Perlindungan Ketat

Setelah kejadian menegangkan malam itu, Jengkok dan Slumbat merasa sangat lelah dan terkejut. Mereka duduk di sekitar ranjang Gobed, memastikan bahwa anak mereka telah pulih dari kejadian aneh tersebut. Suasana di kamar menjadi lebih tenang setelah pocongan menghilang dan suasana kembali normal.

Slumbat, dengan mata yang masih basah karena air mata, memandang Jengkok. “Jengkok, bagaimana kalau kita tidur bersama di kamar Gobed malam ini? Setidaknya kita bisa merasa lebih aman dan dekat satu sama lain.”

Jengkok mengangguk setuju. “Ya, aku setuju. Kita perlu menjaga Gobed dan memastikan dia merasa aman. Mari kita siapkan kamar ini agar lebih nyaman.”

Mereka berdua memutuskan untuk menata kamar agar bisa tidur bersama. Jengkok menggulung matras tambahan yang ada di ruang tamu dan membawanya ke kamar Gobed. Slumbat mengatur bantal-bantal dan selimut yang ada, menciptakan tempat tidur yang nyaman di lantai dekat ranjang Gobed.

Gobed, yang masih agak bingung dengan apa yang terjadi, mulai merasa lebih tenang melihat orangtuanya bersamanya. “Mama, Papa, kenapa kita tidur di sini?”

Slumbat duduk di samping ranjang Gobed dan mengelus rambutnya dengan lembut. “Kami hanya ingin memastikan kamu merasa aman, Nak. Kami semua akan tidur di sini malam ini agar kita bisa menjaga satu sama lain.”

Jengkok duduk di lantai dekat matras yang sudah disiapkan. “Benar, Gobed. Kami hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Kita akan tidur bersama malam ini supaya kita merasa lebih nyaman.”

Setelah semuanya siap, Jengkok dan Slumbat bergabung di matras di samping ranjang Gobed. Suasana kamar yang gelap dan tenang sedikit banyak membantu meredakan ketegangan yang mereka rasakan. Mereka membungkus diri dengan selimut tebal dan mencoba untuk merasa nyaman di tempat tidur yang sederhana.

Gobed, meskipun masih merasa sedikit ketakutan, merasa lebih tenang melihat kedua orang tuanya di dekatnya. “Papa, Mama, aku takut terjadi sesuatu lagi.”

Slumbat memeluk Gobed dengan lembut. “Jangan khawatir, Nak. Kita semua ada di sini bersama. Kita akan menjaga kamu dan memastikan tidak ada yang akan mengganggu kita.”

Jengkok, mencoba menenangkan suasana dengan nada ringan, “Mungkin kita bisa bercerita sebelum tidur. Cerita lucu atau cerita petualangan yang seru.”

Gobed, yang sudah mulai merasa sedikit lebih nyaman, tersenyum. “Aku suka cerita petualangan. Boleh cerita tentang pahlawan dan naga?”

Slumbat tersenyum dan mulai bercerita dengan lembut, “Baiklah. Ada sebuah cerita tentang seorang pahlawan pemberani yang tinggal di sebuah desa kecil. Pahlawan ini memiliki tugas untuk melawan naga jahat yang mengganggu desa…”

Saat Slumbat mulai bercerita, Jengkok juga ikut serta dengan menambahkan elemen humor dalam cerita. “Dan si pahlawan, suatu hari, menghadapi naga yang sangat besar. Tapi naga itu ternyata sangat pemalu dan hanya butuh teman untuk bermain petak umpet!”

Gobed tertawa ringan, merasa sedikit lebih baik. “Jadi, naga itu bukan jahat?”

Jengkok mengangguk sambil tersenyum, “Iya, dia hanya butuh teman. Pahlawan kita akhirnya menjadi teman baik dengan naga dan bersama-sama mereka membantu desa menjadi tempat yang lebih bahagia.”

