Pertemuan Dahlia dan Elara

Kegiatan tangan Elara terhenti, perasaan wanita itu benar-benar kacau sekarang. D4danya terasa sesak, jantungnya berdegup sangat kencang. Bayangan putranya yang menatapnya dengan tatapan kecewa memenuhi pikirannya. Putra kecilnya yang dulu selalu menatapnya dengan kelembutan, kini pasti menatapnya dengan penuh amarah.

"Sejak kamu pergi, tak pernah sekalipun dia bertanya dimana kamu, kapan kamu kembali? Yang dia tahu, kamu pergi meninggalkannya." Ujar Arion dengan pandangan lurus kedepan.

Tok!

Tok!

Arion menegakkan tubuhnya, ia memandang ke arah pintunya yang baru saja di ketuk. Henri membuka pintu ruangan Arion tanpa di persilahkan masuk, pria itu mendekati Arion dan menatap canggung ke atah Elara yang masih berada di sana.

"Tuan, Nona Dahlia datang." Ujar Henri memberitahu Arion.

"Suruh dia masuk." Titah Arion seraya melirik Elara yang memasang raut wajah yang tidak bisa ia baca.

"Baik." Henri kembali keluar, ia memanggil Dahlia yang datang ingin bertemu dengan Arion. Tak lama, seorang wanita cantik dengan pakaian elegannya masuk ke dalam ruangan Arion.

"Ar, aku datang membawakan sarapanmu. Tante bilang jika belakang kamu sering melewatkan sarapan, jadi aku berinisiatif membawa kamu sarapan sekalian memasakkan bekal untuk Ervan." Ujar Dahlia dengan tersenyum cerah.

Elara menatap ke arah Dahlia, begitu pun sebaliknya. Tatapan keduanya bertemu, langkah Dahlia terhenti di hadapan Elara yang memandangnya dengan tatapan heran.

"Ini ...,"

"Dia sekretarisku." Terang Arion seraya melirik Elara yang menundukkan kepalanya.

"Oh gitu." Gumam Dahlia yang memang tak mengenali Elara. Dahlia memang tidak pernah melihat seperti apa wajah Elara, foto Elara di rumah Arion hanya tersisa di kamar pria itu. Selebihnya, tidak ada. Apalagi, Arion melarang seseorang masuk ke dalam kamarnya termasuk orang tuanya sendiri.

"Maaf, saya akan kembali bekerja." Pamit Elara.

Mata Arion tetap menatap ke arah kepergian Elara sampai pintu ruangannya kembali tertutup. Berbeda dengan Dahlia yang sudah menarik kursi di hadapan Arion bersiap akan duduk. Namun, sebelum ia menjatuhkan b0k0ngnya. Arion lebih dulu mengangkat suara.

"Siapa yang suruh kamu duduk?" Sentak Arion dengan tatapan tajam.

"Aku ingin menemanimu sarapan." Jawab Dahlia dengan tatapan bingungnya.

"Taruh saja bekalnya di meja, lalu keluar dari ruanganku." Titah Arion yang mana membuat Dahlia terkejut.

"Ar, aku ...,"

"Lain kali, jangan ke kantorku tanpa seizin dariku. Kita bukan siapa-siapa, tak sepantasnya kamu datang ke kantorku." Tegur Arion.

Dahlia menghela nafas pelan, ia kembali menegakkan tubuhnya dan meletakkan bekal yang ia bawa ke atas meja. Dengan sendu, Dahlia menatap Arion yang membuka laptopnya. "Bukankah Tante sudah menyampaikan jika sebentar lagi kita akan bertunangan? Keluarga kita sudah sepakat, apa lagi yang perlu kamu tunggu? Menunggu mantan istrimu kembali? Arion, dia sudah memilih pergi darimu. Lupakan dia, kehidupan terus berjalan!" Seru Dahlia.

Arion yang akan mengetikkan sesuatu di laptopnya pun mengurungkan niatnya, ia mengangkat pandangannya dan menatap Dahlia dengan tajam. "Yang menginginkan pertunangan ini hanya kamu, ibuku dan orang tuamu, sedangkan aku tidak! Lupakan soal pertunangan, itu tidak akan pernah terjadi." Ujar Arion yang membuat Dahlia merasa sakit. Mata wanita itu terlihat berkaca-kaca, tanpa berkata apapun Dahlia pergi dari ruangan Arion. Meninggalkan pria tampan itu yang menghela nafas kasar di buatnya.

"Aku yang memilih untuk sendiri kenapa Mama yang repot mencarikan ku pasangan?" Gumam Arion dengan kesal.

Elara kembali fokus ke pekerjaannya, kini ia berpindah ke meja sekretaris. Tepatnya, berada di sisi kanan dekat pintu ruangan CEO. Wanita itu fokus menatap layar laptopnya, sesekali jari jemarinya menari riang di atas keyboard.

"Nona." Elara menoleh pada Henri yang memanggilnya.

"Asisten Henri, tolong panggil saya seperti rekan kerja lainnya." Pinta Elara dengan tatapan memelas.

