Melawan Sasongko

Mata semua orang langsung menatap ke arah Panji Rawit. Dalam waktu singkat, kasak-kusuk antara mereka pun langsung terdengar.

"Siapa pemuda ini? Aku tidak pernah mendengar ciri-ciri pendekar seperti dia.. ", ucap seseorang yang berdiri dekat dengan Pangkaja dan Pramodawardhani.

" Mungkin dia pendekar muda yang baru turun gunung. Sepertinya ia ingin menjajal kemampuan nya", sahut seorang lelaki tua yang ada di sebelahnya.

"Apa dia tidak melihat betapa tinggi nya, gunung dalamnya lautan? Jelas-jelas Widura yang dijagokan Mpu Kartikabuana saja tidak berdaya melawan Sasongko. Sepertinya dia ingin mencari mati disini.. ", tukas seorang lainnya yang jelas meremehkan kemampuan Panji Rawit.

" Ah masih muda, sayang sekali mati terlalu cepat. Andai ia tidak terlalu serakah ingin mempersunting Rara Kartikawati, pasti kelak masih ada harapan untuk menjadi pendekar besar", si pemuda yang berdiri dekat Pangkaja dan Pramodawardhani kembali bersuara. Pramodawardhani yang tidak tahan dengan ocehan mereka membentak.

"Tutup mulut kalian!!!

Berani beraninya kalian merendahkan Kakang Rawit. Apa ingin aku menghajar kalian semua hah?! ", emosi Pramodawardhani hampir saja meledak saat itu juga. Pangkaja yang khawatir berusaha menenangkan nya. Dia yang mulai menyukai Panji Rawit benar-benar tidak terima orang yang ia sukai direndahkan.

" Sabar adik ku. Jangan tersulut emosi. Ingat, kita tidak boleh membuat keributan di tempat ini", bujuk Pangkaja sambil menarik-narik selendang milik sang adik seperguruan. Mendengar alasan Pangkaja, Pramodawardhani berusaha keras menenangkan dirinya untuk tidak menghajar orang orang yang merendahkan Panji Rawit.

Di atas panggung kehormatan, Rara Kartikawati yang melihat penampilan Panji Rawit yang mempesona langsung tersenyum manis. Seperti nya dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada pemuda tampan yang kini berdiri di hadapan Sasongko.

Sementara Sasongko menatap wajah Panji Rawit dengan tatapan mata meremehkan. Dia tidak suka ada orang yang lebih tampan daripada dia.

"Bocah!!! Kau berani ke tengah arena sayembara. Apa tidak takut mati hah?! ", tanya Sasongko dengan nada penuh ancaman.

" Aku berani memasuki arena sayembara tentu saja sudah siap dengan segala resikonya. Terluka atau mati itu sepadan jika bisa mendapatkan perempuan secantik dia", Panji Rawit tersenyum tipis sembari menunjuk ke arah Rara Kartikawati di atas panggung kehormatan. Sasongko langsung menoleh ke arah panggung kehormatan dan melihat wanita pujaannya sedang tersenyum manis ke arah Panji Rawit. Hatinya pun langsung terbakar api cemburu dan mendidih seketika.

"Buajingaaannnn!!!!

Kau berani menggoda perempuan ku di hadapan ku?! Baik.. baik, aku mulanya hanya ingin memberi mu pelajaran tapi sekarang aku pasti akan mencabik-cabik tubuh jelek mu itu!!! ", geram Sasongko dengan penuh amarah. Panji Rawit tersenyum lebar karena jebakan perasaan yang ia pasang untuk Sasongko telah mengena dengan tepat.

Sasongko segera mengerahkan tenaga dalam nya pada jari jemari tangannya yang berkuku tajam. Seketika jari jemari tangannya memancarkan cahaya putih redup sebagai tanda awal dari Ilmu Cakar Rajawali Melebur Gunung yang merupakan ilmu tertinggi di Padepokan Pandan Alas. Sepertinya Sasongko benar-benar ingin menghabisi nyawa Panji Rawit.

