13. Obrolan Di Meja Makan

PMI 13. Obrolan Di Meja Makan

“Oh ya, Za. Ngomong-ngomong sudah berapa lama kalian tunangan?” tanya Sofie menghentikan sejenak makannya.

Mirza yang sedang duduk di depannya, dipisahkan oleh meja makan itu mengalihkan perhatiannya dari piring, memandangi Sofie.

“Sudah cukup lama, Tante,” jawab Mirza mengulum senyuman tipis.

“Kenapa tidak nikah saja? Kalian terlihat serasi, kok. Sangat cocok jadi pasangan suami isteri. Kalau kelamaan, entar keburu disambar orang, loh.”

Celotehan Sofie itu membuat Mirza tertawa kecil. Matanya kemudian melirik sejenak Renata yang duduk tepat di sebelah kiri Sofie.

“Rencananya sih seperti itu, Tante. Itulah sebabnya kenapa aku datang berlibur ke sini. Karena ada sesuatu yang ingin aku lakukan,” kata Mirza.

“Sudah pernah melamarnya?”

“Sudah pernah, sih, Tante. Beberapa kali malah. Tapi ...” Mirza melirik Vanessa yang terlihat tenang menikmati makanannya. Kemudian lirikannya kembali berpindah pada Renata. Entah mengapa matanya kali ini suka sekali melihat Renata.

“Vanessa masih sibuk. Dia sibuk sekali. Sampai-sampai lamaranku ditolak terus.”

Vanessa hampir saja tersedak mendengar sindiran Mirza yang tertuju langsung kepadanya. Memang benar, dengan alasan sibuk, ingin mengembangkan karirnya dulu, selalu menjadi alasan Vanessa beberapa kali menolak lamaran Mirza. Namun juga dibarengi dengan janji akan menerima lamaran Mirza nanti setelah semua proyek dramanya rampung. Tapi nyatanya, sudah enam tahun Vanessa belum juga memberinya kepastian. Padahal tembok penghalang diantara mereka sekarang sudah tidak ada lagi.

“Punya pasangan seorang artis terkenal memang harus banyak bersabar,” gurau Sofie. Kemudian kembali melanjutkan makannya.

Mirza hanya tersenyum sembari lagi-lagi matanya melirik Renata yang sedang menyendokkan lauk ke piring Tony yang duduk di sebelah kirinya. Posisinya Renata berada di tengah-tengah, diapit Sofie dan Tony.

Pemandangan itu sedikit mencuri perhatian Mirza. Sekelebat bayangan masa lalu pun seketika melintasi benaknya.

Mirza teringat ketika pertamakali ia dan Renata makan dalam satu meja makan. Sebagai seorang isteri ketika itu, Renata senantiasa melayaninya dengan baik. Menyendokkan nasi dan lauk ke piringnya, menuangkan air minum ke dalam gelasnya, bahkan Renata tidak jijik menerima lepehan makanan dari mulutnya menggunakan tangannya.

Teringat hal itu tiba-tiba, membuat Mirza mulai membanding-bandingkan Renata dengan Vanessa. Selama menjalin hubungan dengan Vanessa, tidak pernah sekali pun Vanessa memperlakukannya seperti yang dilakukan Renata kepadanya. Selain urusan ranjang, Vanessa memang yang terbaik.

Namun, adakalanya, Mirza menginginkan dilayani dalam hal yang serupa oleh Vanessa. Mirza berpikir, mungkin setelah menjadi seorang isteri nanti, Vanessa akan memperlakukannya demikian.

“Oh ya, kalau kamu sendiri, Ton? Sudah berapa lama kalian pacaran?” Kini giliran Hamdan yang merasa penasaran dengan hubungan putranya itu dengan Renata. Pasalnya, selama ini Tony tidak pernah sekali pun menyinggung soal Renata.

Tony sedikit tersentak. Menghentikan acara makannya, lalu menoleh pada Renata yang terlihat tenang. Dalam hati, Tony sempat memuji Renata yang bisa menjaga sikapnya. Padahal hubungan mereka ini hanya pura-pura. Tapi sikap Renata yang tenang itu seolah menunjukkan jika hubungan mereka ini memang benar nyata terjadi.

