Bekas operasi di perut Elara

Perlahan, tubuh Elara di letakkan di atas ranjang. Wanita itu tak sadarkan diri setelah meminum smoothies yang di berikan oleh Tuan Edwin. Seorang pria datang dan langsung menahan tubuhnya yang hendak jatuh. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Arion.

Tadinya ia akan menemui rekan bisnisnya yang berada di Resto yang sama. Tak sengaja, ia menangkap sosok wanita yang tak asing baginya. Semakin ia perhatikan, ia merasa ada keanehan dari gerak-gerik Elara yang terlihat ketakutan. Akhirnya, dia memilih mendekat dan tak menyangka jika wanita itu pingsan tepat di hadapannya.

Sampai sekarang, Arion benar-benar tak menyangka akan kembali bertemu dengan wanita yang menghancurkan hatinya. Entahlah, saat ini dia menolong Elara karena rasa kemanusiaan ataukah, karena ada perasaan lain yang tengah berusaha keluar dari kurungan yang ia buat.

"Tuan Edwin sudah di tahan pihak kepolisian, dia sudah banyak menjebak korbannya dengan modus yang sama." Ujar asistennya yang berdiri di belakang Arion.

Arion terdiam, pria itu berniat menarik selimut untuk menutupi tubuh Elara. Namun, tatapannya jatuh pada baju Elara yang tersingkap hingga menampilkan perutnya. Kening Arion mengerut dalam saat melihat bekas luka jahitan di perut wanita itu. Perlahan, tangannya bergerak berniat menyentuhnya. Namun, Arion keburu tersadar. Ia segera merapihkan baju Elara sebelum menyelimutinya.

"Pastikan, dia dapat hukuman yang berat." Ujar Arion dengan tatapan dinginnya.

Asistennya terlihat bingung, ia tentu tahu siapa Elara. Karena ia bekerja dengan Arion sebelum bosnya itu berpisah. Pasti nya, ia pernah melihat Elara. "Bukankah ini urusan Nona Elara? Kenapa anda jadi ...,"

"Kenapa belakangan ini kamu sering sekali protes Henri?" Tegur Arion pada asistennya.

Henri mengatupkan kembali bibirnya, ia melirik ke arah Elara yang masih belum sadarkan diri. Memang, dia akui jika istri bosnya itu sangatlah cantik. Namun, ia bisa tahu seberapa kecewanya sang bos saat wanita itu memilih pergi meninggalkan putra mereka.

"Hubungi dokter." Titah Arion.

"Baik." Henri mengeluarkan ponselnya, ia beranjak keluar kamar hotel dan menghubungi dokter yang akan menangani keadaan Elara.

Tatapan Arion kembali beralih menatap Elara yang masih tertidur lelap. Tak di ragukan lagi, Tuan Edwin menaruh obat di dalam minuman wanita itu. Bertujuan untuk memindahkannya dan menculiknya. Lalu, melakukan hal yang tidak pantas padanya.

"Apa dia benar-benar bodoh? Kenapa dia meminumnya padahal tahu jika ada yang tidak beres dari pria itu." Batin Arion dengan keningnya yang mengerut dalam.

Tak lama, Henri datang dengan seorang dokter wanita. Arion menjauh dan meminta dokter itu untuk memeriksa keadaan Elara. Henri menatap bosnya dengan tatapan lekat. Ia melihat raut wajah kekhawatiran dari wajah pria di sebelahnya itu.

"Ada seseorang yang memberi nya obat dalam minumannya, sehingga ia langsung tidak sadarkan diri." Arion menjelaskan tentang kondisi Elara.

"Baik, akan saya periksa terlebih dahulu." Dokter pun melakukan pemeriksaan pada Elara, raut wajahnya pun terlihat sangat serius.

"Sepertinya pasien di berikan obat bius melalui minumannya. Setelah efek biusnya hilang, ia akan kembali sadar. Mungkin saja, saat bangun nanti pasien akan mengalami pusing dan mual karena efek sampingnya. Tapi tenang, itu bukanlah hal yang berbahaya. Namun, seseorang yang memberikannya obat bius seperti ini adalah tindak kejahatan." Terang dokter itu dengan tatapan serius.

