Keadaan yang sebenarnya

"Kamu gila yah?! Gak kasihan sama anak dan suamimu itu?" Sentak seorang wanita yang menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Elara hanya diam, ia memandang lurus ke depan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Hentikan mobilnya Kei!" Sentak Elara secara tiba-tiba, membuat Keiko mendadak menghentikan mobilnya di tepi jembatan.

Elara bergegas keluar, melihat itu Keiko langsung menyusulnya. Matanya membulat sempurna saat melihat Elara yang berusaha menaiki jembatan. Bergegas, Keiko memeluk tubuh Elara dari belakang dan menghalangi rencana wanita itu.

"BERHENTI EL! KAMU GIL4 HAH?! AYAH PASTI SEDIH LIHAT KAMU YANG KAYAK GINI!" Teriak Keiko.

Tubuh Elara luruh, Keiko pun langsung merengkuh wanita itu dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh Elara yang bergetar hebat, tangis histeris Elara memekik di gendang telinganya. Perlahan, Keiko melepas kan pelukannya. Ia meraih wajah Elara dan menatapnya dengan tatapan dalam.

"Semesta jahat sama aku Kei, mereka selalu ambil orang yang aku sayangin. Pertama adikku, ibu, sekarang ayah hiks ... kenapa harus orang yang aku sayang? Kenapa hiks .... semesta cuman mau aku menderita dengan mengambil orang terdekatku Kei." Isak Elara dengan tatapan menyakitkan.

"El, semua sudah jalannya. Jalan hidup ayah, cukup sampai disini. Kamu harus relakan ayah, biar ayah tenang. Kalau lihat kamu seperti ini, ayah pasti sedih." Ujar Keiko dengan suara lirih.

Keiko menghapus air mata Elara, raut wajah sahabatnya itu tampak sangat lelah dengan keadaannya sekarang. Keiko tahu, jika Elara tengah rapuh. Emosinya belum stabil dan butuh teman yang selalu berada di sisinya. Maka dari itu, saat Elara memintanya menjemputnya. Tanpa banyak kata Keiko langsung menjemput wanita itu pergi.

"Apa karena ada aku, hidup mereka menjadi sial?" Tanya Elara dengan tatapan kosong.

"El! Gak ada yang namanya pembawa sial! Berhenti berpikiran negatif tentang diri kamu sendiri! Kamu berhak bahagia, kamu berhak menjalani kehidupanmu yang baru. Semua yang telah terjadi, itu karena takdir. Bukan karena sial atau apapun itu." Tegas Keiko.

Mendapati Elara yang hanya diam dengan tubuh yang lemas, Keiko menghela nafas pelan melihat itu. "Kita pulang sekarang yah? Kasihan dengan Ervan yang tadi mengejarmu sampai segitunya," ujar Keiko yang mendapat gelengan dari Elara.

"Semua orang yang aku sayang meninggal El, cukup ayah, ibu dan adek saja. Ervan, dia harus baik-baik saja. Arion, dia pria yang sangat baik. Dia tak pantas mendapatkan wanita seperti ku." Air mata Elara kembali jatuh, d4danya terasa sangat sesak. Ia bahkan meremas lengan baju Keiko dengan sekuat tenaga. Sorot matanya penuh ketakutan, tubuhnya pun bergetar hebat.

"El, tidak ada yang bisa melihat masa depan. Jangan berpikiran kamu akan mencelakai mereka, ayo kembali. Pasti Arion sedang khawatir denganmu." Bujuk kembali Keiko.

"Aku sudah memutuskan cerai dari Arion, Kei." Ujar Elara dengan menatap dalam wajah terkejut Keiko.

"A-apa?"

Air mata Elara luruh, entah penyesalan ataukah rasa sakit yang tidak dapat Keiko lihat. Tatapan wanita itu benar-benar kosong seakan tak ada harapan yang dapat ia perjuangkan. Elara, sahabatnya itu merasa dunianya berhenti setelah orang-orang tersayangnya pergi meninggalkannya.

"El ...,"

"Kalau aku tidak pergi, siapa selanjutnya yang akan menyusul ayah? Arion, atau Ervan? Bukankah lebih baik, aku saja? Biar rasa bersalah ini berakhir." Ujar Elara dengan senyuman yang menurut Keiko tidak wajar.

"El ...."

.

.

.

