14. Tanda Merah Di Dada

PMI 14. Tanda Merah Di Dada

“Kok bisa, sih, perempuan itu ada si sini? Jadi tunangan yang punya resort ini pula. Mimpi apa aku ketemu dia di sini?” Vanessa menggerutu sembari mendaratkan pantat di atas tempat tidur usai melempar tas branded-nya. Menyusul high heels-nya melayang ke sembarang arah.

“Kok bisa, sih, teman kamu kepincut sama perempuan itu? Apa jangan-jangan dia pake guna-guna?” tambahnya menduga-duga. Sebab tidak mungkin seorang pria seperti Tony bisa jatuh hati dengan wanita seperti Renata. Yang hanya seorang janda. Apakah Tony tahu itu?

“Aku sendiri juga kaget.” Mirza mendekat. Ikut mendudukkan diri di sebelah Vanessa. Sembari membuka tautan kancing kemejanya satu per satu. Setelah itu ia menanggalkan kemeja, menyisakan kaos oblong berwarna putih.

“Kenapa perempuan itu beruntung sekali, ya? Cerai dari kamu, dan sekarang malah dapat yang lebih dari kamu.” Melihat bagaimana megahnya rumah Tony, tidak diragukan lagi kalau pria itu bukan orang sembarangan. Apalagi pria itu merupakan pemilik resort tempat mereka menginap sekarang ini.

Dalam hati terselip perasaan iri Vanessa terhadap Renata yang ia nilai selalu beruntung. Lepas dari Mirza, dan sekarang Renata mendapatkan Tony, pria yang tak kalah bersaing dengan mantan suaminya itu.

“Mungkin sudah nasibnya,” sahut Mirza enteng. Kemudian naik ke atas tempat tidur dan merebahkan diri di sana.

Sedangkan Vanessa berdiri dan mendekati kopernya. Ia mengeluarkan pakaian yang hendak dipakainya tidur dari dalam sana. Lantas mengganti pakaiannya itu di depan Mirza yang sedang mengamatinya.

Vanessa memang memiliki bentuk tubuh yang indah. Tinggi, ramping, berkulit kuning langsat, dan mulus tanpa cela. Mirza menyisir pelan-pelan setiap lekuk tubuh Vanessa dengan pandangannya. Sampai tiba-tiba dahinya berkerut saat pandangannya terhenti pada bagian dada kiri Vanessa yang memiliki tanda memerah. Tanda itu tidak tampak seperti luka lecet. Malah terlihat seperti ...

“Tanda apa itu, di dadamu?” tanya Mirza. Sebab pikirannya mulai mengada-ada. Tidak mungkin Vanessa memiliki pria lain di belakangnya.

Vanessa yang hendak naik ke tempat tidur itu salah tingkah mendapat pertanyaan itu. Ia langsung menutupi bagian dadanya itu dengan rambut panjangnya. Lingerie yang ia kenakan bertali spaghetti itu tidak mampu menutupi tanda merah itu.

Mirza bangun dari pembaringan. Tangannya cepat menarik lengan Vanessa untuk mendekat. Lalu ia menyibak rambut panjang Vanessa yang menutupi tanda merah itu.

“Oooh ... ini bukan apa-apa. Ini hanya bekas kecelakaan kecil di lokasi syuting tadi.” Vanessa tampak gugup. Kemudian ia menarik tangannya dan menjauh dari Mirza. Ia tak ingin Mirza memperhatikan tanda itu lebih lama, lalu Mirza mulai menarik kesimpulan sendiri.

“Itu tidak tampak seperti lebam, Van. Tanda itu lebih mirip ...” Kerutan di dahi Mirza semakin dalam. Saat dilihat dari dekat tadi tanda itu sangat mirip dengan bekas cuppang. Apakah Vanessa bermain gila di belakangnya?

“Ini cuma bekas jatuh, sayang. Tadi aku tidak sengaja jatuh di lokasi syuting gara-gara aku pake heels ketinggian. Kakiku terkilir.” Vanessa berkilah sembari mengaduk-ngaduk isi tasnya untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menutupi tanda itu. Untungnya di dalam tas itu tersimpan plester luka. Plester itu kemudian ia gunakan untuk menutupi tanda merah di dadanya. Ia pikir akan aman jika Mirza tidak memperhatikannya lagi.

