Bab 7: Reza Jadi Jagoan

Tiba-tiba Deni layangkan jurus lurus ke wajah Nidu, Deni ternyata punya ilmu beladiri lumayan, tetapi bagi Nidu gerakan ini lambat.

Dengan santainya dia miringkan tubuhnya, lalu sebuah tamparan keras Nidu layangkan, akibatnya Deni terpelanting, kepalanya sesaat penuh bintang.

Rekan-rekannya kaget bukan kepalang, tak di sangka Reza Gendut satu gebrakan bikin Deni terpelanting ke aspal.

“Bangsat…!” dengan sempoyongan seolah baru minum miras oplosan, Deni bangkit lagi.

tetapi Nidu yang sengaja mau beri pelajaran, langsung menendang kaki Deni, akibatnya pelajar sok jagoan ini terjengkang dan berkaok-kaok seperti anjing kesakitan, kakinya langsung terkilir.

Rekan-rean Deni turun dari motor dan langsung mengeroyok Nidu. tetapi mereka hari ini kena batunya.

11 pelajar ini semuanya terkapar di aspal, dengan santainya Nidu bergerak lincah ke sana kemari menghajar anak buah Deni ini satu per satu.

Semua orang melongo, Nidu yang bertubuh gendut ini dengan entengnya menghajar pelajar-pelajar sok jagoan ini tanpa ampun.

Kaki dan tangan mereka terkilir, tubuh mereka bergelimpangan di aspal, mereka seperti Deni, berkaok-kaok kesakitan.

Nidu menatap satu per satu pelajar apes ini, lalu dia berlalu dengan santainya, setelah ambil tas punggung. Saat melewati Deni dan 1 orang rekannya ingin bangkit, sekali lesakan tendangan sambil berputar, keduanya langsung kelengar lagi.

Saat itulah Nidu kaget melihat ponsel Deni ini jatuh juga sebuah dompet.

“Itu kan milikku!” bergegas Nidu ambil ponsel dan dompetnya di aspal, lalu memeriksa isinya.

Dia geleng-geleng kepala, uangnya ludes, tetapi untunglah kartu-kartu miliknya masih utuh, termasuk KTP -nya.

Ponsel mahalnya juga masih baik, para pelajar itu ternyata tak bisa menggunakannya, karena ponselnya selama ini pakai password khusus, hanya Nidu yang tahu.

Nidu menjambak rambut Deni. “Bangsat, ternyata kamu yang selama ini merampas ponsel dan dompetku yaa!”

Lalu plakkkk….! Sebuah tamparan keras Nidu arahkan ke wajah Deni, dua giginya langsung copot dan pelajar yang sudah kelengar ini pingsan seketika dengan wajah berlumuran darah.

Nidu lalu melenggang santai menuju ke sekolahnya, sontak aksinya ini jadi buah bibir semua siswa di sekolah ini.

Nama Nidu alias Reza Gendut mendadak populer mulai kelas 10 hingga kelas 12. Nidu sendiri menuju ke kelas 11-C, sesuai dengan kelas Reza Gendut dan ada lambang di bajunya.

Ajong yang masih merasakan keganasan Nidu kemarin, langsung berubah sikap, dia dengan gaya ramah menyambut Nidu di depan pintu dan mempersilahkan Nidu duduk di kursi yang selama ini dia duduki, Ajong malah pindah ke kursi lain.

“Hmm…!” hanya itu ucapan Nidu, dia lalu duduk dengan santai dan kini tak pedulikan tatapan kagum dari semua siswa di kelas ini.

Tak lama masuk Bu guru Ariada Nathasa, sang wali kelas yang bikin Nidu betah menatap wajahnya.

Tampang bu guru cantik ini mengingatkan Nidu dengan wajah artis Amanda Manoppo. Apalagi penampilanya sangat elegan dengan rok sebatas lutut, baju ASN dan rambut di sanggul ala-ala pramugari, cakepnya kebangetan, batin Nidu.

“Ternyata jadi pelajar itu asek sangat, apalagi kalau gurunya kayak begini, bikin ogah lulus,” pikir Nidu senyum-senyum sendiri.

“Reza, mengapa kamu senyum-senyum terus dari tadi,” tegur Bu Ari, sambil berjalan mendekati muridnya ini.

“Bu guru cakep bangett, ehh maksudnya anggun dah!” sahut Nidu asal, sontak ruang kelas riuh.