Keiko memandang Elara yang duduk di tepi ranjang seraya membelakanginya. Sahabatnya itu hanya memeluk sebuah bingkai seraya menatap kosong ke depan. Sudah satu bulan lamanya Elara terus berdiam diri di kamar ini tanpa berniat untuk melanjutkan kehidupan yang normal. Elara hanya menangis, terkadang melamun seperti saat ini.

"Sampai kapan Elara sembuh?" Tanya Keiko pada dokter muda di sebelahnya yang turut memandang Elara.

"Tergantung Elara nya, apa dia mau sembuh atau tidak? Elara mengalami gejala depresi, dimana dia merasa sedih, putus asa, merasa bersalah, gagal, selalu berpikiran negatif. Bahkan, berusaha untuk mencelakai dirinya. Dia merasa, orang yang di sekelilingnya akan mengalami nasib yang sama seperti keluarganya. Keadaan mental seseorang berbeda-beda, tidak semuanya kuat menghadapi kenyataan yang ada." Ujar Dokter itu dengan tatapan sendu.

Keiko menghela nafas pelan, "Padahal, tak seperti yang dia pikirkan. Semuanya sudah jalan hidup mereka. Sudah waktunya mereka berpulang, bukan karena kehadiran Elara. Dokter Agam, kamu harus berusaha menyembuhkan sahabatku. Dia masih memiliki seorang putra yang pasti menunggunya kembali." Dokter psikiater itu menganggukkan kepalanya.

"Untungnya, kamu cepat tanggap jika keadaan mental Elara sedang tidak baik-baik saja. Jadi, kita masih bisa menyembuhkannya." Kata Dokter Agam.

Keiko tersenyum tipis, yah dia merasa Bersyukur telah menyadari kondisi mental Elara lebih cepat. Keiko membawa Elara ke rumahnya, dia memang tinggal sendiri di rumah ini. Sementara orang tuanya sibuk bekerja di luar negri. Sejak pertama kali Elara tinggal di rumahnya, ada beberapa perbuatan yang Elara lakukan. Seperti, ingin menyakiti dirinya sendiri dan selalu merasa bersalah.

"Dulu, Elara adalah wanita yang sangat ceria. Cerewet, selalu heboh, tapi sejak ibunya meninggal ... dia berubah. Di tambah, setelah ayahnya meninggal membuat Elara begitu terpuruk." Lirih Keiko.

"Seseorang yang mengalami depresi butuh seseorang di dekatnya. Berusaha meyakinkannya bahwa dia sangat berharga. Sayangnya, suaminya malah melepaskannya." Perkataan Dokter Agam membuat Keiko menyipitkan matanya.

"Elara yang minta di cerai kan Dok, bukan suaminya." Protes Keiko.

"Laki-laki yang punya keputusan, seharusnya dia menolak permintaan Elara dan menahannya tinggal di sisinya. Seharusnya dia paham, jika Elara butuh teman di masa terpuruknya." Ujar Dokter Agam dengan tatapan yang sulit di artikan.

Keiko hanya bingung, ia memandang kepergian Dokter Agam dengan keningnya yang mengerut dalam. "Aneh, ngomongnya seolah tuh kayak ... mau membanggakan dirinya gitu. Tapi, masa sih? Tapi bener juga sih, seharusnya Arion tahu jika kondisi Elara sedang tidak stabil. Kan, kunci sebuah hubungan tuh ada di laki-laki." Gumam Keiko.

Karena sudah jam makan siang, Keiko membawakan Elara makan siangnya. Selama sebulan ini, Keiko benar-benar telaten mengurus Elara. Dia tidak ingin, Elara mengambil langkah yang salah seperti malam itu. Jika saja Keiko tidak mencegahnya, ia pasti kehilangan sahabatnya tersayangnya ini.

"El, makan dulu yah." Ajak Keiko.

Elara tak menolak, ia bahkan meraih piring yang ada di tangan Keiko. Perlahan, ia menyendokkan makanan itu ke dalam mulutnya. Keiko yang melihat itu tersenyum, biasanya ia harus membujuk Elara untuk makan. Tapi sekarang, wanita itu terlihat mandiri.

"Maaf, aku sudah merepotkanmu selama ini." Lirih Elara dengan memandang sendu ke arah Keiko.

"Gak papa, repotin aja aku El. Dari pada kamu nyemplung ke kali kan? Mending repotin aku, ikhlas lahir batin deh buat kamu." Seru Keiko dengan candaannya

Elara tersenyum, ia kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Namun, baru tiga suap makan saja Elara sudah terdiam. Raut wajahnya berubah pucat, melihat itu Keiko melunturkan senyumnya. "Ada apa?" Tanya Keiko dengan khawatir.

