BAB 3 - Pria Tampan di Kamar Mandi

Tubuh Ares menjadi tegang ketika merasakan tangan halus itu, meskipun rasanya nyaman tetapi membangkitkan api yang belum pernah menyala. Dia segera menghentikan tangannya yang hampir saja menyentuh tubuh bagian bawahnya.

Namun, dia segera menyadari tidak mengenakan sarung tangan yang menekan kekuatannya.

“Kau-“

Ares terkejut ketika menyadari tidak terjadi apapun padanya padahal selama ini apapun yang dia sentuh baik benda mati ataupun makhluk hidup pasti akan hancur. Oleh sebab itu dia selalu menggunakan sarung tangan khusus untuk menekan kekuatannya.

Mata Selena berkedip cepat dan merasa jengkel karena ada busa sabun yang menghalangi pandangannya.

“Hei tampan, kau merawat tubuhmu dengan baik.” Dari semua orang yang pernah dia lihat hanya pria di depannya yang memiliki tubuh yang bagus dan sesuai dengan seleranya.

Bahkan aktor nasional yang disukai banyak orang lebih buruk darinya.

Dia memiliki rambut berwarna hitam dengan mata kuning keemasan, wajahnya terlihat tirus dengan hidung mancung dan bibir tipis yang menggoda. Tinggi badannya mungkin antara 185-190 cm terlihat dari kakinya yang panjang dan tubuh bagian atasnya yang proporsional.

Tubuhnya berotot tetapi tidak berlebihan, jelas sekali bahwa dia adalah seorang tentara karena ada bekas luka di samping pinggangnya. Dengan teknologi medis saat ini semua bekas luka bisa dihilangkan tanpa operasi plastik. Namun, ada bekas luka yang sulit hilang yang berasal dari serangan alien zerg.

“Lepaskan aku!” Baru kali ini Ares memohon pada orang lain meskipun dia bisa mengalahkan gadis di depannya dengan mudah.

Aromanya yang menenangkan membuat tubuhnya rileks dan nyaman sehingga dia tidak mau bergerak.

“Tidak mau,” goda Selena sambil meraih dagunya dengan tangan yang bebas.

Pernapasan Ares terasa berat ketika gadis itu mendekati wajahnya dan menyelusuri lehernya seolah ingin meninggalkan tanda.

‘Sialan ilusi ini terlalu nyata,”  batin Ares di dalam hati.

Dia menganggap semua hal ini adalah halusinasi karena efek samping obat yang diminumnya. Althea telah memperingatkannya bahwa semua indranya akan terpengaruh tetapi dia tidak menyangka akan senyata ini.

Apakah karena dia terlalu haus karena tak kunjung menemukan partnernya?

Sudah puluhan tahun tidak ada yang memiliki kecocokan dengannya.

‘Karena ini ilusi maka aku akan menikmatinya.’ Ares tersenyum kecut dan membiarkan gadis itu.

“Bisakah aku melihatnya?” tanya Selena dengan tatapan polos sambil menunjuk tubuh bagian bawah.

“Tidak!” tolak Ares malu.

Meskipun hanya halusinasi dia tidak akan membiarkan siapapun melihat tubuh bagian bawahnya kecuali partnernya.

“Cih …” desis Selena kecewa.

“Jangan bergerak!” Ares menghentikan tubuhnya yang nakal dan menggoda.

Air terciprat hingga meluap dari bathup hingga menyebabkan busa sabun yang menghalangi pandangan mulai menghilang. Ares menutup mata Selena kemudian meraih jubah mandi yang tidak jauh darinya. Dia membungkus tubuhnya dengan rapat dan hanya menyisakan kakinya.

“Kenapa kau menutupi tubuh indahmu,” ucap Selena kecewa.

Sudut bibir Ares berkedut dan merasa tidak berdaya.

Selena bangkit dari bathup lalu mengeringkan pakaiannya, untungnya pakaiannya memiliki fungsi pengeringan dan membersihan otomatis sehingga dia tidak repot. Tak heran wanita yang memberikan pakaian ini sangat membanggakan designnya.

