"Naon Cek Aing geh, Kalau dasarnya Buaya ya memang Buaya. Walau dibalut dengan baju koko" Sungut Nilam
"Maneh kunaon sih Nil, sewot bae titadi" (Kamu kenapa sih Nil, sewot terus dari tadi) kesal Arumi dengan mata yang berkaca-kaca
"Cerik sia Cerik....cerik gera Cerik!!! " (Nangis lo nangis..... nangis cepat nangis!!!) Bentak Nilam, Mata Arumi sudah berembun dan kemudian Arumi menangis sejadi-jadinya.
"Sakit Nil... Sakiit.... Kurang setia apalagi Ari urang teh!!!? " (aku ini) Arumi menangis dalam pelukan sahabat nya
"Terus keluarin semua " ucap Nilam lagi, Tangis Arumi semakin menjadi. Lagi sedih-sedih nya. Tiba-tiba Mas Tito tidak sengaja menjatuhkan Nampan yang terbuat dari Aluminium
"KON..... OL" Pekik Nilam Latah, berdiri dengan kedua tangan nya diangkat, kemudian tersasar lalu menutup mulutnya
"MAS TITO" Suara cempreng gadis subur itu. Arumi menyudahi tangisnya lalu dia tertawa.
"Maaf Neng ga sengaja, abis tangan mas licin" Ucap Tito sambil nyengir
"Lagian sih Neng Arum pakek Nangis, kan mas Tito ikut sedih. Tangan Mas Tito gemetar eh licin deh tangan mas" ucap Tito sambil duduk membawa kotak Tisu dan segelas es jeruk peras kesukaan Arumi.
"Makasih mas" Arumi mengambil Tisu. Menyeka ingus yang keluar. Dan kemudian dia meminum es jeruk peras nya.
"Udah kan nangisnya? " tanya Nilam, Arumi menggangguk.
"Maaf ya mas, bikin kacau " Ucap Arumi
"Santai aja Neng, bukan cuman Neng aja kok yang kalau patah hati Nangis. Mas Tito juga patah hati suka nangis. Uwaaaaaaa... Mboooo" Ucap Tito dengan pura-pura Nangis
"Dih udah mah jelek, Nangis..tambah jelek lagi" Sarkas Nilam
"Mbooooo... Hhhahahaha" Tito mengeraskan suara. Bu Retno mendengar suara tangisan anaknya berlari dari dalam rumah dengan tergopoh-gopoh
"Ada apa toh Le" tanya Bu Retno
"Mbok Tito dibilang Elek karo calon Bojoe Tito mbo" Lebay Tito mengadu.. 3 orang pegawai Tito tertawa dari dalam dapur
"Si Bos lebay banget" ucap Sari pegawai Tito
"Koe kaya ga tau si Bos ae Sar" sahut Partini
"Hooh Sar biasa Drama. Caper " Teguh menimpali
"Hus jangan gitu nanti, ga baik" Partini menasihati.
"Plak" Bu Retno menggeplak bahu anaknya
"Kirain si Mbok apa. Koe emang elek, wes nerima ae nasibmu itu" ucap Simbok
"Ish ga jadi nangis lah kalau gitu. Rungkad" Sungut Tito. Kembali ke arah kualinya karena ada beberapa pelanggan masuk.
Tito dengan sigap melayani pesanan Para pelanggan dibantu Partini.
"Arum, sing sabar. Mbok tahu kesetiaan mu, sedih boleh tapi jangan berlarut-larut" Bu Retno Menasehati, Arumi mengangguk sambil menyuapkan baksonya.
"Iya mba Arum. Buaya buntung mah buang aja kelaut. Eh tapi ganteng sih tadi Buaya nya" Sahut Partini sambil terkekeh geli
"Kamu bisa aja Par" Sahut Arumi.
"Mas Tito kata mas tadi patah hati kenapa? " tanya Arumi penasaran
"Itu lo Rum, kemarin Si Tito elek itu ngelihat bojoe ngobrol berduan sama Si Jaka sambil tertawa" Sahut Bu Retno
"Huk huk" Nilam tersedak sebutir bakso. Arumi menepak tengkuk sahabatnya
"Pluk" Sebutir bakso utuh menggelinding jatuh kelantai
"Mas Tito tanggung jawab bakso ku jatuh. Ganti rugi semangkok lagi" ucap Nilam
"Eh gembrot. Maneh yang kesedak kenapa minta ganti rugi" protes Arumi. Bu Retno tersenyum saja melihat kelakuan Nilam, menurut nya sifat dan karakter gadis itu mirip dengannya. .