Melihat lawan sudah mengerahkan ilmu beladiri nya, Panji Rawit langsung komat-kamit merapalkan mantra Ajian Langkah Dewa Angin ajaran Resi Sampar Angin guru nya. Ajian ini membuat pengguna nya mampu bergerak cepat seperti angin karena tubuhnya seperti kapas kering yang tidak memiliki bobot sama sekali.

Segera setelah ilmu andalannya siap, Sasongko langsung menggeram keras dan melompat tinggi ke udara. Saat mencapai jarak tertentu, Sasongko meluncur turun dengan cepat ke arah Panji Rawit seperti seekor burung rajawali menyambar mangsanya.

Shhrrraaaaaaaakkk shhrrraaaaaaaakkk..!!

Dua cakaran cepat Sasongko mengarah pada Panji Rawit. Namun murid Resi Sampar Angin ini dengan tenangnya bergerak ke samping kanan menghindari sergapan cepat putra pimpinan Padepokan Pandan Alas itu. Meskipun terlihat lambat, namun nyata nya itu membuat Panji Rawit lolos dari maut.

Begitu mendarat di tanah, Sasongko yang bernafsu menghabisi nyawa musuhnya segera memutar tubuhnya dan menerjang Panji Rawit dengan segenap kemampuannya. Pertarungan itu berlangsung cepat dan menakutkan.

Semua mata langsung terbelalak melihat pertarungan antara Panji Rawit dan Sasongko. Semuanya benar-benar tidak menyangka bahwa pemuda yang lebih terlihat seperti seorang pesolek saking tampannya itu malah bisa mengimbangi kecepatan serangan Sasongko yang buas dan mematikan.

'Siapa pendekar muda ini? Dia mampu mengimbangi serangan Sasongko bahkan ia terlihat seperti sedang bermain-main dengan nya. Sialan Sasongko, dia malah terpancing dengan cara main pemuda ini. Dia bisa celaka karena ulahnya sendiri', batin Mpu Layang dengan perasaan cemas. Jelas sekali bahwa putra nya itu akan dibuat menjadi bulan-bulanan oleh pendekar muda yang kini menjadi lawannya.

Setelah dua puluh berlalu dengan cepat...

Plllaaaaaaakkkkk plllaaaaaaakkkkk...

Dhhaaasshhh dhhaaasshhh!!!!

Aaaaaauuuuuuuggggghhhhh...!!!

Sasongko meraung keras setelah dua pukulan Panji Rawit menghantam dada nya. Tubuhnya mencelat jauh ke belakang dan menyusruk tanah dengan keras. Darah segar muncrat keluar dari mulut Sasongko.

Para penonton yang menyaksikan kejadian itu langsung bersorak sorai. Terutama dari para murid Perguruan Pedang Perak yang kesal karena Sasongko melukai Widura dengan kejam. Pangkaja bahkan sampai menari-nari seperti orang gila saking girangnya.

"Dia kawan ku.. Dia itu kawan ku, kau tahu.. ", teriak Pangkaja pada orang di sekitar.

Dengan sempoyongan Sasongko bangkit dari tempat jatuhnya. Meskipun sudah cedera sedemikian parah, tetapi rasa marah nya yang menguasai diri membuat Sasongko memaksakan diri untuk bangkit. Segera ia meludah kasar, membuang sisa darah di mulut.

Phhhhuuuuiiiihhhhhh...!

"Bajingannn!! Kau benar-benar terkutuk!! Jangan sombong dulu, aku masih belum kalah!! ", setelah mengumpat demikian, Sasongko mengerahkan seluruh tenaga dalam yang tersisa di tubuhnya, menyalurkannya pada kedua telapak tangan. Cahaya hijau muda bergulung di kedua lengannya dan menjalar ke jari jemari tangan. Ia rupanya ingin mengerahkan ilmu pamungkas Padepokan Pandan, Cakar Rajawali Melebur Gunung.

