pertemuan pertama

***

saat semua siswa sedang fokus melaksanakan praktek, Arumi melangkahkan kaki menuju ruang seni. ia selalu memanfaatkan waktu luang melukis diruangan tersebut. tangan nya mulai menggoreskan kuas menguasai papan kanvas. bergerak mengikuti isi hati yang sedang lelah.

sejujurnya dirinya tidak bisa fokus melakukan aktivitas nya. teringat pagi tadi, ponselnya berbunyi mengabarkan bahwa ia harus kerumah sakit untuk kembali memberikan darahnya untuk sang kakak arini.

Bukan kata terima kasih yang didapat setelah jarum yang tertancap di lengan nya dicabut. namun kata-kata yang menyayat hati disebabkan ia sedikit lama untuk tiba di rumah sakit.

Sungguh malang memang. ingin ia marah melampiaskan smua nya namun hati kecilnya tidak tega melihat kondisi kakanya. keuangan keluarganya yang hanya cukup untuk biaya rutin kakaknya. membuat nya harus merelakan darahnya setiap dibutuhkan. tentu untuk menambah biaya stok darah mereka sudah tidak mampu.

memikirkan itu semua membuat airmata nya tak terbendung. lukisan bunga mawar yang sedari tadi dibuatnya sudah selesai. ruangan hening itu kini dipenuhi isakan tangisnya. membanyangkan darahnya yang harus selalu dipaksa ambil dari tubuh kecilnya membuatnya nya terluka. sedangkan orang tua nya sekalipun tidak pernah menampakkan kasih sayang nya.

Tanpa disadari, ada seseorang dibalik lemari yang mendengar isakan nya. seorang laki-laki sedang tertidur namun kini terganggu oleh suara pilu itu. karena penasaran ia mengintip, netra nya menangkap arumi yang sedang sesenggukan. pundak nya bahkan naik turun.

Kapan lagi arumi bisa menumpahkan tangis nya jika tidak ditempat ini? hanya ini tempat ternyaman yang ia tahu untuk melampiaskan kegundahan hati.

Namun ketika sedang asyik menangis, telinganya menangkap suara dering ponsel. seketika kesibukan nya terganggu. meraih ponselnya namun tidak ada panggilan.

Laki-laki disudut sana sedang kelabakan meraih ponsel dari kantong celana yang sialnya malah terlepas dari genggaman. mungkin refleks dirinya yang gugup sedang menguasai membuatnya bertingkah sembrono. atau merasa bersalah sudah menguping secara tidak sengaja.

Ponsel itu kini menyentuh ujung sepatu arumi yang melihat keberadaanya. belum sempat ia klarifikasi, arumi sudah melesat keluar. kemungkinan besar arumi merasa malu. "atau bisa jadi marah"?

laki-laki yang diketahui bernama ardian tersebut bermonolog. lantas ia mengalihkan perhatian nya pada kanvas yang dipenuhi ratusan tangkai bunga mawar yang dibuat oleh arumi.

"dia bahkan belum sempat memberikan nama lukisan nya" ucap ardian dalam hati lalu membubuhkan tanda pengenal dibawah lukisan nya.

***

Pagi hari nya dikelas arumi, sang wali kelas masuk diikuti seorang siswa laki-laki. bisa dipastikan dia anak baru karena hampir semua mata terutama kaum perempuan memandang kagum bahkan lupa mengedipkan mata.

Namun keriuhan itu tidak sama sekali mengganggu si tampan. tatapan nya fokus pada satu siswi yang hanya fokus baca buku tanpa perduli keriuhan tersebut.

Tatapan matanya menyiratkan "si anak cengeng" sambil tersenyum simpul.

kebetulan yang direncanakan, sera rupanya telah menyuruh sahabatnya duduk dibangku lain supaya bangku disamping nya bisa diduduki oleh ardian. keduanya saling melempar senyum. dari interaksi kedua nya dapat disimpulkan bahwa mereka sudah saling mengenal.

kelas dimulai, seperti biasa jika ada pertanyaan. arumi dan sera akan mengangkat tangan untuk menjawab. bisa dibilang rebutan. bu Anya hanya menghela nafas. "yang lain" tandas nya.

