bab 2 awal pertemuan.

Mata tajam Kayvan juga Zack terus mengamati pergerakan garis di layar benda berbentuk persegi empat yang tampak terus menanjak naik.

" yess..." Kayvan nampak mengepalkan tangannya di depan dadanya.

Seulas senyum tipis tersungging di sudut bibirnya.

" selamat tuan muda, anda berhasil menaikkan kembali nilai saham anda setelah skandal semalam " kata Zack.

Kayvan sekali lagi menyeringai.

Seseorang telah memanfaatkan momen dirinya semalam.

Ada yang memotret dirinya saat ia membuka kaca helmnya.

Dan kemudian menjadikan itu sebagai alat untuk membuktikan jika dirinya memang benar benar tak layak untuk menjadi seorang presiden direktur HADI WIJAYA GROUP.

" tak semudah itu menjatuhkan diriku.

Mereka pikir hanya berbekal foto dari pengkhianat itu mereka akan bisa menjatuhkan saham dan namaku begitu saja.

Mimpi..." kata Kayvan dengan dingin dan pongahnya.

Senyum miring tersungging di salah satu sudut bibirnya.

Zack mengangguk.

" lalu apa yang akan kita lakukan padanya ?! " tanya Zack.

Semalam,

paskah kegiatan Kayvan hampir saja tertangkap oleh pihak berwajib.

Zack langsung melakukan pemeriksaan.

Dan benar apa yang di katakan oleh Kayvan. Ada seorang penyusup di antara kawan kawan Kayvan.

" biarkan saja, kita lihat sampai sejauh mana ia akan bertindak " jawab Kayvan.

" tetap awasi dia..." lanjut Kayvan.

" baik tuan muda..." bukan hanya Zack yang menjawab, tapi dua orang di bangku depan yang menjawab.

Keduanya adalah Yogi dan Samir.

dua pengawal pribadi yang lagi lagi di percaya dan di pilih oleh sang komisaris utama HADI WIJAYA GROUP tuan Roy Herald Hadi Wijaya untuk menjaga keselamatan sang putra semata wayang.

Bukan tanpa alasan pria yang bak mesin pengatur Kayvan itu melakukannya.

Ia tahu persis bagaimana posisi sang putra yang keselamatannya seolah selalu berada di ujung tanduk.

Bukan hanya karena Kayvan yang seorang pewaris satu satunya,

 tapi juga karena sepak terjang sang putra sebagai preman jalananlah yang membuatnya semakin mengkhawatirkan putranya itu.

Kayvan memiliki banyak musuh akibat sepak terjangnya di jalanan.

Meski tak dapat di pungkiri, hubungannya dengan sang putra tidaklah baik baik saja.

Tetap saja, kasih sayang sebagai orang tua tak bisa ia abaikan.

Mobil yang di tumpangi Kayvan mulai memasuki area pelataran parkiran gedung bertingkat itu.

mobil mewah itu terlihat melipir cantik di area parkiran depan lobi utama gedung bertingkat itu,

kemudian mobil itu terparkir dengan rapi di tempatnya yang seharusnya.

Yogi dengan cekatan keluar lebih dulu kemudian pria berbadan tegap itu pun segera membuka pintu untuk Kayvan.

Kayvan keluar dari mobil.

Pria itu tengah mengancingkan kancing jazznya ketika tanpa sengaja matanya menatap segerombolan anak anak kecil nampak berbaris rapi di depan pintu lobi samping gedung perkantoran itu.

Mata pemuda tampan itu pun menyipit dengan alis yang berkerut.

" kenapa bisa tiba tiba ada banyak anak anak kecil di sini ?! " tanya Kayvan kemudian.

" ini adalah terobosan baru executif direktur dalam rangka mengenalkan produk baru perusahaan kita yang menyasar anak anak tuan muda " jelas Zack.

" Davit ?! " tanya Kayvan dengan mata tak lepas menatap keriwehan di sana.