Elara tak menjawab, ia meletakkan piringnya dan berlari ke arah kamar mandi. Tanpa berlama-kama, Keiko segera menyusul nya. Ia melihat Elara yang tertunduk di wastafel seraya mem*nt4hkan isi perutnya. Sayang sekali, makanan yang sempat Elara makan tadi terbuang.

"Mual Kei." Lirih Elara.

Elara kembali mem*nt4hkan isi perutnya, Keiko segera menyingkirkan rambut panjang Elara agar tak mengenai munt4hannya. Namun, tiba-tiba saja tubuh Elara luruh ke bawah. Membuat Keiko reflek menahan perut sahabatnya agar tak menghantam lantai.

"DOKTER AGAAAAM! TOLOOONG!" Teriakan Keiko mengundang Dokter Agam datang. Pria tampan itu terkejut mendapati Elara yang pingsan. Bergegas, ia meraih tubuh Elara dan menggendongnya.

"Kita bawa ke rumah sakit!"

.

.

.

Dokter Agam menatap hasil laporan keadaan Elara dengan tatapan yang sulit di artikan. Lalu, pria itu menyerahkan kertas hasil laporan yang rekannya berikan tadi pada Keiko yang berdiri di sisinya. Tanpa memperdulikan respon Keiko, Dokter Agam berjalan mendekati brankar dimana Elara berbaring dengan selang infus di tangannya.

"Jadi, Elara sudah hamil tiga bulan? Bagaimana bisa?!" Kaget Keiko.

Dokter Agam hanya diam, ia memandang Elara yang terlihat damai dalam tidurnya. Tak ada raut wajah keputusasaan, ketakutan, dan kesedihan saat ini. Elara, tampak terlelap tanpa beban pikirannya yang selama ini menghantuinya.

Tak lama, Elara membuka matanya. Melihat itu, Keiko datang mendekat dan menunggu Elara menyesuaikan keadaan. Perlahan, tatapan Elara mengarah pada Keiko yang seolah ingin memberitahukannya sesuatu.

"El, kamu sedang hamil!" Seru Keiko dengan senyuman mengembang.

Elara hanya diam, tetapi bola matanya terlihat membulat sempurna seolah tengah terkejut saat ini. Perlahan, ia meletakkan tangannya di atas perutnya yang memang sedikit membuncit. Selama ini, ia tidak sadar jika dirinya sedang hamil. Terlalu sibuk memikirkan sang ayah hingga dia tak menyadari perubahan dirinya.

"Cepat kasih tahu Arion, dia pasti akan langsung kesini." Pinta Keiko.

Elara menggelengkan kepalanya, ia tak mungkin lupa dengan perkataan Arion malam itu. Dia memutuskan untuk pergi, dan Arion tak mengizinkannya untuk kembali. Bayangan penolakan Arion memenuhi pikirannya. Tak di sangka, Elara menggelengkan kepalanya seraya menatap lurus kedepan.

"Aku yang akan membesarkan anak ini sendiri." Ujar Elara seraya mengelus perutnya dengan lembut.

____

Bentar kawan, satu lagi🤓

Setelah ini bocil gembul muncul yah😆

Terpopuler

Comments

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

elara sangat egois tak perduli perasaan orang lain bahkan anaknya sendiri,dan sekarang ingin ngebesarin anaknya yg pertama aja dia lupain apa dia bisa ngerawat bayi

2024-11-21

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Elara ini type orang yang mudah sekali memutuskan sesuatu tanpa melihat sekelilingnya....bahkan anak dan suaminya....🥴🥴🥴

2024-11-11

1

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Semoga saja Elara dan Arion bersatu thorr kasihan anaknya butuh orang tua yg lengkap