Hal itu membuat mereka berdua saling melempar tatapan. jika tatapan yang arumi berikan hanya tatapan biasa. lain dengan sera yang memberikan tatapan mautnya.

Ketika waktu istirahat tiba, sebuah suara yang familiar ditelinga arumi memanggilnya. dan benar saja itu suara Luna ibunya sera. kali ini bukan sera yang memberikan kotak bekal melainkan kotak itu berada ditangan wanita paruh baya tersebut.

Luna memulai argumennya sambil menyentuh tangan arumi. "sera-ku sangat menyukai belajar. ia ingin menjadi kebanggaan ibunya. dan membahagiakan ibunya. apa kamu senang kalau bibi bahagia? pertanyaan nan lembut mendayu-dayu namun menyiratkan ketegasan kini mengharapkan sesuatu keluar dari mulut arumi.

Ini lah alasan arumi selalu mengalah pada sera. bibi arumi yang tinggal bersamanya selama ini bekerja sebagai maid dirumah sera. Arumi hanya bisa mengangguk sambil berucap "maaf bibi. rumi tidak bermaksud membuat bibi sedih"

kata penenang itu mengantarkan luna untuk pulang. "titip salam untuk sera ya" ,

senyum hangat nya selalu bisa menutupi keegoisan nya

Arumi tidak pernah menyampaikan kalimat itu pada sera. mengingat ia harus menahan diri demi sera sudah menambah beban pikiran nya.

Ketika arumi berjalan melewati taman sekolah. tanpa sengaja ia mendengar suara sera. "kamu bercanda? mana mungkin aku menikah diusia begini?. aku bahkan bercita-cita menjadi balerina". aku memang menyukaimu tapi tidak secepat ini juga ar...

Arumi terhenti mendengar suara itu. bahkan suara tertawa sera sangat khas ditelinganya. " siapa juga yang mau menikah diusia semuda ini" ucap arumi dalam hati. ia bahkan tersenyum aneh walau hanya memikirkan nya saja.

To be continue

Terpopuler

Comments

namjoon_skyi

namjoon_skyi

Kasian pembaca yang gak sabar nunggu cerita ini terus thor, update dong!

