Chapter 6 - Bertemu

\= Tujuh tahun kemudian. Salah satu bandara internasional. Kota J \=

"Kau yakin tidak mau ikut menginap di hotelku, Mei?"

Kepala wanita cantik itu mengangguk kecil.

"Tidak Tuan... Anda mau saya pesankan sesuatu? Mungkin yang 'hangat-hangat' untuk malam ini?"

Kekehan pelan terdengar dari pria di depannya itu. Senyumannya melebar, memperlihatkan ketampanannya yang memabukkan. Salah satu tangannya berusaha meraih dagu Mei, yang langsung dihindari wanita itu.

"Kau masih belum berubah, Mei. Masih belum percaya."

Senyuman pria itu dibalas Mei dengan senyuman sinis yang sama.

"Saya akan percaya kalau melihat Anda hidup selibat. Sayangnya, sampai tadi malam, saya melihat Anda masih senang bertukar air liur dengan mereka yang berp*yudara besar."

"Hanya sebatas itu, Mei. Tidak lebih. Aku bersumpah!"

Membuka pintu mobil berwarna hitam di depannya, Mei masih memperlihatkan senyumannya.

"Simpan sumpah itu untuk pasangan Anda nanti, sir. Jangan untuk saya."

Cemberut, pria berambut hitam itu akhirnya masuk ke mobil. Pria itu tampak masih berusaha mengatakan sesuatu, sampai Mei membanting pintu di depan hidungnya.

Wanita itu mengetuk pintu pengemudi dan memberi tanda. Ia juga memberikan lambaian pada lelaki di balik kaca yang terlihat mengacungkan jari tengahnya geram.

Tawa masih tertinggal di mulut Mei, sampai ia melakukan panggilan pada seseorang. Tidak lama, mobil sedan kecil terparkir di depan matanya. Seseorang menghampiri dan memberikan kunci padanya.

"Terima kasih. Saya akan mengembalikannya sesuai perjanjian."

"Oke, non. Tidak masalah."

Tidak sampai 10 menit kemudian, wanita itu telah menelusuri jalanan di kota J.

Saat menyusurinya, ia sadar telah banyak yang berubah di kota ini. Bangunan yang tadinya dikenalinya dulu, kini berubah menjadi bangunan lain atau pun rata dengan tanah. Jalanan yang dulu sering ia lewati, kini telah dibangun banyak jalur baru dan infrastruktur yang jauh lebih canggih.

Ia hampir tidak mengenali lagi kota kelahirannya ini.

Kakinya membawanya ke satu kawasan perumahan mewah dan ia pun berhenti sejenak di seberang salah satu bangunan berlantai dua di depannya. Kedua matanya sedikit berkaca-kaca saat ia melihat seseorang yang sangat dikenalnya di sana, tapi ia tahu dirinya sudah tidak diterima lagi di dalamnya.

Hatinya sakit saat mengingat pertengkaran terakhir dengan kedua orangtuanya. Selama ia tumbuh, tidak satu kali pun Mei melihat keduanya akur. Tapi di saat tahu dirinya telah berpindah keyakinan, saat itulah dua manusia yang tadinya tidak pernah bicara satu sama lain itu, justru bersatu untuk menyerangnya.

Mereka kembali berbaikan hanya untuk mengasingkannya. Sungguh ironis sekali.

"Still. I love you, mom and dad."

Mengerjapkan matanya yang tidak lagi basah, tangan Mei memasukkan persneling dan ia pergi.

Tahunan ia telah putus hubungan dengan keluarganya dan ia pun tidak menangisinya lagi. Kalau masih ada hal yang ia tangisi, itu adalah rumah mungil yang saat ini sedang ia tatap penuh kerinduan dari jauh.

Jalur perumahan yang tadinya masih kosong itu saat ini telah penuh. Di depan rumah mungil itu kini telah dibangun taman bermain untuk anak-anak. Lahan kosong yang ada di sampingnya pun telah dibangun rumah lain. Terdengar teriakan anak-anak dan juga beberapa orang membawa bayinya berjalan-jalan sore itu.

Kembali hati wanita itu terasa sakit saat melihat sosok-sosok mungil di sana. Ia juga masih merasa sakit saat melihat tidak ada yang berubah dari rumah itu. Rumah itu masih seperti yang diingatnya dulu. Asri dan indah.

Merasakan matanya memanas dan basah, wanita itu memalingkan wajahnya dan membawa mobilnya pergi.