“Ehh sudah-sudah jangan ribut, ayoo konsen belajar, thank’s ya Reza, tumben kamu berani muji blak-blakan!” cetus Bu Ari atau murid-muridnya selalu panggil Bu Nat yang kini melenggang anggun bak model menuju ke depan kelas.

Pelajaran Bahasa Inggris yang diajarkan Bu Nat mudah saja diikuti Nidu, karena memang mahir dua bahasa sekaligus yakni Inggris dan Mandarin.

“Aneh si Reza ini, biasanya dia paling butek kalau sudah belajar bahasa Inggris, jawabannya salah semua, tetapi ini benar semua, tulisannya juga lumayan rapi?” batin Bu Nathasa sambil cek hasil ulangan harian Nidu.

Di kantin sekolah, kelas 11-C ribut lagi, tetapi kali ini ributnya bukan tawuran, tetapi ribut senang, karena Nidu dengan entengnya bilang mau traktir semuanya.

Pulung dan Riona sampai melongo melihat aksi Reza yang di luar dugaan ini.

“Tumben si gendut punya banyak uang, mana segepok lagi dia keluarkan saat membayar?” kata Riona terheran-heran.

“Iya Riona, aneh yaa, apakah neneknya dapat rezeki nomplok, hingga Reza banyak uang hari ini,” timpal Pulung, sambil sibuk pesan ini itu, mumpung gratis, pikirnya.

“mengapa kalian menatapku aneh begitu?” tegur Nidu pada Riona dan Pulung, lalu duduk di depan keduanya.

“Nenek kamu dapat warisan ya Za, kok kamu bisa traktir kita-kita semua?” tanya Pulung lugu.

“Hemm…ya begitu deh, bibiku dari kampung kemarin datang dan beri warisan buat nenek aku,” sahut Nidu cuek, hingga mata Pulung melotot.

“Woww…banyak ya Za warisannya?” tanya Pulung penasaran.

“Mayan, bisa beli apartemen dan mobil mewah!” sahut Nidu lagi dengan wajah makin cuek, hingga Pulung sampai mau jatuh kacamatanya saking kagetnya.

“Anjaiiii…kamu sekarang jadi miliuner ya Za,” cetus Pulung lagi makin kepo.

Nidu tak menyahut ucapan si kurus ini, dia asyik santap sop buah yang jadi kesukaannya.

tetapi Riona malah menatap Nidu dengan pandangan aneh.

Si cantik yang mirip Nathasa Wilona ini tak percaya begitu saja dengan ucapan Nidu, apalagi kelakuan si Gendut ini dimatanya dari hari ke hari makin aneh saja.

Yang bikin dia penasaran, selain pintar berkelahi, Reza alias Nidu ini makan pun tak pernah lagi ‘gasfull’.

Hanya makan makanan yang mengandung serat dan sop buah.

tetapi dia diam saja, hanya simpan keheranan itu di hatinya. “Kayak bukan Reza Gendut yang selama ini aku kenal…?” batin Riona memandang wajah Nidu, yang tetap asyik makan dan sesekali membalas sapaan pelajar lain, yang ucapkan terima kasihnya, karena sudah ditraktir.

Di tempat lain…di sebuah rumah sakit, tubuh Nidu Dorgan yang sudah koma selama semingguan, hari ini tiba-tiba sadar, tubuh ini di isi roh Reza Gendut.

“Aku di mana ini, apa yang terjadi,” keluh Reza Gendut, sambil memijit-mijit kepalanya.

“Anda sudah sadar Tuan Nidu Dorgan, syukurlah, anda berada di sini selama 7 hari dan hari ini kami lega tuan sudah siuman dan sadar,” sahut seorang dokter sambil menatap lega wajah Reza Gendut.

“Nidu…namaku Nidu Dorgan, aku kan Reza!” bantah Reza sambil menatap bingung wajah dokter ini.

Namun saat itu dia terbelalak, saat menatap cermin di belakang dokter ini, Reza dengan langkah sempoyongan mendekati cermin ini dan dia melototo sambil mangap.

Tubuhnya tidak lagi gendut, tetapi menjelma menjadi seorang pria tampan matang, dengan body kokoh kekar dan bewok yang mulai lebat.

“Ya Tuhannn…siapakah aku ini, mengapa tubuhku berubah jadi dewasa dan brewokan,” keluh Reza dan diapun pingsan lagi.

Dokter dan dua perawat tadi langsung kelabakan dan mengangkat tubuh Reza ke ranjang lagi dan lakukan pemeriksaan sana sini.

**

Lanjut terus yaa

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***