“Kamu tidak berbohong, kan?”

“Ya ampun, sayang. Untuk apa aku bohong sama kamu, sih? Emang kamu mikirnya apa? Jangan bilang kalau kamu berpikir aku punya laki-laki lain di belakang kamu?” Vanessa mulai mengeluarkan jurus penenangnya untuk membendung pikiran Mirza. Ia tahu kekasihnya itu mulai curiga. Dan satu-satunya cara untuk meredam kecurigaan Mirza adalah dengan merayunya, memanjakannya, dan menyenangkannya dengan cara yang ia bisa.

Vanessa naik ke atas tempat tidur itu, lalu duduk bersandar di dada bidang kekasihnya. Sedangkan tangannya mulai meraba-raba paha kekasihnya itu, berusaha membangunkan si ular berbisa yang sedang tertidur di dalam sarangnya.

“Sayang, kamu tahu, kan, sejak dulu aku cintanya cuma sama kamu. Kalau kamu berpikir aku selingkuh, kamu salah besar,” ujar Vanessa dengan lembut sembari jemari lentiknya mulai menelusup masuk pelan-pelan ke dalam sarang ular berbisa.

“Kalau memang seperti itu, trus kenapa kamu selalu saja menolak lamaranku. Kamu terus saja menunda-nunda waktu.” Bohong jika Mirza tidak kecewa dengan sikap Vanessa yang terus menunda pernikahan mereka dengan alasan masih ingin meniti karir sampai sukses. Padahal, walau Vanessa sudah menikah sekalipun, Mirza bisa membantu menopang karirnya di industri hiburan. Mirza lebih dari mampu untuk melakukan itu.

“Kamu, kan, tau sayang. Aku masih ingin meniti karirku. Aku ingin jadi artis terkenal. Kalau bisa sampai ke manca negara. Kalau aku menikah sekarang, aku takut hal itu akan menghambat karirku.” Bukan hanya tak ingin terikat, tapi Vanessa juga tak ingin punya anak. Ia tidak mau tubuhnya yang indah ini menjadi rusak gara-gara melahirkan anak. Dengan tubuhnya ini ia bisa memikat banyak laki-laki tampan dan mapan. Salah satunya adalah Reymond.

“Kamu lupa siapa aku, Van. Aku bisa membuat karirmu cemerlang walaupun kamu sudah menikah dan punya anak. Bahkan karir kamu yang sekarang ini juga, semua berkat aku.”

“Iya. Aku tau, sayang. Aku ucapkan makasih banyak untuk itu. Tapi, please, kasih aku waktu untuk mencapai keinginanku dulu. Setelah itu kita menikah. Oke?” Vanessa berbalik, berhadapan dengan Mirza. Dikecupnya bibir pria itu dengan mesra.

“Sudah berapa kali kamu berjanji seperti itu? Dan kamu masih berharap aku percaya?”

“Ini yang terakhir. Aku janji.”

“Van ... aku ... ah ...” Mirza masih ingin mengobrolkan rencana pernikahan mereka yang selalu menemui kegagalan itu. Namun Vanessa sudah menunduk dan langsung melahap si ular berbisa yang sudah terbangun dan menyembul dari sarangnya itu. Membuatnya merasakan kenikmatan yang tiada tara dan tak bisa menolak. Berbagai pertanyaan yang sudah tersimpan di kepalanya pun berhamburan begitu saja. Lalu seketika menghilang dan berganti dengan kenikmatan.

Mirza kalah oleh rayuan Vanessa yang terlalu pandai membuainya. Sampai ia lupa membahas tentang pernikahan dan keinginannya untuk memiliki anak. Vanessa sudah melucuti semua pakaiannya. Dan sekarang wanita itu sudah naik ke atas tubuhnya, siap melakukan aksinya, membawanya terbang ke nirwana.

“Kamu suka seperti ini, kan?” rayu Vanessa sembari mulai menggerakkan pinggulnya.

“Terserah kamu saja, Van.” Pada akhirnya Mirza hanya bisa mengalah, membiarkan Vanessa melakukan apa yang diinginkannya.