Panji Rawit yang tak ingin mengandalkan Ajian Langkah Dewa Angin nya saja, langsung merapal mantra. Mulutnya komat-kamit dengan mata terpejam sebentar sedangkan kedua telapak tangan nya menangkup di depan dada. Cahaya hijau kebiruan muncul di depan dada, menyebar ke seluruh tubuh nya lalu berkumpul di telapak tangan. Di sekeliling tubuh Panji Rawit angin kencang menderu-deru seolah menjadi pertanda bahwa si empunya ajian telah bersiap untuk menyerang.

Mpu Layang mengerutkan keningnya dalam-dalam melihat apa yang terjadi pada Panji Rawit. Orang tua itu berupaya keras untuk mengingat sesuatu.

'Ajian ini terasa tidak asing bagi ku. Tapi apa? Kenapa aku malah lupa saat seperti ini? Sial, benar-benar sial...

T-tunggu bukankah itu ajian.... '

Mpu Layang hendak mengingatkan Sasongko untuk menghindari serangan Panji Rawit, akan tetapi ia terlambat untuk berbicara karena Panji Rawit telah melesat memapak pergerakan Sasongko yang dikuasai oleh kemarahan.

Hiiiyyyyyyaaaaaaaaaaatttttttt...

Bllllaaaaaaaaaaammmmmmmmm..!!!

Ledakan dahsyat tercipta saat kedua ajian milik Sasongko dan Panji Rawit beradu, menciptakan sebuah gelombang kejut yang menghempaskan apa saja yang dilaluinya. Debu dan asap tebal tercipta di sekitar tempat ledakan tersebut.

Panji Rawit tersurut mundur hampir 4 tombak jauh nya ke belakang, namun ia masih tetap bisa berdiri tegak setelahnya. Ajian Panglebur Bumi yang baru ia keluarkan benar-benar menguras tenaga miliknya.

Di sisi yang berlawanan, Sasongko terlempar jauh ke belakang. Gerakan tubuhnya jelas-jelas mengarah pada sebatang pohon besar yang tumbuh di tepi halaman. Saat itulah Mpu Layang melesat cepat menyambar tubuh Sasongko putranya yang hampir menghantam batang pohon besar.

Akan tetapi, meskipun Sasongko selamat dari tabrakan itu luka dalamnya sangat parah. Wajah dan dada nya menghitam seperti baru dibakar. Sebagian besar kulitnya melepuh dan dia sudah tak mungkin bisa tertolong lagi.

"Sasongko Sasongko.. Bangun anak ku, ayo bangun..!! ", teriak Mpu Layang sembari menguncang tubuh Sasongko yang luka parah.

" B-balaskan d-d-dendam ku R-romoooo... ", setelah berkata demikian, kepala Sasongko terkulai lemas. Dia telah tewas dalam pertarungan melawan Panji Rawit.

"TIDDAAAAAAAAAKKKKKK!!!

Sasongko Sasongko anak ku kau tidak boleh mati kau tidak boleh mati haaaarrrrggghh..!! ", Mpu Layang terus mengguncang tubuh Sasongko akan tetapi dia tidak bergerak sedikitpun. Perlahan, Mpu Layang meletakkan mayat Sasongko di tempat itu dengan linangan air mata.

Lalu dengan penuh amarah memuncak, Mpu Layang menunjuk ke arah Panji Rawit yang sedang mengatur nafasnya sambil berkata,

"Bocah keparat!! Kau harus mati... "

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Mpu Layang anakmu sendiri yang nekat tak mau menyerah dan harusnya Mpu bisa mencegahnya sebelum lanjut bertarung kembali..yang jelas² sudah kalah.

