Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh

Setelah tertawa dan berbincang dengan Pak Suparno, suasana malam tampaknya kembali tenang. Mereka merasa lega karena mengetahui bahwa pocongan yang mereka lihat tadi hanyalah bagian dari lelucon. Pak Suparno pamit untuk pulang, dan Jengkok, Slumbat, serta Gobed kembali ke kamar mereka, berharap bisa tidur dengan nyenyak.

Namun, ketika mereka hampir terlelap, tiba-tiba terdengar suara aneh dari dapur. Suara itu seperti derap langkah kaki yang berat dan menabrak barang-barang di dapur. Jengkok dan Slumbat yang terbangun oleh suara itu saling berpandangan dengan penuh kekhawatiran.

“Apakah kamu juga mendengar itu?” tanya Jengkok, suaranya bergetar.

Slumbat mengangguk dengan wajah pucat. “Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya datang dari dapur.”

Mereka berdua memutuskan untuk memeriksa suara tersebut, meskipun ketegangan mulai terasa. Dengan hati-hati, mereka membuka pintu kamar dan melangkah perlahan menuju dapur. Setiap langkah terasa berat dan penuh ketidakpastian.

Saat mereka mencapai pintu dapur, Jengkok menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu. Dapur yang kumuh dan gelap terlihat lebih menakutkan dari biasanya. Lampu minyak yang ada di meja dapur berkedip-kedip, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari di dinding.

Ketika pintu terbuka, mereka melihat sesuatu yang membuat darah mereka membeku. Pocongan yang sama yang tadi malam bercanda, kini berdiri di tengah dapur, tetapi kali ini tidak ada canda tawa. Sosok itu tampak lebih menyeramkan dengan wajah yang penuh luka dan kain kafan yang koyak.

Pocongan itu bergerak perlahan ke arah mereka dengan langkah yang berat, meninggalkan jejak bekas kotoran di lantai. Suara derap kaki yang berat semakin jelas terdengar, seolah-olah ada sesuatu yang sangat berat dan menakutkan yang mengikutinya.

Jengkok dan Slumbat berdiri membeku di tempat, tak mampu bergerak atau berbicara. Mereka hanya bisa menatap dengan mata terbelalak saat pocongan itu mendekat. Suara gemerincing dari kain kafan yang melilit tubuh pocongan terdengar semakin dekat, menambah ketegangan malam itu.

Slumbat akhirnya bisa bergerak sedikit dan membisikkan, “Kita harus keluar dari sini! Ini tidak beres!”

Jengkok mencoba mengumpulkan keberanian dan mendekat sedikit, “Kalau begitu, kita harus mencari cara untuk menghadapi ini. Kita tidak bisa lari dari sini.”

Namun, pocongan itu semakin mendekat dengan langkah yang semakin berat, dan seolah-olah ada aura jahat yang mengelilinginya. Slumbat menjerit pelan, “Apa yang harus kita lakukan?”

Tiba-tiba, pocongan itu berhenti dan berdiri di depan meja dapur, menatap Jengkok dan Slumbat dengan mata yang kosong dan menyeramkan. Udara di sekitar terasa semakin dingin, dan bau busuk mulai tercium dari sosok itu.

Jengkok dan Slumbat merasa tertekan oleh suasana yang sangat mencekam. Mereka berusaha mencari benda-benda yang bisa digunakan untuk melawan atau setidaknya melindungi diri. Jengkok mengambil sebuah penggorengan dari meja dapur dan menggenggamnya erat, sementara Slumbat mencari sesuatu di lemari.

Pocongan itu tiba-tiba mengeluarkan suara yang serak, “Tolong… Tolong… Aku tidak bisa…”

Slumbat dengan cepat berlari menuju lemari dan mengambil sebuah botol minyak goreng. Dia mencoba menuangkan minyak itu ke arah pocongan, berharap itu bisa mengusir sosok tersebut. Namun, minyak itu tampaknya tidak mempengaruhi apa pun.