Slumbat melanjutkan cerita dengan penuh semangat, “Dan si pahlawan dan naga akhirnya menjadi tim yang hebat. Mereka menyelesaikan banyak petualangan seru dan membantu banyak orang.”

Mendengarkan cerita yang menyenangkan dan berada di dekat orangtuanya membuat Gobed merasa lebih tenang. “Aku suka cerita ini. Terima kasih, Mama, Papa.”

Jengkok memeluk Gobed dengan lembut. “Kami juga suka mendengarnya, Nak. Selama kita bersama, tidak ada yang perlu ditakutkan.”

Dengan suara pelan dan hangat, mereka melanjutkan bercerita dan mengobrol ringan, berusaha melupakan ketegangan yang baru saja mereka alami. Meski mereka lelah dan masih sedikit cemas, kebersamaan mereka malam itu memberikan rasa aman dan kenyamanan yang sangat dibutuhkan.

Akhirnya, setelah beberapa waktu, suasana di kamar menjadi semakin tenang. Suara napas mereka yang perlahan mengiringi malam yang sepi. Gobed, Jengkok, dan Slumbat perlahan-lahan tertidur dengan perasaan lebih tenang. Kamar yang semula penuh ketegangan kini terasa lebih nyaman, berkat kehangatan dan dukungan satu sama lain.

Malam itu menjadi malam yang sangat berarti bagi keluarga Jengkok. Mereka belajar betapa pentingnya kebersamaan dan dukungan dalam menghadapi ketakutan dan kesulitan. Meskipun malam itu dimulai dengan horor dan ketegangan, mereka akhirnya menemukan kedamaian dalam kebersamaan mereka.

Saat matahari pagi mulai terbit, Jengkok dan Slumbat bangun dengan perasaan segar dan siap menghadapi hari baru. Mereka memandang Gobed yang tidur nyenyak di antara mereka, dan merasa bersyukur karena bisa menjaga dan melindungi keluarga mereka. Malam yang penuh ketegangan akhirnya berakhir dengan kehangatan dan kekuatan dari cinta dan dukungan satu sama lain.

Pagi itu, matahari mulai memancarkan sinarnya di desa kecil tempat keluarga Jengkok tinggal. Gobed, meskipun masih merasa sedikit lelah dari malam yang penuh ketegangan, bersemangat pergi ke sekolah. Dengan wajah yang lebih ceria setelah tidur bersama orangtuanya, Gobed menyapa kedua orang tuanya sebelum berangkat.

“Papa, Mama, aku pergi dulu ya. Semoga hari ini menyenangkan!” kata Gobed, dengan semangat baru.

Jengkok dan Slumbat tersenyum, “Hati-hati di sekolah, Nak. Kami akan mencari barang bekas dan mungkin mampir ke warung.”

Setelah Gobed berangkat, Jengkok dan Slumbat memulai hari mereka dengan rutinitas mencari barang bekas di sekitar desa. Mereka berjalan menyusuri jalanan, mencari barang-barang yang bisa mereka jual. Namun, mereka cepat merasa lapar karena belum sempat sarapan.

“Rasa lapar ini membuatku ingin makan apa saja,” kata Jengkok sambil menepuk perutnya.

Slumbat tertawa, “Ya, aku juga. Mari kita mampir ke warung mendoan itu. Katanya, mendoan mereka enak sekali.”

Mereka segera menuju warung mendoan yang sederhana namun ramai. Warung ini dikenal dengan mendoan renyahnya yang digoreng dengan sempurna. Ketika mereka tiba, mereka disambut oleh aroma harum dari minyak goreng dan tepung bumbu yang menggugah selera.

Bakul mendoan, seorang pria paruh baya yang ramah bernama Pak Marno, menyambut mereka dengan senyum lebar. “Selamat pagi! Mau pesan apa?”

Jengkok dan Slumbat duduk di meja dekat jendela. “Pak Marno, kami mau dua porsi mendoan dan satu teh manis,” kata Jengkok.