Arion mengangguk, "Pelaku sudah di tangkap Dok," ujar Arion.

"Anda harus menjaga istri anda dengan baik, jangan sampai terjadi hal yang tidak di inginkan." Arion menganggukkan kepalanya, walau dalam hatinya ia tertawa miris. Istri? Istri yang meninggalkannya selama bertahun-tahun lamanya. Mengapa Arion masih menolong wanita yang telah menyakitinya itu?

"Kalau begitu, saya ...,"

"Tunggu sebentar Dok, bisakah anda melihat bekas luka yang ada di perutnya? Maksud saya, saya hanya ingin tahu bekas luka apa itu." Pinta Arion saat dokter akan berpamitan pergi.

Arion melirik ke arah Henri, ia memberi isyarat agar Henri berbalik. Untungnya, Henri mengerti dan segera berbalik memunggungi mereka. Setelah itu, Arion menurunkan selimut yang menutupi tubuh Elara dan menaikkan sedikit bajunya hingga menampilkan sebuah bekas jahitan yang ada di perut wanita itu.

Melihat itu, dokter pun tersenyum. "Tuan, mengapa anda mempertanyakan hal seperti ini? Tentu saja, ini luka operasi caesar dengan say4tan vertikal. Biasanya say4tan ini di pilih karena posisi bayi yang sung'sang. Apa anda baru melihatnya?" Ujar dokter itu yang mana membuat raut wajah Arion berubah pias.

"Elara melahirkan Ervan secara normal, bukan caesar." Batin Arion dengan perasaannya yang kacau.

"Apa ada yang perlu di tanya lagi?" Tanya Dokter itu yang membuyarkan lamunan Arion.

"Enggak Dok, kalau begitu terima kasih banyak." Sambung Arion.

Dokter mengangguk, Henri lantas mengantarnya dan meninggalkan Arion berdua di dalam kamar hotel ini dengan Elara. Pria itu menunduk dalam, ia masih memandang ke arah perut Elara yang menunjukkan luka itu. Luka yang membuat Arion berpikir keras saat ini. Khawatir asistennya datang, Arion kembali membenahi baju Elara dan menyelimutinya kembali.

Henri kembali setelah mengantar dokter tadi, ia mendekat pada bosnya yang tengah diam seraya memandang lurus ke depan. "Tuan," ujar Henri memanggil Arion.

"Tuan, mungkin nona sudah menikah kembali dan telah memiliki anak dengan suami barunya " Ujar Henri yang tadi sempat mencuri pembicaraan Arion dengan dokter itu.

"Itu tidak mungkin, sebab aku belum menceraikannya." Ujar Arion dengan kedua tangannya yang terkepal kuat. Mendengar jawaban Arion, membuat Henri membulatkan matanya.

"Nona kan tahunya kalian bercerai, mungkin dia menikah lagi dan ...,"

"TIDAK MUNGKIN! Bagaimana dia bisa menikah tanpa akta cerai?! Kecuali ... jika dia memang berselingkuh dariku." Ujar Arion dengan tatapan yang menyorot kemarahan. Urat-urat di lehernya bahkan terlihat men0nj0l. Menandakan, jika saat ini pria itu sedang emosi.

Dertt!!

Dertt!!

Arion mendengar nada dering sebuah ponsel yang asing baginya, ia beralih menatap tas Elara yang ada di atas nakas. Bergegas, pria itu meraih tas tersebut dan mengambil ponsel Elara dari dalam sana. Ia menatap dingin nama kontak yang menghubungi wanita itu.

"Agam?" Gumam Arion. Tanpa ragu, Arion mengangkat panggilan tersebut. Lalu, mendekatkan benda pipih itu ke samping telinga nya.