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Luka yang tak berdarah
2 Keadaan yang sebenarnya
3 Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4 Om ganteng!
5 Aroma parfum yang tak asing
6 Bekas operasi di perut Elara
7 Kepulangan Elara
8 Bertemu kembali
9 Ego yang saling berperang
10 Om ganteng!
11 Siapa yang harus di salahkan?
12 Pertemuan Dahlia dan Elara
13 Situasi yang tak terduga
14 Kamu masih istriku!
15 Kebencian karena luka
16 Taman kota yang penuh kejutan
17 Tangisan Ervan
18 Cinta Dokter Agam
19 Kehadiran Damara
20 Hasil yang di harapkan
21 PAPA!
22 Dara adalah putri kandungku
23 Turunkan egomu!
24 Hal yang ingin ku dengar
25 Obat apa?
26 Pagi yang beda
27 Patah hati
28 Aku terima kebencian mereka
29 Dia masih istriku!
30 Nenek lampiiil!
31 Nasi goreng pertama Mama
32 Perlawanan Elara
33 Mulai mencari tahu
34 Mama, ayo pulang
35 Perdebatan dua jomblo
36 Alasan kepergianmu
37 Hancurnya hati seorang ibu
38 Kita lalui bersama
39 Hari ibu
40 Album biru
41 Ketakutan Ervan
42 Tugas seorang kakak
43 Cemburunya Arion
44 Aku cemburu!
45 Hiii Abaaaang!
46 Perhatian Mama
47 Sikap manis Arion
48 Aku sangat mencintainya~
49 Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50 Teman baru Dara
51 Terkaman Mora
52 Kumpul keluarga
53 Keluarga impian
54 Gagal lagi, gagal lagi
55 Pencegah kehamilan
56 Hanya masa lalu
57 Rebutan dua bocah
58 Membangun ingatan indah bersamamu~
59 Baju jaring
60 Tenanglah sayang!
61 Damara yang mulai luluh
62 Butik Keiko
63 Di balik kejudesan Damara
64 Perdebatan panas
65 Selalu ada untuk nya ~
66 Kebahagiaan yang di impikan
67 Pemilik mata indah
68 Seharusnya aku tidak bercerita
69 Jaling batagol
70 Pembelaan mama mertua
71 Ikan Koi Kakek
72 Kue untuk Mama
73 EAR, gabungan nama kita
74 Kejailan Remos
75 Mencoba membujuk si kecil
76 Tindakan cepat seorang ayah
77 Dia pasti bahagia bersamaku
78 Keanehan Elara
79 Dua orang patah hati yang saling bertemu
80 Kaos kaki hijau pilihan Mama
81 Dua bocil, dengan kehebohannya
82 Manusia paling bawel!
83 Aku bisa kelepasan denganmu!
84 Jajaaaan!
85 lolos satu?
86 Hamil?
87 Garis dua yang samar
88 Kehamilan Elara
89 Sikap bijak Ervan
90 Hari pertama sekolah
91 Buang aja adeknya, ganti balu!
92 Pasar malam
93 Rujak pedas
94 Aku mencintai mu dan dia
95 Tentang Asisten Henri
96 Gara-gara kecoa
97 Kita nikah yuk!
98 Aku tahu bagaimana Henri
99 Izin sama bumil
100 Aku akan menjemputnya!
101 Efek Hamil muda
102 Keadaan yang memanas
103 Semakin lemah
104 Isi wasiat
105 Pulang bertemu istri~
106 Gak usah mandi!
107 Lampu hijau?
108 Ooo Aliooon!
109 Saran Arion
110 Cepeda balu atau batagol?
111 Persiapan menyambut kelahiran baby
112 Bidadari cantikku
113 Kalau bica dua, kenapa catu?
114 Kotak apa itu?
115 Ael ijoooo!
116 Kupu-kupu hitam
117 Keadaan yang tak terduga
118 Titik terendah Arion
119 Kemungkinan untuk bertahan
120 Berjuanglah sayang~
121 Kejutan yang kamu maksud
122 Kapan programnya Kei?
123 Janji Mama
124 Kemajuan?
125 Mimpi Dara
126 Dalang dari pembebasan Edwin
127 Menjatuhkan Remos
128 Saat yang di tunggu
129 Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130 Kembali kumpul bersama
131 Keinginan Dara
132 Pangelan Dalaaa
133 Bumiil heboh datang!
134 Terima kasih sayang
135 Dramaa tiga anak
136 Terima kasih cinta
137 Pertemuan yang tak di rencanakan
138 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139 Tidak akan lagi melepaskanmu~
140 Tok Tok, lewat bentar
141 Karya baru
142 Bonchap
143 Bonchap
144 Bonchap
145 Bonchap
146 UNDANGAN!
147 Cinta Yang Kamu Pilih~