" ya tuan muda, direktur Davit menjadikan promosi ini melalui outing class untuk anak anak setingkat TK dan SD " jelas Zack lagi.

Kayvan mengangguk angguk sambil bibirnya terlihat sedikit mencebik.

Ia akui,

Saudara sepupunya itu memang memiliki otak yang cukup briliant.

Dan ia tahu....

Davit sengaja di posisikan oleh para pemegang saham sebagai rivalnya meski ia tahu Davit sendiri tak pernah menanggapi itu.

tiba tiba mata Kayvan menangkap sosok seorang gadis dengan penampilan yang sedikit berbeda.

Meski semua guru pendamping itu memakai hijab dan warna pakaian yang sama.

Tapi entahlah,

Di mata Kayvan....seseorang itu terlihat berbeda.

Jika guru yang lain memakai stelan celana meski tidak ketat.

Gadis itu berbeda, ia memakai gamis warna putih dengan hijab panjang warna hitam yang menjuntai menutupi dada juga punggungnya.

Bahkan tak jarang, hijab gadis itu terlihat berkibar tertiup angin.

Tak heran melihat hal itu tentu saja....

Area perkantoran ini memang terkenal memiliki hembusan angin yang cukup kencang dan besar.

Mungkin karena pelataran gedung ini yang langsung terhubung dengan jalan raya, mengakibatkan hal itu.

Gadis yang terus di tatap oleh Kayvan itu nampak paling sibuk mengatur anak anak itu.

Meski jarak mereka tak begitu dekat dengan Kayvan saat ini berada,

Tapi mata pria itu masih bisa menangkap dengan jelas sosok itu.

Kepala Kayvan sampai ikut miring demi terus mengikuti pergerakan gadis itu.

Mata Kayvan tak lepas terus menatap gadis berhijab lebar itu.

" tuan muda...komisaris sudah menunggu anda " kata Zack membuyarkan perhatian Kayvan dari gadis itu.

Kayvan menoleh kepada Zack.

" anda sudah di tunggu..." kata Zack lagi.

" hmmm..." jawab Kayvan.

Sekali lagi, Kayvan masih menoleh ke arah samping sana.

Seolah ada medan magnet yang menarik perhatiannya untuk menoleh ke arah di mana ada gadis itu.

Tapi ia tak lagi melihat sosok itu.

Kemudian Kayvan pun melangkahkan kakinya menuju pintu lobi utama dengan di ikuti tiga orang di belakangnya.

Sementara itu, Rombongan anak anak TK yang di dampingi oleh 7 orang guru pendamping nampak di terima oleh perwakilan dari pihak perusahaan pengundang.

" selamat datang ibu...perkenalkan saya Dimas manager humas dan ini pak Agung manager produksi di perusahaan ini "

Dua orang pria dari beberapa orang di ruangan itu nampak memperkenalkan diri di hadapan guru guru wanita pendamping itu dengan menangkup kedua tangan mereka di depan dada.

Dari penampilan para guru guru itu, kedua pria itu sudah bisa mengambil sikap.

Guru guru itu kesemuanya berhijab.

" iya pak terimakasih atas undangan dan sambutannya.

Kami dari TK Albeer Al Karim mengucapkan terimakasih.

Saya Zalwa selaku kepala sekolah TK ini.

Mewakili yayasan kami sungguh mengucapkan banyak banyak terimakasih karena pihak perusahaan anda berkenan menerima proposal yang kami ajukan " seorang gadis cantik dengan wajah yang begitu lembut berkata dengan sopan.

Kecantikan gadis itu cukup membuat dua orang di hadapannya terpana menatapnya sejenak.

Bahkan pak Agung selaku manager produksi sampai mengangkat satu alisnya demi menatap gadis di hadapannya itu.

Seakan sulit di percaya,

Di lihat dari wajahnya.

