Di Tertawakan Teman-Teman

Pagi itu, Gobed berangkat ke sekolah dengan semangat meski wajahnya penuh bentol-bentol akibat gigitan nyamuk semalam. Slumbat sudah memeriksa dengan cermat dan memoleskan salep anti-gatal di wajahnya, berharap itu bisa mengurangi rasa gatal dan kemerahan. Jengkok memberi semangat terakhir sebelum Gobed meninggalkan rumah.

“Semangat ya, Gobed. Ingat, meski wajahmu seperti dipenuhi bintang-bintang, itu hanya tanda bahwa kamu sudah menghadapi malam yang sangat heroik,” kata Jengkok sambil melambaikan tangan.

Gobad tersenyum lemah sambil menjawab, “Iya, Pak. Aku berusaha supaya teman-teman tidak terlalu terkejut.”

Sesampainya di sekolah, Gobed bergegas ke kelas dengan harapan hari ini akan berjalan baik. Namun, saat dia memasuki ruang kelas, semua teman-temannya langsung melihat ke arahnya dan mulai tertawa.

“Wah, Gobed! Kamu jadi kayak lumut di hutan tropis, nih!” seru Dani sambil menahan tawa.

Rudi juga ikut-ikutan, “Kamu itu kayak di-spam nyamuk semalam. Wajahmu penuh dengan tanda ‘p’ dan ‘b’!”

Teman-teman Gobed yang lain juga mulai tertawa, menambah rasa malu dan sedih Gobed. Wajahnya memerah karena gatal dan malu. Dia berusaha menahan air mata, tetapi rasa sakit dan cemoohan teman-temannya membuatnya tak bisa menahan lagi.

Guru mereka, Bu Sari, datang dan melihat situasi tersebut. Dia segera menghampiri Gobed, mencoba meredakan suasana. “Anak-anak, berhenti tertawa. Tidak baik menertawakan teman sendiri. Kita harus saling mendukung, bukan menambah beban teman.”

Namun, Gobed sudah terlalu tertekan. Dia mulai menangis di hadapan teman-temannya. “Bu, saya… saya enggak sengaja, Bu. Nyamuk-nyamuk itu benar-benar bikin saya gatal dan bentol-bentol.”

Bu Sari mencoba menghibur, “Gobad, semua orang bisa mengalami hal seperti ini. Tapi kalau kamu mau, kita bisa bantu buat semua orang tahu bahwa kamu tetap semangat meski menghadapi masalah.”

Mendengar itu, Dani, salah satu teman Gobed yang biasanya agak jahil, tiba-tiba berdiri dan berbicara dengan serius. “Teman-teman, mari kita coba bantu Gobed. Ini momen penting untuk kita buktikan bahwa kita bisa jadi teman yang baik.”

Rudi juga ikut membantu, “Iya, ayo kita buat aktivitas di luar ruangan, supaya Gobed bisa merasa lebih baik. Kita bisa main di lapangan sambil jadi tim dukungan!”

Teman-teman Gobed yang tadinya tertawa mulai merasa bersalah dan meminta maaf. Mereka mengajak Gobed bergabung dengan mereka untuk bermain di lapangan, berharap bisa mengalihkan perhatiannya dari gigitan nyamuk yang masih gatal.

Di lapangan, Gobed ikut bermain bersama teman-temannya. Mereka bermain bola, dan Rudi yang konyol mulai membuat berbagai ekspresi wajah lucu untuk menghibur Gobed. “Ini adalah teknik khusus dari tim dukungan kami! Kalian lihat ini, ini adalah ekspresi kebangkitan! Dan ini, ekspresi ‘nyamuk jatuh’!”

Semua orang tertawa melihat tingkah konyol Rudi, termasuk Gobed yang akhirnya ikut tertawa meski bentol-bentolnya masih terasa gatal. Melihat teman-temannya yang berusaha menghibur, Gobed merasa lebih baik dan mulai menikmati hari itu.

Ketika bel sekolah berbunyi, Bu Sari memanggil Gobed dan teman-temannya. “Sekarang, mari kita bersihkan lapangan dan siapkan untuk pelajaran berikutnya. Ingat, kita semua adalah tim yang saling mendukung.”