"Eh iya si Mbok lupa tadi mau ngasih kue kan sama kalian. Sek sebentar tak ambilkan" Bu Retno hendak berdiri.
"Biar Sari saja Mbok" teriak Sari dalam dapur. Tak lama Sari membawa Nampan dan dua kantong kresek
"Ini Mba kue buatan simbok Sama calon mantunya" ucap Sari menaruh kue dimeja Arumi sambil mulutnya menunjuk Nilam.
Arumi menengok arah bibir yang di tuju Sari
"Aish Koe ini Sar, mana mau Nilam sama Si Tito yang Elek itu" kelakar Bu Retno. Arumi tercengang mendengar.
"Si Mbok sekali-kali toh mbok muji anak'e. Jangan jelek-jelekan aja" protes Tito sambil memberikan semangkok bakso dengan isian Full."Bakso Spesial untuk bidadari'e mas Tito" ucap Tito Lalu ikut duduk didepan Nilam. Tangannya menopang Dagu memandangi Nilam. Nilam ditatap seperti itu nampak salting.
"Kenyataan" Sahut Bu Retno bu Retno menengok kesamping sudah ada Tito disana "eh Ngapain koe ikut duduk, kasian toh siNdo jadi ga nafsu makan dipandangi seperti itu, dasar bocah gemblung" Bu Retno mengambil nampan lalu memukul kepala anaknya.
"Plak"
"KON... " Nilam langsung menutup mulutnya hampir keceplosan ngomong jorok
"Mbok sakit tahu " protes Tito sambil mengelus kepalanya. Reflek Nilam ikut mengelus. "Sakit ya mas" tanya Nilam Tito menggangguk sambil pura-pura sedih Nilam melakukan itu entah latah atau emang dari hati.
Beberapa detik Bu Retno teriak
"Pukul Nil" Reflek Nilam memukul Kepala Tito berkali sambil
"Uh uh uh uh nakal..nakal... Nakal" ucap Nilam. Mendapat pukulan itu Membuat bu Retno dan Arumi tertawa.
"Mbok" pekik Tito dan Nilam bangkit menunjuk-nunjuk siMbok
"Koe Retno jangan Kurang ajar karo Bojo ku iki" Ucap Nilam sambil telunjuk bergoyang-goyang "Eh eh" manggut-manggut karena melihat salah satu balita datang ke kedai dengan membawa balon sambil berjingkrak -jingkrak "Balon melutus eh nanti meletus eh " ucap Nilam lagi sambil tangannya menunjuk-nunjuk. Bu Retno yang latah juga ikut goyang-goyang.
"DOoor" Balon yang di pegang sang Bocah meletus. Karena di tusuk jarum oleh Ayahnya.
"KON..... T... L" teriak Nilam Retno dan Teguh Sambil Tangannya diangkat ke Atas.
"Gedubrag" teguh terkapar "eh mate..eh mate" ucapnya. Lalu bangkit dan jatuh lagi "aku maaaateee"
Para pelanggan tertawa cikikan
Ramai kedai bakso Mas Tito ada tiga orang latah
Setelah cape latah ketiga tersadar
"Eh maaf ya ibu-ibu, Bapak-bapak mas dan mba semua biasa orang latah" ucap Tito sambil nyengir
"Dor dor dor" bocah yang tadi meletuskan balon sekarang sedang bermain senapan-senapanan mengarah ke Teguh
"Aaakuuuu mate... Eh mateeeeee" teguh kembali kejengkang untung dibelakang nya ada ayah sang bocah memegangi. Bocah itu tertawa girang
"Ade ga boleh gitu" Ucap Sang Ibu, bocah malah itu berlari ke arah Nilam. Nilam yang masih sadar menggigit lidahnya biar tidak ikut latah
"Door dor dor" ucapnya
"ye ye ye yee ga mati ga mati" ucap Nilam
Sambil memeletkan lidah.
"Yah tante ga asik, ga kaya mas teguh, bisa mati" kesal bocah itu lalu duduk.
"Maafin anak saya ya Nilam" ucap sang ibu tidak enak, karena mereka saling kenal
"Ga papa mba Tun, namanya Bocah" jawab Nilam.
Lalu sang ibu menasihati nya.
"ade ga baik seperti itu, menggangu orang" ucap Mba Tun. Lalu ia melihat gelagat ayah anaknya akan usil buru-buru memasangkan Head seat ke anaknya dan memutar Video Cocomelon
...****************...
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments