Om ganteng!

Elara sibuk dengan tugas kantor nya yang sangat menumpuk. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, seraya memandangi tulisan di layar laptopnya. Tatapannya beralih menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Dimana, waktu istirahat di tetapkan. Sayangnya, Elara harus menggunakan waktu istirahatnya untuk menjemput putrinya.

"Elara, Pak Manager memanggilmu." Ujar teman kantor Elara.

"Baik." Elara mematikan laptopnya, ia pun membereskan barang-barangnya yang berantakan. Dalam hatinya, ia bingung mengapa managernya memanggil dirinya. Adakah hal yang penting? Perasaan Elara tiba-tiba merasa tak enak, dia khawatir pekerjaannya salah.

Tok!

Tok!

Sebelum masuk ke ruangan managernya, Elara mengetuk pintu lebih dulu. Melihat keberadaan Elara, seorang pria paruh baya yang menduduki kursi manager segera mempersilahkan Elara duduk di hadapannya. Dengan ragu, Elara mendudukkan tubuhnya di kursi yang berhadapan dengan managernya itu.

"Saya minta kamu satang kesini, karena ingin memberitahukan sesuatu. Perusahaan ini, sekarang sudah di ambil alih oleh CEO perusahaan EAR Company. Saham yang mereka miliki disini sebesar 75%. Beruntungnya, para pekerja tidak di kenakan pemecatan untuk berganti karyawan baru." Terang pria paruh baya itu dengan tatapan serius.

"Tapi Pak, bukankah saya mendapat promosi jabatan? Kalau begini, apa saya masih bisa mendapatkannya?" Tanya Elara dengan khawatir.

"Justru itu, saya bisa mempromosikan kamu kepada CEO yang baru untuk di jadikan sekretarisnya. Beliau membutuhkan sekretaris, dan menurutku kamu cocok berada di posisi itu." Ujar Manager Elara tersebut yang mana membuat Elara tersenyum bahagia.

"Terima kasih banyak Pak Manager! Terima kasih!" Seru Elara dengan senyuman mengembang.

"Ya, seharusnya beliau datang kesini hari ini. Hanya saja, ada hal mendesak yang mengharuskan beliau kembali ke perusahaan nya." Terang Pak manager.

Elara mengangguk, wanita itu saling menggenggam tangannya untuk menyalurkan rasa bahagianya. Jika ia menjadi sekretaris, gajinya akan di naikkan. Ia bisa menabung untuk masa depannya dan juga putrinya. Tentunya, tak mudah menjadi single mom. Namun, Elara berusaha menjadi ibu terbaik untuk putrinya agar tak menyesal untuk yang kedua kalinya.

"Tapi, malam nanti kamu harus selesaikan pertemuan dengan klien kita. Pasti kan, klien kita setuju dengan kerja sama yang kamu ajukan. Agar, lebih mudah untukmu mendapat promosi jabatan itu." Elara tak mungkin lupa kerjaannya, ia memang ada pertemuan dengan kliennya.

"Baik pak, saya akan berusaha sebisa mungkin untuk meyakinkan klien kita." Sahut Elara.

Sementara itu, Dara menunggu kedatangan sang mama di depan pagar sekolahnya. Ia sudah sangat kesal karena Elara tak kunjung datang menjemputnya. Untungnya, ada satpam yang menemani Dara sampai gadis kecil itu di jemput.

"Dara!" Tatapan Dara beralih menatap seorang pria yang memakai kemeja biru tua. Melihat itu, senyuman Dara merekah saat melihat pria tampan itu mendekat padanya.

"OM BAIK!" Seru Dara dengan dengan semangat.

Om baik yang Dara maksud tak lain adalah Dokter Agam, ia datang untuk menjemput Dara. Sangking senangnya, Dara langsung merentangkan tangannya meminta untuk di gendong. Dengan senang hati, Dokter Agam menggendongnya.

"Om pikir Mama sudah datang menjemput, ternyata belum yah." Ujar Dokter Agam.

"Iya, mama nda ada jemput Dala. Cibuk kali," ujar Dara dengan tatapan polosnya.

"Ya, mungkin sedang sibuk. Untungnya tadi Om lewat depan sekolahmu dan melihat anak cantik ini belum di jemput. Makanya, Om datang menghampirimu. Gak papa, Om akan mengabari mama jika kamu sudah di jemput." Terang Dokter tampan itu.

Dara mengangguk, ia merangkul leher Dokter Agam yang membawanya pergi menghampiri mobil yang terparkir. Dengan telaten, Dokter Agam meletakkan Dara di kursi sebelah kemudi. Tak lupa ia juga memasangkan sabuk pengaman untuk anak itu.

"Om, Dala mau comay." Celetuk Dara saat melihat gerobak somay yang ada di sebrang jalan.

"Jangan, nanti sesak lagi gimana? Berhenti jajan oke? Nanti malam gak bisa tidur, kasihan mama yang harus begadang." Ujar Dokter Agam seraya mengelus kepala Dara.

Dara mengerucutkan bibirnya pelan, matanya melirik kesal ke arah Dokter Agam yang tengah menyalakan mesin mobilnya. Merasa di lirik, Dokter Agam pun menoleh pada Dara yang masih melirik kesal padanya. "Besok, Om akan buatin somay spesial untukmu hm?"

