergi keluar rumah, Ayahnya mengejarnya dan menariknya dengan kasar "Masuk ke rumah dan jangan buat aku malu, jangan buat masalah lagi Laura"

"Anda tidak berhak mengaturku, anda bukan siapa-siapa aku lagi " teriak Laura tak kalah kerasnya dari sang Ayah. Sudah terlalu kecewa Laura. Laura kira Ayahnya akan baik ternyata sama saja.

"Jangan keras kepala anak nakal, cepat masuk " teriak Ayahnya kembali.

"Aku tak pernah membuat siapapun malu. Anda adalah Ayah terburuk di dunia ini"

Laura menendang kaki Ayahnya sampai terjatuh lalu menggigit tangan Ayahnya juga. Sudah cukup, perutnya sakit karena ditendang makannya tadi Laura tidak bisa melawan lebih cepat.

"Laura anak sialan kamu" teriak Ayahnya sambil memegang lututnya yang sakit.

"Anda lebih sialan lagi " jawab Laura dengan berani, tak mau kalah juga.

...----------------...

Damian mondar mandir melihat keluar rumah, tapi belum ada tanda-tanda Laura akan pulang. Apakah dia sudah lupa rumah.

"Kemana anak itu, kenapa selalu saja membuat khawatir" gumam Damian.

"Ayah apa tidak akan tidur "tegur Andi yang dari tadi pusing melihat Ayahnya terus mondar-mandir seperti setrikaan saja.

"Laura belum pulang, Kakakmu entah akan kapan sadar. Apakah dia akan terus menjadi anak yang nakal seperti ini" keluh Ayahnya.

"Sepertinya Ayah salah, seharusnya Ayah bisa lebih dekat dengan Laura. Ayah bisa menasehatinya dengan baik-baik tanpa kekerasan. Semuanya bisa dibicarakan tanpa harus ada kekerasan seperti tadi siang Ayah. Kenapa Ayah tidak pernah mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi"

"Ayah sudah tahu bagaimana Laura dia itu anak nakal, dia selalu membuat masalah jadi tidak usah Ayah tanya dan yang pasti dia yang salah"

Andi menghela nafasnya, selalu saja seperti ini jawaban Ayahnya. Andi ingin Ayahnya dan juga Laura baik-baik saja. Mereka saling menyayangi tidak seperti ini, saling menyalahkan.

"Memangnya Ayah pernah melihat langsung Laura nakal ?"

"Tidak, tapi guru guru kalian, lalu Anya bilang kalau Laura itu tidak baik di sekolah. Dia di sekolah selalu merokok, pergaulan bebas, bolos banyak lagi. Jadi rasanya Ayah tidak perlu mendengarkan dari Laura. Pasti Laura akan berbohong pada Ayah"

"Itu akan membuat Ayah semakin jauh dengan Laura. Ayah tidak akan pernah mendapatkan hati Laura sampai kapanpun kalau Ayah tetap seperti ini. Dengarkanlah dulu penjelasannya baru Ayah bertindak. Aku hanya tidak mau kalian berdua terus bermusuhan Ayah "

Damian tidak menjawab. Dia malah keluar dari dalam rumah dan menunggu Laura di depan teras. Sedangkan Andi sendiri tak mengikuti Ayahnya percuma Andi terus bicara dengan Ayahnya pasti jawabannya akan sama. Ayahnya terlalu keras kepala.

Terpopuler

Comments

Sapna Anah

Sapna Anah

kenapa laura ga pergi aja dri rumh,lihat dari aja gimna kehidupan ayahnya biar jngn d aniyaya trus c lauranya

2024-11-21

0

Ds Phone

Ds Phone

tak guna cakap dia aja yang betul

2025-01-06

0

Marda Wiah

Marda Wiah

mana badasnya Almira, katanya seorang pembunuh, seperti mafia, ko lemah , apalagi selalu di bully , di kasari , di fitnah itu SDH ga bisa di terima, knp ga bls mereka, kan bukan jiwa Laura lagi tapi Almira, terlalu menye2 kecewa Thor