Jengkok, dengan keberanian yang tersisa, berteriak, “Kami tidak tahu siapa kamu atau apa yang kamu inginkan, tetapi kami tidak akan membiarkanmu mengganggu kami lebih lama lagi!”

Pocongan itu tiba-tiba melangkah mundur dengan gerakan yang sangat cepat, seolah-olah terkejut dengan tindakan mereka. Sosok itu melayang-layang dan mulai menghilang perlahan-lahan. Suara derap kaki semakin jauh dan akhirnya menghilang sama sekali.

Ketika suasana kembali tenang, Jengkok dan Slumbat saling berpelukan, terengah-engah dan ketakutan. “Apa yang barusan terjadi?” tanya Slumbat dengan suara gemetar.

Jengkok masih menggenggam penggorengan dan berusaha menenangkan diri. “Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya itu bukan lelucon lagi. Mungkin kita menghadapi sesuatu yang benar-benar menyeramkan.”

Mereka berdua memeriksa dapur dengan cermat dan memastikan bahwa pocongan itu sudah benar-benar menghilang. Meski ketakutan masih terasa, mereka merasa sedikit lega karena situasi tampaknya sudah mereda.

Slumbat menggenggam tangan Jengkok dan berkata dengan penuh kekhawatiran, “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa tidur seperti ini.”

Jengkok mencoba memberikan sedikit kepastian, “Kita harus tetap waspada. Mungkin kita bisa mencari bantuan atau mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang terjadi.”

Mereka memutuskan untuk tetap berjaga-jaga dan tidak tidur malam itu. Mereka duduk bersama di ruang tamu, bersandar pada sofa, dan berusaha untuk tetap tenang sambil saling berbagi cerita untuk mengalihkan perhatian dari ketegangan yang mereka alami.

Di tengah ketegangan yang masih menyelimuti malam itu, Jengkok dan Slumbat duduk bersama di sofa, berusaha menenangkan diri setelah mengalami kejadian yang sangat menakutkan. Mereka saling memandang dengan cemas, mencoba mengalihkan perhatian dari ketegangan yang masih terasa.

Tiba-tiba, dari dalam kamar, terdengar suara geraman yang mengerikan dan tidak wajar. Suara itu menggetarkan dinding dan membuat Jengkok serta Slumbat saling berpandangan dengan ketakutan.

“Apa itu?” tanya Slumbat, suaranya bergetar. “Apakah ada yang masih di dalam rumah?”

Jengkok dengan cepat berdiri dan menuju kamar Gobed, sementara Slumbat mengikuti dengan cemas. Ketika mereka membuka pintu kamar, mereka terkejut melihat Gobed terbaring di ranjang dengan mata yang terbalik, menatap kosong ke arah langit-langit. Suara geraman yang mengerikan datang dari mulutnya.

“Gobed!” seru Jengkok, suaranya penuh kekhawatiran. “Apa yang terjadi padamu?”

Gobed menggerakkan tubuhnya dengan cara yang tidak wajar, dan suara geramannya semakin keras, seolah-olah ada sesuatu yang menguasai tubuhnya. Kain kafan pocongan yang menakutkan tampak berkeliaran di sekitar kamar, dan suasana menjadi semakin mencekam.

Slumbat menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan teriakan. “Ini… ini seperti pocongan yang menguasai anak kita!”

Jengkok merasa ketakutan yang sangat mendalam, tetapi dia tahu bahwa mereka harus bertindak cepat. “Kita harus melakukan sesuatu. Mungkin ada cara untuk mengusir pocongan ini dari Gobed.”

Saat mereka berdiri di ambang pintu, tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu depan. Kegaduhan di rumah mereka tampaknya sudah mengundang perhatian tetangga. Suara-suara itu semakin mendekat, dan beberapa warga mulai berdatangan untuk memeriksa.

“Jengkok! Slumbat! Ada apa di sini?” teriak salah satu tetangga, Ibu Ratna, sambil mengetuk pintu dengan panik.