“Ngomong-ngomong siapa namamu?” tanya Selena sambil menghampirinya.

“Aku-“

Sebelum Ares menyelesaikan perkataannya, gadis itu tiba-tiba menghilang dari hadapannya.

“Sepertinya ilusinya sudah hilang,” guman Ares sambil terkekeh.

“Obatnya sungguh luar biasa.” Dia bisa merasakan energi ditubuhnya sudah stabil dan tidak ada tanda-tanda mengamuk. Baru kali ini dia merasakan hal yang luar biasa terlepas dari ilusi aneh yang dialaminya.

“Gadis itu, apakah perwujudan partner yang aku inginkan?”

oOo

Tuing … tuing … tuing …

Bola bulu memantul dan mencoba membangunkan Selena yang masih terlelap. Dia menggosokkan tubuhnya pada wajah Selena hingga menghalangi pernapasannya.

“Maomao jangan menggangguku,” decak Selena kesal dan melempar bola bulu itu.

Maomao memantul kembali dan terus memukul tubuh Selena dengan bulu lembutnya. “Cepat bangun! Hari ini kau harus bekerja,” katanya mengingatkan.

Selena masih terlihat enggan tetapi dia harus bangun sebelum penghuni rumah ini terbangun sebelum dirinya. Dengan cepat dia membersihkan dirinya di kamar mandi kemudian mengenakan seragam kerja.

“Ayo kita pergi Maomao!”

Maomao melompat ke atas bahunya dan mencium aroma aneh.

“Parfum apa yang kau gunakan?” tanya Maomao penasaran dan dengan rakus mencium aroma tersebut.

“Aku tidak menggunakan parfum.” Selena jarang menggunakan parfum karena akan meninggalkan aroma dan mudah dikenali. Dia sangat berhati-hati mengingat identitas tersembunyinya.

“Mungkin ini aroma sabun, aku baru saja mengganti sabunku,” jelas Selena.

Maomao terus menyentuh leher Selena hingga membuatnya geli.

“Berhenti!” Selena menarik Maomao kemudian memasukannya ke dalam tas.

Setelah berjalan selama setengah jam akhirnya dia sampai di tempat kerja dan melihat bosnya sedang membuka pintu.

“Selamat pagi, Tuan Evander.”

Pria tua berambut putih membalas sapaannya. “Selamat pagi, Selena.”

“Hari ini anak-anak dari Sekolah Dasar Inverna akan datang dan kau harus memandu mereka,” kata Tuan Evander.

“Saya mengerti.”

Selena bekerja sebagai pemandu di museum yang berisi sejarah dan benda-benda dari era Bumi Kuno. Manusia telah mengalami evolusi dan mencari tempat tinggal baru karena Bumi sudah tidak layak dihuni. Planet itu mengalami bencana besar karena badai kosmik dan peradaban telah runtuh.

Sekarang planet itu telah berubah menjadi sarang alien zerg.

Tak banyak barang asli yang tersimpan di museum ini karena barang-barang dari era Bumi Kuno banyak yang hancur sejak eksploriasi alam semesta dan perang dengan alien zerg. Sehingga dibuatlah replika untuk mengenang masa lalu dan mengingatkan generasi sekarang tentang kehidupan saat era Bumi Kuno.

“Apakah kalian sudah buka?”

Seorang wanita paruh baya dengan pakaian modis berjalan mendekati mereka.

“Oh Irene kamu datang lagi,” sapa Tuan Evander.

Irene sering mengunjungi museum ini karena hanya tempat ini satu-satunya yang berisi informasi tentang Bumi Kuno.

“Kuharap kali ini kau mengizinkanku memasuki perpustakaan.”

“Sudah berapa kali aku katakan, kau tidak boleh memasuki perpustakaan karena buku-buku di sana sangat rapuh dan mudah hancur,” tolak Evander tegas.

“Sebenarnya apa yang kau cari?” tanya Evander penasaran. “Kau tidak berpikir ingin pergi ke Planet Bumi, kan?”

