Kebencian karena luka

"Mama jangan nanis telus ciiii hiks ... huaaa!!" Dara menangis saat melihat sang mama menangis. Setelah masuk ke dalam rumah, Elara langsung membawa putrinya tidur. Namun, entah mengapa ia justru menangis. D4d4nya terasa sesak, pikirannya kembali terngiang dengan kejadian tadi.

"Udah, Mama udah enggak nangis. Dara tidur yuk, besok Mama ajak Dara ke taman kota." Bujuk Elara.

"Tapi mamanya jangan nanis teluus ciii, Dala juga ikutan cedih jadinya kan. Mama nda liat tulun ail di idungna Dala hiks ... tadi om gantengna tegana bentak Mama hiks ... udah nda baik lagi om nya bentak Mama hiks ..." Isak Dara.

Elara meraih Dara dalam pelukannya, ia memeluk erat putrinya. Ingatannya kembali saat ia melahirkan Dara ke dunia, putrinya yang begitu manis dan sangat menggemaskan. Dengan teganya, dia memisahkan Dara dengan Arion hingga membuat pria itu mengatakan jika Dara adalah hasil perselingkuhannya.

"Dara, maafkan Mama yah. Maafkan Mama, sayang." Ujar Elara seraya menangkup wajah putri kecilnya.

Dara mencebikkan bibirnya ke bawah, "Mama nda calah kenapa minta maap hiks ... lotinya Dala kan macih ada nda Mama makan hiks ... kenapa Mama cedih ciiih hiks ...." Dara kembali menangis, bibir mungil itu bergetar hebat.

Elara mendengar suara nafas putrinya yang kasar, ia pun segera mengambil inhaler milik Dara dan mendekatkannya pada bocah menggemaskan itu. "Buka mulutnya sayang." Pinta Elara.

Dara membuka mulutnya, Elara memasukkan ujung Inhaler di dalam mulut putrinya. Dara yang sudah terbiasa memakai inhaler tanpa Elara jelaskan lagi anak itu tau harus apa. Setelah itu, Dara langsung memeluk leher sang mama kembali dan menyandarkan kepalanya pada d4da wanita itu. Elara kembali memeluk putrinya, ia mengelus punggung Dara dengan lembut dan m3ng3cup kepalanya.

"Dara sedih enggak, tinggal cuman sama Mama aja?" Tanya Elara.

"Nda, Dala mau nya cama Mama." Cicit Dara seraya memejamkan matanya.

"Dara mau tinggal sama Papa?" Tanya kembali Elara.

"Cama Mama nda?" Dara membuka matanya, ia mendongak dan menatap Elara yang juga tengah menatapnya. Seolah, sorot matanya tengah menuntut penjelasan dari sang Mama.

"Kalau semisal enggak sama Mama ...,"

"Nda mau kalau gitu, Dala mau cama Mama aja. Nda mau punya mama tili, kata Onty Kei mama tili jahat. Beda cama Papa tili, nanti cali yang banyak uangna." Sela Dara yang mana membuat Elara sedikit tersenyum di buatnya.

"Enggak, gak akan ada Papa tiri. Papa Dara hanya Arion, Dara ingatkan nama Papa Dara?" Dara mengerjapkan matanya, ia melupakan nama itu. Ia kembali teringat dengan pertemuan pertana kalinya dengan Arion. Tak lama, Dara menguap. Ia mengusap matanya yang terasa berat. Seraya memejamkan matanya, Dara bergumam lirih.

"Kok namanya cama kayak Om Ganteng, pacalan kali yah nama papa nya Dala." Di susul deng.kur4n halus dari bocah menggemaskan itu. Lagi-lagi, Elara m3ng3cup kening Dara cukup lama seraya memejamkan matanya.

"Benar sayang, om ganteng yang kamu maksud adalah Papamu. Dunia seolah sedang berusaha mempertemukan kalian. Sejauh mana Mama membawamu pergi, kamu akan tetap bertemu dengan papamu. Maafkan Mama sayang, maaf." Batin Elara dengan air matanya yang luruh.

Sementara itu, di kamarnya Arion tengah duduk di tepi ranjang seraya memandangi beberapa helai rambut yang ada di dalam plastik. Besok, ia akan melalukan tes DNA pada rambut milik Dara. Jika benar dugaan asistennya jika Dara adalah putrinya, Arion merasa sangat bersalah pada anak itu.

Pria itu tersenyum, "Aku berharap, hasil tes nya positif. Dara, nama yang sangat cantik. Saat bertemu dengannya, aku mengatakan jika ayah anak itu beruntung sekali memiliki putri secantik dan se-menggemaskan dia. Aku harap, ayah beruntung itu adalah aku." Lirih Arion.