Vanessa pun tersenyum culas. Ia merasa menang bisa menaklukkan Mirza setiap waktu. Sampai akhirnya hubungan mereka hanya menggantung seperti ini selama enam tahun belakangan. Selama enam tahun ini pula Vanessa bisa menikmati kehidupannya dengan memanfaatkan Mirza.

****

“Akting kamu bagus.” Tony memuji begitu mobil menepi di depan teras rumah Bu Ningsih. Usai makan malam itu, ia langsung mengantarkan Renata pulang. Sebetulnya ia masih ingin mengajak Renata duduk bersantai di halaman belakang rumahnya usai bersantap malam sembari mengobrol hal-hal random. Namun ia tak ingin mami dan papinya banyak bertanya pada Renata. Ia khawatir sandiwara mereka terbongkar.

Tony terpaksa melakukan sandiwara ini untuk menghindari maminya yang selalu berusaha menjodoh-jodohkannya dengan putri dari teman-teman arisannya itu. Selain untuk menghindari perjodohan, Tony melakukan ini dengan alasan yang ia sembunyikan.

Tony adalah pria yang cenderung tertutup tentang wanita. Belum pernah sekali pun pria itu terlihat dekat dengan seorang wanita sejak putus dengan pacarnya semasa kuliah dulu. Tony juga termasuk tipe pria yang tidak mudah jatuh hati. Jika ada seorang wanita yang mampu membuatnya jatuh hati, wanita itu adalah wanita yang beruntung.

Tony tidak pernah terang-terangan mendekati seorang wanita yang disukainya. Tetapi perasaan Tony itu bisa dilihat dari tindakannya, caranya memperlakukan wanita tersebut. Bisa dibilang, ia akan mengistimewakan wanita yang ia sukai. Sama seperti perlakuannya kepada Renata.

“Tapi, saya merasa berdosa sudah berbohong pada orangtua Pak Tony,” kata Renata dengan penyesalan.

“Tidak apa-apa, biar saya yang tanggung dosanya. Padahal saya berharap ini bukan sekedar akting, tapi sungguhan.” Tanpa sengaja Tony mengutarakan kalimat terakhirnya itu. Membuat Renata menoleh dengan kernyitan di dahinya.

“Maksud Bapak?”

To be continued...

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah tanda merah hot hot pop tuh