Gobad merasa berterima kasih kepada teman-temannya. “Terima kasih, teman-teman. Aku merasa lebih baik sekarang.”

Dani memberi senyum lebar, “Ya, dan jangan khawatir tentang gigitan nyamuk. Mungkin mereka cuma ingin mencoba kostum bintang film baru!”

Rudi melanjutkan, “Kalau kamu butuh, aku bisa jadi pelatih spesial untuk tim dukungan. Teknik ekspresi nyamuk itu siap setiap saat!”

Gobad tertawa sambil mengangguk. “Aku akan ingat semua ini. Terima kasih sudah membuat hari ini jadi lebih baik.”

Ketika pulang ke rumah, Gobed menceritakan pengalamannya kepada Jengkok dan Slumbat dengan penuh semangat. Meskipun hari itu dimulai dengan tantangan, kebersamaan dengan teman-temannya dan dukungan mereka membuat Gobad merasa lebih baik. Slumbat dan Jengkok merasa lega melihat anak mereka kembali ceria.

“Bagaimana hari ini di sekolah, Nak?” tanya Slumbat.

Gobad tersenyum lebar, “Hari ini sangat seru, Bu. Teman-teman bantu aku dan membuatku tertawa. Bahkan mereka coba jadi ‘tim dukungan nyamuk’!”

Jengkok tertawa mendengar cerita Gobad, “Wah, sepertinya teman-temanmu memang hebat. Yang penting, kamu tetap semangat dan terus belajar.”

Malam itu, meski masih terasa gatal, Gobed tidur dengan nyenyak. Dia merasa bersyukur memiliki teman-teman dan keluarga yang selalu mendukungnya, bahkan saat dia merasa tidak nyaman.

Pagi itu, Gobed bangun dengan wajah yang sudah jauh lebih baik. Bentol-bentol akibat gigitan nyamuk semalam sudah sembuh, dan dia merasa segar setelah tidur nyenyak. Dia bergegas berpakaian dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dengan semangat baru.

Slumbat sedang menyiapkan sarapan pagi di dapur. Namun, ketika dia membuka rak tempat mereka biasanya menyimpan bahan makanan, dia menyadari sesuatu yang mengejutkan. “Jengkok, mana semua bahan makanan kita? Sepertinya kosong semua!”

Jengkok yang sedang mencari di luar rumah segera masuk ke dapur dengan wajah cemas. “Aku belum menemukan apa-apa, Bu. Barang bekas yang biasa kita kumpulkan juga belum ada. Sepertinya, hari ini tidak ada rejeki dari situ.”

Slumbat memeriksa lemari penyimpanan dan meja, berharap menemukan sesuatu, tetapi semuanya kosong. “Jadi, kita tidak punya sarapan pagi hari ini?”

Jengkok mengangguk, “Sepertinya begitu. Aku sudah cek ke beberapa tempat, tapi tidak ada botol atau barang bekas yang bisa kita jual.”

Di ruang tamu, Gobed sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia datang ke dapur dengan penuh semangat, “Bu, Pak, sarapan pagi sudah siap? Aku sudah lapar!”

Slumbat mencoba tersenyum, “Sayang, pagi ini kita belum bisa sarapan. Nanti kita cari cara supaya kamu bisa makan dengan baik.”

Gobad tampak sedikit bingung dan bertanya, “Jadi, apa kita tidak makan pagi sama sekali? Biasanya kita sarapan dengan nasi atau roti.”

Jengkok mencoba menjelaskan sambil mengusap kepala Gobed, “Iya, Nak. Tapi kita akan cari solusi. Yang penting, jangan khawatir. Kita pasti akan menemukan cara.”

Mereka semua duduk bersama di ruang tamu, berusaha mencari solusi untuk situasi mereka. Jengkok berpikir keras, “Kalau kita tidak bisa sarapan, kita harus menemukan cara supaya Gobed tidak lapar di sekolah.”

Slumbat mencoba memberikan semangat, “Kita bisa coba buat bekal dari sisa makanan yang ada. Siapa tahu ada yang bisa dimanfaatkan.”

Gobad mencoba untuk tidak terlalu cemas. “Aku bisa pergi ke sekolah lebih awal dan mencari sesuatu di kantin. Mungkin ada yang bisa dibagi.”