2025-01-15

0

♣AviSa♣

♣AviSa♣

mulut netizen emang sll pedasss.....tonton aja lah gak usah biciiikkk wooy

2025-02-12

2

♣AviSa♣

♣AviSa♣

efek cemburu emang luar biasa ya🤣🤣🤣

2025-02-12

3

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Berdarah Wanua Jonggring
2 Berebut Ayam Panggang
3 Warung Makan
4 Sepasang Pendekar Muda
5 Sayembara
6 Kakak Seperguruan
7 Pertarungan Mencari Jodoh
8 Melawan Sasongko
9 Pembalasan Dendam
10 Saingan
11 Obat Mujarab
12 Hutang Budi
13 Empat Berewok dari Lembah Trenggiling
14 Empat Berewok dari Lembah Trenggiling 2
15 Mustika Naga Api
16 Separuh Kitab Ajian Waringin Sungsang
17 Wasiat Terakhir Maharesi Girinata
18 Banjir Darah di Padepokan Pandan Alas ( bagian 1 )
19 Banjir Darah di Padepokan Pandan Alas ( bagian 2 )
20 Incaran Selanjutnya
21 Sepasang Gembel
22 Gelora Asmara Janda Kembang
23 Utusan Tumenggung Brajapati
24 Rahasia Cincin Permata Merah
25 Dewa Niskala
26 Desas-desus
27 Pendekar Tapak Petir
28 Pinggiran Kota Pakuwon Bojonegoro
29 Racun Asmara Dahana
30 Paman Guru
31 Batu Langit Hitam
32 Sekar Kedaton Medang
33 Orang Dalam Mimpi
34 "Biyung, Aku Pulang... "
35 Gerombolan Hantu Merah
36 Gerombolan Hantu Merah 2
37 Akhir Hayat Mpu Wendit
38 Pertemuan Kedua
39 Rencana Pemberontakan Sang Sepupu
40 Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 1 )
41 Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 2 )
42 Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 3 )
43 Tukang Ngarit Ganteng
44 Tiga Wanita
45 Sepuluh Setan Bayangan
46 Rebutan
47 Jati Diri Panji Rawit
48 Berguru Lagi
49 Berguru Lagi ( bagian 2 )
50 Apakah Kau Merindukanku?
51 Utusan Kerajaan Medang
52 Pedang Naga Api
53 Pakuwon Ketawang
54 Sang Penculik Anak-anak
55 Gemerincing Lonceng di Tengah Malam
56 Perebutan Kekuasaan di Dharmadhyapaksa Sangguran ( bagian 1 )
57 Perebutan Kekuasaan di Dharmadhyapaksa Sangguran ( bagian 2 )
58 Situasi Kota Kadipaten Kalingga
59 Musuh Baru
60 Geger Kalingga ( bagian 1 )
61 Geger Kalingga ( bagian 2 )
62 Geger Kalingga ( bagian 3 )
63 Geger Kalingga ( bagian 4 )
64 Lokapala
65 Dampar Ablah
66 Harapan
67 Selir Ketiga
68 Pembawa Benih Para Raja Jawa
69 Pertapaan Lempewangi
70 Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 1 )
71 Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 2 )
72 Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 3 )
73 Rencana Penyerbuan Kerajaan Sriwijaya
74 Derita Rakyat Jelata
75 Akibat Pertarungan
76 Kecurigaan Panji Rawit
77 Jawaban
78 Menuju Perang Besar
79 Desir Angin Selatan
80 Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 1 )
81 Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 2 )
82 Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 3 )
83 Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 4 )
84 Situasi Istana Tamwlang
85 Situasi Istana Tamwlang 2
86 Akhir Hayat Adipati Lwaram
87 Pernikahan Panji Rawit dan Dewi Widowati
88 Malam Pertama
89 Bantaran Kali Kunta
90 Pertarungan di Candi Palah ( bagian 1 )
91 Pertarungan di Candi Palah ( bagian 2 )
92 Pertarungan di Candi Palah ( bagian 3 )
93 Orang Yang Ditunggu-tunggu
94 Perempuan Bermata Merah
95 Persaingan
96 Situasi Dalam Istana
97 Si Racun Sesat
98 Berita Yang Mengejutkan
99 Si Penyihir Putih
100 Selir Keempat
