Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi

Seiring berjalannya waktu, warung kecil di teras keluarga Pak Jengkok semakin laris. Setiap hari, pelanggan berdatangan, dan keuntungan terus mengalir dengan stabil. Suasana di warung semakin meriah, dan aroma masakan Bu Slumbat menjadi favorit di desa. Keluarga Pak Jengkok sangat bersyukur dengan keberhasilan ini, dan mereka terus berusaha keras menjaga kualitas makanan dan pelayanan.

Suatu sore, setelah hari yang penuh kesibukan di warung, Jengkok dan Slumbat memutuskan untuk menghitung tabungan mereka. Mereka sudah lama tidak mengecek jumlah tabungan yang terkumpul, dan kali ini, mereka merasa tergerak untuk melakukannya. Jengkok mengeluarkan buku tabungan dan menghitung dengan cermat, sementara Slumbat menunggu dengan penuh harapan di sampingnya.

“Yah, Slumbat, kita sudah menabung cukup lama. Aku rasa kita harus cek berapa totalnya,” kata Jengkok sambil membolak-balik halaman buku tabungan.

Slumbat mengangguk, “Iya, semoga saja tabungan kita sudah mencukupi untuk sesuatu yang bermanfaat.”

Jengkok mulai menghitung dengan penuh konsentrasi. Setiap angka yang dicatatnya membuat hati Slumbat berdebar-debar. Setelah beberapa menit yang tegang, Jengkok akhirnya selesai menghitung dan menatap angka di buku tabungan dengan mata terbuka lebar.

“Slumbat, lihat ini! Tabungan kita hampir 50 juta!” seru Jengkok dengan suara penuh kekaguman.

Slumbat melompat dari kursi dan menghampiri Jengkok dengan mata berbinar. “Benarkah, Jengkok? Ini benar-benar luar biasa!”

Keduanya memeluk satu sama lain dengan penuh kegembiraan. Mereka tidak bisa percaya bahwa usaha mereka yang keras telah membuahkan hasil yang begitu memuaskan. Dengan tabungan yang hampir mencapai 50 juta, mereka akhirnya merasa siap untuk mengambil langkah besar berikutnya.

Setelah merayakan pencapaian mereka dengan beberapa gigitan kue khas warung yang baru mereka buat, mereka mulai membahas rencana besar untuk rumah mereka. Rumah yang sudah lama mereka tempati mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan membutuhkan perbaikan. Mereka memutuskan bahwa inilah saat yang tepat untuk merenovasi rumah mereka, serta memperluas teras agar lebih nyaman dan menarik.

“Jadi, bagaimana kalau kita mulai renovasi rumah dan memperluas teras?” tanya Jengkok dengan antusias. “Kita bisa membuat warung lebih besar dan lebih nyaman bagi pelanggan.”

Slumbat mengangguk dengan penuh semangat. “Setuju! Tapi bagaimana kalau kita tutup warung sementara proses renovasi berlangsung? Kita butuh waktu untuk membuat semuanya berjalan dengan baik.”

Jengkok mengangguk. “Baiklah, kita tutup warung sementara, dan kita beri tahu pelanggan kita tentang rencana ini. Kita bisa menggunakan waktu ini untuk merapikan rumah dan menyiapkan teras baru.”

Mereka segera mulai membuat rencana renovasi, dan dalam beberapa hari ke depan, mereka mengumumkan kepada pelanggan bahwa warung akan ditutup untuk renovasi. Berita ini menyebar dengan cepat, dan banyak pelanggan merasa penasaran dan tidak sabar menunggu warung mereka kembali beroperasi.

Selama proses renovasi, keluarga Pak Jengkok terlibat dalam setiap tahap. Jengkok dan Slumbat bekerja keras bersama para pekerja bangunan, mulai dari merobohkan bagian-bagian rumah yang rusak hingga membangun teras yang baru dan lebih luas. Gobed, yang merasa sangat terlibat, membantu dengan semangat, mulai dari membersihkan puing-puing hingga membantu memilih warna cat untuk dinding.

Namun, renovasi ini juga membawa banyak momen lucu dan tak terduga. Suatu hari, ketika para pekerja sedang menggali tanah untuk memperluas teras, Jengkok secara tidak sengaja menendang sebuah batu besar. Ternyata, di bawah batu tersebut terdapat sebuah kotak tua yang sudah lama terkubur.