Jengkok berusaha menjelaskan dengan cepat. “Tolong, cepat masuk! Anak kami… anak kami terkena sesuatu!”

Ibu Ratna, bersama beberapa tetangga lainnya, masuk ke dalam rumah dengan ekspresi cemas. Mereka melihat Gobed yang masih terbaring di ranjang, dengan mata terbalik dan geraman yang mengerikan. Warga mulai terkejut dan ketakutan, beberapa di antaranya menutup mulut dan mata mereka.

Pak Joko, tetangga yang dikenal sebagai orang yang tahu banyak tentang hal-hal mistis, maju dengan hati-hati. “Ini tidak baik. Sepertinya anak kalian terkena gangguan yang sangat serius.”

Slumbat menangis sambil memohon, “Tolonglah, Pak Joko! Bagaimana cara mengeluarkan pocongan dari anak kami?”

Pak Joko menatap Gobed dengan serius dan kemudian mengambil beberapa benda dari tasnya, termasuk garam, bunga, dan sebuah buku doa. “Kita harus melakukan ritual untuk mengusir roh jahat ini. Namun, kita perlu melakukan ini dengan hati-hati. Pocongan ini mungkin sudah sangat kuat.”

Jengkok dan Slumbat mengikuti instruksi Pak Joko dengan seksama. Mereka membantu menyiapkan tempat dan meletakkan benda-benda yang diperlukan di sekitar kamar. Pak Joko memulai doa-doa dengan lantang, dan suasana di sekitar menjadi semakin menegangkan.

Saat Pak Joko mulai membacakan doa, pocongan itu tampaknya semakin mengamuk. Suara geraman dari Gobed semakin keras, dan ruangan terasa semakin dingin. Lampu-lampu berkedip-kedip dan barang-barang di sekitar mulai bergerak sendiri, menambah suasana yang semakin mencekam.

Salah satu tetangga, Bu Leni, mencoba berteriak untuk menenangkan suasana. “Kita harus tetap tenang! Jangan panik!”

Jengkok berusaha membantu dengan menyebar garam di sekeliling kamar, berharap itu bisa membantu mengusir pocongan. Slumbat terus berdoa dengan penuh harapan, matanya penuh air mata.

Pak Joko melanjutkan doanya dengan penuh keyakinan. “Roh jahat, tinggalkan tubuh ini! Kalian tidak punya hak di sini!”

Tiba-tiba, geraman dari Gobed berhenti dan tubuhnya mulai tenang. Mata Gobed kembali normal, dan dia mulai mengerang seperti orang yang baru terbangun dari tidur yang sangat dalam. Suasana di kamar perlahan-lahan menjadi lebih tenang, dan pocongan itu tampaknya menghilang dengan cepat.

Jengkok dan Slumbat merasa lega melihat Gobed mulai sadar dan kembali normal. Mereka segera memeluk anak mereka dengan penuh kasih sayang, berterima kasih kepada Pak Joko dan para tetangga yang telah membantu mereka.

Pak Joko menenangkan, “Anak kalian sekarang aman. Tapi kalian harus tetap waspada. Ini mungkin belum sepenuhnya berakhir.”

Warga mulai kembali ke rumah mereka setelah memastikan bahwa semuanya sudah aman. Jengkok dan Slumbat merasa sangat bersyukur atas bantuan yang mereka terima.

Setelah kejadian malam itu, mereka memutuskan untuk tetap waspada dan berdoa untuk perlindungan. Mereka menghabiskan sisa malam dengan duduk bersama, menjaga Gobed, dan berbicara tentang kejadian yang baru saja mereka alami.

Malam itu, meskipun penuh ketegangan dan ketakutan, keluarga Jengkok merasa lebih dekat satu sama lain. Mereka tahu bahwa meskipun menghadapi situasi yang sangat menakutkan, kebersamaan dan dukungan dari orang-orang di sekitar mereka sangat berharga. Malam itu akan selalu dikenang sebagai malam yang menegangkan namun penuh dengan dukungan dan keberanian.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like👍+☝hadiah iklan. moga novel ini sukses.