Pak Marno segera mempersiapkan pesanan mereka sambil bercerita, “Oh, pagi ini cuaca cerah. Bagaimana hari kalian?”

Slumbat mengambil kesempatan untuk berbagi cerita tentang kejadian malam sebelumnya. “Sebenarnya, kami ingin cerita tentang malam yang menegangkan yang kami alami. Tadi malam, rumah kami diganggu oleh pocongan.”

Pak Marno berhenti sejenak, lalu mengerutkan dahi dengan serius. “Pocongan? Wah, itu cerita yang menakutkan. Bagaimana ceritanya?”

Jengkok mengangguk, “Iya, kami juga tidak menyangka. Tadi malam, pocongan muncul dan mengganggu kami. Gobed bahkan sempat kerasukan.”

Pak Marno, sambil menyiapkan mendoan, terlihat tertarik dengan cerita tersebut. “Bagaimana itu bisa terjadi? Dan apa yang kalian lakukan?”

Slumbat menceritakan peristiwa secara detail, “Jadi, pocongan itu muncul di dapur, lalu muncul lagi di kamar Gobed. Kami dan beberapa tetangga sempat panik, tapi akhirnya kami berhasil mengusirnya dengan bantuan Pak Joko.”

Pak Marno mengernyitkan kening, lalu tertawa kecil. “Wah, saya jadi teringat cerita lama. Katanya, pocongan suka membuat masalah dan seringkali sebenarnya hanya ingin perhatian.”

Jengkok dan Slumbat tertawa. “Benar juga. Itu membuat kami jadi lebih waspada. Tapi yang membuat kami terkejut, ternyata pocongan itu sempat muncul lagi malam itu, dan bahkan mengganggu Gobed.”

Pak Marno menaruh mendoan di meja mereka dan memberikan teh manis. “Nah, coba rasakan ini. Kalau mendoan ini bisa membuat suasana hati lebih baik, mungkin akan menghibur kalian.”

Mereka mulai makan mendoan, dan Slumbat tidak bisa menahan tawa. “Pak Marno, mendoan ini benar-benar enak! Rasanya sepertinya lebih menggugah selera daripada pengalaman malam itu!”

Jengkok setuju, “Iya, rasanya sangat renyah dan lezat. Mungkin kita bisa membuat cerita tentang mendoan yang mengusir pocongan. Siapa tahu, itu bisa jadi cerita yang lebih menghibur!”

Pak Marno tertawa, “Bagaimana kalau saya yang membuatkan cerita untuk kalian? Misalnya, mendoan ajaib yang bisa membuat pocongan jadi malas dan akhirnya pergi.”

Mereka bertiga tertawa bersama. Suasana di warung menjadi lebih ceria, dan rasa lapar mereka terobati dengan makanan yang lezat. Mereka melanjutkan obrolan sambil menikmati setiap gigitan mendoan yang renyah dan gurih.

“Pak Marno,” kata Slumbat sambil melanjutkan makan, “Kami merasa lebih baik setelah bercerita dan makan mendoan ini. Terima kasih atas hiburannya.”

Pak Marno tersenyum dan mengangguk, “Sama-sama. Selama kalian merasa lebih baik, saya senang bisa membantu. Semoga hari kalian berjalan lancar dan tidak ada lagi kejadian menakutkan.”

Jengkok dan Slumbat menyelesaikan makan mereka dan merasa jauh lebih baik. Dengan perut kenyang dan suasana hati yang lebih ceria, mereka melanjutkan hari mereka dengan semangat baru. Mereka merasa bersyukur atas dukungan dan kebersamaan yang mereka miliki, baik dari satu sama lain maupun dari orang-orang di sekitar mereka.

Sebelum meninggalkan warung, Jengkok dan Slumbat mengucapkan terima kasih kepada Pak Marno dan berjanji akan kembali lagi. Dengan suasana hati yang lebih ringan dan senyum di wajah mereka, mereka melanjutkan pencarian barang bekas, siap menghadapi hari dengan lebih optimis dan penuh semangat.