“Kita menemukan harta karun!” seru Jengkok sambil tertawa dan membuka kotak tersebut. Ternyata, di dalam kotak itu terdapat beberapa barang antik yang telah lama hilang dan beberapa barang yang cukup berharga.

“Yah, tampaknya kami tidak hanya mendapatkan uang, tetapi juga ‘harta karun’ dari renovasi ini!” ujar Jengkok dengan senyum lebar.

Slumbat ikut tertawa. “Wah, jadi kita sudah mendapatkan bonus tak terduga!”

Di hari lainnya, ketika para pekerja sedang mengecat dinding teras, Gobed yang tidak sabar mencoba membantu dengan membawa kuas cat. Tanpa sengaja, dia menyapukan cat di wajahnya sendiri dan membuat semua orang di sekitar tertawa terbahak-bahak.

“Wah, Gobed! Kamu jadi karakter cat baru!” ujar Jengkok dengan canda.

Akhirnya, setelah beberapa minggu yang penuh kerja keras dan tawa, renovasi rumah dan perluasan teras selesai. Warung mereka kembali dibuka dengan desain baru yang menarik dan nyaman. Pelanggan yang sudah lama menunggu dengan penuh kesabaran akhirnya bisa menikmati makanan lezat di tempat yang baru.

Pada hari pembukaan kembali, warung Pak Jengkok dipenuhi dengan pelanggan setia dan tetangga yang datang untuk merayakan renovasi. Suasana di warung semakin meriah dengan dekorasi baru dan menu yang lebih beragam. Keluarga Pak Jengkok merasa sangat bangga melihat betapa senangnya pelanggan mereka dan merasakan hasil dari usaha mereka.

“Terima kasih kepada semua pelanggan kami yang setia!” seru Jengkok saat membuka kembali warung. “Kami sangat senang bisa melayani kalian di tempat yang lebih baik dan lebih nyaman.”

Slumbat menyambut setiap pelanggan dengan senyuman tulus. “Selamat datang kembali, dan semoga kalian menikmati makanan kami!”

Malam itu, mereka merayakan pembukaan kembali dengan makan malam bersama dan berbagi cerita lucu tentang proses renovasi. Meskipun ada banyak tantangan dan kejadian tak terduga, mereka merasa sangat bersyukur atas semua yang telah mereka capai.

Keluarga Pak Jengkok dan Slumbat menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Mereka tahu bahwa dengan dukungan satu sama lain dan semangat yang tidak pernah padam, mereka bisa mengatasi segala tantangan dan meraih kesuksesan yang lebih besar di masa depan.

etelah renovasi selesai, rumah keluarga Pak Jengkok benar-benar berubah drastis. Rumah yang dulunya hampir roboh, dengan lantai tanah dan atap bocor, kini telah berdiri megah dengan lantai keramik mengkilap dan atap yang dilengkapi plafon putih bersih. Teras yang dulu hanya beralaskan semen kasar, kini menjadi teras yang luas, dihiasi tiang-tiang kokoh dan kursi-kursi nyaman bagi para pelanggan warung.

Pada sore hari, keluarga Pak Jengkok berkumpul di teras baru mereka. Slumbat, Jengkok, dan Gobed duduk di kursi teras sambil memandangi rumah baru mereka yang kini tampak seperti rumah layak huni yang mereka impikan selama ini. Udara sore yang sejuk menerpa wajah mereka, membawa aroma segar dari kebun kecil di samping rumah.

Slumbat memandangi lantai keramik yang begitu bersih, lalu menyentuhnya dengan tangan gemetaran. “Aku tidak percaya, Jengkok,” katanya dengan suara bergetar. “Dulu kita tidur di lantai tanah, tanpa alas, dan kedinginan di malam hari. Sekarang... sekarang kita punya lantai keramik.”

Jengkok, yang biasanya selalu ceria dan suka bercanda, kali ini terdiam sejenak. Matanya berkaca-kaca saat mengingat masa-masa sulit yang pernah mereka lalui. Ia menghela napas panjang dan menyeka sudut matanya yang basah. “Iya, Slumbat. Aku ingat dulu, kita sering tidur di sudut ruangan yang bocor. Setiap kali hujan, kita harus pindah-pindah tempat untuk menghindari air yang menetes dari atap. Sekarang, atap kita sudah punya plafon, dan kita tidak perlu lagi khawatir kebocoran.”