Nampaknya gadis itu masih muda, mungkin usianya masih kisaran 20 tahunan.

Tapi ia sudah menjadi seorang kepala sekolah.

Pasti gadis itu sangat pintar.

Wajah putih bersih dengan bibir tipis dan mungil semerah cerry.

Tak ada make up tebal yang menghiasi wajah cantik gadis itu.

Hanya ada make up tipis yang menghiasi wajahnya, namun itupun sudah menyempurnakan kecantikan gadis itu dengan begiru luar biasanya.

" ah iya bu...mari kami akan langsung membawa anak anak didik ibu menuju ruang pengepakan.

Mohon maaf....kami tidak bisa membawa anda dan anak anak didik anda ke ruang produksi.

Sesuatu yang sedang kami promosikan ini adalan makanan, karenanya kami sangat menjaga betul kesterilan ruangan " jelas pak Agung sang manager produksi.

" tidak apa apa pak, kami mengerti " jawab gadis itu kemudian.

Tak lama,

Rombongan itu nampak melangkah dengan berjajar rapi dan terkoordinir menuju ruang yang di tuju.

Sepanjang perjalan menuju gedung belakang.

Tepatnya gedung produksi dan pengepakkan yang walau memiliki pintu masuk yang menyatu dengan gedung office.

Namun sebenarnya memiliki gedung yang terpisah dengan gedung tempat mereka masuk tadi.

Rombongan anak anak TK itu cukup menyita atensi perhatian para pekerja yang tak sengaja berpapasan dengan mereka.

Sementara itu di sebuah ruangan di dalam gedung utama.

Kayvan nampak berdiri dengan tegak di hadapan cukup banyak orang yang duduk melingkari meja oval di hadapannya.

Di sisinya duduk dengan tenang seorang pria yang memiliki paras hampir sebelas dua belas dengan Kayvan.

Hanya saja wajah pria itu terlihat telah jauh berumur.

Dia adalah tuan Roy Hadi Wijaya.

Di seberang tuan Roy duduk pria tampan lainnya yang tak lain adalah sepupunya.

Dia adalah Davit Mahendra Sukon.

Kayvan terlihat sibuk menjelaskan tentang gambar yang kini terpampang jelas di layar monitor di hadapannya.

" di gedung ini tetap akan menjadi pusat kendali proyek baru kami ini.

Hanya saja, proses produksinya saja di sana " terang Kayvan di akhir penjelasannya.

Penjelasan pria tampan itu tampak bisa di mengerti dengan jelas oleh relasi bisnisnya itu.

" so...kami membutukan keputusan anda saat ini juga. Jujur kami tak punya banyak waktu untuk menunggu lebih lama keputusan dari perusahaan anda " kata Kayvan dengan tegas.

" dan asal anda tahu, kami masih mempunyai beberapa kandidat lain selain perusahaan anda.

Jangan khawatir, tidak masalah bagi kami jika anda menolak kami " kata Kayvan lagi.

Terdengar arrogant memang. Tapi memang itulah jati diri seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya.

Sombong, angkuh dan tanpa tedeng aling aling.

Dan satu lagi....