Terpopuler

Comments

Maito

Maito

Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.

2024-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2 Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3 Di Tertawakan Teman-Teman
4 Bau Mulut Yang Menyengat
5 Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6 Perlindungan Ketat
7 Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8 Rezeki Tak Terduga
9 Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10 Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11 Hari Yang Indah
12 Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13 Minggu Happy
14 Permulaan Yang Bagus
15 Makin Laris Deh
16 Momen Seru
17 Si Udin Pembawa Berkah
18 Kedatangan Pak Lurah
19 Gengsi Bu Lurah Selangit
20 Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21 Alarm Jadul
22 Beli HP Android Baru
23 Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24 Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25 Makin Mahir
26 Melejit Drastis
27 Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28 Si Udin Yang Membara
29 Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30 Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31 Kedatangan Pak Bupati
32 Beli Mobil Fortuner
33 Media Sosial Menembus Surga Dunia
34 Proyek Besar
35 Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36 Inspirasi Pak Mamat
37 Pondasi Awal Restoran
38 Hampir Selesai Restorannya
39 Interior Megah
40 Eh Pada Melongo
41 Grand Opening
42 Meledak !!
43 Kehadiran Presiden
44 Boss Sultan
45 Liburan Dulu Guys
46 Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47 Cinta Pertama Gobed
48 Fortuner Is The Best
49 Tembak Dooor Hehehe
50 Mengajak Ke Restorannya
51 Malu Ah
52 Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53 Makin Lengket
54 Polosnya Si Gobed
55 Cengingiran
56 Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57 Pagi Bahagia
58 Perkembangan Restoran
59 Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60 Keluarga Laila Terkejut
61 Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62 Malam yang Tidak Tenang
63 Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64 Pipi yang Digosok Cemburu
65 Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66 Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67 Beraksi
68 Makin Tegang
69 Malam Tak Terlupakan
70 Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71 Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72 Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73 Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74 Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75 Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76 Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77 Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78 Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79 Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80 Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81 Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82 Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83 Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84 Ciuman di Alun-Alun
85 Kebangkitan Cinta
86 Petualangan di Pagi Hari
87 Sore Semakin Syahdu
88 Laila Menatapnya Penuh Minat
89 Ujian Cinta
90 Manja dalam Cinta
91 Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92 Gobed Kebelet
93 Tepokan Gemas di Bokong Laila
94 Kembali ke Realitas
95 Video Jahil yang Menggemparkan
96 Cemburu Membara
97 Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98 Gobed Mengajak Cipokan Laila
99 Godaan Nakal di Telinga Laila
100 Kenangan Manis
101 Percakapan Konyol di Malam Minggu
102 Bisik-Bisik di Sekolah
103 Malam yang Menegangkan
104 Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105 Kejutan Manis di Malam Hari
106 Serunya Main Sepeda Bersama
107 Pesona Leher Laila yang Menggoda
108 Malam yang Tak Terduga
109 Kejutan di Balik Harapan
110 Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111 Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112 Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113 Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114 Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115 Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116 Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117 Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118 Bab 118: Keberanian Gobed
119 Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120 Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121 Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122 Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123 Bab 123: Janji di Tengah Malam
124 Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125 Bab 125: Percakapan dalam Diam
126 Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127 Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128 Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129 Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130 Bab 130: Meraih Asa Baru
131 Bab 131: Dalang di Balik Badai
132 Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133 Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134 Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135 Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136 Bab 136: Penerbangan Terakhir
137 Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138 Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139 Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140 Bab 140: Tertarik Mandau
141 Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142 Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143 Bab 143: Polisi Jengkel!
144 Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145 Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146 Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147 Bab 147: Kejutan Kedua
148 Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149 Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150 Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151 Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152 Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153 Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154 Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155 Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156 Bab 156: Kekacauan di SMK
157 Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158 Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159 Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160 Bab 160: Mencari Jati Diri
161 Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162 Bab 162: Tak Terhentikan
163 Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164 Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165 Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166 Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167 Bab 167: Tersekat dalam Oven
168 Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169 Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170 Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171 Bab 171: Deru Adrenalin
172 Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173 Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174 Bab 174: Gadis Di Ranjang