Jengkok dan Slumbat merasa bangga dengan semangat Gobed, tetapi mereka tetap khawatir. “Baiklah, kalau begitu. Semoga di sekolah ada solusi.”

Gobad pergi ke sekolah dengan sedikit khawatir tetapi tetap ceria. Sesampainya di sekolah, dia mulai membagikan cerita kepada teman-temannya tentang keadaan keluarganya pagi itu.

Teman-teman Gobed, yang mendengar ceritanya, merasa sangat simpatik. Dani, yang sering berkelakar, berkata, “Jangan khawatir, Gobed! Kalau lapar, kita bisa coba makan bekal si Rudi yang selalu punya stok makanan lebih.”

Rudi, yang mendengar itu, menjawab sambil menggelengkan kepala, “Jangan harap! Bekalku cuma cukup buat aku sendiri. Tapi kalau kamu lapar, kita bisa bagi-bagi makanan yang ada di kantin!”

Ketika waktu istirahat tiba, Gobed melihat ada beberapa makanan yang tersisa di kantin. Beberapa teman mulai memberi Gobed bagian dari bekal mereka. Dani memberikan sepotong roti, sementara Rudi memberikan beberapa buah yang dia bawa dari rumah.

“Ini bukan makanan mewah, tapi semoga bisa membantu,” kata Dani sambil menyerahkan roti.

Rudi menambahkan, “Dan ini beberapa buah. Kalau kamu butuh, jangan ragu untuk minta tambahan.”

Gobad sangat berterima kasih. “Terima kasih banyak, teman-teman! Kalian benar-benar teman yang baik!”

Sementara itu, di rumah, Jengkok dan Slumbat mencoba mencari cara lain untuk mendapatkan sedikit uang. Jengkok berkeliling ke beberapa tempat, menawarkan jasa perbaikan kecil-kecilan, dan Slumbat mencari barang-barang yang bisa dijual.

Ketika Gobad pulang dari sekolah, dia membawa kabar baik. “Bu, Pak, aku sudah makan di sekolah. Teman-teman baik sekali. Mereka membantu aku dengan makanan di kantin.”

Slumbat merasa lega mendengar kabar tersebut. “Syukurlah kamu tidak lapar. Malam ini kita akan coba lagi mencari barang bekas untuk dijual. Mungkin ada yang bisa membantu.”

Jengkok menambahkan, “Iya, malam ini kita akan mencari jalan keluar. Yang penting, kita tetap berusaha dan tidak menyerah.”

Di malam hari, Jengkok dan Slumbat berkeliling mencari barang bekas, berharap menemukan sesuatu yang bisa dijual. Mereka kembali dengan sedikit barang dan beberapa botol yang bisa ditukar dengan uang.

Ketika Gobed tidur, dia memikirkan hari yang penuh tantangan. Meski mereka tidak sarapan pagi tadi dan harus menghadapi kesulitan, dia merasa bersyukur karena memiliki teman-teman yang peduli dan keluarga yang selalu berusaha memberikan yang terbaik.

“Besok kita akan lebih siap, Nak,” kata Jengkok sambil mengelus kepala Gobed yang tertidur lelap. “Yang penting, kita tetap bersama dan selalu berusaha.”

Slumbat tersenyum sambil memandang Gobed. “Iya, dan semoga hari-hari ke depan membawa lebih banyak rejeki. Kita akan selalu bersama dan saling mendukung.”

Malam itu, meski dengan perut kosong, keluarga Jengkok merasa hangat dan penuh harapan. Mereka tahu bahwa meskipun hidup mereka tidak selalu mudah, kebersamaan dan dukungan satu sama lain akan selalu membuat mereka kuat dan siap menghadapi segala tantangan.

