Zivanna dan Max landing pagi ini, menuju Indonesia. Setelah mendarat mereka berdua di jemput oleh orang kepercayaan suami Zivanna yang dipercaya untuk mengurus perusahaan di Indonesia.
"Nyonya Zivanna," ucapnya membungkuk.
"Erick... Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?," tanya Zivanna, pada orang kepercayaan suaminya yang bernama Erick itu.
"Baik baik saja nyonya, maafkan saya karena tidak bisa mengurus perusahaan dengan baik hingga anda harus repot untuk pindah ke negara ini," ucap Erick merasa bersalah, karena saat ini perusahaan benar benar collapse parah.
Zivanna menggeleng dan tersenyum "Tidak, seharusnya aku yang minta maaf karena sudah merepotkan mu selama ini," ujar Zivanna.
"Itu sudah tugas saya nyonya, melaksanakan amanat tuan untuk membantu anda mengurus perusahaan," ucap Erick.
Erick melirik Max yang sedari tadi acuh pada interaksi dirinya dan Zivanna.
"Eum... Apakah ini adalah tuan muda?," tanya Erick.
Zivanna mengangguk
"Ya, namanya Maximilian Louis, putraku satu satunya," ucap Zivanna tersenyum memperkenalkan max pada Erick.
"Salam kenal tuan muda, Saya Erick baskara, orang kepercayaan tuan dan nyonya," ucap pria usia 50an itu sopan pada Max. Dia tau tentang Zivanna yang mengadopsi anak laki laki setelah mendiang tuan nya meninggal dan mengalami keguguran, dia tentu mendukung semua yang dilakukan Zivanna jika anak itu membuat nya melupakan kesedihan atas kehilangan kedua orang yang disayangi nya.
Max yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab.
Kesan Erick pada tuan mudanya ini adalah menurutnya Max adalah orang yang irit bicara. Pemuda yang memiliki sosok sempurna baik dari wajah maupun fisik, apalagi dia pernah mendengar cerita bahwa Max adalah pemuda yang terkenal sangat genius di London.
"Silahkan masuk nyonya, tuan muda, saya sudah menyiapkan Villa milik tuan untuk tempat tinggal anda dan tuan muda, seperti yang anda perintahkan," ucap Erick membuka pintu mobil mempersilahkan keduanya masuk.
Zivanna mengangguk lalu masuk kedalam mobil dan duduk dikursi belakang diikuti oleh Max. Sedangkan Erick menyetir didepan.
Tak lama mereka akhirnya sampai di Villa tempat nanti Zivanna dan Max tinggal untuk kedepannya.
"Max kamarmu ada di lantai atas ya, istirahat dulu gih pasti kamu capek abis perjalanan jauh," ucap Zivanna pada Max.
Max mengangguk
"Kalau gitu Max ke atas dulu ya," ujar Max, lalu pergi menuju lantai atas.
Setelah sampai di kamar nya, Max merebahkan tubuhnya di kasur, lalu menghubungi Gavin untuk memberitahu nya jika dia sudah di Indonesia.
>Aku sudah sampai, besok bertemu di tempat biasa
Gavin yang tengah berkutat dengan dokumen yang menumpuk di perusahaan melihat pesan itu. Tentu saja dia tau dimana tempat yang Max maksud, yaitu mansion milik Galileo dulu.
tanya Gavin >Di kawasan Villa Sky Recidence Setelah membalas pesan itu, Max menutup teleponnya, menutup matanya sejenak, lalu terpikirkan hal penting yang yang tiba tiba melintas dibenaknya. Max bangkit lalu mengambil jaketnya menuju lantai bawah. "Mam, aku mau keluar dulu ya, mau liat liat daerah sekitar sini," izin max pada Zivanna. "Max tidak capek?, kenapa tidak istirahat dulu saja," ujar Zivanna. Max menggeleng "Tidak Mam, aku bosan didalam kamar, jadi aku mau keluar saja," ucap Max Zivanna menghela nafas "Baiklah, tapi hati hati ya, kamu belum tau tentang daerah sini Max," ingat Zivanna. Max menganggukkan kepalanya "Baik Mam, aku hanya pergi sebentar kok," Max keluar dari Villa menggunakan mobil yang tadi digunakan Erick untuk menjemput mereka, karena mobil sport miliknya, masih diperjalanan dikirim ke negara ini. Max tentu sangat mengenal betul negara tempat kelahiran nya. Walaupun tinggal bertahun-tahun di luar negeri, tetapi daya ingatnya waktu hidup sebagai Leo, tidak pernah luntur. Setelah beberapa saat akhirnya max sampai di sebuah pemakaman khusus keturunan keluarga Fernandez. Ya Max berkunjung ke tempat pemakaman raga Galileo di semayamkan, Max tau tempat dirinya (raga Leo) dimakamkan dari Gavin yang memberitahukannya waktu berkomunikasi saat dirinya di London. Max melangkahkan kakinya dan berhenti tepat dibawah pohon rimbun dengan dedaunan yang sesekali gugur terkena semilir angin. Max menatap datar batu nisan di depannya yang tertulis namanya sendiri GALILEO FERNANDEZ 'sungguh aneh mendatangi makam sendiri' batin Leo dihatinya Max menghela nafas 'Galileo Fernandez sudah mati Dimata dunia, tetapi jiwaku masih hidup di raga Maximilian Louis,' 'Tunggu saat aku kembali membangkitkan klan Killer Crow, akan ku hancurkan kekuasaan tua Bangka itu,' Max mengepalkan tangan nya, menarik sudut bibirnya tersenyum dingin. Max menatap ke arah makam dirinya sendiri untuk terakhir kalinya, lalu berbalik meninggalkan makam dan masuk ke mobilnya kembali. . . . . . . . ***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
YuWie
wow..di indonesia ada mafia dan yg memimpin org asing semua..bukan Tarjo, Paijo ataupun Budi...heheheh
2024-11-21
0
Sutikno 23
datang keindonesia kemakamnya sendiri
2024-10-07
0
Maman Aja
nice🤛
2024-09-09
0