2024-09-07

3

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2 Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3 Di Tertawakan Teman-Teman
4 Bau Mulut Yang Menyengat
5 Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6 Perlindungan Ketat
7 Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8 Rezeki Tak Terduga
9 Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10 Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11 Hari Yang Indah
12 Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13 Minggu Happy
14 Permulaan Yang Bagus
15 Makin Laris Deh
16 Momen Seru
17 Si Udin Pembawa Berkah
18 Kedatangan Pak Lurah
19 Gengsi Bu Lurah Selangit
20 Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21 Alarm Jadul
22 Beli HP Android Baru
23 Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24 Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25 Makin Mahir
26 Melejit Drastis
27 Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28 Si Udin Yang Membara
29 Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30 Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31 Kedatangan Pak Bupati
32 Beli Mobil Fortuner
33 Media Sosial Menembus Surga Dunia
34 Proyek Besar
35 Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36 Inspirasi Pak Mamat
37 Pondasi Awal Restoran
38 Hampir Selesai Restorannya
39 Interior Megah
40 Eh Pada Melongo
41 Grand Opening
42 Meledak !!
43 Kehadiran Presiden
44 Boss Sultan
45 Liburan Dulu Guys
46 Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47 Cinta Pertama Gobed
48 Fortuner Is The Best
49 Tembak Dooor Hehehe
50 Mengajak Ke Restorannya
51 Malu Ah
52 Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53 Makin Lengket
54 Polosnya Si Gobed
55 Cengingiran
56 Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57 Pagi Bahagia
58 Perkembangan Restoran
59 Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60 Keluarga Laila Terkejut
61 Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62 Malam yang Tidak Tenang
63 Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64 Pipi yang Digosok Cemburu
65 Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66 Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67 Beraksi
68 Makin Tegang
69 Malam Tak Terlupakan
70 Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71 Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72 Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73 Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74 Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75 Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76 Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77 Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78 Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79 Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80 Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81 Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82 Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83 Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84 Ciuman di Alun-Alun
85 Kebangkitan Cinta
86 Petualangan di Pagi Hari
87 Sore Semakin Syahdu
88 Laila Menatapnya Penuh Minat
89 Ujian Cinta
90 Manja dalam Cinta
91 Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92 Gobed Kebelet
93 Tepokan Gemas di Bokong Laila
94 Kembali ke Realitas
95 Video Jahil yang Menggemparkan
96 Cemburu Membara
97 Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98 Gobed Mengajak Cipokan Laila
99 Godaan Nakal di Telinga Laila
100 Kenangan Manis
101 Percakapan Konyol di Malam Minggu
102 Bisik-Bisik di Sekolah
103 Malam yang Menegangkan
104 Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105 Kejutan Manis di Malam Hari
106 Serunya Main Sepeda Bersama
107 Pesona Leher Laila yang Menggoda
108 Malam yang Tak Terduga
109 Kejutan di Balik Harapan
110 Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111 Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112 Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113 Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114 Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115 Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116 Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117 Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118 Bab 118: Keberanian Gobed
119 Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120 Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121 Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122 Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123 Bab 123: Janji di Tengah Malam
124 Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125 Bab 125: Percakapan dalam Diam
126 Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127 Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128 Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129 Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130 Bab 130: Meraih Asa Baru
131 Bab 131: Dalang di Balik Badai
132 Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133 Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134 Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135 Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136 Bab 136: Penerbangan Terakhir
137 Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138 Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139 Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140 Bab 140: Tertarik Mandau
141 Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142 Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143 Bab 143: Polisi Jengkel!
144 Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145 Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146 Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147 Bab 147: Kejutan Kedua
148 Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149 Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150 Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151 Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152 Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153 Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154 Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155 Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156 Bab 156: Kekacauan di SMK
157 Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158 Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159 Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160 Bab 160: Mencari Jati Diri
161 Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162 Bab 162: Tak Terhentikan
163 Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164 Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165 Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166 Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167 Bab 167: Tersekat dalam Oven
168 Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169 Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170 Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171 Bab 171: Deru Adrenalin
172 Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173 Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174 Bab 174: Gadis Di Ranjang