101 Fitnah Keji Ibu Tiri
102 Persekongkolan Jahat
103 Hukum Karma
104 Raja Tanpa Mahkota
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tragedi Berdarah Wanua Jonggring
2
Berebut Ayam Panggang
3
Warung Makan
4
Sepasang Pendekar Muda
5
Sayembara
6
Kakak Seperguruan
7
Pertarungan Mencari Jodoh
8
Melawan Sasongko
9
Pembalasan Dendam
10
Saingan
11
Obat Mujarab
12
Hutang Budi
13
Empat Berewok dari Lembah Trenggiling
14
Empat Berewok dari Lembah Trenggiling 2
15
Mustika Naga Api
16
Separuh Kitab Ajian Waringin Sungsang
17
Wasiat Terakhir Maharesi Girinata
18
Banjir Darah di Padepokan Pandan Alas ( bagian 1 )
19
Banjir Darah di Padepokan Pandan Alas ( bagian 2 )
20
Incaran Selanjutnya
21
Sepasang Gembel
22
Gelora Asmara Janda Kembang
23
Utusan Tumenggung Brajapati
24
Rahasia Cincin Permata Merah
25
Dewa Niskala
26
Desas-desus
27
Pendekar Tapak Petir
28
Pinggiran Kota Pakuwon Bojonegoro
29
Racun Asmara Dahana
30
Paman Guru
31
Batu Langit Hitam
32
Sekar Kedaton Medang
33
Orang Dalam Mimpi
34
"Biyung, Aku Pulang... "
35
Gerombolan Hantu Merah
36
Gerombolan Hantu Merah 2
37
Akhir Hayat Mpu Wendit
38
Pertemuan Kedua
39
Rencana Pemberontakan Sang Sepupu
40
Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 1 )
41
Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 2 )
42
Pralaya Kotaraja Tamwlang ( bagian 3 )
43
Tukang Ngarit Ganteng
44
Tiga Wanita
45
Sepuluh Setan Bayangan
46
Rebutan
47
Jati Diri Panji Rawit
48
Berguru Lagi
49
Berguru Lagi ( bagian 2 )
50
Apakah Kau Merindukanku?
51
Utusan Kerajaan Medang
52
Pedang Naga Api
53
Pakuwon Ketawang
54
Sang Penculik Anak-anak
55
Gemerincing Lonceng di Tengah Malam
56
Perebutan Kekuasaan di Dharmadhyapaksa Sangguran ( bagian 1 )
57
Perebutan Kekuasaan di Dharmadhyapaksa Sangguran ( bagian 2 )
58
Situasi Kota Kadipaten Kalingga
59
Musuh Baru
60
Geger Kalingga ( bagian 1 )
61
Geger Kalingga ( bagian 2 )
62
Geger Kalingga ( bagian 3 )
63
Geger Kalingga ( bagian 4 )
64
Lokapala
65
Dampar Ablah
66
Harapan
67
Selir Ketiga
68
Pembawa Benih Para Raja Jawa
69
Pertapaan Lempewangi
70
Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 1 )
71
Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 2 )
72
Petaka Padepokan Alas Kaliwungu ( bagian 3 )
73
Rencana Penyerbuan Kerajaan Sriwijaya
74
Derita Rakyat Jelata
75
Akibat Pertarungan
76
Kecurigaan Panji Rawit
77
Jawaban
78
Menuju Perang Besar
79
Desir Angin Selatan
80
Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 1 )
81
Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 2 )
82
Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 3 )
83
Pertempuran Anjuk Ladang ( bagian 4 )
84
Situasi Istana Tamwlang
85
Situasi Istana Tamwlang 2
86
Akhir Hayat Adipati Lwaram
87
Pernikahan Panji Rawit dan Dewi Widowati
88
Malam Pertama
89
Bantaran Kali Kunta
90
Pertarungan di Candi Palah ( bagian 1 )
91
Pertarungan di Candi Palah ( bagian 2 )
92
Pertarungan di Candi Palah ( bagian 3 )
93
Orang Yang Ditunggu-tunggu
94
Perempuan Bermata Merah
95
Persaingan
96
Situasi Dalam Istana
97
Si Racun Sesat
98
Berita Yang Mengejutkan
99
Si Penyihir Putih
100
Selir Keempat
101
Fitnah Keji Ibu Tiri
102
Persekongkolan Jahat
103
Hukum Karma
104
Raja Tanpa Mahkota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!