Tepat saat ia pergi, sebuah mobil berhenti di depan rumah itu. Tampak seseorang keluar dari dalamnya dan perlahan, kepala itu menoleh tepat ke arah mobilnya terparkir tadi.

Kedua mata cokelat itu terlihat kosong saat menatap lahan di seberangnya.

Pria itu tampak mematung beberapa saat, dan ia akhirnya memasukkan mobilnya ke halaman. Ia baru saja membuka pintu depannya, dan tampak senyuman lebar di wajah yang tadinya muram.

"Halo cantik..."

Keesokannya, tampak sebuah mobil hitam berhenti di depan sebuah gedung tinggi di kota itu. Dari dalamnya keluar sosok pria sangat tampan. Pria itu didampingi oleh seorang wanita yang juga tidak kalah cantik.

Keduanya berjalan tegak memasuki gedung dan sang wanita mendahului pria itu ke meja resepsionis.

"Selamat pagi."

"Selamat pagi bu. Anda mau ke lantai mana?"

Wanita itu tersenyum. "Kami perwakilan GuardYourInvest.com. Kami ada janji temu dengan pak Stanley?"

Wajah sang resepsionis terlihat tegang dan ia mengangguk kaku.

"Mohon ditunggu sebentar. Anda berdua dipersilahkan untuk duduk di sofa lebih dulu."

"Terima kasih. Tapi kami menunggu di sini saja. Tuan Conrad tidak punya banyak waktu, karena beliau harus melakukan kunjungan lain setelah ini."

Resepsionis itu kembali mengangguk. Wajahnya lebih pias. Tampak ia melirik ke pria bule di belakang wanita itu dan melakukan panggilan cepat di telepon.

"Mohon ditunggu sebentar bu. Sekretaris pak Stanley akan menjemput Anda berdua."

"Baik. Terima kasih."

Meski jawaban itu dilontarkan ramah, tapi aura intimidasi yang kuat terasa dari wanita cantik itu.

Tidak lama, keluar seseorang dari lift. Wanita yang mengenakan rok dan jas itu berjalan cepat ke arah Mei.

"Selamat pagi. Dengan ibu Meilany dan Tuan Conrad? Perkenalkan, saya Tantri. Sekretaris pak Stanley."

Sapaan berbahasa Inggris itu ditanggapi Mei dengan senyuman. Ia membalas uluran tangan wanita itu kuat.

"Selamat pagi. Saya Meilany."

Saat uluran tangan itu disambut oleh atasannya, pria tampan itu tersenyum lebih lebar.

"Halo, Tantri. Senang bertemu denganmu."

Pria itu tiba-tiba saja mengaduh kesakitan.

"Tuan Conrad? Anda tidak apa-apa?"

"Oh! Tidak. Tidak. Saya baik-baik saja. Sepertinya tadi ada semut nakal yang menggigit pinggang saya."

Tantri tersenyum canggung dan mengarahkan kedua tamunya ke lift.

Tanpa diketahui wanita itu, di belakangnya terjadi pembicaraan cukup panas.

"Jangan macam-macam, sir. Saya tidak mau membereskan kekacauan Anda seperti waktu di Bali kemarin!"

"Aku tidak macam-macam! Aku hanya bersalaman dengannya!"

Mei terlihat mendelik galak dan menggeram rendah.

"Pokoknya, tolong tahan n*fsu Anda selama berada di TJ Corp. Kalau masih tidak bisa, saya akan memesan seorang escort untuk Anda malam nanti!"

Bibir pria itu masih cemberut saat mereka masuk ke dalam lift.

"Kenapa kau kira aku pria gampangan-"

"Diam!" Bisikan keras dari Mei berhasil membuat Conrad bungkam.

Tidak ada yang bicara saat lift menyentuh lantai 56. Dengan sopan, Tantri mengarahkan tamunya ke salah satu ruangan meeting khusus di lantai itu.

Wanita itu tersenyum pada para tamunya.

"Sebentar lagi pak Stanley akan menyusul. Anda berdua mau minum apa?"

"Kopi saja. Terima kasih."

Segera setelah pintu tertutup, Conrad membelalak pada sekretarisnya.

"Aku mau minum whiskey! Kenapa kau malah pesan kopi!?"

"Tidak baik minum di siang hari. Anda bisa puas minum malam nanti."