“Aku tidak segila itu,” bantah Irene sambil memutar matanya.

“Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentang Bumi,” jelasnya.

“Aku sudah menceritakan segala hal tentang Bumi padamu,” ujar Evander.

Irene menyipitkan matanya dan melipat lengannya di depan dada. “Kau hanya menceritakan kebohongan.”

“Terserahlah jika kau tidak percaya.” Evander terlihat kesal dan berbalik meninggalkannya.

“Selena awasi wanita tua ini dan jangan biarkan dia mendekati perpustakaan!” perintahnya tegas.

“Baik, Tuan Evander.” Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan keamanan perpustakaan karena dilindungi oleh dinding logam yang kuat dan tidak akan hancur kecuali Planet Gaia musnah.

Yang bisa mengaksesnya hanya Tuan Evander Dorian.

Irene mengerutkan hidungnya ketika mencium aroma yang familiar, dia mendekati Selena dan mengendus tubuhnya.

“Kenapa ada aroma cucuku di tubuhmu?”

-TBC-

Episodes
1 BAB 1 - Serigala Berbulu Domba
2 BAB 2 - Jatuh ke Bak Mandi
3 BAB 3 - Pria Tampan di Kamar Mandi
4 BAB 4 - Museum Bumi Kuno
5 BAB 5 - Memastikan Kebenaran
6 BAB 6 - Cahaya Harapan
7 BAB 7 - Energi Terkuras
8 BAB 8 - Kedatangan Ares
9 BAB 9 - Kecocokan
10 BAB 10 - Kecocokan Tinggi
11 BAB 11 - Selena Putus Asa
12 BAB 12 - Persiapan
13 BAB 13 - Mengunjungi Keluarga Hyperion
14 BAB 14 - Perjalanan ke Planet Atlas
15 BAB 15 - Tetangga Baru
16 BAB 16 - Pergi ke Kantin
17 BAB 17 - Membalaskan Dendam Kecilnya
18 BAB 18 - Guiding
19 BAB 19 - Penandaan
20 BAB 20 - Pecinta Otot
21 BAB 21 - Melanggar Perintah
22 BAB 22 - Menyusun Rencana
23 BAB 23 - Melarikan Diri
24 BAB 24 - Melawan Zerg
25 BAB 25 - Tiba di Planet Chaos
26 BAB 26 - Faksi Planet Chaos
27 BAB 27 - Peringatan Selena
28 BAB 28 - Kondisi Medan Perang
29 BAB 29 - Ares Mengamuk
30 BAB 30 - Menenangkan Ares
31 BAB 31 - Membujuk Ares
32 BAB 32 - Bertemu Gaia
33 BAB 33 - Selena Sadar
34 BAB 34 - Menjinakkan Singa Emas
35 BAB 35 - Damian Sedih
36 BAB 36 - Tes Ulang
37 BAB 37 - Ares Dilecehkan!
38 BAB 38 - Penandaan Sempurna
39 BAB 39 - Pergi ke Planet Gaia
40 BAB 40 - Pertemuan Militer
41 BAB 41 - Rencana Selena
42 BAB 42 - Masa Lalu Ibunya
43 BAB 43 - Tetangga Baru
44 BAB 44 - Informasi Tentang Ibunya
45 BAB 45 - Kotak Terbuka
46 BAB 46 - Pyros dan Isaac Bertengkar
47 BAB 47 - Penelitian Sianna
48 BAB 48 - Menemukan Kebenaran
49 BAB 49 - Menemukannya
50 BAB 50 - Menipu Pyros
51 BAB 51 - Kebenaran Tentang Ibunya
52 BAB 52 - Solusi
53 BAB 53 - Basilik
54 BAB 54 - Isaac
55 BAB 55 - Bukti Kerjasama
56 BAB 56 - Tingkat Kecocokan 99%
57 BAB 57 - Rencana Pyros
58 BAB 58 - Sekutu Baru
59 BAB 59 - Persiapan
60 BAB 60 - Upacara yang Meriah
61 BAB 61 - Kekuatan Nickholas
62 BAB 62 - Penyelidikan Ulang
63 BAB 63 - Planet Matrix
64 BAB 64 - Skull Pirate
