5. Permintaan Aneh

PMI 5. Permintaan Aneh

Waktu bergulir dengan cepat. Hari berganti hari, sampai tak terasa enam tahun sudah dilalui Renata penuh suka dan duka. Hari-hari yang dilaluinya kini terasa damai dan menyenangkan dengan hadirnya seorang pangeran tampan kecil yang lucu dan menggemaskan dan selalu bisa menyenangkan hatinya.

Selama menjalani kehidupan barunya di kota ini, Renata benar-benar menyingkirkan jauh-jauh bayang-bayang masa lalunya. Setiap hari dilaluinya dengan penuh sukacita sembari berharap tidak akan pernah bertemu kembali dengan masa lalunya. Masa lalu akan ia jadikan sebagai pelajaran juga motivasi untuk ia terus melangkah maju.

“Kamu sudah tau peraturan di sini kan?”

“Tau, Pak.”

“Tidak boleh datang terlambat, tidak boleh ijin lebih dari tiga hari, ramah kepada pengunjung, dan ...”

“Lihat saya sebentar.”

“Kamu kalau di depan saya jangan nunduk seperti itu. Saya jadi tidak bisa melihat kamu. Gimana kalau ternyata yang saya ajak bicara bukan kamu.”

“Saya juga perlu mengenali wajah-wajah semua pegawai saya.”

Renata masih ingat sekali bagaimana pertamakali ia diterima bekerja di Green Paradise sebagai karyawati biasa. Hal itu merupakan pengalaman pertama baginya bekerja di bawah pimpinan Tony Setiawan, seorang pria hangat, ramah, juga penyayang.

Selama bekerja di tempat itu, Tony selalu memperlakukan Renata dengan baik. Sampai tak terasa empat tahun sudah Renata bekerja bersama Tony.

“Bapak manggil saya?” tanya Renata begitu masuk ke dalam ruangan Tony.

Tony sedang duduk dibalik mejanya. Perhatiannya teralih sejenak dari layar laptop. Ia kemudian melempar senyum hangat pada Renata.

Empat tahun berlalu, Renata terlihat semakin menawan saja di matanya. Banyak sekali perubahan dalam diri Renata sejak empat tahun belakangan ini. Berbeda sekali dengan Renata yang dulu. Kini wanita itu tampak modis di setiap penampilannya. Wajahnya yang dulu nyaris polos itu pun, sekarang mulai dipoles, walaupun tidak berlebihan tapi tetap flawless.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Renata lagi, sebab Tony tak menjawab pertanyaan sebelumnya. Tony hanya diam terpaku menatapnya dengan sebuah senyuman.

“Oh ... iya, Ren. Maaf, saya manggil kamu ke sini karena ada sesuatu yang mau saya omongin ke kamu.” Tony terhenyak.

“Tapi bukan di sini.” Tony langsung menyambung kalimatnya sebelum Renata menanggapinya.

Renata hanya memberikan anggukan kecil sebagai jawaban mengiyakan. Kemudian dilihatnya Tony setengah membungkuk, tangan kirinya memanjang ke bawah seperti hendak mengambil sesuatu. Sejurus kemudian tangan Tony memegang sebuah kotak mainan. Dari gambar pada kotak itu, isinya bisa langsung diketahui. Sebuah mainan mobil-mobilan.

“Dito memesan mainan ini ke saya,” kata Tony lagi.

Renata menghembuskan napasnya pelan. Sudah ia duga. Dito pasti menghubungi Tony dan meminta dibelikan mainan. Dan anehnya, Tony selalu saja menuruti permintaan anak kecil itu. Dengan alasan 'sayang'.

“Bapak jangan selalu menuruti permintaan Dito. Nanti dia kebiasaan. Bapak juga yang bakal direpotkan nanti. Kalau begini, hutang saya ke Bapak jadi bertambah banyak,” ujar Renata dengan nada pasrah. Pasrah dengan kelakuan putranya itu yang ia nilai terlalu manja pada Tony. Padahal Tony bukan siapa-siapanya.

“Dito itu sudah seperti anak saya.”

“Tapi, Pak. Kalau dibiark__”

“Sebentar lagi Dito pulang sekolah, kan? Ayo, kita jemput dia sama-sama. Sekalian kita cari makan siang di luar.” Sembari melirik arloji di pergelangan kirinya, Tony berdiri. Tangan kanannya menyambar kotak mainan itu. Lalu segera beranjak tanpa memberi kesempatan pada Renata untuk menolak.

Renata pun hanya bisa pasrah mengikuti atasannya itu. Sejak dulu sikap Tony selalu seperti itu terhadapnya. Ketika Tony mengajaknya jalan-jalan, atau sekedar cari makan di luar, ia tak pernah diberi kesempatan untuk menolak.

Sama halnya seperti setahun yang lalu. Ketika tiba-tiba Tony memilihnya sebagai sekertaris. Ia tidak diberi kesempatan untuk memberikan pendapatnya apalagi menolak. Tony menulikan pendengarannya, dan tak mengindahkan segala bentuk protes darinya.