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2
Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3
Di Tertawakan Teman-Teman
4
Bau Mulut Yang Menyengat
5
Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6
Perlindungan Ketat
7
Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8
Rezeki Tak Terduga
9
Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10
Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11
Hari Yang Indah
12
Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13
Minggu Happy
14
Permulaan Yang Bagus
15
Makin Laris Deh
16
Momen Seru
17
Si Udin Pembawa Berkah
18
Kedatangan Pak Lurah
19
Gengsi Bu Lurah Selangit
20
Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21
Alarm Jadul
22
Beli HP Android Baru
23
Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24
Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25
Makin Mahir
26
Melejit Drastis
27
Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28
Si Udin Yang Membara
29
Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30
Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31
Kedatangan Pak Bupati
32
Beli Mobil Fortuner
33
Media Sosial Menembus Surga Dunia
34
Proyek Besar
35
Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36
Inspirasi Pak Mamat
37
Pondasi Awal Restoran
38
Hampir Selesai Restorannya
39
Interior Megah
40
Eh Pada Melongo
41
Grand Opening
42
Meledak !!
43
Kehadiran Presiden
44
Boss Sultan
45
Liburan Dulu Guys
46
Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47
Cinta Pertama Gobed
48
Fortuner Is The Best
49
Tembak Dooor Hehehe
50
Mengajak Ke Restorannya
51
Malu Ah
52
Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53
Makin Lengket
54
Polosnya Si Gobed
55
Cengingiran
56
Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57
Pagi Bahagia
58
Perkembangan Restoran
59
Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60
Keluarga Laila Terkejut
61
Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62
Malam yang Tidak Tenang
63
Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64
Pipi yang Digosok Cemburu
65
Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66
Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67
Beraksi
68
Makin Tegang
69
Malam Tak Terlupakan
70
Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71
Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72
Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73
Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74
Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75
Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76
Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77
Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78
Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79
Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80
Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81
Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82
Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83
Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84
Ciuman di Alun-Alun
85
Kebangkitan Cinta
86
Petualangan di Pagi Hari
87
Sore Semakin Syahdu
88
Laila Menatapnya Penuh Minat
89
Ujian Cinta
90
Manja dalam Cinta
91
Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92
Gobed Kebelet
93
Tepokan Gemas di Bokong Laila
94
Kembali ke Realitas
95
Video Jahil yang Menggemparkan
96
Cemburu Membara
97
Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98
Gobed Mengajak Cipokan Laila
99
Godaan Nakal di Telinga Laila
100
Kenangan Manis
101
Percakapan Konyol di Malam Minggu
102
Bisik-Bisik di Sekolah
103
Malam yang Menegangkan
104
Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105
Kejutan Manis di Malam Hari
106
Serunya Main Sepeda Bersama
107
Pesona Leher Laila yang Menggoda
108
Malam yang Tak Terduga
109
Kejutan di Balik Harapan
110
Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111
Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112
Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113
Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114
Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115
Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116
Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117
Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118
Bab 118: Keberanian Gobed
119
Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120
Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121
Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122
Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123
Bab 123: Janji di Tengah Malam
124
Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125
Bab 125: Percakapan dalam Diam
126
Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127
Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128
Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129
Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130
Bab 130: Meraih Asa Baru
131
Bab 131: Dalang di Balik Badai
132
Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133
Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134
Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135
Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136
Bab 136: Penerbangan Terakhir
137
Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138
Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139
Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140
Bab 140: Tertarik Mandau
141
Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142
Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143
Bab 143: Polisi Jengkel!
144
Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145
Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146
Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147
Bab 147: Kejutan Kedua
148
Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149
Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150
Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151
Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152
Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153
Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154
Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155
Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156
Bab 156: Kekacauan di SMK
157
Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158
Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159
Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160
Bab 160: Mencari Jati Diri
161
Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162
Bab 162: Tak Terhentikan
163
Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164
Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165
Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166
Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167
Bab 167: Tersekat dalam Oven
168
Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169
Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170
Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171
Bab 171: Deru Adrenalin
172
Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173
Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174
Bab 174: Gadis Di Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!