65 BAB 65 - Menemukan Zerg
66 BAB 66 - Menangkap Zerg
67 BAB 67 - Manusia yang Selamat
68 BAB 68 - Sean
69 BAB 69 - Kepercayaan Sean
70 BAB 70 - Penjelasan Sean
71 BAB 71 - Kebenaran
72 BAB 72 - Bertemu Pamannya
73 BAB 73 - Naga atau Imoogi
74 BAB 74 - Jebakan Zerg
75 BAB 75 - Ares Terluka
76 BAB 76 - Racun vs Racun
77 BAB 77 - Tawaran Selena
78 BAB 78 - Pengobatan
79 BAB 79 - Keinginan Isaac
80 BAB 80 - Keputusan Isaac
81 BAB 81 - 20 Tahun Yang Lalu
82 BAB 82 - Hasil Penelitian
83 BAB 83 - Hidup Baru Sean
84 BAB 84 - Berita Buruk
85 BAB 85 - Kerjasama
86 BAB 86 - Rencana Nickholas
87 BAB 87 - Menyampaikan Berita
88 BAB 88 - Marshal Zeus Senang
89 BAB 89 - Alasan Damian
90 BAB 90 - Menyelamatkan Presiden
91 BAB 91 - Rahasia Presiden Thanatos
92 BAB 92 - Menyerang Markas Utama
93 BAB 93 - Selena Bersenang-Senang
94 BAB 94 - Keputusan Althea
95 BAB 95 - Menyelamatkan Ares
96 BAB 96 - Bertemu Marshal Zeus
97 BAB 97 - Membujuk Marshal Zeus
98 BAB 98 - Mengungkapkan Identitas
99 BAB 99 - Ancaman Kakek
100 BAB 100 - Persiapan dan Latihan
101 BAB 101 - Melawan Ratu Zerg
102 BAB 102 - Kembali ke Masa Lalu
103 BAB 103 - Penjelasan Gaia
104 BAB 104 - Kebenaran Planet Bumi
105 BAB 105 - Kembali ke Masa Depan
106 BAB 106 - Mendapatkan Barang Gaia
107 BAB 107 - Membuka Kotak
108 BAB 108 - Tawaran Selena
109 BAB 9 - Perjanjian Dengan Federasi
110 BAB 110 - Konferensi Press
111 BAB 111 - Berangkat ke Medan Perang
112 BAB 112 - Selena vs Raja Zerg
113 BAB 113 - Bala Bantuan Tiba
114 BAB 114 - Memuaskan Kucing Manja
115 BAB 115 - Syarat
116 BAB 116 - Duel Dua Pasukan
117 BAB 117 - Menyerang Skull Pirate
118 BAB 118 - Membujuk Ajax
119 BAB 119 - Menemukan Pengkhianatan
120 BAB 120 - Pengkhiat
121 BAB 121 - Sang Pengkhianat
122 BAB 122 - Mati
123 BAB 123 - Menangkap Semua Pengkhianat
124 BAB 124 - Bala Bantuan
125 BAB 125 - Bertemu Dengan Presiden
126 BAB 126 - Kemarahan Nickholas
127 BAB 127 - Pemberontak Terpojok
128 BAB 128 - Singa Emas vs Naga Emas
129 BAB 129 - Bertarung Dengan Nickholas
130 BAB 130 - Pasukan Pemberontak Kembali
131 BAB 131 - Menjemput Jenderal Aeron
132 BAB 132 - Meriam EMP
133 BAB 133 - Palung Deep Abyss
134 BAB 134 - Menyusup ke Markas Musuh
135 BAB 135 - Menguasai Ruang Kendali
136 BAB 136 - Kematian Selena
137 BAB 137 - Selena Kembali
138 BAB 138 - Bencana
139 BAB 139 - Bencana
140 BAB 140 - Kapal Perang Kuno
141 BAB 141 - Kebenaran Tersembunyi
142 BAB 142 - Pengumuman Resmi
143 BAB 143 - Persiapan Perang
144 BAB 144 - Raja Zerg & Ratu Zerg
145 BAB 145 - Kemenangan
146 BAB 146 - Mengunjungi Planet Bumi
147 BAB 147 - Ayah Ares
148 BAB 148 - Pernikahan (END)
149 BAB 149 - Dr. Isaac & Dr. Althea
150 BAB 150 - Pertemuan Pertama Damian dan Letnan Gloria
Episodes