Entah sejak kapan semua ini dimulai, kedekatan Tony dan Nandito terjalin begitu saja ketika Tony selalu menawarinya pulang bareng. Padahal Tony tahu sendiri, setiap harinya Renata menggunakan sepeda motor untuk berangkat kerja.

Sesekali Tony mengajak Dito jalan-jalan ke mana saja Dito suka. Bahkan Tony selalu menuruti permintaan Dito. Tony begitu pandai mengambil hati Dito, sampai anak kecil itu nyaman dan menyukai Tony.

****

Tidak lebih dari 30 menit berkendara, mobil yang dikendarai Tony sudah sampai di Taman Kanak-Kanak Pelita Bangsa. Begitu mobil menepi, seorang bocah tampan terlihat berjalan menuju gerbang. Bocah itu melambaikan tangan begitu Tony menurunkan kaca jendela mobil.

Dito langsung naik ke jok tengah. Tony kemudian mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan Taman Kanak-Kanak itu.

“Dito sudah lapar kan?” Tony langsung bertanya, melirik Dito dari spion tengah.

Nandito Putra, bocah tampan berusia lima tahun itu mengangguk. Seolah mengerti dengan lirikan mata Tony. “Iya, Om. Aku lapar banget dari tadi. Om sih, lama jemputnya,” rajuknya memasang tampang lucu dan menggemaskan.

“Dito ... sejak kapan Om Tony jadi supir pribadi kamu? Om itu punya banyak pekerjaan di kantor. Kamu tahu itu kan?” Renata menasehati Dito. Sedangkan Dito terlihat santai.

“Om, Om Tony repot tidak menjemput aku di sekolah?” Dito malah menanyai Tony. Dan jawaban Tony membuat Renata semakin merasa tak enak hati.

“Oh ... tentu saja tidak, dong. Om malah senang bisa menjemput kamu. Malah kalau bisa, Om pengen antar jemput Dito setiap hari.”

“Tuh. Dengar sendiri kan, Bunda?” Dito tersenyum-senyum. Tak peduli Renata yang menoleh ke belakang, memelototinya dengan tajam sebagai peringatan agar tidak merepotkan orang lain.

Tony sudah cukup disibukkan dengan pekerjaannya. Renata tidak ingin semakin menambah kesibukan pria itu dengan urusan keluarganya.

“Nih, buat Dito.” Dengan tetap fokus menyetir, Tony mengoper kotak mainan ke belakang.

“Asiiik ... Om ketemu mainan yang aku maksud?” Dito kegirangan menerima mainan itu. Lekas ia membuka kotaknya lalu mengeluarkan sebuah mainan miniatur mobil Lamborghini berwarna merah. Mobil impiannya kelak ketika ia dewasa nanti. Seperti itu kalimatnya ketika ia merayu Tony, meminta dicarikan miniatur mobil itu. Tanpa banyak alasan, Tony langsung menurutinya. Sepintas, mereka terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis.

“Dito, bilang apa ke Om Tony?” Renata mengingatkan agar anak itu tidak melupakan etika ketika menerima pemberian dari orang lain.

“Makasih, Om,” kata Dito.

“Cuma makasih? Tidak ada yang lain?” tanya Tony. Seolah mengingatkan kesepakatan diantara mereka.

“Aku sayang Om Tony.”

Tony tersenyum mendengar kalimat terakhir Dito. Sedangkan Renata hanya bisa tercengang melihat kedekatan atasannya itu dengan putranya yang seperti tak ada batas.

Tony mengajak Renata dan Dito makan di sebuah Family Restaurant. Dimana juga terdapat wahana bermain anak. Usai makan, Dito menyempatkan diri bermain di wahana anak. Sementara Tony dan Renata mengobrol santai sambil tetap memperhatikan Dito yang tak jauh dari tempat duduk mereka.

“Pak Tony sudah terlalu memanjakan Dito,” protes Renata. Kali ini ia merasa bisa leluasa melayangkan protesnya.

Tony terlihat biasa-biasa saja. Protes yang dilayangkan Renata seolah seperti angin lalu baginya.

“Ren, boleh tidak jangan panggil saya 'Pak' lagi,” kata Tony tiba-tiba.

“Maksud, Bapak?” Renata bingung. Ia berusaha mencerna maksud ucapan Tony barusan.

“Saya juga pengen kita ngomongnya lebih santai. Tidak formal seperti ini.”

“Tapi, Pak__”

“Sebenarnya saya ngajak kamu ke sini karena saya mau minta tolong sama kamu.”

“Minta tolong?” gumam Renata semakin bingung. Belum pernah Tony meminta pertolongannya dengan wajah serius seperti ini.

“Ya. Saya mau minta tolong sama kamu untuk ...” Tony menjeda kalimatnya sejenak. Ia berdehem, kemudian kembali berkata,

“Saya mau kamu jadi tunangan saya.”

Renata tercengang, juga terdiam. Sebab ia terkejut mendengar permintaan tolong Tony yang terdengar agak aneh ini. Renata menelan ludah. Sekarang ia mulai diserang gugup.

To be continued...