"Halo? El, kamu dimana?! Apa kamu baik-baik saja? Sudah jam segini kenapa belum pulang? El, kamu dengar aku?!" Arion diam, d4d4nya terasa bergemuruh hebat. Jantungnya berdegup sangat kencang di sertai dengan wajahnya yang memerah menahan amarah. Tak hanya suara seorang pria yang Arion dengar, tangisan seorang anak membuat hati Arion tercubit sakit.

"Mama hiks ... mama huaa!!"

"El, kamu dengar? Putri ...,"

Tuuut!!

Arion mematikan sambungan itu secara sepihak, matanya terlihat merah dan berkaca-kaca. Air matanya menggenang di pelupuk matanya. Melihat raut wajah Arion, Henri terlihat panik. Ia tak pernah melihat bos nya semarah ini. Tapi malam ini, Arion terlihat sangat marah.

PRANG!!

Arion membanting ponsel itu ke lantai, membuat Henri memejamkan matanya dengan tubuhnya yang tersentak kaget. Perlahan, Arion menoleh pada Elara dan menatapnya dengan tajam.

"Apa ini alasan kamu pergi dariku Elara?menjemput kebahagiaanmu, maksudmu ... bersama selingkuhanmu yah? Kamu pikir, aku akan melepasmu begitu saja bahagia dengannya? Tidak akan! Ku pastikan, kamu mendapatkan balasan apa yang kamu lakukan padaku!" Geram Arion dengan sorot matanya yang tajam.

Sementara itu, Dokter Agam masih berusaha menghubungi Elara. Ia datang ke rumah Elara karena khawatir pada wanita itu saat Keiko menghubunginya dan mengatakan tentang Elara yang tak kunjung kembali. Sayangnya, ponsel wanita itu sudah tidak aktif lagi. Tangisan Dara menambah kekhawatirannya. Apalagi, sekarang sudah tengah malam dan ia tidak tahu dimana keberadaan Elara sekarang.

"Bagaimana? Sudah bisa di hubungi?" Tanga Keiko dengan khawatir.

"Belum, tolong tenang kan Dara dulu. Jangan sampai sesaknya kambuh, aku akan keluar mencari Elara." Pamit Dokter Agam dan bergegas pergi mencari keberadaan Elara.

____

Triple yah kawan, maaf kemalaman😅

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Dara punya penyakit Asma, ternyata benar yang menolong Elara adalah Arion
dunia ntoon ternyata sangaat sempit, bisa saja saat itu Arion membiarkan Elara dibawa oleh Edwin tapi enggak bukan karena rasa kemanusiaan Ar, tapi cintamu pada Ara masih ada dan yang saat ini kamu rasakan adalah Rindu yang mengebu2 apalagi istri semakin cantik dab mempesona, banyak yang bilang seperti itu..

Henri pasti tahu keadaan bosnya saat jauh dari Elara, cari tahu dulu tentang kehidupannya Henri Bosmu masih sangaat mencintai Istrinya, bukan main kompor bilang Elara sudah menikah dan memiliki anak lagi🤦‍♀️ ternyata Arion blm menceraikan Elara, baguslah supaya kamu bisa cepat kembali bersama lagi.
Tapi sayangnya kalian akan salah paham dulu, Arion malah menyangka El selingkuh lagi..

Gimana reaksi Ervan saat bertemu dengan Elara nanti ya, dan gimana juga reaksi Arion kalau tahu Dara adalah putrinya.. Semangatt kak ditunggu next part selanjutnya💪

2024-09-10

37

Khasiatun Setiyo Rini

Khasiatun Setiyo Rini

🤭🤭🤭ngapa ya di novel atau film dunia kecil bgt sering yang dah pindah mpe terpencil Bahkan keluar negri aja ketemu😁 lah kita dunia nyata sedaerah aja sekeca matan kagak ketemu2😁😁😁😁🙏🙏🙏🙏

2024-11-14

1

Ima Kristina

Ima Kristina

jelaslah Arion salah paham memang elara juga salah harusnya jujur dari awal soal kehamilannya dan kondisi depresinya

2024-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!