Tony tersenyum, “Baru beberapa bulan ini. Iya, kan, sayang?” Melirik Renata, Tony menatap wanita itu dalam-dalam. Meminta Renata membenarkan apa yang dikatakannya itu melalui tatapannya. Dan tak disangka, Renata mengangguk membenarkan.

“Iya,” kata Renata.

“Siapa yang jatuh cinta duluan? Kamu atau ...”

“Tentu saja aku, dong, Pi,” sela Tony dengan cepat. Beruntungnya Renata bisa diajak kompromi, sehingga ia bisa bebas mengarang soal kedekatan mereka.

“Apa yang kamu suka dari Renata?”

“Selain cantik, dia pekerja keras. Dia sabar, lembut, perhatian, juga penyayang. Dan yang terpenting ...” Tony kembali menoleh pada Renata. Lalu menggenggam jemari Renata di atas meja makan itu. Dan bisa disaksikan oleh semuanya.

“Dia adalah wanita yang aku sukai,” sambung Tony menatap Renata dalam-dalam. Seolah kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya itu bukan hanya sekedar sandiwara, melainkan merupakan wujud perasaannya yang sesungguhnya.

Mirza yang belum menghabiskan makannya itu seketika mengakhiri makannya. Tiba-tiba saja ia kehilangan selera makan. Sikap mesra Tony pada Renata itu entah mengapa menghadirkan perasaan yang tak biasa dalam dadanya. Harinya berdesir nyeri. Entah perasaan apa itu namanya, Mirza tidak tahu.

“Tapi ... cantik, perhatian, sabar, itu tidak cukup membuat seorang wanita menjadi pantas. Latar belakangnya juga sebaiknya menjadi pertimbangan. Apakah dia wanita singgel atau sudah pernah menikah.” Vanessa angkat bicara, memberikan penilaiannya soal wanita yang pantas untuk dijadikan pendamping. Namun dari kalimatnya seolah ia sedang menyindir status Renata yang hanya seorang janda.

Mendengar ucapan Vanessa itu Tony sedikit tersinggung. Namun, mengingat Vanessa adalah tamunya, juga tunangan dari teman lamanya, Tony pun mengesampingkan perasaannya. Ia menghargai pendapat Vanessa.

Sementara Mirza, Sofie, dan Hamdan, menyimak saja dan menunggu seperti apa tanggapan Tony.

Tony tersenyum tipis pada Vanessa. “Bagiku status itu tidak terlalu penting. Yang aku lihat dari seorang wanita adalah ketulusannya dan caranya menghargai perasaanku. Andai dia sudah punya anak sekalipun, aku tidak peduli,” pungkasnya. Membuat Vanessa terdiam.

Sedangkan Mirza hanya bisa menelan ludah. Melihat Tony masih menggenggam jemari Renata, menghadirkan perasaan aneh yang diam-diam merasuk ke dalam dadanya. Yang membuat dada itu menjadi sesak seketika. Entah apa penyebabnya. Lalu mendadak tenggorokannya terasa kering. Lekas ia menyambar segelas air putih, lantas meneguknya sampai habis. Lirikan matanya juga tak lepas dari adegan itu.

“Ehem ... ehem ...” Mirza berdehem. Padahal baru saja ia minum, namun entah mengapa tenggorokannya itu masih terasa kering.

“Ngomong-ngomong, apa kamu tidak punya rencana untuk ke jenjang yang lebih serius, Ton?” tanya Hamdan usai menyeka mulutnya menggunakan tisu. Jujur saja, ia sangat penasaran dengan hubungan putranya itu dan Renata. Sebab menurut informasi yang beredar di lingkungan Green Paradise, Renata adalah seorang single parent. Tentu saja ia sedikit meragukan kesungguhan putranya itu.

“Kalau Renata mengijinkan, aku siap kapan pun.” Dengan percaya diri Tony menjawab pertanyaan papinya. Membuat Renata sedikit salah tingkah. Sebab Tony begitu menjiwai aktingnya.

