Terimalah Hukumanmu

Malam menjelang pagi, Kasandra perlahan membuka matanya dan tidak melihat Raynald. Hal itu membuat Kasandra menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian turun dari ranjang.

Tanpa sengaja Kasandra melihat ada dua paper bag di atas meja membuat Kasandra berjalan ke arah paper bag tersebut. Kasandra membuka paper bag tersebut dan melihat ada satu stel pakaian kerja Kasandra serta ada catatan kecil.

"Maaf, pagi-pagi sekali Aku ada meeting jadi tidak tega membangunkanmu. Aku belikan dua stel pakaian dan nanti sore akan datang pakaian dengan berbagai model jadi kamu tidak perlu mengambil pakaian di rumah orang tuamu."

"Aku sudah siapkan sarapan buatmu, jangan lupa untuk di makan."

Kasandra tersenyum membaca tulisan Raynald kemudian Kasandra mengambil paper tersebut lalu berjalan ke arah kamar mandi. Hingga lima belas menit kemudian Kasandra sudah selesai mandi dan memakai pakaian kerja.

Kasandra keluar dari kamarnya menuju ke meja makan., sampai di meja makan Kasandra melihat segelas susu dan dua roti yang berisi coklat kesukaan Kasandra.

"Darimana suamiku tahu kalau Aku suka coklat? Sudahlah Aku makan saja karena setelah ini Aku harus berangkat ke kantor." Ucap Kasandra.

Kemudian Kasandra makan roti tersebut setelah habis barulah Kasandra minum susu. Setelah selesai Kasandra berjalan ke arah pintu utama dan langsung di sambut oleh seseorang.

"Pagi Nyonya Muda." Sapa pria tersebut.

"Pagi, Maaf Anda siapa?" Tanya Kasandra.

"Kenalkan namaku Ken. Saya mendapatkan tugas dari Tuan Muda Raynald untuk mengantar kemanapun Nyonya Muda Raynald pergi." Jawab Ken.

"Baik. Kalau begitu antarkan Aku ke kantor." Ucap Kasandra.

"Baik, Nyonya Muda." Jawab Ken dengan patuh.

Kemudian mereka berjalan ke arah garasi mobil dan dengan sopan Ken membuka pintu mobil belakang pengemudi membuat Kasandra tersenyum.

"Terima kasih." Jawab Kasandra sambil tersenyum.

"Sudah menjadi tugas Saya, Nyonya." Ucap Ken sambil menutup pintu.

'Apa yang dikatakan Asisten Han memang benar kalau Nyonya Muda sangat sopan dan menghargai orang yang lebih rendah. Tidak seperti orang diluaran sana yang sangat sombong dan selalu merendahkan orang di bawahnya.' Ucap Ken dalam hati sambil masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Mobil itupun melaju dengan kecepatan sedang menuju ke kantor Kasandra. Hingga dua puluh menit kemudian Kasandra sudah sampai di kantor.

Kasandra duduk di kursi kerjanya dan dirinya teringat dengan kejadian semalam di mana mereka berbaring di ranjang yang sama.

Flash Back On

Belum ada lima menit tidur tiba-tiba Raynald terbangun dan memeluk tubuh mungil Kasandra membuat Kasandra memaksakan membuka matanya dan membalas memeluk pinggang Raynald.

"Maaf Aku sedang datang bulan." Ucap Kasandra ketika Raynald memegang kancing piama yang dikenakan Kasandra.

"Kalau begitu kita tidur saja dan tidak melakukan hal lain." Ucap Raynald.

Raynald tahu kalau saat ini Kasandra berbohong dan Raynald tidak memaksakan Kasandra untuk melakukan hubungan suami istri. Hal itu dikarenakan mereka baru saja menikah dan Raynald mengerti kalau Kasandra belum siap melakukan hal itu.

Flash Back Off

Kasandra menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dengan wajah bersemu merah.

