Taman kota yang penuh kejutan

Sesuai janjinya semalam, hari ini Elara membawa Dara bermain ke taman kota. Cukup lama ia tak membawa Dara ke sana, karena jaraknya yang lumayan jauh dari rumah. Betapa senangnya Dara ketika sang Mama mengajaknya jalan-jalan hari ini. Selama perjalanan, anak itu hanya bersenandung riang dengan mulutnya yang penuh dengan roti kesukaannya.

"Pacalku ada lima, lupa-lupa olangna. Hijau kuning kelabu, melah muda dan bilu. Me ...,"

"Balon ku ada lima, kok pacarku ada lima." Tegur Elara seraya melirik sekilas putrinya itu.

"Cita-citana Dala punya pacal banyak kok, kata Onty Kei pacal banyak itu pentilaci!" Seru Dara dengan mata membulat sempurna.

Elara mengerjapkan matanya, keningnya mengerut dalam. "Ventilasi? Investasi kali!" Seru Elara yang mana membuat Dara menghentikan kegiatan makannya.

"Eh iya, itu makcudna! Cama aja lah, nda ucah di liat katanya. Tapi di liat pengeltiannya, cepelti dia yang bilang belcama mu taunya belcama yang lain. Kata onty Kei gitu kemalin, waktu nonton dlak0l." Celoteh Dara.

Elara menggelengkan kepalanya pelan, entah mengapa putrinya sulit berbicara R dan S. Namun, saat huruf S di akhir Dara bisa mengatakannya dengan lancar. Berbeda saat huruf S itu di awal atau bersambung dengan huruf lainnya. Untungnya, Dara cepat tangkap dalam mendapat kosa kata baru yang ia dengar.

"Ma, lotinya macih ada ci?" Tanya Dara ketika rotinya sudah habis.

"Sudah, nanti kekenyangan. Katanya mau main, kalau sebelum main nafasnya udah sesak gimana? Kekenyangan kan bisa buat sesak sayang." Tegur Elara, ia tidak mau putrinya kekenyangan.

"Nda loh! Kata Onty Kei, yang buat cecak itu janji palcunya. Makanan nda buat cecak Mama." Rengek Dara.

"Lupa? Minggu lalu kamu kekenyangan makan malam akhirnya apa? Gak bisa tidur, ngrengek susah nafas. Harus di nebu, ingat gak?" Seru Elara yang mana membuat Dara mengerucutkan bibirnya kesal.

"Inget, itu kan kalna Dala ...,"

"Kita pulang aja lah yah, Dara gak mau nurut sama Mama." Ancam Elara.

Terpaksa, Dara tak protes lagi. Anak itu mengerucutkan bibirnya sebal, sembari matanya melirik ke arah roti miliknya yang tersisa. Seraya mengelus perut buncitnya, Dara bergumam lirih. "Cabal yah pelut, di cana nanti banyak abang jajan. Ada batagol, lempel, telol gulung, ketoplak. Culga makanan di cana itu pokoknya, cabal yah."

Elara menggelengkan kepalanya pelan, tak ada waktu tanpa makan. Bahkan, saat Dara sakit nafsu makan anak itu tetap baik walau tak sebanyak sebelumnya.

Selang beberapa saat, Elara menghentikan mobilnya di parkiran dekat taman kota. Lalu, wanita itu melepas sabuk pengamannya dan juga sabuk pengaman putrinya. Ia memastikan inhaler Dara sudah di kalungkan di lehernya, agar jika sewaktu asma anak itu kambuh inhaler sudah siap sedia.

"Ayo." Ajak Elara.

Dara mengangguk, ia merentangkan tangannya pada sang Mama. Dengan senang hati, Elara meraih putrinya dalam gendongannya dan membawanya keluar. Ia butuh sedikit berjalan untuk sampai ke taman kota. Mungkin karena hari libur, taman kota sedikit ramai. Banyak sekali orang di sana, dari anak-anak, sampai orang dewasa.

"Ada pelocotan baluu!!" Pekik Dara saat melihat perosotan yang melingkar.

"Mama tunggu disini, mainnya jangan jauh-jauh oke? Disini sudah banyak mainan, jangan yang jauh. Kalau ada apa-apa, bilang Mama." Elara menurunkan putrinya, ia membiarkan Dara bermain permainan yang khusus untuk anak-anak mainkan.

Elara hanya memantau putrinya dari kusi taman, ia tersenyum melihat putrinya begitu antusias. Bahkan, disini juga Dara mendapat teman baru untuk bermain. Memang dasarnya Dara anak yang mudah bergaul, dia lebih mudah mendapatkan teman.

Dertt!

Dertt!

Ponsel Elara berdering, ia pun langsung mengangkatnya setelah tahu jika itu adalah telpon dari rekan kerjanya. Elara sangat berbincang serius, tapi sesekali ia mengawasi putrinya yang bermain ayunan.

Dara tak sengaja melihat penjual balon yang ada di sana. Ia pun menghentikan acara bermainnya dan berlari menghampiri penjual balon itu. Tatapan Dara terlihat berbinar saat menatap balon berbentuk bunga. Ia pernah melihat balon itu di sebuah video anak-anak. Maka dari itu, Dara sungguh tertarik melihatnya dari dekat.

