Bab 11: Dekati bu Guru Cantik

“Hmm….aku akan selidiki nanti, siapa yang membunuh ayahnya Reza ini,” batin Nidu, sambil hela napas dan bersiap tidur.

Ke sekolah Nidu kini naik motor, bukan motor sport apalagi matic yang umumnya dipakai pelajar, tetapi motor gede alias moge berharga ratusan juta.

Nidu meminta Dipo belikan dia motor tersebut dan hanya hitungan jam, moge itu pun sudah nangkring di halaman rumah Nenek Ina.

Awalnya Nidu ingin mobil, tetapi tak mungkin masuk gang rumah nenek Reza ini, akhirnya dia ngalah, ambil moge ini saja.

Hebohlah sekolah ini, dari mana ‘Reza’ dapat duit dan kini memiliki motor besar itu.

Pulung seperti biasa langsung heboh duluan, sahabatnya kini berubah total, selain tubuhnya makin kurus, juga ke sekolah naik moge.

“Anjritt coii, hebat sangat motor elo, mana masih baru lagi,” puji Pulung sambil perbaiki kacamata minusnya dan tanpa ragu elus-elus moge ini.

“Kamu mau pakai, nih kuncinya, muter-muter aje loe di halaman sekolah,” kata Nidu cuek sambil lempar kunci moge ini.

Pulung gelagapan menyambut kunci ini, mana berani dia memakai moge begini, badannya selain kurus, juga kakinya nge-gantung di jok motor mehong tersebut.

Pulung pun simpan kunci moge itu, dia kini bak ajudan Nidu saja, apa pun yang di suruh Nidu selalu dia turuti.

Dan ini yang bikin Pulung sukacita tak karuan, minggu yang lalu dia baru saja di belikan motor matic seri terbaru, di beli cash dan baru lagi oleh Nidu.

Belum lagi uang jajannya tiap hari di beri Nidu, yang seolah ATM berjalan saja.

“Jangan-jangan si Reza sekarang melihara tuyul kale, uangnya ada terus,” batin Pulung keheranan.

Saat akan masuk kelas, Nidu melihat Bu Nat juga akan masuk, dia pun buru-buru menjejeri langkah si guru cantik ini, yang melangkah anggun menuju kelas.

“Eh kamu Reza, kulihat kamu makin kurus ajah, diet ketat yahh?” puji Bu Nat, yang baru nyadar si endut ini makin hari makin berbeda.

“Gitulah bu, mau bagaimana lagi, badan gede bikin susah jalan,” sahut Nidu, seolah Bu Nat temannya saja.

Dia kadang lupa, tubuhnya masih memakai tubuh Reza yang seorang pelajar, bukan si Nidu Dorgan bos gangster.

“Bagus donk, kamu makin ganteng tahu, siap-siap nih bakalan banyak yang antre jadi pacar kamu,” canda bu Nat.

“Maunya jadi pacar ibu guru ajah,” sahut Nidu cuek.

Mata lentik bu Nat langsung terbelalak dan tanpa sadar dia mencubit lengan Nidu, persis di depan pintu masuk kelas.

Akibatnya hampir semua siswa di kelas itu menatap bengong kelakuan siswa dan guru cantik ini. Termasuk Pulung yang berada di belakang keduanya.

Suittttt….! Terdengar suitan keras dari Ajong, si siswa yang bangor dan dahulu suka bully siswa lain yang kini sudah takluk di hajar Nidu.

Bu Nat langsung kaget dan tersadar, dia pun pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Jalan cuek menuju ke mejanya di depan kelas, sedangkan Nidu juga berjalan santai ke bangkunya.

Riona yang melihat ini merengut….iri lihat Reza dan bu Nat makin akrab!

Selama mengajar, diam-diam Bu Nat sering melirik Nidu yang duduk santai di kursinya, sifatnya alaminya sebagai seorang gangster.

Bu Nat tentu saja sama seperti Riona dan lain-lain, terheran-heran mengapa Reza sekarang berbeda dengan dahulu.

dahulu sangat culun, kuper dan hobbynya hanya makan, kini selain perutnya makin kempes, lengan Reza juga terlihat mulai berotot.

Sekarang pun ‘Reza’ sangat pintar mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika, dua pelajaran yang paling tak di sukainya.

Bahkan bu Nat yang kebetulan juga ngajar bahasa Inggris tak sekali dua kali di ralat Nidu, karena keliru penyebutannya.

“Heran sangat ni anak, kok bisa berubah dalam waktu tidak sampai 5 bulanan yaah,” pikir Bu Nat, antara bingung dan kagum.

Pulang sekolah, Riona yang bermaksud ikut Nidu kecewa, karena mobil jemputannya yang berisi maminya datang ke sekolah.

Nidu senyum saja sambil tertawa kecil melihat wajah Riona kesal begitu. Baginya Riona bak adik saja, karena hatinya tertaut pada bu Nat.

Setelah pasang jaket dan helm, moge Nidu pun mengaum tinggalkan sekolah ini.

Baru 15 menitan meninggalkan sekolahnya, Nidu heran mengapa orang pada berlarian di jalan raya yang padat ini.

Bahkan yang kenakan baju seragam sekolah, terutama pelajar laki-laki, buru-buru lepas pakaiannya, ganti dengan baju kaus biasa dan pakai kolor, agar tak terlihat berbaju pelajar.

“Ada apa ini?”  pikir Nidu terus melajukan mogenya.

Jawabannya ada di depan, ternyata ada 10 buah motor dengan knalpot brong, yang dinaiki para pelajar sedang kejar random pelajar-pelajar lain dengan celurit panjang di tangan.

Dan Nidu kaget bukan main, saat sebuah mobil di gedor-gedor 2 pelajar dengan celurit panjang, lebih kaget saat melihat siapa yang ada dalam mobil itu dan terlihat sangat ketakutan.

“Bu Nat…?!!” sebut Nidu tanpa sadar.

*****

Lanjut terus yaa

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***