“Kamu sudah pernah melamarnya?”

“Ide yang bagus. Kenapa aku tidak melamar dia sekarang saja, ya?” Pertanyaan papinya itu malah disambut antusias oleh Tony. Padahal ini hanya akting, tapi mengapa Tony malah terlihat serius.

“Uhuk ... uhuk ... uhuk ...” Tiba-tiba saja Mirza terbatuk-batuk kencang, sampai mengalihkan semua perhatian kepadanya.

“Kamu kenapa, sih?” Vanessa menyambar cepat segelas air minum miliknya dan menyodorkannya pada Mirza. Yang kemudian langsung diteguk Mirza sampai habis.

“Kamu tidak apa-apa, Za?” tanya Tony khawatir.

“Tidak apa-apa. Cuma kering saja ini tenggorokan. Gatal. Kenapa, ya?” Mirza salah tingkah saat Renata memandanginya. Dan tanpa sengaja pula matanya bertemu dengan mata Renata. Mendadak ia pun menjadi gugup. Padahal dulu emosinya langsung tersulut begitu melihat Renata. Tapi sekarang, ia malah gugup seperti ini. Apalagi jika ditatap Renata. Semua tulang-tulang rasanya melunak.

“Apa kamu ada riwayat alergi? Apa ada diantara semua makanan ini yang bikin kamu alergi?” tanya Tony lagi. Tetapi setahunya, Mirza tidak memiliki riwayat alergi apapun terhadap makanan.

“Emm ... entahlah. Mungkin saja iya.” Mirza bingung harus menjawab apa. Jadi ia membenarkan saja pendapat Tony. Walau ia sendiri tahu, sejak kecil ia memang tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan. Hanya saja tiba-tiba perasaannya menjadi tak enak mendengar Tony yang berencana ingin melamar Renata. Perasaan apakah itu, ia bingung dan merasa aneh dengan dirinya sendiri.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

cieeee lirik melirik nih

2024-09-20

1

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

apakah kau cemburu Mirza?