Gobed yang duduk di samping mereka, melihat wajah kedua orang tuanya dengan penuh kebingungan. Dia masih terlalu muda untuk memahami sepenuhnya kesulitan yang pernah mereka hadapi, namun dia merasakan betapa beratnya masa lalu yang dibicarakan oleh ayah dan ibunya. “Dulu kita susah sekali ya, Pak, Bu?” tanya Gobed dengan polos.

Slumbat memeluk Gobed erat-erat. Air mata mulai mengalir di pipinya saat ia mengingat masa-masa ketika mereka harus berjuang hanya untuk makan sehari-hari. “Iya, Nak. Dulu kita bahkan tidak punya cukup uang untuk makan dengan layak. Ibumu dan ayahmu harus bekerja keras sebagai pemulung. Setiap hari kita mencari barang bekas di jalanan, berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa dijual untuk mendapatkan uang. Tapi sekarang... sekarang lihatlah kita, Gobed. Kita sudah punya rumah yang lebih baik, warung kita laris, dan kita tidak perlu lagi memulung.”

Jengkok mengangguk sambil menundukkan kepalanya, air mata perlahan menetes dari matanya. “Aku ingat saat Gobed masih bayi, aku dan Slumbat bergantian membawa keranjang pemulung sambil menggendong Gobed. Kita sering kelelahan, tapi kita tidak pernah menyerah. Aku janji pada diriku sendiri, suatu hari nanti, aku akan memberikan yang terbaik untuk keluargaku. Dan sekarang, kita bisa melihat hasil dari kerja keras kita.”

Suasana sore itu dipenuhi dengan keharuan. Mereka duduk diam, merenungi perjalanan panjang yang telah mereka lalui. Teringat akan masa-masa ketika setiap sen sangat berarti, ketika mereka harus menahan lapar, dan ketika mereka tidak tahu apakah esok hari akan ada makanan di meja. Namun, sekarang semua telah berubah. Rumah mereka telah menjadi simbol dari kerja keras dan doa yang terkabul.

“Aku tidak pernah menyangka kita akan sampai di titik ini,” kata Slumbat dengan suara serak. “Dulu aku sering bermimpi tentang punya rumah yang layak. Tapi aku tidak pernah benar-benar yakin itu akan terjadi. Sekarang, mimpi itu menjadi kenyataan.”

Jengkok menatap istrinya dengan penuh cinta dan kebanggaan. “Ini semua berkat keteguhanmu, Slumbat. Kamu selalu mendukung aku, meskipun hidup kita sulit. Kita berdua tidak pernah menyerah, dan sekarang kita bisa menikmati hasilnya bersama-sama.”

Malam semakin larut, dan keluarga kecil itu masih duduk di teras, memandangi langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Gobed, yang belum sepenuhnya mengerti, memandang kedua orang tuanya yang menangis sambil tersenyum. Meski dia belum sepenuhnya menyadari arti dari perjuangan mereka, dia merasakan kehangatan dan cinta yang begitu kuat di tengah-tengah mereka.

Kemudian, dengan suara lembut, Gobed berkata, “Bu, Pak, aku bangga punya kalian sebagai orang tua. Kalian hebat!”

Jengkok dan Slumbat tertawa kecil di tengah-tengah tangis mereka. Mereka memeluk Gobed erat-erat, seolah tidak ingin melepaskannya. Di tengah-tengah momen haru itu, tawa kecil Gobed menjadi penyegar yang membuat suasana menjadi lebih hangat.

“Aduh, Gobed... kamu memang anak yang spesial,” ujar Slumbat sambil tersenyum lebar. “Semoga kamu tumbuh menjadi anak yang lebih baik dan bisa menjaga apa yang sudah kita capai.”

“Amin,” kata Jengkok pelan, masih dengan mata yang sedikit basah. “Kita akan terus berjuang, Nak, agar hidup kita semakin baik lagi.”

Malam itu mereka akhirnya masuk ke dalam rumah baru mereka yang nyaman. Saat melangkah di atas lantai keramik yang dingin, mereka semua tersenyum, merasa bersyukur atas segala yang mereka miliki. Tidak ada lagi rasa takut akan kebocoran atap saat hujan, tidak ada lagi lantai tanah yang keras untuk tidur. Mereka telah melewati masa-masa sulit, dan kini mereka berdiri lebih kuat dari sebelumnya.

