Kepulangan Elara

Elara terbangun dari tidurnya, wanita itu memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sakit. pandangannya masih terlihat buram, tetapi ia berusaha mengerjapkan matanya agar pandangannya terlihat jelas. Setelah pandangannya kembali pulih, Elara menatap ke sekitar kamar yang asing baginya. Mengingat apa yang terjadi semalam, wanita itu langsung beranjak duduk dan mengecek keadaannya.

Pakaiannya masih lengkap, membuat Elara menghela nafas lega. Tatapan matanya beralih menatap ke arah tasnya yang berada di atas nakas. Ia pun meraihnya dan mengambil ponselnya dari sana. Sayangnya, ponselnya dalam keadaan m4ti dan layarnya pun retak. Elara di buat bingung melihat keadaan ponselnya itu.

"Rusak?" Bingung Elara.

"Semalam saat aku pingsan, aku merasa ada seseorang yang menahan tubuhku. Apa dia yang membawaku kesini?" Gumam Elara.

"Dara." Mengingat tentang putrinya, Elara bergegas beranjak dari ranjang. Ia bersiap-siap pulang menemui Dara. Pasti, putrinya menangis. Sahabatnya juga pasti akan sangat khawatirkan.

Karena mobilnya masih berada di Resto semalam, Elara kembali dengan menggunakan taksi. Tak di sangka, saat taksi Elara pergi justru mobil Arion baru memasuki area parkiran. Pria itu turun dari mobilnya dan berjalan menuju kamar dimana Elara berada sebelumnya. Namun, saat sampai di kamar. Ia tak mendapati keberadaan Elara di sana.

"Dia sudah pergi?" Kaget Arion. Tadi malam ia begitu emosi dan memilih pulang. Dirinya pikir, Elara tak akan bangun sepagi ini.

"Tuan, Nona Elara sudah pergi." Ujar Henri yang mana membuat Arion mendelik kesal.

"Kamu pikir saya gak bisa melihat hah?! Jelas-jelas kamar ini kosong! Siapa yang menyuruhmu pulang semalam huh?!" Omel Arion.

Henri menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Ya kalau Tuan pulang ya saya pulang. Kalau nginap disini nanti Tuan pecat saya." Pembelaan Henri membuat Arion semakin kesal di buatnya.

"Dari pada kamu tidak berguna disini, lebih baik kamu cari tahu dimana tempat tinggal Elara dan pria selingkuhannya itu!" Titah Arion sebelum beranjak pergi meninggalkan Henri yang kebingungan.

"Rumit banget sih cinta, aku mending jomblo aja lah!" Gerutu Henri.

Sementara itu, taksi yang Elara tumpangi tiba di kediaman nya. Dengan keadaan tubuh yang lemas, Elara turun dari taksi setelah membayarnya. Lalu, ia berjalan mendekati pintu rumahnya dan berniat membukakannya. Tak di sangka, seseorang sudah lebih dulu membuka pintu rumahnya dari dalam. Elara terkejut, begitu pun dengan Dokter Agam yang membuka pintu.

"Elara?!" Seru Dokter Agam terkejut dengan kehadiran Elara.

"Kamu dari mana saja?! Baru saja aku berniat meminta polisi mencarimu! Aku begitu panik, kamu baik-baik saja kan?!" Seru Dokter Agam dengan tatapan khawatir.

Elara menggelengkan kepalanya pelan, "Aku enggak papa, hanya kelelahan saja. Semalam selesai meetingnya sampai larut malam, jadi aku memutuskan untuk tidur di hotel." Terang Elara dengan memberi alasan agar Dokter Agam tak banyak bertanya.

"Syukurlah kalau begitu."

"Dara mana?" Tanya Elara saat tak melihat keberadaan putrinya.

Dokter Agam membawa Elara ke kamar Dara. Terlihat, Dara tengah tidur di ranjang seraya memasang masker nebulizer mulutnya. Melihat keberadaan sang mama, tangis Dara pecah kembali. Tubuh Elara yang tadinya lemas langsung bertenaga saat melihat kondisi sang putri.

"Asma Dara semalam kambuh, makanya kita nebu. Mau di bawa ke rumah sakit, Dara nya enggak mau." Terang Keiko seraya menyingkir dan memberi ruang untuk Elara.

Tanpa banyak kata, Elara memeluk putrinya. Ia meraih anak itu dalam pangkuannya dan m3ng3cup pelipisnya dengan sayang. Bahkan, masker nebulizer yang Dara kenakan sampai lepas karena tak kuat menahan rindu pada sang mama.

"Mama kemana hiks ... Dala cendilian cemalam hiks ... nda ada cucu buatan mama hiks ... cucu buatan Onty Kei nda enak hiks. ..." Isak Dara yang sempat-sempatnya menagih susu miliknya.

"Maafin mama yah sayang, Mama ada kerjaan semalam. Maaf buat Dara sakit, apa nafasnya masih sesak? Kita ke rumah sakit yah sayang?" Elara merasa bersalah karena membiarkan asma putrinya kambuh seperti ini.

Yah, Dara mengidap asma sejak umurnya satu tahun. Tak dapat di pungkiri, saat itu Elara merasa sangat terpuruk dan bersalah. Ia merasa, apa yang di alami putrinya adalah kesalahan dirinya. Berkali-kali Dokter Agam dan Keiko berusaha untuk membuat Elara tak lagi menyalahkan dirinya. Memang, keadaan Elara sudah tak separah dulu. Keadaan mentalnya pun berangsur membaik. Tapi, wanita itu masih selalu menyalahkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada putrinya.