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2
Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3
Di Tertawakan Teman-Teman
4
Bau Mulut Yang Menyengat
5
Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6
Perlindungan Ketat
7
Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8
Rezeki Tak Terduga
9
Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10
Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11
Hari Yang Indah
12
Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13
Minggu Happy
14
Permulaan Yang Bagus
15
Makin Laris Deh
16
Momen Seru
17
Si Udin Pembawa Berkah
18
Kedatangan Pak Lurah
19
Gengsi Bu Lurah Selangit
20
Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21
Alarm Jadul
22
Beli HP Android Baru
23
Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24
Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25
Makin Mahir
26
Melejit Drastis
27
Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28
Si Udin Yang Membara
29
Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30
Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31
Kedatangan Pak Bupati
32
Beli Mobil Fortuner
33
Media Sosial Menembus Surga Dunia
34
Proyek Besar
35
Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36
Inspirasi Pak Mamat
37
Pondasi Awal Restoran
38
Hampir Selesai Restorannya
39
Interior Megah
40
Eh Pada Melongo
41
Grand Opening
42
Meledak !!
43
Kehadiran Presiden
44
Boss Sultan
45
Liburan Dulu Guys
46
Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47
Cinta Pertama Gobed
48
Fortuner Is The Best
49
Tembak Dooor Hehehe
50
Mengajak Ke Restorannya
51
Malu Ah
52
Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53
Makin Lengket
54
Polosnya Si Gobed
55
Cengingiran
56
Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57
Pagi Bahagia
58
Perkembangan Restoran
59
Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60
Keluarga Laila Terkejut
61
Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62
Malam yang Tidak Tenang
63
Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64
Pipi yang Digosok Cemburu
65
Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66
Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67
Beraksi
68
Makin Tegang
69
Malam Tak Terlupakan
70
Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71
Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72
Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73
Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74
Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75
Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76
Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77
Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78
Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79
Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80
Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81
Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82
Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83
Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84
Ciuman di Alun-Alun
85
Kebangkitan Cinta
86
Petualangan di Pagi Hari
87
Sore Semakin Syahdu
88
Laila Menatapnya Penuh Minat
89
Ujian Cinta
90
Manja dalam Cinta
91
Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92
Gobed Kebelet
93
Tepokan Gemas di Bokong Laila
94
Kembali ke Realitas
95
Video Jahil yang Menggemparkan
96
Cemburu Membara
97
Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98
Gobed Mengajak Cipokan Laila
99
Godaan Nakal di Telinga Laila
100
Kenangan Manis
101
Percakapan Konyol di Malam Minggu
102
Bisik-Bisik di Sekolah
103
Malam yang Menegangkan
104
Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105
Kejutan Manis di Malam Hari
106
Serunya Main Sepeda Bersama
107
Pesona Leher Laila yang Menggoda
108
Malam yang Tak Terduga
109
Kejutan di Balik Harapan
110
Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111
Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112
Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113
Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114
Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115
Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116
Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117
Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118
Bab 118: Keberanian Gobed
119
Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120
Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121
Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122
Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123
Bab 123: Janji di Tengah Malam
124
Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125
Bab 125: Percakapan dalam Diam
126
Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127
Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128
Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129
Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130
Bab 130: Meraih Asa Baru
131
Bab 131: Dalang di Balik Badai
132
Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133
Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134
Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135
Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136
Bab 136: Penerbangan Terakhir
137
Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138
Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139
Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140
Bab 140: Tertarik Mandau
141
Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142
Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143
Bab 143: Polisi Jengkel!
144
Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145
Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146
Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147
Bab 147: Kejutan Kedua
148
Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149
Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150
Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151
Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152
Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153
Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154
Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155
Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156
Bab 156: Kekacauan di SMK
157
Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158
Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159
Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160
Bab 160: Mencari Jati Diri
161
Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162
Bab 162: Tak Terhentikan
163
Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164
Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165
Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166
Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167
Bab 167: Tersekat dalam Oven
168
Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169
Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170
Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171
Bab 171: Deru Adrenalin
172
Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173
Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174
Bab 174: Gadis Di Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!