2024-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 tentang Arumi
2 pertemuan pertama
3 luka
4 perjodohan
5 tentang ardian
6 siapa...
7 pertemuan keluarga
8 kesepakatan
9 Tidak diterima
10 Fakta
11 sebenarnya apa maumu
12 jalan pintas
13 Pria Hebat
14 Bahagia
15 Bukan Akhir
16 Aku Akan Menjagamu
17 Aku Memilihmu
18 Harus Berakhir
19 Sebaiknya Berpisah
20 Ikut Katamu Saja
21 Hidup Baru
22 Yang Sebenarnya
23 Yang Sebenarnya Terjadi
24 Perjuangan Ardian
25 Mengejar ketertinggalan
26 Semua Sudah Berlalu
27 Mengasah Bakat
28 Luka Yang di Simpan Nenek
29 Peringatan Sera
30 Pengakuan Gery
31 Kepergian Nenek
32 Keadaan Baru
33 Katakanlah Jika Ya
34 Jebakan Rangga
35 Semakin Menarik
36 Kecelakaan Ardian
37 Siaga Satu
38 Kelicikan Hito
39 Kembali Ke Semula
40 Hidup Harus Terus Berjalan
41 Perasaan Bersalah
42 Kembalinya Ardian
43 Kekalahan Rangga
44 Kepergian Anya
45 Keputusan Sera
46 Gia
47 Tidak Percaya Diri
48 Cinta Arumi
49 Kebencian Gia
50 Perlawanan Arumi
51 Terluka
52 Kejujuran Sarah
53 Takkan Terganti
54 Kembalinya Sera
55 Aku yang Salah
56 Dendam
57 Tak Bisa Bersama
58 Menikah
59 Kecelakaan Hebat
60 Berlapang Dada
61 Pergi
62 Terlambat
63 Waktu Yang Tepat
64 Selera Yang Telah Berubah
65 Ketekunan dan Keyakinan
66 Sakit
67 Pria Itu
68 Mana Janjimu
69 Kamu Lagi
70 Bertahan Atau Melepaskan
71 Ini Aku
72 Maaf
73 Cinta Luar Biasa
74 Hanya Bahagia
75 Dokter Pribadi
76 Masalah Baru
77 Dokter Hebat
78 Dokter Hebat II
79 Pengantin Cantik
80 Curiga
81 Aku Mencintaimu
82 Kabar Bahagia
83 Anggota Baru
84 Perlahan-lahan
85 Tangisan Haru
86 Semua Akan Membaik
87 Insiden
88 Ku Ucapkan Dengan Indah
89 Terlewat
90 Bersujud
91 Penghianat
92 Sempurna
93 Pergi
94 AYAH
95 Jangan Pernah Berubah
96 Masa Lalu
97 Cinta Arumi
98 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
tentang Arumi
2
pertemuan pertama
3
luka
4
perjodohan
5
tentang ardian
6
siapa...
7
pertemuan keluarga
8
kesepakatan
9
Tidak diterima
10
Fakta
11
sebenarnya apa maumu
12
jalan pintas
13
Pria Hebat
14
Bahagia
15
Bukan Akhir
16
Aku Akan Menjagamu
17
Aku Memilihmu
18
Harus Berakhir
19
Sebaiknya Berpisah
20
Ikut Katamu Saja
21
Hidup Baru
22
Yang Sebenarnya
23
Yang Sebenarnya Terjadi
24
Perjuangan Ardian
25
Mengejar ketertinggalan
26
Semua Sudah Berlalu
27
Mengasah Bakat
28
Luka Yang di Simpan Nenek
29
Peringatan Sera
30
Pengakuan Gery
31
Kepergian Nenek
32
Keadaan Baru
33
Katakanlah Jika Ya
34
Jebakan Rangga
35
Semakin Menarik
36
Kecelakaan Ardian
37
Siaga Satu
38
Kelicikan Hito
39
Kembali Ke Semula
40
Hidup Harus Terus Berjalan
41
Perasaan Bersalah
42
Kembalinya Ardian
43
Kekalahan Rangga
44
Kepergian Anya
45
Keputusan Sera
46
Gia
47
Tidak Percaya Diri
48
Cinta Arumi
49
Kebencian Gia
50
Perlawanan Arumi
51
Terluka
52
Kejujuran Sarah
53
Takkan Terganti
54
Kembalinya Sera
55
Aku yang Salah
56
Dendam
57
Tak Bisa Bersama
58
Menikah
59
Kecelakaan Hebat
60
Berlapang Dada
61
Pergi
62
Terlambat
63
Waktu Yang Tepat
64
Selera Yang Telah Berubah
65
Ketekunan dan Keyakinan
66
Sakit
67
Pria Itu
68
Mana Janjimu
69
Kamu Lagi
70
Bertahan Atau Melepaskan
71
Ini Aku
72
Maaf
73
Cinta Luar Biasa
74
Hanya Bahagia
75
Dokter Pribadi
76
Masalah Baru
77
Dokter Hebat
78
Dokter Hebat II
79
Pengantin Cantik
80
Curiga
81
Aku Mencintaimu
82
Kabar Bahagia
83
Anggota Baru
84
Perlahan-lahan
85
Tangisan Haru
86
Semua Akan Membaik
87
Insiden
88
Ku Ucapkan Dengan Indah
89
Terlewat
90
Bersujud
91
Penghianat
92
Sempurna
93
Pergi
94
AYAH
95
Jangan Pernah Berubah
96
Masa Lalu
97
Cinta Arumi
98
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!