Mendengar itu, Dara tersenyum lebar. "Iiih, om baik kali. Cama tadi, ada om baik juga bayalin Dala bubul cyum-cyum. Banak lagi dapetna, biacanya cuman tiga cuap makan. Ini, cepuluuuuhh!!" Seru Dara dengan semangat.

"Om baik lain? Siapa?" Tanya Dokter Agam dengan tatapan heran.

"Ada lah, om nya gantengnaaa!! Tunggu, namanya tuuhh eum ... om ... om ... ciapa yah? ganteng pokokna yang Dala inget." Jawab Dara.

Dokter Agam tersenyum, "Yah, Untungnya Om nya baik. Kita pulang ke kantor mama?" Tanya Dokter Agam, karena terkadang Dara menunggu mamanya bekerja di ruang tunggu. Untungnya, atasan Elara mengizinkan nya asal Dara tidak mengganggu di perusahaan.

"Ke butikna onty Kei aja, Dala mau main cama mochi." Jawab Dara.

Dokter Agam mengangguk, ia mengeluarkan ponselnya dan memberi pesan pada Elara jika Dara bersamanya. Tak lama, Elara membalas pesannya dan mengatakan kata maaf padanya karena telah mau di repotkan. Bagi Dokter Agam, tak ada yang merepotkan untuk Elara dan Dara. Pria itu tersenyum, ia meletakkan ponselnya di saku celananya dan mulai melajukan mobilnya.

"Om nda ada makanan? Pelmen, donat, bakco? Nda ada?" Pertanyaan Dara membuat Dokter Agam tertawa.

"Om gak simpan permen, tapi ada biskuit. Mau?" Tawar Dokter tampan itu.

"Adana bickuit, mau gimana lagi? Dali pada pelut Dala belcelu liaa, nda papa lah." Sahut Dara dengan senyuman mengembang.

Dokter Agam mengambil biskuit yang ia simpan di laci dashboard mobilnya. Lalu, ia menyerahkan sebungkus biskuit pada Dara. Dengan semangat, bocah menggemaskan itu meraihnya dan membuka bungkusnya. Dengan lahap, ia memakannya dengan hati yang riang.

Dokter Agam menghentikan mobilnya di lampu merah, ia menunggu lampu kembali hijau seraya mengetuk stir mobilnya dengan jari jemarinya. Sedangkan Dara, ia beralih membuka jendela mobil untuk membuang remahan biskuit yang ia makan tadi. Namun, tatapannya justru jatuh pada mobil di sebelahnya.

"Hii, om ganteng tadiii." Gumam Dara saat melihat Arion yang membuka kaca jendela mobilnya.

"Om Baik itu om ...." Sayangnya, mobil yang Dara naiki berjalan dan berbelok kanan. Sementara, mobil Arion berbelok ke arah kiri.

"Kenapa?" Tangan Dokter Agam seraya melirik Dara sebentar.

"Tadi loh Dala lihat om ganteng!" Seru Dara dengan semangat.

Dokter Agam terheran, siapa yang Dara maksudkan ini? Om ganteng siapa? Apa pria itu juga mengenal Elara? Entahlah, setahunya tak ada pria yang dekat dengan Elara selain dirinya.

"Gantengan Om, atau Om itu?" Tanya Dokter Agam dengan asal.

"Mau Dala jawab jujul atau pula-pula?" Tanya Dara dengan menyipitkan matanya.

Dokter Agam tersenyum, "Jujur, Om selalu mengajarkan kejujuran padamu kan?" Sahut Dokter Agam dengan penuh percaya diri.

"Kalau jujuuuul, gantengan om itu." Jawaban polos Dara membuat Dokter Agam melunturkan senyumnya.

"Enak aja, Om lebih ganteng yah!" Seru Dokter Agam tak terima.

Dara mendelikkan matanya, "Yaudah, telcelah kalau nda pelcaya." Dara beralih menatap luar jendela dan menatap pemandangan yang ada.

Sementara itu, Elara menghela nafas lega setelah membaca pesan dari Dokter Agam. Untungnya, Dokter Agam menjemput putrinya. Elara sempat lupa karena asik berbincang tentang pekerjaannya dengan managernya. Jadi, ia bisa melanjutkan pekerjaannya tanpa mengkhawatirkan putrinya itu.

"Aku dengar CEO baru kita namanya Arion,"

"Iya kah? Katanya sangat tampan, aku semakin penasaran seperti apa wajahnya "

Elara menghentikan kegiatannya, ia menatap ke arah dua teman kerjanya yang baru saja lewat di hadapannya seraya mengobrol ringan. Mendengar nama Arion, jantung Elara berdegup sangat kencang.

"Tenang El, nama Arion banyak. Mungkin saja, Arion lain yang mereka maksud." Gumam Elara meyakinkan dirinya sendiri.

___

Triple malam ini yah kawan🤓

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

bgtlh dunia nt; selalu ktemu mntn. aq 40 thn d ibu kota, cuman skali ktemu mntn"q; itupun dari jauuuh. aq cuma penasaran, bkn blm move on, sorry aje!

2024-11-26

0

anita

anita

klo skedar pngen kerja knp g ijin baik2 sm arion drpd ninggalin putranya yg msh kcil

2024-11-03

0

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

aku yakin kamu sebenarnya cinta sama mantan suamimu sampai sekarang

2024-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!