2024-09-18

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah makin seru nih 👍

2024-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil
2 2. Resmi Bercerai
3 3. Kemarahan Ibu Mertua
4 4. Kelakuan Mirza
5 5. Permintaan Aneh
6 6. Tunangan Pura-Pura
7 7. Alasan Memberi Mobil
8 8. Tamu Tak Terduga
9 9. Diam-diam Terpesona
10 10. Vanessa Yang Sebenarnya
11 11. Tamu Yang Diundang
12 12. Pertemuan Kembali
13 13. Obrolan Di Meja Makan
14 14. Tanda Merah Di Dada
15 15. Pernah Ada Rasa
16 16. Pil KB
17 17. Pertengkaran Kecil
18 18. Kesedihan Dito
19 19. Jadi Ayahku
20 20. Jadi Ayah Sambung
21 21. Butuh Waktu
22 22. Imajinasi Mirza
23 23. Salah Paham
24 24. Pertanyaan Aneh Dito
25 25. Lamaran Dadakan
26 26. Jawaban Renata
27 27. Diam-Diam Ada Cemburu
28 28. Antara Lelah Dan Muak
29 29. Siapa Anak Itu?
30 30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31 31. Masa Lalu Yang Sama
32 32. Hati Yang Kacau
33 33. Anak Adopsi
34 34. Dia Calon Isteriku
35 35. Obrolan Dua Pria
36 36. Menggali Kenangan
37 37. Amarah Yang Membara
38 38. Diusir
39 39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40 40. Cincin Pernikahan
41 41. Namaku Dito
42 42. Dito Hilang
43 43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44 44. Langkahi Dulu Mayatku
45 45. Rencana
46 46. Anak Siapa?
47 47. Ayah Kandung
48 48. Siap Jadi Istrimu
49 49. Menjelang Pernikahan
50 50. Kegelisahan Tony
51 51. Melihat Bidadari
52 52. Sah
53 53. Panggilan Khusus
54 54. Pengen Unboxing
55 55. Aku Milikmu
56 56. Sifat Asli Tony
57 57. Kembalikan Anakku
58 58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59 59. Kita Hadapi Bersama
60 60. Harapan Mirza
61 61. Mantan Terindah
62 62. Cemburunya Renata
63 63. Di PHK
64 64. I Miss You
65 65. Menyinggung Masa Lalu
66 66. Aku Yang Akan Mundur
67 67. Aku Minta Cerai
68 68. Batal Kerjasama
69 69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70 70. Pertemukan Aku Dengannya
71 71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72 72. Perempuan Bekas
73 73. Bukan Perempuan Bekas
74 74. Hukuman
75 75. Nekat
76 76. Om Jahat
77 77. Maafkan Papa
78 78. Jangan Ganggu
79 79. Ijinkan Aku
80 80. Aku Sudah Ikhlas
81 81. Aku Habisi Kamu
82 82. Insiden
83 83. Dukungan
84 84. Janji
85 85. Cita-Cita Dito
86 86. Salah Sangka
87 87. Tamu Di Pagi Hari
88 88. Masih Sama
89 89. Demi Dito
90 PEMBERITAHUAN
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Hamil
2
2. Resmi Bercerai
3
3. Kemarahan Ibu Mertua
4
4. Kelakuan Mirza
5
5. Permintaan Aneh
6
6. Tunangan Pura-Pura
7
7. Alasan Memberi Mobil
8
8. Tamu Tak Terduga
9
9. Diam-diam Terpesona
10
10. Vanessa Yang Sebenarnya
11
11. Tamu Yang Diundang
12
12. Pertemuan Kembali
13
13. Obrolan Di Meja Makan
14
14. Tanda Merah Di Dada
15
15. Pernah Ada Rasa
16
16. Pil KB
17
17. Pertengkaran Kecil
18
18. Kesedihan Dito
19
19. Jadi Ayahku
20
20. Jadi Ayah Sambung
21
21. Butuh Waktu
22
22. Imajinasi Mirza
23
23. Salah Paham
24
24. Pertanyaan Aneh Dito
25
25. Lamaran Dadakan
26
26. Jawaban Renata
27
27. Diam-Diam Ada Cemburu
28
28. Antara Lelah Dan Muak
29
29. Siapa Anak Itu?
30
30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31
31. Masa Lalu Yang Sama
32
32. Hati Yang Kacau
33
33. Anak Adopsi
34
34. Dia Calon Isteriku
35
35. Obrolan Dua Pria
36
36. Menggali Kenangan
37
37. Amarah Yang Membara
38
38. Diusir
39
39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40
40. Cincin Pernikahan
41
41. Namaku Dito
42
42. Dito Hilang
43
43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44
44. Langkahi Dulu Mayatku
45
45. Rencana
46
46. Anak Siapa?
47
47. Ayah Kandung
48
48. Siap Jadi Istrimu
49
49. Menjelang Pernikahan
50
50. Kegelisahan Tony
51
51. Melihat Bidadari
52
52. Sah
53
53. Panggilan Khusus
54
54. Pengen Unboxing
55
55. Aku Milikmu
56
56. Sifat Asli Tony
57
57. Kembalikan Anakku
58
58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59
59. Kita Hadapi Bersama
60
60. Harapan Mirza
61
61. Mantan Terindah
62
62. Cemburunya Renata
63
63. Di PHK
64
64. I Miss You
65
65. Menyinggung Masa Lalu
66
66. Aku Yang Akan Mundur
67
67. Aku Minta Cerai
68
68. Batal Kerjasama
69
69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70
70. Pertemukan Aku Dengannya
71
71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72
72. Perempuan Bekas
73
73. Bukan Perempuan Bekas
74
74. Hukuman
75
75. Nekat
76
76. Om Jahat
77
77. Maafkan Papa
78
78. Jangan Ganggu
79
79. Ijinkan Aku
80
80. Aku Sudah Ikhlas
81
81. Aku Habisi Kamu
82
82. Insiden
83
83. Dukungan
84
84. Janji
85
85. Cita-Cita Dito
86
86. Salah Sangka
87
87. Tamu Di Pagi Hari
88
88. Masih Sama
89
89. Demi Dito
90
PEMBERITAHUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!