Hilangnya Dara, membuat Elara tersadar. Ia sempat mengalihkan pandangannya ketika bertelepon dengan rekan kerjanya itu. "Nanti saya hubungi lagi." Elara mendadak panik, ia berlari menghampiri ayunan yang sebelumnya di mainkan putrinya.

"DARA! DARA!" Teriak Elara dengan panik. Karena tak menemukan putrinya, Elara mencoba mencarinya.

Dara tak mendengar teriakan mamanya, ia fokus menatap balon yang ada di hadapannya. "Pak, balonnya belapa lebu?" Tanya Dara dengan senyum menggemaskan.

"Dua puluh lima ribu, adek mau yang mana?" Sahut penjual itu.

"Dala bilang mama dulu." Dara berbalik, ia berkata akan bilang pada Elara mengenai balon itu. Namun, senyumannya seketika luntur saat tak melihat keberadaan sang mama di tengah banyaknya orang yang berlalu lalang.

"Mama ... mama ekheee maaa!!" Dara panik, ia berlarian kesana dan kemari mencari sang mama. Taman kota sangat luas, apalagi hari libur banyak sekali orang. Hal itu, membuat Dara kesulitan menemukan keberadaan mamanya.

"Mama hiks ... maaa!!" Dara berj0ngk0k, ia memegangi d4d4nya yang terasa sesak. Dengan tangan gemetar, Dara meraih inhaler nya dan memakainya.

"Adik kecil, kamu gak papa?" Dara mendongak, ia menatap seorang anak laki-laki tampan yang menatapnya dengan tatapan lembut.

"Huaaa!! Mama nya Dala hilaaaang!" Seru Dara.

Anak laki-laki itu berjongkok, ia membangunkan Dara dan membersihkan dress putih Dara yang terkena tanah. "Abang bantu cari yah, ayo."

Dara awaknya ragu, ia menatap uluran tangan itu dengan tatapan takut. Namun, Dara yakin jika anak itu akan membantunya. Ia pun meraih tangan tersebut dan menggenggamnya dengan lembut.

"Abang ...,"

"Panggil aja Abang Ervan, Abang akan membantumu mencari mama hum." Dara mengangguk cepat. Ya, anak laki-laki yang bertemu dengan Dara tak lain dan tak bukan adalah Ervan. Kebetulan, ia berada di taman kota karena temannya yang mengajaknya bermain.

"Mamanya Dala ilang, Dala nda bica ketemu Mama." Adu Dara saat Ervan membawanya pergi.

"Dala?" Tanya Ervan dengan bingung.

"Pake L, Dala nda bica ngomong benel kata Mama." Jawab Dara sambil mendongakkan kepalanya menatap Ervan yang lebih tinggi darinya.

"Dara?" Tebak Ervan.

"Iya, Abang pintel. Cekalang, kita cali Mama Dala. Pokoknya, Mama Dala yang paling cantik. Nanti abang calinya yang cantik yah," ujar Dara.

Ervan tersenyum, ia pun mengajak Dara berkeliling mencari Elara. Namun, keduanya tak kunjung menemukannya Dara hampir menangis kembali di buatnya, sebab ia tak menemukan sang Mama. Padahal, ia sudah berjalan cukup jauh dan memakan waktu yang lama.

"Jangan menangis, Abang akan tunggu sampai mama kamu ketemu." Bujuk Ervan saat melihat Dara yang mencebikkan bibirnya ke bawah.

"Mama hiks ... Mama nya Dala dima ...,"

"DARA!"

Ervan dan Dara reflek menoleh, keduanya langsung menatap ke arah Elara yang berdiri di tak jauh di belakang mereka. Melihat keberadaan sang Mama, Dara langsung menarik tangannya dari genggaman Ervan dan berlari ke arah Elara.

"MAMAAA!!"

Degh!

Jantung Ervan berdegup kencang, matanya menangkap seseorang yang sudah lama tidak ia lihat. Walau sudah berjalan lima tahun lamanya, tak banyak berubah dari wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Dara kemana aja? Mama cariin Dara." Elara khawatir, ia mengecek keadaan putrinya.

"Tadi Dala cali Mama nda nemu, telus di tolong abang. Tuh, Abang nya," Dara menoleh ke belakang dan menunjuk pada Ervan

Elara tersenyum, ia pun mengalihkan pandangannya pada seseorang yang putrinya tunjuk. Namun, senyumannya luntur seketika saat melihat anak laki-laki yang tak asing baginya. Lima tahun berlalu, tapi wajah Ervan tak banyak berubah. Elara masih mengenalinya walaupun ia ragu untuk memastikan.

"Ervan."

______

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

semoga Ervan luluh hati nya begitu melihat mama yg dia rindukan... jgn sampai ada dendam dan kebencian di hati nya...

2024-11-10

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Sebagai ibu mestinya Elara segera mendekati Ervan ... meskipun dibenci....g peka banget hatinya sebagai seorang ibu....

2024-11-11

0

Vera Wilda

Vera Wilda

Harusnya ervan lupa sm wajah mamanya, biar ngerasain dulu sakit hatinya d lupain sm anak sendiri

2024-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!