'Untungnya ketika Aku berangkat kerja di pagi hari, Kak Raynald sudah pergi.' Ucap Kasandra dalam hati sambil tersenyum malu.

Amanda yang melihat tingkah Kasandra hanya tersenyum kemudian menggeser kursi kerjanya di mana kursi kerjanya ada rodanya.

'Kasandra, Aku mendengar gosip bahwa proyek terbesar perusahaan tidak bisa berjalan. Pimpinan kantor pusat sangat marah dan kemungkinan besar akan memecat karyawannya.' Bisik Amanda.

'Apa?' Tanya Kasandra dengan wajah terkejut dengan suara ikut pelan.

"Itu hampir dikomfirmasi dalam dua hari terakhir. Karena itulah Aku akan memberitahumu tentang hal ini." Ucap Amanda.

'Tabunganku saat ini tidak akan bisa bertahan bahkan untuk sebulan.' Ucap Kasandra dalam hati.

"Kasandra, ada apa denganmu? Rencana penting seperti ini bisa salah dengan sangat fatal. Apakah kamu sengaja ingin membubarkan departeman kita?" Tanya Ririn yang tiba-tiba datang sambil melempar dokumen ke meja Kasandra.

"Bukankah dokumen ini kamu yang mengerjakannya? Kenapa kamu menuduhku?" Tanya Kasandra yang tidak terima dirinya disalahkan.

"Aku menyerahkannya kepadamu secara pribadi, jadi jangan pernah berpikir Aku menyalahkanmu." Ucap Ririn yang tidak mau kalah.

"Kasandra, masuk ke ruanganku!" Perintah Manager yang tiba-tiba datang ke ruangan mereka.

Tanpa menjawab Kasandra berjalan ke arah ruangan Manager sedangkan Ririn yang melihatnya tersenyum menyeringai.

Kasandra kemudian masuk ke dalam ruangan Manager dan melihat suasana hatinya sedang buruk.

"Duduklah." Ucap Manager.

Tanpa menjawab Kasandra duduk di kursi di mana mereka duduk saling berhadapan.

"Jika Aku ingat dengan benar, kamu sudah bergabung di perusahaan selama tiga tahun sejak kamu datang ke perusahaan." Ucap Manager.

"Di tambah masa magang di universitas selama satu tahun menjadi empat tahun." ralat Kasandra.

"Kasandra, Aku melihat kalau kinerjamu di perusahaan ini akhir-akhir ini banyak sekali melakukan kesalahan. Di tambah kamu melakukan kesalahan terbesar dan berakibat sangat fatal. Jadi Pimpinan Pusat dengan sangat terpaksa memutuskan untuk memecatmu." Ucap Manager.

"Tapi orang yang mengerjakan proyek ini adalah Ririn." Ucap Kasandra membela diri.

"Tidak ada gunanya mengatakan apa pun. Mulai sekarang serahkan pekerjaan itu kepada Ririn. Perusahaan akan memberikanmu kompensasi tiga bulan gaji." Ucap Manager.

"Mulai sekarang cari pekerjaan lain dan serahkan semua pekerjaan yang masih tertunda atau yang sudah diselesaikan ke rekan kerjamu. Setelah itu bereskan semua barang-barangmu karena sebentar lagi ada karyawati baru yang akan menggantikanmu." Sambung Manager.

"Baik. Terima kasih Manager karena sudah membimbingku dan mengijinkan Aku ikut bergabung di perusahaan ini selama empat tahun." Ucap Kasandra berusaha untuk tegar.

"Sama-sama. Kamu pergilah ke HRD untuk menjalani prosedur pengunduran diri sekaligus mengambil uang pesangon." Ucap Manager.

Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan meninggalkan ruangan tersebut. Ririn yang melihat Kasandra berjalan ke arah ruangannya membuat Ririn ikut berjalan. Hingga mereka menghentikan langkahnya dan berdiri saling berhadapan.

