Mpu Sedah berupaya keras untuk bangkit dari tempat duduknya meskipun susah payah. Raga sepuh nya memang sudah tak sekuat dulu kala masih muda. Akan tetapi, keinginan nya untuk mempertahankan keberadaan Padepokan Pandan Alas lah yang menguatkan lelaki sepuh itu untuk bangkit.
"Bocah..!! Aku akui kau memang hebat, tetapi aku Mpu Sedah Si Burung Tua Jantan bukanlah pengecut yang takut mati. Ayo kita bertarung lagi uhuukk uhhuukkkk.. ", Mpu Sedah batuk-batuk kecil , dari sudut mulutnya darah segar menetes keluar.
" Dasar tua bangka keras kepala! Sudah mau mampus masih juga berlagak.. ", Panji Rawit memutar telapak tangan kiri nya dan mengibaskan ke arah Mpu Sedah
Whhhuuuuuuuussssss..
Gelombang angin kencang seketika menderu ke arah Mpu Sedah. Lelaki sepuh yang sudah tak memiliki tenaga itu langsung terlempar sejauh dua tombak ke belakang dan menyusruk tanah dengan keras. Darah segar kembali keluar dari mulutnya. Panji Rawit berjalan selangkah demi selangkah mendekati Mpu Sedah yang terkapar tak berdaya sambil memegangi dada nya yang terasa sesak seperti dihimpit batu besar.
" Aku akan memberi mu kesempatan sekali lagi untuk menikmati sisa waktu hidup mu, tua bangka! Tapi jika kau berani berdusta pada ku, maka aku akan segera mengantar mu ke neraka!
Katakan, selain Padepokan Pandan Alas siapa lagi yang terlibat dalam pembantaian keluarga Mpu Ranudaksa dari Wanua Jonggring hah?! "
Saat itulah, dari arah samping kiri tiba-tiba seutas tali ujung cambuk melecut cepat ke arah Panji Rawit. Tetapi pendekar muda yang tak sedikitpun mengendurkan kewaspadaan nya itu, mampu merasakan kedatangan serangan. Dengan cepat ia berkelit menghindari sambil mencekal ujung cambuk itu. Lalu dengan sekuat tenaga, Panji Rawit menyentak nya.
Tentu saja hal ini membuat sang empunya cambuk ikut tertarik ke arah Panji Rawit. Namun, hal ini juga dimanfaatkan oleh si empunya cambuk yang tak lain adalah Nini Ciptarasa untuk menyerang ke arah Panji Rawit. Perempuan sepuh itu dengan cepat mengayunkan cakar tangannya yang berselimut cahaya hijau kemerahan ke arah Panji Rawit.
Shhhrraaaaaaaaakkkkkk..!!
Thhhrrrraaaaaaaaannggggg...!
Lagi-lagi, pasangan Mpu Sedah itu dibuat kecele oleh kemampuan Panji Rawit. Cakar tangannya yang biasanya mampu membuat musuh tercabik-cabik oleh ketajaman nya sama sekali tidak bisa melukai kulit Panji Rawit.
Kesal dengan ulah Nini Ciptarasa, Panji Rawit langsung mengibaskan tangan kiri nya ke arah pinggang perempuan tua itu.
Dhhhaaaaaaasssshhh Aaauuuuuuugghhhh!!
Tubuh Nini Ciptarasa terpental ke belakang. Belum sempat berhenti, Pramodawardhani muncul di belakangnya dan langsung menebas leher perempuan tua ini dengan pedangnya.
Chhhrrrraaaaaaaassshhhh!!
Darah semburat keluar dari luka menganga lebar di leher Nini Ciptarasa. Tubuh perempuan sepuh ini mengejang hebat beberapa saat lamanya sebelum diam untuk selama-lamanya. Perempuan tua itu tewas di ujung pedang Pramodawardhani.
"Kesabaran ku ada batasnya, tua bangka! Katakan, siapa saja yang terlibat dalam pembantaian keluarga ku di Wanua Jonggring?! ", kembali teriakan keras Panji Rawit terdengar sambil mendekati Mpu Sedah yang mulai ketakutan setengah mati.
Karena tak kunjung bicara, Panji Rawit langsung mencekik leher Mpu Sedah dan mengangkatnya ke udara. Ini membuat lelaki sepuh itu kesulitan bernafas hingga ia meronta-ronta untuk melepaskan diri.
"Ak.. akan ku ka-ta-kannn... ", mendengar ucapan Mpu Sedah, Panji Rawit segera melemparkan lelaki sepuh itu ke tanah.
" Uhuukk uhhuukkkk... Uhhh ada seorang pembesar di Istana Medang Sawit yang menginginkan Keris Pulanggeni. Setelah menelusuri jejak keberadaan nya, kami menduga jika keris itu ada di tangan Mpu Ranudaksa.
Oleh karena itu, pembesar itu memerintahkan kepada kami untuk mendapatkan Keris Pulanggeni dengan cara apapun. Untuk mempermudah segala urusan, dia mengutus Nyai Supraba dari Perguruan Sekar Wangi dan Mpu Wendit dari Kanjuruhan sebagai perantara. Kami tidak tahu siapa orang itu karena mereka berdua lah yang selalu mengantarkan upah dari pekerjaan ini.. ", jawab Mpu Sedah dengan jujur.