Cklek!

Elara dan Henri kompak menatap Dahlia yang baru saja keluar dari ruangan Arion. Namun, wanita itu berjalan cepat melewati mereka berdua yang memandang bingung kepergian wanita itu. Terlebih Elara, ia bisa menangkap raut wajah sedih dari Dahlia walau hanya sekilas.

"Apa anda tidak bertanya dia siapa?" Tanya Henri seraya melirik Elara.

"Bukan urusanku. Asisten Henri, tolong pakai bahasa yang santai denganku. Aku bukan lagi istri bosmu, sekarang aku hanya sekretarisnya. Paham?" Desis Elara yang kesal karena Henri yang memanggilnya dengan sebutan anda.

"Namanya Dahlia, dia calon tunangan Tuan Arion."

Degh!

Elara menghentikan kegiatannya sejenak, ia beralih menatap Henri yang tersenyum penuh arti saat menangkap raut wajah terkejut Elara. Namun, Elara pandai merubah ekspresinya. Wanita itu tersenyum pada Henri yang masih menatapnya dalam.

"Oh ya? Aku turut bahagia mendengarnya." Jawab Elara dengan santai dan kembali menatap ke layar laptopnya.

Henri mengerjapkan matanya, ia menatap Elara dengan tatapan bingung. "Kamu gak cemburu?" Kaget Henri yang mulai merubah panggilannya pada Elara.

"Cemburu? Karena apa?" Tanya Elara dengan raut wajahnya yang santai.

Henri meneguk kasar lud4hnya, dirinya pikir Elara akan diam saja dan memasang raut wajah kecewa. Namun, wanita itu malah balik bertanya padanya. "Ehm cepat sekali kamu move on, kalau begitu ... lanjutkan pekerjaanmu." Henri beranjak pergi, meninggalkan Elara yang langsung merubah raut wajahnya.

"Kenapa aku harus sedih? Bukankah ini yang aku inginkan? Arion mendapat wanita yang lebih baik dan Ervan, mendapat ibu sambung yang sangat sayang padanya. Tidak seperti ku, yang hanya memberi mereka luka." Gumam Elara dengan tersenyum perih.

Henri masuk ke dalan ruangan bos nya, pria itu masih heran dengan respon Elara yang tak ada cemburunya sedikit pun. "Aku move on dari cinta m0ny.et aja sampai sepuluh tahun lamanya. Minta tips nya kali yah." Gumam Henri.

"Bicara dengan siapa kamu?" Desis Arion yang sedikit mendengar gumaman Henri.

Henri berjalan cepat menghampiri Arion, "Tuan, anda tahu? Nona El tidak cemburu melihat anda bersama Nona Dahlia, dia justru mengatakan itu adalah hal yang bagus." Seru Henri dengan mata membulat sempurna.

Arion terkejut, raut wajahnya menegang. Namun, ia kembali mengingat alasan Elara pergi meninggalkan dirinya. Pria itu tertawa hambar, ia meraih map dan membukanya. "Tidak aneh, karena alasan dia pergi karena tidak mencintaiku." Ujar Arion.

"Kalau begitu, kenapa tidak Tuan ceraikan saja?" Heran Henri.

Arion menyandarkan punggungnya, pria itu memainkan pena di tangan kirinya. Matanya menatap lurus ke depan dengan seringai tipis di bibirnya. "Dia telah mengecewakanku Henri, aku tidak akan membiarkannya bahagia bersama yang lain. Jika iya dia telah menikah dengan pria lain, pernikahan tidak sah dan aku ... bisa menuntutnya." Gumam Arion yang mana membuat Henri memasang raut wajah pucatnya.

"Habislah sudah masa tenang anda Nona El," Batin Henri.

__________

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Arion Lebih baik tuntut saja Elara, pastikan kalau dia tidak bisa menikah lagi.. Kok senang ya, kalau secepatnya dituntut semakin cepat Arion tahu kalau Elara masih sendiri.. Wkwkwk

Bentar, bukanya Elara menikah dengan Arion karena dijodohkan kok bisa sekarang malah dijodohkan dan direstui dengan Dahlia, Kenapa? apa demi kebaikan Arion dan Ervan. Atau ada misi tersembunyi🤔

Henri dari pada so tahu dan kompor kedua bosmu lebih baik cepat selidiki kehidupan Elara yang dulu dan sekarang, sebelum pertunangan itu terjadi Arion harus segera bawa Elara tinggal bersama lagi. Nanti bonusnya kamu bakal dapat tips cepat move on dari mantan.. Wkwkwk

2024-09-12

35

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

bos besar seperti Arion punya orang kepercayaan... knp gak menyelidiki tentang anak siapa Dara dan gimana kehidupan Elara setelah pergi meninggalkan kamu...

2024-11-10

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

karna kurang komunikasi makanya berdua masing2 masih bertahan. dgn egonya anak dua yg jadi korban. biar bersatu thour yg bisa hanya outhour. 🤫

2024-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!