Tok!

Tok!

Arion mengalihkan pandangannya, ia menatap pintunya yang terbuka. Ternyata, Ervan lah yang mengetuk dan membuka pintu kamarnya. Melihat itu, Arion memintanya masuk. Dengan ragu, Ervan melangkah masuk ke dalam kamar sang papa. Sudah sangat lama ia tidak menginjakkan kakinya di kamar Arion. Sebab, pria itu melarang semua orang untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Arion seraya meletakkan plastik yang berisikan rambut Dara ke atas nakas.

Ervan hanya diam, ia memandangi sekeliling kamar papanya. Foto pernikahan mama dan papanya masih terpajang apik di dinding, Bahkan, Ervan masih melihat meja rias milik Elara yang belum juga di pindahkan. Ervan tak menyangka, jika papanya masih menyimpan kenangan milik sang mama.

"Kenapa Papa masih menyimpan foto bersama wanita itu?" Tanya Ervan dengan tatapan dingin.

"Wanita yang kamu maksud adalah Mama mu Ervan, jangan bicara seperti itu." Tegur Arion.

Ervan mendudukkan tubuhnya di sisi ranjang tepat di sebelah Arion. Sejenak, ia menghela nafas pelan. "Aku bahkan lupa dia adalah Mama ku, Pa. Ibu mana, yang rela meninggalkan putranya demi mencari kebahagiaannya sendiri? Dia hanya mengedepankan kebahagiaannya Pa, aku tidak masuk dalam kebahagiaannya." Lirih Ervan seraya menundukkan kepalanya.

Arion mengusap punggung putranya itu, "Kamu masuk dalam kebahagiaan Mamamu nak, jika tidak ... dia tidak akan mengorbankan nyawanya demi melahirkan mu." ujar Arion memberi pengertian pada putranya.

"Mama melahirkan ku agar bisa lepas dari Papa. Kenapa Papa masih membela Mama? Dia telah pergi dari hidup kita Pa! Dia tidak pantas di sebut seorang ibu! Aku benci Mama, Pa. Aku sangat membencinya." Sentak Ervan seraya menatap Arion dengan mata berkaca-kaca.

"Ervan! Siapa yang mengatakan hal itu padamu?" Heran Arion, karna selama ini Arion menutupi alasan mengapa Elara pergi. Tak pernah sekalipun ia menjelekkan Elara di hadapan putranya. Namun, kebencian putranya pada Elara semakin hari semakin menumpuk.

"Oma! Oma yang mengatakannya padaku! Aku ingat sekali malam itu mama pergi, dia bahkan tak memperdulikan teriakan, dan jerit tangisku. Bahkan, saat aku jatuh dia masih melajukan mobilnya. Aku ingat semuanya Pa, aku ingat! Jangan Papa pikir, aku mudah melupakan hal yang paling menyakitkan dalam hidupku!" Tangis Ervan pecah, air matanya luruh. Arion sampai tak bisa berkata-kata saat ini.

"Empat tahun sekolahku mengadakan acara perayaan hari ibu, apa ada Mama datang untuk sekedar menemaniku di sekolah? Enggak! Saat guru bertanya dimana mama, aku tidak bisa menjawabnya! Apa yang harus aku jawab? Katakan Pa? Hari ibu tahun ini, aku tidak akan datang ke sekolah!" Setelah mengatakan itu, Ervan beranjak berdiri dan pergi dari kamar Arion. Meninggalkan sang papa yang terdiam seribu bahasa.

Arion mengepalkan tangannya, d4d4nya terasa sangat sakit. Kepergian istrinya menaruh luka yang mendalam bagi putranya. Ia tak habis pikir dengan istrinya, mengapa wanita itu memilih pergi. Apa cinta yang ia berikan kurang?

"Jika Dara adalah putriku, lalu apa alasanmu pergi dariku El? Apa selama tujuh tahun pernikahan kita tidak ada satu hal pun yang membuatmu bertahan? Termasuk dengan adanya Ervan? Bahkan, kamu meninggalkannya di kala dia masih membutuhkan ibunya." Lirih Arion dengan air mata yang tertahan.

___

Terpopuler

Comments

Puspa Sella

Puspa Sella

sedikit byak di sini elara salah Krn dia TDK jujur dgn suami nya dgn sllu menyalahkan dirinya dgn ujian dlm kehidupan

2024-11-16

0

Ima Kristina

Ima Kristina

istrimu itu sakit mental Arion....dan perlu dukungan dari orang terdekat

2024-11-03

1

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

hrsnya dlm membangun sebuah keluarga hrs adanya komunikasi 2 arah saling jujur dan terbuka

2024-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!