Updated 150 Episodes

1
BAB 1 - Serigala Berbulu Domba
2
BAB 2 - Jatuh ke Bak Mandi
3
BAB 3 - Pria Tampan di Kamar Mandi
4
BAB 4 - Museum Bumi Kuno
5
BAB 5 - Memastikan Kebenaran
6
BAB 6 - Cahaya Harapan
7
BAB 7 - Energi Terkuras
8
BAB 8 - Kedatangan Ares
9
BAB 9 - Kecocokan
10
BAB 10 - Kecocokan Tinggi
11
BAB 11 - Selena Putus Asa
12
BAB 12 - Persiapan
13
BAB 13 - Mengunjungi Keluarga Hyperion
14
BAB 14 - Perjalanan ke Planet Atlas
15
BAB 15 - Tetangga Baru
16
BAB 16 - Pergi ke Kantin
17
BAB 17 - Membalaskan Dendam Kecilnya
18
BAB 18 - Guiding
19
BAB 19 - Penandaan
20
BAB 20 - Pecinta Otot
21
BAB 21 - Melanggar Perintah
22
BAB 22 - Menyusun Rencana
23
BAB 23 - Melarikan Diri
24
BAB 24 - Melawan Zerg
25
BAB 25 - Tiba di Planet Chaos
26
BAB 26 - Faksi Planet Chaos
27
BAB 27 - Peringatan Selena
28
BAB 28 - Kondisi Medan Perang
29
BAB 29 - Ares Mengamuk
30
BAB 30 - Menenangkan Ares
31
BAB 31 - Membujuk Ares
32
BAB 32 - Bertemu Gaia
33
BAB 33 - Selena Sadar
34
BAB 34 - Menjinakkan Singa Emas
35
BAB 35 - Damian Sedih
36
BAB 36 - Tes Ulang
37
BAB 37 - Ares Dilecehkan!
38
BAB 38 - Penandaan Sempurna
39
BAB 39 - Pergi ke Planet Gaia
40
BAB 40 - Pertemuan Militer
41
BAB 41 - Rencana Selena
42
BAB 42 - Masa Lalu Ibunya
43
BAB 43 - Tetangga Baru
44
BAB 44 - Informasi Tentang Ibunya
45
BAB 45 - Kotak Terbuka
46
BAB 46 - Pyros dan Isaac Bertengkar
47
BAB 47 - Penelitian Sianna
48
BAB 48 - Menemukan Kebenaran
49
BAB 49 - Menemukannya
50
BAB 50 - Menipu Pyros
51
BAB 51 - Kebenaran Tentang Ibunya
52
BAB 52 - Solusi
53
BAB 53 - Basilik
54
BAB 54 - Isaac
55
BAB 55 - Bukti Kerjasama
56
BAB 56 - Tingkat Kecocokan 99%
57
BAB 57 - Rencana Pyros
58
BAB 58 - Sekutu Baru
59
BAB 59 - Persiapan
60
BAB 60 - Upacara yang Meriah
61
BAB 61 - Kekuatan Nickholas
62
BAB 62 - Penyelidikan Ulang
63
BAB 63 - Planet Matrix
64
BAB 64 - Skull Pirate
65
BAB 65 - Menemukan Zerg
66
BAB 66 - Menangkap Zerg
67
BAB 67 - Manusia yang Selamat
68
BAB 68 - Sean
69
BAB 69 - Kepercayaan Sean
70
BAB 70 - Penjelasan Sean
71
BAB 71 - Kebenaran
72
BAB 72 - Bertemu Pamannya
73
BAB 73 - Naga atau Imoogi
74
BAB 74 - Jebakan Zerg
75
BAB 75 - Ares Terluka
76
BAB 76 - Racun vs Racun
77
BAB 77 - Tawaran Selena
78
BAB 78 - Pengobatan
79
BAB 79 - Keinginan Isaac
80
BAB 80 - Keputusan Isaac
81
BAB 81 - 20 Tahun Yang Lalu
82