Terpopuler

Comments

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

sedih banget jadi Gobed, tapi dia tetap kuat ya 😭😭😢😢❤❤❤

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2 Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3 Di Tertawakan Teman-Teman
4 Bau Mulut Yang Menyengat
5 Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6 Perlindungan Ketat
7 Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8 Rezeki Tak Terduga
9 Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10 Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11 Hari Yang Indah
12 Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13 Minggu Happy
14 Permulaan Yang Bagus
15 Makin Laris Deh
16 Momen Seru
17 Si Udin Pembawa Berkah
18 Kedatangan Pak Lurah
19 Gengsi Bu Lurah Selangit
20 Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21 Alarm Jadul
22 Beli HP Android Baru
23 Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24 Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25 Makin Mahir
26 Melejit Drastis
27 Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28 Si Udin Yang Membara
29 Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30 Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31 Kedatangan Pak Bupati
32 Beli Mobil Fortuner
33 Media Sosial Menembus Surga Dunia
34 Proyek Besar
35 Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36 Inspirasi Pak Mamat
37 Pondasi Awal Restoran
38 Hampir Selesai Restorannya
39 Interior Megah
40 Eh Pada Melongo
41 Grand Opening
42 Meledak !!
43 Kehadiran Presiden
44 Boss Sultan
45 Liburan Dulu Guys
46 Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47 Cinta Pertama Gobed
48 Fortuner Is The Best
49 Tembak Dooor Hehehe
50 Mengajak Ke Restorannya
51 Malu Ah
52 Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53 Makin Lengket
54 Polosnya Si Gobed
55 Cengingiran
56 Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57 Pagi Bahagia
58 Perkembangan Restoran
59 Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60 Keluarga Laila Terkejut
61 Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62 Malam yang Tidak Tenang
63 Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64 Pipi yang Digosok Cemburu
65 Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66 Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67 Beraksi
68 Makin Tegang
69 Malam Tak Terlupakan
70 Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71 Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72 Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73 Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74 Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75 Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76 Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77 Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78 Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79 Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80 Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81 Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82 Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83 Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84 Ciuman di Alun-Alun
85 Kebangkitan Cinta
86 Petualangan di Pagi Hari
87 Sore Semakin Syahdu
88 Laila Menatapnya Penuh Minat
89 Ujian Cinta
90 Manja dalam Cinta
91 Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92 Gobed Kebelet
93 Tepokan Gemas di Bokong Laila
94 Kembali ke Realitas
95 Video Jahil yang Menggemparkan
96 Cemburu Membara
97 Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98 Gobed Mengajak Cipokan Laila
99 Godaan Nakal di Telinga Laila
100 Kenangan Manis
101 Percakapan Konyol di Malam Minggu
102 Bisik-Bisik di Sekolah
103 Malam yang Menegangkan
104 Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105 Kejutan Manis di Malam Hari
106 Serunya Main Sepeda Bersama
107 Pesona Leher Laila yang Menggoda
108 Malam yang Tak Terduga
109 Kejutan di Balik Harapan
110 Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111 Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112 Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113 Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114 Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115 Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116 Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117 Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118 Bab 118: Keberanian Gobed