"Nda mauuu, di cuntikna lagi Dala hiks ...."

"Yasudah, pakai lagi maskernya " Elara kembali memakaikan Dara masker, ia menunggu nafas putrinya kembali normal.

"Semalam, kamu beneran tidur di hotel sendiri?" Tanya Dokter Agam yang mana membuat Keiko dan Elara menoleh pada pria itu.

"Iya, dengan siapa lagi? Semalam aku hanya sendiri kok." Seru Elara dengan yakin.

"Syukurlah, untung kamu pulang dengan selamat El. Aku sangat senang melihat kondisi mu yang baik-baik saja." Ujar Dokter Agam dengan tatapan lembut.

"Terima kasih Dok, Kei. Kalian sudah membantuku menjaga Dara. Terima kasih banyak, maaf telah merepotkan kalian." Ujar Elara.

Karena Elara yang sudah kembali, Dokter Agam berpamitan pulang. Setelah kepergian dokter tampan itu, Keiko segera mendekati Elara yang masih sibuk mengurus putrinya. Untungnya, nafas Dara sudah mulai teratur. Bahkan, ia tertidur lelap di pelukan sang mama.

"Dokter Agam belum nembak kamu?" Tanya Keiko yang mana membuat Elara kebingungan.

"Nembak apa?" Heran Elara.

"Kamu kok gak peka sih?! Dokter Agam suka sama kamu loh! Semalaman dia gak tidur karena cari kamu! Segitu pedulinya dia sama kamu, apalagi kalau bukan karena cinta? Lagian, apa salahnya untuk buka hati lagi? Kamu dan Arion sudah berpisah kan?" Perkataan KEiko membuat Elara diam menunduk.

"Aku tidak tahu, perceraianku di urus oleh Arion. Lima tahun sudah aku tidak bertemu dengannya dan tidak tahu bagaimana kabarnya. Sampai sekarang, aku masih menyesali keputusanku kala itu. Tapi, aku yakin mereka bisa bahagia tanpaku Kei." Ujar Elara dengan sorot matanya yang sendu.

Keiko mengusap wajahnya kasar, ia meraih tangan Elara dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. "El, keputusanmu membawa Dara jauh dari papa nya juga salah! Kamu memisahkan ayah dan anak, bahkan kamu memisahkan Dara dengan kakaknya. Saat itu, kamu bisa kembali tapi kamu tidak mau. Sekarang, kamu bisa menyayangi Dara. Tapi putramu? Apa kamu melupakannya?" Tegur Keiko.

Elara menggelengkan kepalanya, ia menatap Keiko dengan mata berkaca-kaca. "Saat aku memutuskan untuk pergi, disitulah Arion melarangku untuk kembali. Arion, aku sudah terlanjur membuatnya membenciku. Untuk Ervan, aku tidak pernah melupakannya. Setidak nya, keduanya hidup dengan aman dan bahagia, aku sudah merasa senang." Lirih Elara.

"El ...."

"Arion berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Sejak Ervan lahir, aku berusaha menjauhinya agar aku bisa meninggalkannya tanpa perasaan yang berat." Tatapan Elara turun menatap putrinya yang tertidur lelap di pangkuannya. Dengan lembut, wanita itu mengelus pipi Dara sambil menatapnya sayang.

"Dara sakit, dan itu semua karena ku. Seharusnya saat dia lahir aku memberikannya pada ayahnya agar tak bernasib seperti ini. Tapi, aku justru menahannya tetap berada di sisiku. Aku ibu yang egois bukan? Hiks ... aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan hiks ... aku menyayangi mereka dan tidak ingin mereka terluka hiks ... aku bisa meninggalkan Ervan tapi aku tidak bisa meninggalkan putriku hiks ...." Keiko meraih tubuh Elara dan memeluknya.

Setiap kali penyakit Dara kambuh, Elara terus menyalahkan dirinya sendiri. Keiko mengerti ketakutan Elara, ia hanya seorang ibu yang khawatir pada kondisi anaknya. Namun, Keiko juga tak membenarkan perbuatan Elara yang meninggalkan suami dan putranya.

"CECAAAAK! CECAAAAK! ONTYYY, JANGAN PELUUUK!! LEMAKNA DALA TELJEPIIIIT!" Teriakan Dara membuat suasana haru di ruangan itu hancur dalam sekejap di gantikan dengan tawa ringan dua wanita cantik itu.

Terpopuler

Comments

yogi.82 lembongan

yogi.82 lembongan

maaf kak, baca tulisan dara puyeng aku karena harus di telaah duli maksudnya. pake tulisan baku aja kak thor.. kita pembaca pasti langsung paham

2025-01-05

0

Vera Wilda

Vera Wilda

Seorang ibu melupakan anaknya yg pertama, bahkan sejak lahir tidak dapat kasih sayang ibunya , ada ya ibu spt itu , emang egois kamu elara ….

2024-12-21

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

Elara sangat egois... aq gak ngerti pikiran nya seperti apa... bisa bisa nya dia meninggalkan anaknya laki" nya... maksudnya apa coba?

2024-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!