BAB 82 - Hasil Penelitian
83
BAB 83 - Hidup Baru Sean
84
BAB 84 - Berita Buruk
85
BAB 85 - Kerjasama
86
BAB 86 - Rencana Nickholas
87
BAB 87 - Menyampaikan Berita
88
BAB 88 - Marshal Zeus Senang
89
BAB 89 - Alasan Damian
90
BAB 90 - Menyelamatkan Presiden
91
BAB 91 - Rahasia Presiden Thanatos
92
BAB 92 - Menyerang Markas Utama
93
BAB 93 - Selena Bersenang-Senang
94
BAB 94 - Keputusan Althea
95
BAB 95 - Menyelamatkan Ares
96
BAB 96 - Bertemu Marshal Zeus
97
BAB 97 - Membujuk Marshal Zeus
98
BAB 98 - Mengungkapkan Identitas
99
BAB 99 - Ancaman Kakek
100
BAB 100 - Persiapan dan Latihan
101
BAB 101 - Melawan Ratu Zerg
102
BAB 102 - Kembali ke Masa Lalu
103
BAB 103 - Penjelasan Gaia
104
BAB 104 - Kebenaran Planet Bumi
105
BAB 105 - Kembali ke Masa Depan
106
BAB 106 - Mendapatkan Barang Gaia
107
BAB 107 - Membuka Kotak
108
BAB 108 - Tawaran Selena
109
BAB 9 - Perjanjian Dengan Federasi
110
BAB 110 - Konferensi Press
111
BAB 111 - Berangkat ke Medan Perang
112
BAB 112 - Selena vs Raja Zerg
113
BAB 113 - Bala Bantuan Tiba
114
BAB 114 - Memuaskan Kucing Manja
115
BAB 115 - Syarat
116
BAB 116 - Duel Dua Pasukan
117
BAB 117 - Menyerang Skull Pirate
118
BAB 118 - Membujuk Ajax
119
BAB 119 - Menemukan Pengkhianatan
120
BAB 120 - Pengkhiat
121
BAB 121 - Sang Pengkhianat
122
BAB 122 - Mati
123
BAB 123 - Menangkap Semua Pengkhianat
124
BAB 124 - Bala Bantuan
125
BAB 125 - Bertemu Dengan Presiden
126
BAB 126 - Kemarahan Nickholas
127
BAB 127 - Pemberontak Terpojok
128
BAB 128 - Singa Emas vs Naga Emas
129
BAB 129 - Bertarung Dengan Nickholas
130
BAB 130 - Pasukan Pemberontak Kembali
131
BAB 131 - Menjemput Jenderal Aeron
132
BAB 132 - Meriam EMP
133
BAB 133 - Palung Deep Abyss
134
BAB 134 - Menyusup ke Markas Musuh
135
BAB 135 - Menguasai Ruang Kendali
136
BAB 136 - Kematian Selena
137
BAB 137 - Selena Kembali
138
BAB 138 - Bencana
139
BAB 139 - Bencana
140
BAB 140 - Kapal Perang Kuno
141
BAB 141 - Kebenaran Tersembunyi
142
BAB 142 - Pengumuman Resmi
143
BAB 143 - Persiapan Perang
144
BAB 144 - Raja Zerg & Ratu Zerg
145
BAB 145 - Kemenangan
146
BAB 146 - Mengunjungi Planet Bumi
147
BAB 147 - Ayah Ares
148
BAB 148 - Pernikahan (END)
149
BAB 149 - Dr. Isaac & Dr. Althea
150
BAB 150 - Pertemuan Pertama Damian dan Letnan Gloria

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!