119 Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120 Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121 Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122 Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123 Bab 123: Janji di Tengah Malam
124 Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125 Bab 125: Percakapan dalam Diam
126 Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127 Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128 Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129 Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130 Bab 130: Meraih Asa Baru
131 Bab 131: Dalang di Balik Badai
132 Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133 Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134 Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135 Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136 Bab 136: Penerbangan Terakhir
137 Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138 Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139 Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140 Bab 140: Tertarik Mandau
141 Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142 Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143 Bab 143: Polisi Jengkel!
144 Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145 Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146 Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147 Bab 147: Kejutan Kedua
148 Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149 Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150 Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151 Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152 Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153 Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154 Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155 Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156 Bab 156: Kekacauan di SMK
157 Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158 Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159 Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160 Bab 160: Mencari Jati Diri
161 Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162 Bab 162: Tak Terhentikan
163 Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164 Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165 Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166 Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167 Bab 167: Tersekat dalam Oven
168 Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169 Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170 Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171 Bab 171: Deru Adrenalin
172 Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173 Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174 Bab 174: Gadis Di Ranjang
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Kehidupan di Ujung Gang Serta Kisah Jengkok dan Keluarga
2
Gobed Berangkat Ke Sekolahnya
3
Di Tertawakan Teman-Teman
4
Bau Mulut Yang Menyengat
5
Pocongan Berada Di Dapur Yang Kumuh
6
Perlindungan Ketat
7
Curhatan Dan Ketegangan Bu Guru
8
Rezeki Tak Terduga
9
Pagi Nomplok Dan Pocongan Usil
10
Keceriaan Si Pengepul Dan Gobed
11
Hari Yang Indah
12
Mimpi Tai Dan Rejeki Nomplok
13
Minggu Happy
14
Permulaan Yang Bagus
15
Makin Laris Deh
16
Momen Seru
17
Si Udin Pembawa Berkah
18
Kedatangan Pak Lurah
19
Gengsi Bu Lurah Selangit
20
Pencapaian Luar Biasa Dan Renovasi
21
Alarm Jadul
22
Beli HP Android Baru
23
Bapak Ibu Ku Bingung Dengan Android
24
Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
25
Makin Mahir
26
Melejit Drastis
27
Sujud Syukur Yang Mengharukan Dan Si Preman Udin
28
Si Udin Yang Membara
29
Selamat Tinggal Sekolah Dasar
30
Kabar Warung Pak Jengkok Menyebar Luas
31
Kedatangan Pak Bupati
32
Beli Mobil Fortuner
33
Media Sosial Menembus Surga Dunia
34
Proyek Besar
35
Moment Haru Bersama Pemulung Tua
36
Inspirasi Pak Mamat
37
Pondasi Awal Restoran
38
Hampir Selesai Restorannya
39
Interior Megah
40
Eh Pada Melongo
41
Grand Opening
42
Meledak !!
43
Kehadiran Presiden
44
Boss Sultan
45
Liburan Dulu Guys
46
Gobed Makin Gedhe Dan Pandangan Pertama
47
Cinta Pertama Gobed
48
Fortuner Is The Best
49
Tembak Dooor Hehehe
50
Mengajak Ke Restorannya
51
Malu Ah
52
Lulus Dan Naik Kelas Diselimuti Cemburu Hebat
53
Makin Lengket
54
Polosnya Si Gobed
55
Cengingiran
56
Ke Bukit Sodom Dan Hangatnya Tubuh Laila
57
Pagi Bahagia
58
Perkembangan Restoran
59
Dari Fortuner Ke Pajero 2024
60
Keluarga Laila Terkejut