Dua orang itu masih berdebat seperti anjing dan kucing, sampai pintu berat itu terbuka kembali.

"Selamat pagi?"

Sapaan penuh tanya itu membuat kedua orang itu langsung diam. Tampak Mei segera berdiri dan tersenyum profesional. Wanita itu mengulurkan tangan kanannya.

"Selamat pagi pak Stanley. Saya dengan Meilany, sekretaris Tuan Conrad."

Mata biru Stanley berbinar ceria dan ia menatap pria bermata hijau di depannya.

"Julius Conrad. Akhirnya kita bertemu. Selamat datang di Indonesia dan juga TJ Corp."

Senyuman Conrad melebar, cenderung terkekeh.

"Terima kasih, Stan. Aku juga senang bisa berkunjung ke sini."

Meski ini kali pertama mereka bertemu, tapi dua orang itu telah bekerja sama hampir setahunan ini. Kontak keduanya hanya dilakukan via online maupun email. Cukup sulit untuk menemukan waktu yang tepat.

Tiga orang itu baru saja akan duduk, saat terdengar ketukan pelan dari arah pintu.

"Maaf pak Stanley. Saya sedikit terlambat."

"Tidak apa. Masuk, Ash."

Perhatian Stanley kembali ke arah tamunya. Tampak tangannya berada di bahu pria yang baru datang itu.

"Oh ya. Ini Aslan. Dia Senior Manager untuk Finance & Accounting. Dia mewakili Herman, yang akan memberi penjelasan mengenai laporan keuangan saat ini."