Di kamar mereka, sebelum tidur, Jengkok dan Slumbat saling bertukar pandang. Tanpa perlu berkata banyak, mereka tahu apa yang ada di dalam hati masing-masing. Keduanya merasa bahwa segala penderitaan yang mereka lalui telah terbayar. Malam itu, mereka tidur dengan perasaan lega dan bahagia, sementara suara angin malam yang sejuk mengiringi tidur mereka di rumah baru yang hangat dan aman.

Hari-hari berikutnya, kehidupan keluarga Pak Jengkok semakin membaik. Mereka terus menjalankan warung dengan semangat, melayani pelanggan dengan senyum yang tulus, dan menikmati kehidupan yang penuh dengan harapan dan mimpi-mimpi baru yang lebih besar.

Episodes
1 Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2 Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3 Di Tertawakan Teman-Teman
4 Bau Mulut Yang Menyengat
5 Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6 Perlindungan Ketat
7 Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8 Rezeki Tak Terduga
9 Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10 Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11 Hari Yang Indah
12 Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13 Minggu Happy
14 Permulaan Yang Bagus
15 Makin Laris Deh
16 Momen Seru
17 Si Udin Pembawa Berkah
18 Kedatangan Pak Lurah
19 Gengsi Bu Lurah Selangit
20 Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21 Alarm Jadul
22 Beli HP Android Baru
23 Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24 Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25 Makin Mahir
26 Melejit Drastis
27 Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28 Si Udin Yang Membara
29 Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30 Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31 Kedatangan Pak Bupati
32 Beli Mobil Fortuner
33 Media Sosial Menembus Surga Dunia
34 Proyek Besar
35 Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36 Inspirasi Pak Mamat
37 Pondasi Awal Restoran
38 Hampir Selesai Restorannya
39 Interior Megah
40 Eh Pada Melongo
41 Grand Opening
42 Meledak !!
43 Kehadiran Presiden
44 Boss Sultan
45 Liburan Dulu Guys
46 Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47 Cinta Pertama Gobed
48 Fortuner Is The Best
49 Tembak Dooor Hehehe
50 Mengajak Ke Restorannya
51 Malu Ah
52 Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53 Makin Lengket
54 Polosnya Si Gobed
55 Cengingiran
56 Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57 Pagi Bahagia
58 Perkembangan Restoran
59 Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60 Keluarga Laila Terkejut
61 Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62 Malam yang Tidak Tenang
63 Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64 Pipi yang Digosok Cemburu
65 Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66 Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67 Beraksi
68 Makin Tegang
69 Malam Tak Terlupakan
70 Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71 Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72 Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73 Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74 Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75 Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76 Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77 Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78 Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79 Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80 Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81 Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82 Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83 Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84 Ciuman di Alun-Alun
85 Kebangkitan Cinta
86 Petualangan di Pagi Hari
87 Sore Semakin Syahdu
88 Laila Menatapnya Penuh Minat
89 Ujian Cinta
90 Manja dalam Cinta
91 Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92 Gobed Kebelet
93 Tepokan Gemas di Bokong Laila
94 Kembali ke Realitas
95 Video Jahil yang Menggemparkan
96 Cemburu Membara
97 Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98 Gobed Mengajak Cipokan Laila
99 Godaan Nakal di Telinga Laila
100 Kenangan Manis
101 Percakapan Konyol di Malam Minggu
102 Bisik-Bisik di Sekolah
103 Malam yang Menegangkan
104 Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105 Kejutan Manis di Malam Hari
106 Serunya Main Sepeda Bersama
107 Pesona Leher Laila yang Menggoda
108 Malam yang Tak Terduga
109 Kejutan di Balik Harapan
110 Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111 Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112 Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113 Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114 Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115 Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116 Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117 Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118 Bab 118: Keberanian Gobed
119 Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120 Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121 Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122 Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123 Bab 123: Janji di Tengah Malam
124 Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125 Bab 125: Percakapan dalam Diam
126 Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127 Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128 Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129 Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130 Bab 130: Meraih Asa Baru
131 Bab 131: Dalang di Balik Badai
132 Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133 Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134 Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135 Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136 Bab 136: Penerbangan Terakhir
137 Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138 Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139 Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140 Bab 140: Tertarik Mandau
141 Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142 Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143 Bab 143: Polisi Jengkel!
144 Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145 Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146 Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147 Bab 147: Kejutan Kedua
148 Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149 Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150 Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151 Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152 Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153 Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154 Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155 Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156 Bab 156: Kekacauan di SMK
157 Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158 Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159 Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160 Bab 160: Mencari Jati Diri
161 Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162 Bab 162: Tak Terhentikan
163 Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164 Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165 Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166 Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167 Bab 167: Tersekat dalam Oven