Tidak mau di bantah.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

selalu bagus ceritanya

2024-09-12

1

indy

indy

menyimak

2024-09-02

0

Ninik

Ninik

sepertinya ini jg bagus ceritanya seperti yg sudah sudah

2024-09-02

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Kayvan
2 bab 2 awal pertemuan.
3 bab 3 deal
4 bab 4 kedua kalinya
5 bab 5 Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi
6 bab 6 tatapan mata Kayvan.
7 bab 7 mulai semakin memperhatikan
8 bab 8 Kayvan yang dingin
9 bab 9 kembali melihat
10 bab 10 mulai mendekat
11 bab 11 mulai memaksa
12 bab 12 menguntit
13 bab 13 yang sebenarnya
14 bab 14 tak berdaya
15 bab 15 pemaksaan.
16 ba 16 pemaksaan 2
17 bab 17 amarah Kayvan yang mengerikan
18 bab 18 bengisnya Kayvan
19 bab 19 Kayvan dan Zalwa
20 bab 20 gila
21 bab 21 kenyataan pahit
22 bab 22 Zakaria
23 bab 23 kembali tersulut
24 bab 24 hukuman Kayvan
25 bab 25 hukuman Kayvan 2
26 ban 26 absurd
27 bab 27 tekanan
28 bab 28 tak tega
29 bab 29 sedikit perhatian
30 bab 30 sebersit rasa takut
31 bab 31 berontak 1
32 bab 32 berontak 2
33 bab 33 perlawanan berujung fatal
34 bab 34 Kayvan yang egois
35 bab 35 sedikit lembut
36 bab 36 masih lembut
37 bab 37 di panggil ke pondok
38 bab 38 penyesalan umi Zhahira.
39 bab 39 hati dua orang wanita
40 bab 40 kemarahan Kayvan
41 bab 41 ternyata
42 bab 42 pertemuan
43 bab 43 di akui
44 bab 44 " atau...hanya obsesi
45 bab 45 brutal
46 bab 46 tercapai....
47 bab 47 intimidasi....
48 bab 48 sah......
49 ban 49 babak baru kehidupan Zalwa
50 bab 50 kenangan masa lalu
51 bab 51 menghindar
52 bab 52 sendiri
53 bab 53 dalam diam
54 bab 54 izin
55 bab 55 luapan kemarahan
56 ban 56 pasrah
57 bab 57 berusaha meredam
58 bab 58 menyerahkan diri
59 bab 59 menyerahkan diri 2
60 bab 60 sentuhan lembut
61 bab 61 sebuah keputusan
62 bab 62 wanita lain
63 bab 63 kemarahan Zalwa
64 bab 64 menggoda
65 bab 65 sama sama kena
66 bab 66 bersikap manis
67 bab 67 pemahaman Zalwa
68 bab 68 mulai terbuka
69 bab 69 sebuah hadiah
70 bab 70 yang sebenarnya
71 bab 71 pelajaran untuk Okta
72 bab 72 memperkenalkan
73 bab 73 sedikit tentang masa kecil Kayvan
74 bab 74 mengancam
75 bab 75 perhatian tak sengaja
76 bab 76 sindiran
77 bab 77 sedikit menjadi terang
78 bab 78 kelembutan seorang Zalwa untuk Kayvan.
79 bab 79 pertemuan
80 bab 80 perasaan yang salah.
81 bab 81 salah paham
82 bab 82 pertengkaran hebat 1
83 bab 83 pertengkaran hebat 2
84 bab 84 persekongkolan jahat
85 bab 85 membuat perhitungan.
86 bab 86 mengikuti alur
87 bab 87 drama
88 bab 88 di sayangi
89 bab 89 mengalah
90 bab 90 mengalah 2
91 bab 91 " aku akan merawatmu....
92 bab 92 menghadapi dengan kelembutan
93 bab 93 sabar
94 bab 94 menjadi manja
95 bab 95 ancaman
96 bab 96 ancaman2
97 bab 97 menumpahkan rasa
98 bab 98 permintaan Zalwa
99 bab 99 bersih bersih Kayvan
100 bab 100 kelembutan Zalwa untuk Kayvan.
101 bab 101 tentang Zahra
102 bab 102 drama kelahiran
103 bab 103 baby Reysaka
104 bab 104 Kayvan masih panik
105 bab 105 Zalwa yang labil
106 bab 106 end
Episodes