"Kamu sepertinya di pecat dan sepertinya kamu sangat sedih karena tidak bisa menghidupi dirimu sendiri. Jika kamu kehilangan pekerjaan maka jangan salahkan Aku." Ucap Ririn sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu tunggulah pembalasanku. Selain itu Aku sangat mengandalkan kepintaranku dan keahlianku untuk menghidupi diriku sendiri karena sangat mudah bagiku untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari perusahaan ini." Ucap Kasandra penuh percaya diri kemudian Kasandra berjalan dan dengan sengaja menabrak bahu Ririn.

"Kamu ..." Ucap Ririn menggantungkan kalimatnya sambil menatap Kasandra dengan tatapan kebencian yang teramat sangat.

'Kasandra, tunggu saja penderitaanmu untuk selanjutnya karena Aku sangat bahagia jika melihatmu menderita.' Ucap Ririn dalam hati.

Ririn melihat Kasandra sedang merapikan barang-barangnya kemudian dimasukkan ke dalam kotak ukuran sedang.

Kasandra memberikan pekerjaan yang sudah selesai dan yang masih dikerjakan ke Amanda. Setelah selesai Kasandra mengetik surat pengunduran diri lalu di print.

Setelah selesai Kasandra pergi ke ruang HRD untuk memberikan surat pengunduran diri. Setelah mendapatkan pesangon Kasandra pergi dari perusahaan tersebut sambil membawa kotak yang berisi barang pribadi.

Kasandra menyetop taksi kemudian masuk ke dalam dan menyebutkan alamat yang di tuju yaitu alamat orang tuanya. Sebenarnya Kasandra malas ke rumahnya namun di kamarnya ada barang-barang pribadi peninggalan Ibunya. Karena itulah Kasandra terpaksa pergi ke rumah orang tuanya.

Skip

Kini Kasandra sudah sampai di rumah orang tuanya dan berjalan dengan santai sambil membawa kotak tersebut. Namun ketika Kasandra ingin masuk ke dalam kamarnya datang Veni sambil tersenyum jahat.

"Kakakku yang semalam tidak pulang pasti pergi bermain-main dengan pria diluaran sana dan sekarang baru pulang." Ucap Veni dengan nada menghina.

Tanpa menjawab Kasandra meletakkan kotak tersebut ke meja dekat pintu kamarnya namun ketika ingin membuka pintu kamar, Veni dengan sengaja mendorong tubuh Kasandra. Kasandra mundur dua langkah kemudian menatap Veni dengan tatapan tajam.

"Aku sedang berbicara denganmu. Apa kamu tidak dapat mendengar apa yang barusan Aku katakan?" Tanya Veni.

"Kamu tidak pulang kemarin malam, pria mana yang kamu sewa untuk tidur di hotel? Percaya atau tidak, Aku akan meminta Ayahku untuk mengusirmu." Sambung Veni dengan nada mengancam.

"Kamu tidak perlu kuatur tentang hal itu. Aku sekarang kembali ke sini untuk mengemasi barang-barangku dan pergi dari rumah ini. Selain itu apa urusanmu mencampuri urusan pribadiku? Pergilah!" Usir Kasandra.

Tanpa menjawab Veni ingin membuka pakaian Kasandra membuat Kasandra menahan ke dua tangannya agar pakaiannya tidak terbuka.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Kasandra dengan nada satu oktaf.

"Aku ingin mencari sesuatu untuk Aku gunakan sebagai bukti kejahatanmu. Kamu baru saja dicampakkan oleh Kevin, apakah kamu ingin segera mencari pengganti Kevin?" Tanya Veni dengan nada satu oktaf sambil berusaha menarik pakaian Kasandra.

"Hentikan!" Teriak Kasandra.

Kasandra langsung mendorong tubuh Veni hingga Veni terjatuh di lantai sedangkan Kasandra merapikan pakaiannya yang berantakan akibat ulah Veni.

Veni duduk di lantai sambil tersenyum menyeringai ketika tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju ke mereka.

'Terimalah hukumanmu.' Ucap Veni dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***