168 Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169 Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170 Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171 Bab 171: Deru Adrenalin
172 Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173 Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174 Bab 174: Gadis Di Ranjang
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2
Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3
Di Tertawakan Teman-Teman
4
Bau Mulut Yang Menyengat
5
Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6
Perlindungan Ketat
7
Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8
Rezeki Tak Terduga
9
Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10
Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11
Hari Yang Indah
12
Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13
Minggu Happy
14
Permulaan Yang Bagus
15
Makin Laris Deh
16
Momen Seru
17
Si Udin Pembawa Berkah
18
Kedatangan Pak Lurah
19
Gengsi Bu Lurah Selangit
20
Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21
Alarm Jadul
22
Beli HP Android Baru
23
Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24
Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25
Makin Mahir
26
Melejit Drastis
27
Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28
Si Udin Yang Membara
29
Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30
Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31
Kedatangan Pak Bupati
32
Beli Mobil Fortuner
33
Media Sosial Menembus Surga Dunia
34
Proyek Besar
35
Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36
Inspirasi Pak Mamat
37
Pondasi Awal Restoran
38
Hampir Selesai Restorannya
39
Interior Megah
40
Eh Pada Melongo
41
Grand Opening
42
Meledak !!
43
Kehadiran Presiden
44
Boss Sultan
45
Liburan Dulu Guys
46
Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47
Cinta Pertama Gobed
48
Fortuner Is The Best
49
Tembak Dooor Hehehe
50
Mengajak Ke Restorannya
51
Malu Ah
52
Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53
Makin Lengket
54
Polosnya Si Gobed
55
Cengingiran
56
Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57
Pagi Bahagia
58
Perkembangan Restoran
59
Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60
Keluarga Laila Terkejut
61
Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62
Malam yang Tidak Tenang
63
Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64
Pipi yang Digosok Cemburu
65
Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66
Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67
Beraksi
68
Makin Tegang
69
Malam Tak Terlupakan
70
Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71
Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72
Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73
Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74
Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75
Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76
Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77
Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78
Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79
Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80
Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81
Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82
Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83
Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84
Ciuman di Alun-Alun
85
Kebangkitan Cinta
86
Petualangan di Pagi Hari
87
Sore Semakin Syahdu
88
Laila Menatapnya Penuh Minat
89
Ujian Cinta
90
Manja dalam Cinta
91
Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92
Gobed Kebelet
93
Tepokan Gemas di Bokong Laila
94
Kembali ke Realitas
95
Video Jahil yang Menggemparkan
96
Cemburu Membara
97
Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98
Gobed Mengajak Cipokan Laila
99
Godaan Nakal di Telinga Laila
100
Kenangan Manis
101
Percakapan Konyol di Malam Minggu
102
Bisik-Bisik di Sekolah
103
Malam yang Menegangkan
104
Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105
Kejutan Manis di Malam Hari
106
Serunya Main Sepeda Bersama
107
Pesona Leher Laila yang Menggoda
108
Malam yang Tak Terduga
109
Kejutan di Balik Harapan
110
Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111
Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112
Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113
Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114
Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115
Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116
Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117
Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118
Bab 118: Keberanian Gobed
119
Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120
Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121
Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122
Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123
Bab 123: Janji di Tengah Malam
124
Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125
Bab 125: Percakapan dalam Diam
126
Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127
Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128
Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129
Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130
Bab 130: Meraih Asa Baru
131
Bab 131: Dalang di Balik Badai
132
Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133
Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134
Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135
Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136
Bab 136: Penerbangan Terakhir
137
Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138
Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139
Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140
Bab 140: Tertarik Mandau
141
Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142
Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143
Bab 143: Polisi Jengkel!
144
Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145
Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146
Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147
Bab 147: Kejutan Kedua
148
Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149
Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150
Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151
Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152
Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153
Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154
Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155
Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156
Bab 156: Kekacauan di SMK
157
Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158
Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159
Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160
Bab 160: Mencari Jati Diri
161
Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162
Bab 162: Tak Terhentikan
163
Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164
Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165
Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166
Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167
Bab 167: Tersekat dalam Oven
168
Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169
Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170
Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171
Bab 171: Deru Adrenalin
172
Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173
Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174
Bab 174: Gadis Di Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!