Updated 106 Episodes

1
bab 1 Kayvan
2
bab 2 awal pertemuan.
3
bab 3 deal
4
bab 4 kedua kalinya
5
bab 5 Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi
6
bab 6 tatapan mata Kayvan.
7
bab 7 mulai semakin memperhatikan
8
bab 8 Kayvan yang dingin
9
bab 9 kembali melihat
10
bab 10 mulai mendekat
11
bab 11 mulai memaksa
12
bab 12 menguntit
13
bab 13 yang sebenarnya
14
bab 14 tak berdaya
15
bab 15 pemaksaan.
16
ba 16 pemaksaan 2
17
bab 17 amarah Kayvan yang mengerikan
18
bab 18 bengisnya Kayvan
19
bab 19 Kayvan dan Zalwa
20
bab 20 gila
21
bab 21 kenyataan pahit
22
bab 22 Zakaria
23
bab 23 kembali tersulut
24
bab 24 hukuman Kayvan
25
bab 25 hukuman Kayvan 2
26
ban 26 absurd
27
bab 27 tekanan
28
bab 28 tak tega
29
bab 29 sedikit perhatian
30
bab 30 sebersit rasa takut
31
bab 31 berontak 1
32
bab 32 berontak 2
33
bab 33 perlawanan berujung fatal
34
bab 34 Kayvan yang egois
35
bab 35 sedikit lembut
36
bab 36 masih lembut
37
bab 37 di panggil ke pondok
38
bab 38 penyesalan umi Zhahira.
39
bab 39 hati dua orang wanita
40
bab 40 kemarahan Kayvan
41
bab 41 ternyata
42
bab 42 pertemuan
43
bab 43 di akui
44
bab 44 " atau...hanya obsesi
45
bab 45 brutal
46
bab 46 tercapai....
47
bab 47 intimidasi....
48
bab 48 sah......
49
ban 49 babak baru kehidupan Zalwa
50
bab 50 kenangan masa lalu
51
bab 51 menghindar
52
bab 52 sendiri
53
bab 53 dalam diam
54
bab 54 izin
55
bab 55 luapan kemarahan
56
ban 56 pasrah
57
bab 57 berusaha meredam
58
bab 58 menyerahkan diri
59
bab 59 menyerahkan diri 2
60
bab 60 sentuhan lembut
61
bab 61 sebuah keputusan
62
bab 62 wanita lain
63
bab 63 kemarahan Zalwa
64
bab 64 menggoda
65
bab 65 sama sama kena
66
bab 66 bersikap manis
67
bab 67 pemahaman Zalwa
68
bab 68 mulai terbuka
69
bab 69 sebuah hadiah
70
bab 70 yang sebenarnya
71
bab 71 pelajaran untuk Okta
72
bab 72 memperkenalkan
73
bab 73 sedikit tentang masa kecil Kayvan
74
bab 74 mengancam
75
bab 75 perhatian tak sengaja
76
bab 76 sindiran
77
bab 77 sedikit menjadi terang
78
bab 78 kelembutan seorang Zalwa untuk Kayvan.
79
bab 79 pertemuan
80
bab 80 perasaan yang salah.
81
bab 81 salah paham
82
bab 82 pertengkaran hebat 1
83
bab 83 pertengkaran hebat 2
84
bab 84 persekongkolan jahat
85
bab 85 membuat perhitungan.
86
bab 86 mengikuti alur
87
bab 87 drama
88
bab 88 di sayangi
89
bab 89 mengalah
90
bab 90 mengalah 2
91
bab 91 " aku akan merawatmu....
92
bab 92 menghadapi dengan kelembutan
93
bab 93 sabar
94
bab 94 menjadi manja
95
bab 95 ancaman
96
bab 96 ancaman2
97
bab 97 menumpahkan rasa
98
bab 98 permintaan Zalwa
99
bab 99 bersih bersih Kayvan
100
bab 100 kelembutan Zalwa untuk Kayvan.
101
bab 101 tentang Zahra
102
bab 102 drama kelahiran
103
bab 103 baby Reysaka
104
bab 104 Kayvan masih panik
105
bab 105 Zalwa yang labil
106
bab 106 end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!