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Luka yang tak berdarah
2
Keadaan yang sebenarnya
3
Waktu yang berlalu, luka yang masih ada
4
Om ganteng!
5
Aroma parfum yang tak asing
6
Bekas operasi di perut Elara
7
Kepulangan Elara
8
Bertemu kembali
9
Ego yang saling berperang
10
Om ganteng!
11
Siapa yang harus di salahkan?
12
Pertemuan Dahlia dan Elara
13
Situasi yang tak terduga
14
Kamu masih istriku!
15
Kebencian karena luka
16
Taman kota yang penuh kejutan
17
Tangisan Ervan
18
Cinta Dokter Agam
19
Kehadiran Damara
20
Hasil yang di harapkan
21
PAPA!
22
Dara adalah putri kandungku
23
Turunkan egomu!
24
Hal yang ingin ku dengar
25
Obat apa?
26
Pagi yang beda
27
Patah hati
28
Aku terima kebencian mereka
29
Dia masih istriku!
30
Nenek lampiiil!
31
Nasi goreng pertama Mama
32
Perlawanan Elara
33
Mulai mencari tahu
34
Mama, ayo pulang
35
Perdebatan dua jomblo
36
Alasan kepergianmu
37
Hancurnya hati seorang ibu
38
Kita lalui bersama
39
Hari ibu
40
Album biru
41
Ketakutan Ervan
42
Tugas seorang kakak
43
Cemburunya Arion
44
Aku cemburu!
45
Hiii Abaaaang!
46
Perhatian Mama
47
Sikap manis Arion
48
Aku sangat mencintainya~
49
Tuan dan Nyonya besar Zefrano
50
Teman baru Dara
51
Terkaman Mora
52
Kumpul keluarga
53
Keluarga impian
54
Gagal lagi, gagal lagi
55
Pencegah kehamilan
56
Hanya masa lalu
57
Rebutan dua bocah
58
Membangun ingatan indah bersamamu~
59
Baju jaring
60
Tenanglah sayang!
61
Damara yang mulai luluh
62
Butik Keiko
63
Di balik kejudesan Damara
64
Perdebatan panas
65
Selalu ada untuk nya ~
66
Kebahagiaan yang di impikan
67
Pemilik mata indah
68
Seharusnya aku tidak bercerita
69
Jaling batagol
70
Pembelaan mama mertua
71
Ikan Koi Kakek
72
Kue untuk Mama
73
EAR, gabungan nama kita
74
Kejailan Remos
75
Mencoba membujuk si kecil
76
Tindakan cepat seorang ayah
77
Dia pasti bahagia bersamaku
78
Keanehan Elara
79
Dua orang patah hati yang saling bertemu
80
Kaos kaki hijau pilihan Mama
81
Dua bocil, dengan kehebohannya
82
Manusia paling bawel!
83
Aku bisa kelepasan denganmu!
84
Jajaaaan!
85
lolos satu?
86
Hamil?
87
Garis dua yang samar
88
Kehamilan Elara
89
Sikap bijak Ervan
90
Hari pertama sekolah
91
Buang aja adeknya, ganti balu!
92
Pasar malam
93
Rujak pedas
94
Aku mencintai mu dan dia
95
Tentang Asisten Henri
96
Gara-gara kecoa
97
Kita nikah yuk!
98
Aku tahu bagaimana Henri
99
Izin sama bumil
100
Aku akan menjemputnya!
101
Efek Hamil muda
102
Keadaan yang memanas
103
Semakin lemah
104
Isi wasiat
105
Pulang bertemu istri~
106
Gak usah mandi!
107
Lampu hijau?
108
Ooo Aliooon!
109
Saran Arion
110
Cepeda balu atau batagol?
111
Persiapan menyambut kelahiran baby
112
Bidadari cantikku
113
Kalau bica dua, kenapa catu?
114
Kotak apa itu?
115
Ael ijoooo!
116
Kupu-kupu hitam
117
Keadaan yang tak terduga
118
Titik terendah Arion
119
Kemungkinan untuk bertahan
120
Berjuanglah sayang~
121
Kejutan yang kamu maksud
122
Kapan programnya Kei?
123
Janji Mama
124
Kemajuan?
125
Mimpi Dara
126
Dalang dari pembebasan Edwin
127
Menjatuhkan Remos
128
Saat yang di tunggu
129
Kehilangan mu akan jauh lebih menyakitkan
130
Kembali kumpul bersama
131
Keinginan Dara
132
Pangelan Dalaaa
133
Bumiil heboh datang!
134
Terima kasih sayang
135
Dramaa tiga anak
136
Terima kasih cinta
137
Pertemuan yang tak di rencanakan
138
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
139
Tidak akan lagi melepaskanmu~
140
Tok Tok, lewat bentar
141
Karya baru
142
Bonchap
143
Bonchap
144
Bonchap
145
Bonchap
146
UNDANGAN!
147
Cinta Yang Kamu Pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!