2025-01-18

4

lihat semua
Episodes
1 Sangat menyakitkan
2 Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3 Pulang
4 bertemu Andi
5 Bertengkar kembali
6 terbongkar
7 Sambutan di sekolah
8 Target
9 Rencana Awal
10 Menyenangkan
11 Apakah benar
12 Pindah rumah
13 Kecewa
14 Bersandiwara
15 Apakah Alma benar-benar teman
16 Kekerasan lagi
17 Tidak boleh
18 Benarkan
19 Makin tidak tahu diri
20 Giliran Anya
21 sedikit menyakiti
22 Jangan serakah
23 Binggung
24 Ketahuan
25 Tidak sanggup
26 Vania berakhir
27 Awal semuanya terjadi
28 Tidak sengaja
29 Menangislah
30 Ditemukan juga.
31 Sedang apa
32 Apakah perempuan itu Alma
33 Terkena jebakan
34 Malu
35 Kembali luluh
36 Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37 Biarkan dia membusuk
38 Laura lagi
39 Untuk seorang anak
40 Untuk berteman lagi tidak
41 Dikeluarkan dari sekolah
42 Beni nakal
43 Di culik
44 Membiarkannya atau menolongnya
45 Menyelamatkan Anya
46 Akhirnya mau juga
47 Andi tertembak
48 Ketakutan
49 Kembali memaafkan
50 Tertangkap juga
51 Dikembalikan
52 Pertengkaran lagi
53 Tidak takut
54 Kemana Laura
55 Masih gelap
56 Permainan apa ini
57 Diserang
58 Menggigil
59 Masuk perangkap
60 Bertiga
61 Pelakunya
62 Meledak dan berakhir
63 Sebuah ancanman
64 Mama
65 Bertemu juga sekarang
66 Keputusan sudah tak bisa dirubah
67 Merusak sampai hancur
68 Sulit untuk memaafkan
69 Kembali ke sekolah setelah menghilang
70 Rayan binggung
71 Kenapa tak di percaya
72 Meminta bantuan
73 Tumbang satu masih ada yang lain
74 Sebuah mimpi aneh
75 Rayan mulai mengancam
76 Almira hidup lagi kah
77 Cerita yang sebenarnya
78 Mengakulah Laura
79 Haidar sudah tahu semuanya
80 Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81 Diajak jalan-jalan juga
82 Andi dan Arkan berpelukan
83 Aku bahagia
84 Tak menyukai Laura
85 Penyusup
86 Kakak yang aneh
87 Habis semuanya, dia ada disini
88 Jangan menjauh, tetaplah bersama
89 Sudah aku bilang
90 Kakak egois
91 Sukanya mengintip terus
92 Piknik
93 Anya selalu saja buat masalah
94 Anya tak bisa pergi
95 Tak ada yang percaya
96 Arkan menolong
97 Masakan pertama
98 Rumah sakit jiwa
99 Akhirnya ketahuan juga
100 Memutus segalanya
101 Masih sulit
102 Akhir segalanya
103 Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Sangat menyakitkan
2
Kenapa harus terjebak ditubuh ini
3
Pulang
4
bertemu Andi
5
Bertengkar kembali
6
terbongkar
7
Sambutan di sekolah
8
Target
9
Rencana Awal
10
Menyenangkan
11
Apakah benar
12
Pindah rumah
13
Kecewa
14
Bersandiwara
15
Apakah Alma benar-benar teman
16
Kekerasan lagi
17
Tidak boleh
18
Benarkan
19
Makin tidak tahu diri
20
Giliran Anya
21
sedikit menyakiti
22
Jangan serakah
23
Binggung
24
Ketahuan
25
Tidak sanggup
26
Vania berakhir
27
Awal semuanya terjadi
28
Tidak sengaja
29
Menangislah
30
Ditemukan juga.
31
Sedang apa
32
Apakah perempuan itu Alma
33
Terkena jebakan
34
Malu
35
Kembali luluh
36
Membantu apa hanya sekedar kasihan saja
37
Biarkan dia membusuk
38
Laura lagi
39
Untuk seorang anak
40
Untuk berteman lagi tidak
41
Dikeluarkan dari sekolah
42
Beni nakal
43
Di culik
44
Membiarkannya atau menolongnya
45
Menyelamatkan Anya
46
Akhirnya mau juga
47
Andi tertembak
48
Ketakutan
49
Kembali memaafkan
50
Tertangkap juga
51
Dikembalikan
52
Pertengkaran lagi
53
Tidak takut
54
Kemana Laura
55
Masih gelap
56
Permainan apa ini
57
Diserang
58
Menggigil
59
Masuk perangkap
60
Bertiga
61
Pelakunya
62
Meledak dan berakhir
63
Sebuah ancanman
64
Mama
65
Bertemu juga sekarang
66
Keputusan sudah tak bisa dirubah
67
Merusak sampai hancur
68
Sulit untuk memaafkan
69
Kembali ke sekolah setelah menghilang
70
Rayan binggung
71
Kenapa tak di percaya
72
Meminta bantuan
73
Tumbang satu masih ada yang lain
74
Sebuah mimpi aneh
75
Rayan mulai mengancam
76
Almira hidup lagi kah
77
Cerita yang sebenarnya
78
Mengakulah Laura
79
Haidar sudah tahu semuanya
80
Dia bukan Laura Ayah, kita pergi
81
Diajak jalan-jalan juga
82
Andi dan Arkan berpelukan
83
Aku bahagia
84
Tak menyukai Laura
85
Penyusup
86
Kakak yang aneh
87
Habis semuanya, dia ada disini
88
Jangan menjauh, tetaplah bersama
89
Sudah aku bilang
90
Kakak egois
91
Sukanya mengintip terus
92
Piknik
93
Anya selalu saja buat masalah
94
Anya tak bisa pergi
95
Tak ada yang percaya
96
Arkan menolong
97
Masakan pertama
98
Rumah sakit jiwa
99
Akhirnya ketahuan juga
100
Memutus segalanya
101
Masih sulit
102
Akhir segalanya
103
Novel lanjutan dari novel berpindahan kedalam tubuh gadis menyedihkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!