Terpopuler

Comments

cinta semu

cinta semu

akhirnya sekian lama bertemu lagi sm si imam gadungan 🤣🤣

2024-11-22

1

Sunaryati

Sunaryati

Wah ketemu mantan suami lucnut

2024-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sakit
2 Chapter 2 - Bunda
3 Chapter 3 - Ikhlas
4 Chapter 4 - Hilang
5 Chapter 5 - Pergi
6 Chapter 6 - Bertemu
7 Chapter 7 - Ancaman
8 Chapter 8 - Cinta
9 Chapter 9 - Aslan
10 Chapter 10 - Cemburu
11 Chapter 11 - Kenapa?
12 Chapter 12 - Rival
13 Chapter 13 - Suamiku
14 Chapter 14 - Rindu
15 Chapter 15 - Patah Hati
16 Chapter 16 - Memori
17 Chapter 17 - Putus
18 Chapter 18 - Kebenaran (1)
19 Chapter 19 - Kebenaran (2)
20 Chapter 20 - Cerai
21 Chapter 21 - Hancur
22 Chapter 22 - Gila
23 Chapter 23 - Dasi
24 Chapter 24 - Pertengkaran (1)
25 Chapter 25 - Pertengkaran (2)
26 Chapter 26 - Penolakan
27 Chapter 27 - Usaha
28 Chapter 28 - Mengulang
29 Chapter 29 - Sederhana
30 Chapter 30 - Bahagia
31 Chapter 31 - Mengabulkan
32 Chapter 32 - Momen
33 Chapter 33 - Int*m
34 Chapter 34 - Mundur
35 Chapter 35 - Gagal (1)
36 Chapter 36 - Gagal (2)
37 Chapter 37 - Kepercayaan
38 Chapter 38 - Perlawanan
39 Chapter 39 - Melindungi
40 Chapter 40 - Honeymoon (1)
41 Chapter 41 - Honeymoon (2)
42 Chapter 42 - Rendezvous (1)
43 Chapter 43 - Rendezvous (2)
44 Chapter 44 - Rendezvous (3)
45 Chapter 45 - Kesempatan
46 Chapter 46 - Diusir
47 Chapter 47 - Kesetiaan
48 Chapter 48 - Kabar
49 Chapter 49 - Welcoming
50 Chapter 50 - Memilih
51 Chapter 51 - Kecewa
52 Chapter 52 - Ketahuan
53 Chapter 53 - Berdebat
54 Chapter 54 - Keraguan
55 Chapter 55 - Kesadaran
56 Chapter 56 - Jatuh Cinta
57 Chapter 57 - Mencari Tahu (1)
58 Chapter 58 - Mencari Tahu (2)
59 Chapter 59 - Hagen
60 Chapter 60 - Keputusan
61 Chapter 61 - Pengakuan
62 Chapter 62 - Penyelesaian
63 Chapter 63 - 'Menembak'
64 Chapter 64 - Interogasi
65 Chapter 65 - Kencan (1)
66 Chapter 66 - Kencan (2)
67 Chapter 67 - Kembali
68 Chapter 68 - Bersatu
69 Chapter 69 - First Time
70 Chapter 70 - Memori Indah
71 Chapter 71 - Di Balik Kesedihan, Akan Ada Kegembiraan
72 EPILOG - Awal Mula
73 EPILOG - Hubungan Transaksional
74 EPILOG - Kemarahan Terpendam
75 EPILOG - Rencana Perjodohan
76 EPILOG - Pertemuan Pertama
77 EPILOG - Nurani vs Kebutuhan
78 EPILOG - Hati yang Ragu
79 EPILOG - Keputusan Meilany
80 EPILOG - Kebahagiaan & Cobaan
81 Pengumuman karya baru - Maret 2025
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter 1 - Sakit
2
Chapter 2 - Bunda
3
Chapter 3 - Ikhlas
4
Chapter 4 - Hilang
5
Chapter 5 - Pergi
6
Chapter 6 - Bertemu
7
Chapter 7 - Ancaman
8
Chapter 8 - Cinta
9
Chapter 9 - Aslan
10
Chapter 10 - Cemburu
11
Chapter 11 - Kenapa?
12
Chapter 12 - Rival
13
Chapter 13 - Suamiku
14
Chapter 14 - Rindu
15
Chapter 15 - Patah Hati
16
Chapter 16 - Memori
17
Chapter 17 - Putus
18
Chapter 18 - Kebenaran (1)
19
Chapter 19 - Kebenaran (2)
20
Chapter 20 - Cerai
21
Chapter 21 - Hancur
22
Chapter 22 - Gila
23
Chapter 23 - Dasi
24
Chapter 24 - Pertengkaran (1)
25
Chapter 25 - Pertengkaran (2)
26
Chapter 26 - Penolakan
27
Chapter 27 - Usaha
28
Chapter 28 - Mengulang
29
Chapter 29 - Sederhana
30
Chapter 30 - Bahagia
31
Chapter 31 - Mengabulkan
32
Chapter 32 - Momen
33
Chapter 33 - Int*m
34
Chapter 34 - Mundur
35
Chapter 35 - Gagal (1)
36
Chapter 36 - Gagal (2)
37
Chapter 37 - Kepercayaan
38
Chapter 38 - Perlawanan
39
Chapter 39 - Melindungi
40
Chapter 40 - Honeymoon (1)
41
Chapter 41 - Honeymoon (2)
42
Chapter 42 - Rendezvous (1)
43
Chapter 43 - Rendezvous (2)
44
Chapter 44 - Rendezvous (3)
45
Chapter 45 - Kesempatan
46
Chapter 46 - Diusir
47
Chapter 47 - Kesetiaan
48
Chapter 48 - Kabar
49
Chapter 49 - Welcoming
50
Chapter 50 - Memilih
51
Chapter 51 - Kecewa
52
Chapter 52 - Ketahuan
53
Chapter 53 - Berdebat
54
Chapter 54 - Keraguan
55
Chapter 55 - Kesadaran
56
Chapter 56 - Jatuh Cinta
57
Chapter 57 - Mencari Tahu (1)
58
Chapter 58 - Mencari Tahu (2)
59
Chapter 59 - Hagen
60
Chapter 60 - Keputusan
61
Chapter 61 - Pengakuan
62
Chapter 62 - Penyelesaian
63
Chapter 63 - 'Menembak'
64
Chapter 64 - Interogasi
65
Chapter 65 - Kencan (1)
66
Chapter 66 - Kencan (2)
67
Chapter 67 - Kembali
68
Chapter 68 - Bersatu
69
Chapter 69 - First Time
70
Chapter 70 - Memori Indah
71
Chapter 71 - Di Balik Kesedihan, Akan Ada Kegembiraan
72
EPILOG - Awal Mula
73
EPILOG - Hubungan Transaksional
74
EPILOG - Kemarahan Terpendam
75
EPILOG - Rencana Perjodohan
76
EPILOG - Pertemuan Pertama
77
EPILOG - Nurani vs Kebutuhan
78
EPILOG - Hati yang Ragu
79
EPILOG - Keputusan Meilany
80
EPILOG - Kebahagiaan & Cobaan
81
Pengumuman karya baru - Maret 2025

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!