61
Introgasi Malam Ayah Laila: Cinta vs Janji
62
Malam yang Tidak Tenang
63
Pagi yang Ceria dan Selipan Humor
64
Pipi yang Digosok Cemburu
65
Kembali Ke Rumah dan Video Call Penuh Hasrat
66
Kesempatan Emas Di Akhir Pekan
67
Beraksi
68
Makin Tegang
69
Malam Tak Terlupakan
70
Kebangkitan Pagi di Bawah Satu Selimut
71
Pertandingan Nafas Basi Dan Kepanikan Mereka Atas Kecerobohan Gobed
72
Pagi yang Panik: Petualangan Penuh Tawa dan Ketegangan
73
Pamit dengan Ciuman dan Canda - Menyambut Pulang
74
Pengakuan dan Ketegangan & Kisah Cinta dan Keluarga
75
Nanas dan Sprite - Percobaan Unik Menghadapi Kekhawatiran
76
Spaghetti, Canda, dan Kenangan Panik - Sebuah Malam Bersama
77
Perang Nafas di Pagi Hari - Romantis, Tapi Bau!
78
Cinta di Sekolah Baru - Gobed dan Laila Satu Sekolah Lagi
79
Malam Penuh Kejutan - Dari Game Board hingga Makanan Tak Terduga
80
Cinta di Tengah Cemburu dan Tawa
81
Rindu Masakan dan Kebahagiaan Keluarga
82
Kisah Cinta Laila dan Gobed - Di Antara Cinta dan Keluarga
83
Ciuman Terlarang di Perpustakaan
84
Ciuman di Alun-Alun
85
Kebangkitan Cinta
86
Petualangan di Pagi Hari
87
Sore Semakin Syahdu
88
Laila Menatapnya Penuh Minat
89
Ujian Cinta
90
Manja dalam Cinta
91
Laila dan Bahasa "Lu Gue"
92
Gobed Kebelet
93
Tepokan Gemas di Bokong Laila
94
Kembali ke Realitas
95
Video Jahil yang Menggemparkan
96
Cemburu Membara
97
Kecelakaan Pintu yang Bikin Malu
98
Gobed Mengajak Cipokan Laila
99
Godaan Nakal di Telinga Laila
100
Kenangan Manis
101
Percakapan Konyol di Malam Minggu
102
Bisik-Bisik di Sekolah
103
Malam yang Menegangkan
104
Pertengkaran Kecil di Pinggir Jalan
105
Kejutan Manis di Malam Hari
106
Serunya Main Sepeda Bersama
107
Pesona Leher Laila yang Menggoda
108
Malam yang Tak Terduga
109
Kejutan di Balik Harapan
110
Bab 110: Kejutan di Tengah Jalan
111
Bab 111: Petualangan Tak Terduga
112
Bab 112: Rencana Kecil yang Membesar
113
Bab 113: Ketegangan yang Tak Terduga
114
Bab 114: Berpikir di Antara Rasa
115
Bab 115: Sebuah Langkah Lebih Dekat
116
Bab 116: Keraguan dan Harapan Baru
117
Bab 117: Kejutan Tak Terduga
118
Bab 118: Keberanian Gobed
119
Bab 119: Hari Pertama Sebagai Pasangan
120
Bab 120: Rencana Penuh Kejutan
121
Bab 121: Pertemuan yang Tak Terduga
122
Bab 122: Pertemuan yang Membawa Kenangan
123
Bab 123: Janji di Tengah Malam
124
Bab 124: Ini Adalah Salah Satu Hari Terindah Dalam Hidupku
125
Bab 125: Percakapan dalam Diam
126
Bab 126: Harapan dan Tantangan di Depan Mata
127
Bab 127: Menghadapi Perubahan dan Rencana Besar
128
Bab 128: Lezatnya Dunia Ini
129
Bab 129: Langkah Baru Menuju Impian
130
Bab 130: Meraih Asa Baru
131
Bab 131: Dalang di Balik Badai
132
Bab 132: Carl Johnson dan Shotgun Misterius
133
Bab 133: Carl Johnson dan Aksi Kejar-kejaran di Jalanan
134
Bab 134: Carl Johnson, Buronan Impossible
135
Bab 135: Aksi Carl Johnson yang Tak Terhentikan
136
Bab 136: Penerbangan Terakhir
137
Bab 137: Persahabatan di Kalimantan
138
Bab 138: Uang Hasil Rampasan yang Memikat
139
Bab 139: Sifat Yang Sulit Hilang
140
Bab 140: Tertarik Mandau
141
Bab 141: Carl Johnson Melatih Mandau nya Lagi Agar Bisa Disuruh
142
Bab 142: Kejaran yang Tak Pernah Berakhir
143
Bab 143: Polisi Jengkel!
144
Bab 144: Carl Johnson dan Pijatan Tak Terduga
145
Bab 145: Carl Johnson Menjadi Rambo
146
Bab 146: Taktik Brutal Carl Johnson
147
Bab 147: Kejutan Kedua
148
Bab 148: "Kejar-Kejaran Lautan"
149
Bab 149: "Menembus Batas Lautan"
150
Bab 150: "Sang Arsenal Hidup"
151
Bab 151: "Tantangan Terbesar Carl Johnson"
152
Bab 152: "Pelarian Malam Carl Johnson"
153
Bab 153: "Dendam Manis Carl Johnson"
154
Bab 154: "Amarah Kepala Kapolres"
155
Bab 155: "Carl Johnson dan Aksi Nekatnya di Markas Militer"
156
Bab 156: Kekacauan di SMK
157
Bab 157: "Petualangan Tak Terduga di Rumah Kosong"
158
Bab 158: Polwan-Polwan Dalam Ketegangan
159
Bab 159: Kisruh di Asrama Putri
160
Bab 160: Mencari Jati Diri
161
Bab 161: Carl Johnson yang Tak Terhentikan
162
Bab 162: Tak Terhentikan
163
Bab 163: Uang yang Hilang Secara Misterius
164
Bab 164: Carl Johnson Menghadapi Pengepungan
165
Bab 165: Kejaran Tanpa Harapan
166
Bab 166: Ketertarikan di Tengah Toko Roti
167
Bab 167: Tersekat dalam Oven
168
Bab 168: Gadis Berpaha Putih Mulus Dan Seksi Membuat Carl Johnson Tak Tahan
169
Bab 169: "Murka Sang Bapak"
170
Bab 170: "Mengejar Kebebasan"
171
Bab 171: Deru Adrenalin
172
Bab 172: "Rampok ATM Mandiri"
173
Bab 173: "Perang Besar di Tengah Kota"
174
Bab 174: Gadis Di Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!