" Sesuai dengan janji ku, akan ku ampuni nyawa mu tetapi jika kelak aku menemukan kebohongan dalam cerita mu ini, aku sendiri yang akan datang untuk mencabut nyawa mu!?! ", setelah berkata demikian, Panji Rawit segera membalikkan badannya dan melangkah meninggalkan Mpu Sedah yang masih tergeletak di tanah.
Yang tak di duga, Mpu Sedah bangkit dari tempat nya dengan penuh tatapan kebencian. Dia lalu mengumpulkan seluruh tenaga nya yang tersisa untuk melesat ke arah Panji Rawit. Akan tetapi belum sempat ia bisa melaksanakan keinginan nya untuk mencelakai sang pendekar muda, Pramodawardhani yang waspada mendahului nya sambil membabat leher lelaki sepuh itu.
Chhhrrrraaaaaaaassshhhh...
Oooooouuuuuuuuugggggh!!!
Hanya itu yang terdengar saat tebasan pedang Pramodawardhani menggorok leher Mpu Sedah. Lelaki sepuh itu roboh dengan leher hampir putus. Dia tewas bersimbah darah.
"Apa yang akan kita lakukan pada tempat ini Kakang Panji Rawit? ", tanya Pramodawardhani sembari menyarungkan pedangnya dan melangkah ke arah Panji Rawit.
" Bakar saja, jangan biarkan ada sisa yang kelak akan menjadi musuh yang mengancam. Hari ini juga Padepokan Pandan Alas harus musnah dari muka bumi ini", Panji Rawit mengambil sebuah obor di depan bangunan utama Padepokan Pandan Alas dan melemparkan nya ke atas atap. Dalam waktu singkat, api telah membakar bangunan itu. Setelah melihat seluruh bangunan Padepokan Pandan Alas di lalap si jago merah, Panji Rawit dan Pramodawardhani meninggalkan tempat itu.
Kabar musnahnya Padepokan Pandan Alas dengan cepat menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Kerajaan Medang. Lewat para pedagang yang hilir mudik, berita itu langsung menyebar ke segenap lapisan masyarakat.
Di pinggiran Kotaraja Tamwlang.....
"Jadi benar Padepokan Pandan Alas sudah dimusnahkan? ", tanya seorang lelaki paruh baya berjanggut pendek dengan tatapan mata tajam menatap ke arah seorang perempuan berdandan menor yang duduk di hadapannya. Saat ini mereka sedang berada di sebuah puri kecil yang terletak di pinggiran jalan raya pinggiran kota.
Lelaki paruh baya ini adalah Mpu Wendit, salah seorang pendekar yang cukup punya nama besar di dunia persilatan. Dia mendapatkan julukan sebagai Si Pendekar Kaki Geledek. Sedangkan wanita berusia sekitar 3 dasawarsa yang berdandan menor ini adalah Nyai Supraba, salah satu pengasuh Perguruan Sekar Wangi dari lereng Gunung Arjuna. Perempuan itu juga bukan pendekar wanita sembarangan. Julukannya sebagai Dewi Bunga Beracun sangat kondang di dunia persilatan karena dia ahli dalam menggunakan racun. Meskipun dia terlihat kemayu, tak banyak pendekar ataupun ksatria yang berani berurusan apalagi bermusuhan dengan nya.
"Tidak salah, Mpu Wendit. Aku sudah memastikan bahwa mereka benar-benar dihancurkan oleh seseorang. Orang yang paling dicurigai sebagai pelaku nya adalah Panji Rawit yang telah membunuh Mpu Layang dan putranya Sasongko dalam sayembara di Perguruan Pedang Perak. Banyak orang mendengar bahwa ia berseteru dengan Padepokan Pandan Alas karena membantai keluarga Mpu Ranudaksa di Jonggring.
Tapi keberadaannya seperti menghilang di telan bumi setelah terlibat pertarungan dengan Empat Berewok dari Lembah Trenggiling beberapa purnama yang lalu.. ", ucap Nyai Supraba sembari menatap ke arah langit biru di arah barat. Sepasang burung cendet nampak sedang asyik bercengkerama di salah ranting pepohonan.
" Jika melihat cara pemusnahan Padepokan Pandan Alas yang tak meninggalkan sisa apapun, bisa jadi Panji Rawit benar-benar pelaku nya Nyai Supraba. Sudah pasti ia akan mengejar para, pelaku pembantaian itu termasuk aku dan kau", sergah Mpu Wendit segera.
"Bisa jadi demikian. Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan? ", tanya Nyai Supraba Sang Dewi Bunga Beracun itu tanpa mengalihkan perhatiannya pada sepasang burung cendet yang bertengger di ranting pohon nangka.
" Kita tidak boleh berdiam diri saja dengan masalah ini", Mpu Wendit bangkit dari tempat duduknya lalu berkata,
"Aku akan lapor pada pimpinan.. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Mpu Wendit dan Nyai Supraba, bersiaplah kalian adalah buruan berikutnya..
2025-01-15
0
then_must_nanang
selama aku baca cerita di aplikasi ini
Tidak ada yg lebih menarik dari apa yg ditulis Author ini.
Sungguh luar biasa
2024-11-23
1
rajes salam lubis
mantap
2024-10-18
2