2024-09-20

1

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

🌹🌹🌹meluncur

2024-09-18

1

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

ayo Mirza, buka matamu, jangan mau kau di bodohi oleh vanesa

2024-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil
2 2. Resmi Bercerai
3 3. Kemarahan Ibu Mertua
4 4. Kelakuan Mirza
5 5. Permintaan Aneh
6 6. Tunangan Pura-Pura
7 7. Alasan Memberi Mobil
8 8. Tamu Tak Terduga
9 9. Diam-diam Terpesona
10 10. Vanessa Yang Sebenarnya
11 11. Tamu Yang Diundang
12 12. Pertemuan Kembali
13 13. Obrolan Di Meja Makan
14 14. Tanda Merah Di Dada
15 15. Pernah Ada Rasa
16 16. Pil KB
17 17. Pertengkaran Kecil
18 18. Kesedihan Dito
19 19. Jadi Ayahku
20 20. Jadi Ayah Sambung
21 21. Butuh Waktu
22 22. Imajinasi Mirza
23 23. Salah Paham
24 24. Pertanyaan Aneh Dito
25 25. Lamaran Dadakan
26 26. Jawaban Renata
27 27. Diam-Diam Ada Cemburu
28 28. Antara Lelah Dan Muak
29 29. Siapa Anak Itu?
30 30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31 31. Masa Lalu Yang Sama
32 32. Hati Yang Kacau
33 33. Anak Adopsi
34 34. Dia Calon Isteriku
35 35. Obrolan Dua Pria
36 36. Menggali Kenangan
37 37. Amarah Yang Membara
38 38. Diusir
39 39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40 40. Cincin Pernikahan
41 41. Namaku Dito
42 42. Dito Hilang
43 43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44 44. Langkahi Dulu Mayatku
45 45. Rencana
46 46. Anak Siapa?
47 47. Ayah Kandung
48 48. Siap Jadi Istrimu
49 49. Menjelang Pernikahan
50 50. Kegelisahan Tony
51 51. Melihat Bidadari
52 52. Sah
53 53. Panggilan Khusus
54 54. Pengen Unboxing
55 55. Aku Milikmu
56 56. Sifat Asli Tony
57 57. Kembalikan Anakku
58 58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59 59. Kita Hadapi Bersama
60 60. Harapan Mirza
61 61. Mantan Terindah
62 62. Cemburunya Renata
63 63. Di PHK
64 64. I Miss You
65 65. Menyinggung Masa Lalu
66 66. Aku Yang Akan Mundur
67 67. Aku Minta Cerai
68 68. Batal Kerjasama
69 69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70 70. Pertemukan Aku Dengannya
71 71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72 72. Perempuan Bekas
73 73. Bukan Perempuan Bekas
74 74. Hukuman
75 75. Nekat
76 76. Om Jahat
77 77. Maafkan Papa
78 78. Jangan Ganggu
79 79. Ijinkan Aku
80 80. Aku Sudah Ikhlas
81 81. Aku Habisi Kamu
82 82. Insiden
83 83. Dukungan
84 84. Janji
85 85. Cita-Cita Dito
86 86. Salah Sangka
87 87. Tamu Di Pagi Hari
88 88. Masih Sama
89 89. Demi Dito
90 PEMBERITAHUAN
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Hamil
2
2. Resmi Bercerai
3
3. Kemarahan Ibu Mertua
4
4. Kelakuan Mirza
5
5. Permintaan Aneh
6
6. Tunangan Pura-Pura
7
7. Alasan Memberi Mobil
8
8. Tamu Tak Terduga
9
9. Diam-diam Terpesona
10
10. Vanessa Yang Sebenarnya
11
11. Tamu Yang Diundang
12
12. Pertemuan Kembali
13
13. Obrolan Di Meja Makan
14
14. Tanda Merah Di Dada
15
15. Pernah Ada Rasa
16
16. Pil KB
17
17. Pertengkaran Kecil
18
18. Kesedihan Dito
19
19. Jadi Ayahku
20
20. Jadi Ayah Sambung
21
21. Butuh Waktu
22
22. Imajinasi Mirza
23
23. Salah Paham
24
24. Pertanyaan Aneh Dito
25
25. Lamaran Dadakan
26
26. Jawaban Renata
27
27. Diam-Diam Ada Cemburu
28
28. Antara Lelah Dan Muak
29
29. Siapa Anak Itu?
30
30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31
31. Masa Lalu Yang Sama
32
32. Hati Yang Kacau
33
33. Anak Adopsi
34
34. Dia Calon Isteriku
35
35. Obrolan Dua Pria
36
36. Menggali Kenangan
37
37. Amarah Yang Membara
38
38. Diusir
39
39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40
40. Cincin Pernikahan
41
41. Namaku Dito
42
42. Dito Hilang
43
43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44
44. Langkahi Dulu Mayatku
45
45. Rencana
46
46. Anak Siapa?
47
47. Ayah Kandung
48
48. Siap Jadi Istrimu
49
49. Menjelang Pernikahan
50
50. Kegelisahan Tony
51
51. Melihat Bidadari
52
52. Sah
53
53. Panggilan Khusus
54
54. Pengen Unboxing
55
55. Aku Milikmu
56
56. Sifat Asli Tony
57
57. Kembalikan Anakku
58
58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59
59. Kita Hadapi Bersama
60
60. Harapan Mirza
61
61. Mantan Terindah
62
62. Cemburunya Renata
63
63. Di PHK
64
64. I Miss You
65
65. Menyinggung Masa Lalu
66
66. Aku Yang Akan Mundur
67
67. Aku Minta Cerai
68
68. Batal Kerjasama
69
69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70
70. Pertemukan Aku Dengannya
71
71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72
72. Perempuan Bekas
73
73. Bukan Perempuan Bekas
74
74. Hukuman
75
75. Nekat
76
76. Om Jahat
77
77. Maafkan Papa
78
78. Jangan Ganggu
79
79. Ijinkan Aku
80
80. Aku Sudah Ikhlas
81
81. Aku Habisi Kamu
82
82. Insiden
83
83. Dukungan
84
84. Janji
85
85. Cita-Cita Dito
86
86. Salah Sangka
87
87. Tamu Di Pagi Hari
88
88. Masih Sama
89
89. Demi Dito
90
PEMBERITAHUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!