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

nembaknya gak nanggung dong/Blush//Blush/

2025-03-24

0

Esther Alviah Ekawati Ndoen

Esther Alviah Ekawati Ndoen

Semoga Renata membuka hatinya utk Toni sebagai calon papa sambung Dito karena ketulusan hati nya Toni pada Dito

2024-09-10

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus iklan 👍

2024-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil
2 2. Resmi Bercerai
3 3. Kemarahan Ibu Mertua
4 4. Kelakuan Mirza
5 5. Permintaan Aneh
6 6. Tunangan Pura-Pura
7 7. Alasan Memberi Mobil
8 8. Tamu Tak Terduga
9 9. Diam-diam Terpesona
10 10. Vanessa Yang Sebenarnya
11 11. Tamu Yang Diundang
12 12. Pertemuan Kembali
13 13. Obrolan Di Meja Makan
14 14. Tanda Merah Di Dada
15 15. Pernah Ada Rasa
16 16. Pil KB
17 17. Pertengkaran Kecil
18 18. Kesedihan Dito
19 19. Jadi Ayahku
20 20. Jadi Ayah Sambung
21 21. Butuh Waktu
22 22. Imajinasi Mirza
23 23. Salah Paham
24 24. Pertanyaan Aneh Dito
25 25. Lamaran Dadakan
26 26. Jawaban Renata
27 27. Diam-Diam Ada Cemburu
28 28. Antara Lelah Dan Muak
29 29. Siapa Anak Itu?
30 30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31 31. Masa Lalu Yang Sama
32 32. Hati Yang Kacau
33 33. Anak Adopsi
34 34. Dia Calon Isteriku
35 35. Obrolan Dua Pria
36 36. Menggali Kenangan
37 37. Amarah Yang Membara
38 38. Diusir
39 39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40 40. Cincin Pernikahan
41 41. Namaku Dito
42 42. Dito Hilang
43 43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44 44. Langkahi Dulu Mayatku
45 45. Rencana
46 46. Anak Siapa?
47 47. Ayah Kandung
48 48. Siap Jadi Istrimu
49 49. Menjelang Pernikahan
50 50. Kegelisahan Tony
51 51. Melihat Bidadari
52 52. Sah
53 53. Panggilan Khusus
54 54. Pengen Unboxing
55 55. Aku Milikmu
56 56. Sifat Asli Tony
57 57. Kembalikan Anakku
58 58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59 59. Kita Hadapi Bersama
60 60. Harapan Mirza
61 61. Mantan Terindah
62 62. Cemburunya Renata
63 63. Di PHK
64 64. I Miss You
65 65. Menyinggung Masa Lalu
66 66. Aku Yang Akan Mundur
67 67. Aku Minta Cerai
68 68. Batal Kerjasama
69 69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70 70. Pertemukan Aku Dengannya
71 71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72 72. Perempuan Bekas
73 73. Bukan Perempuan Bekas
74 74. Hukuman
75 75. Nekat
76 76. Om Jahat
77 77. Maafkan Papa
78 78. Jangan Ganggu
79 79. Ijinkan Aku
80 80. Aku Sudah Ikhlas
81 81. Aku Habisi Kamu
82 82. Insiden
83 83. Dukungan
84 84. Janji
85 85. Cita-Cita Dito
86 86. Salah Sangka
87 87. Tamu Di Pagi Hari
88 88. Masih Sama
89 89. Demi Dito
90 PEMBERITAHUAN
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Hamil
2
2. Resmi Bercerai
3
3. Kemarahan Ibu Mertua
4
4. Kelakuan Mirza
5
5. Permintaan Aneh
6
6. Tunangan Pura-Pura
7
7. Alasan Memberi Mobil
8
8. Tamu Tak Terduga
9
9. Diam-diam Terpesona
10
10. Vanessa Yang Sebenarnya
11
11. Tamu Yang Diundang
12
12. Pertemuan Kembali
13
13. Obrolan Di Meja Makan
14
14. Tanda Merah Di Dada
15
15. Pernah Ada Rasa
16
16. Pil KB
17
17. Pertengkaran Kecil
18
18. Kesedihan Dito
19
19. Jadi Ayahku
20
20. Jadi Ayah Sambung
21
21. Butuh Waktu
22
22. Imajinasi Mirza
23
23. Salah Paham
24
24. Pertanyaan Aneh Dito
25
25. Lamaran Dadakan
26
26. Jawaban Renata
27
27. Diam-Diam Ada Cemburu
28
28. Antara Lelah Dan Muak
29
29. Siapa Anak Itu?
30
30. Janda Mati Atau Janda Cerai
31
31. Masa Lalu Yang Sama
32
32. Hati Yang Kacau
33
33. Anak Adopsi
34
34. Dia Calon Isteriku
35
35. Obrolan Dua Pria
36
36. Menggali Kenangan
37
37. Amarah Yang Membara
38
38. Diusir
39
39. Andai Waktu Bisa Diputar Kembali
40
40. Cincin Pernikahan
41
41. Namaku Dito
42
42. Dito Hilang
43
43. Jauhi Anak dan Calon Istriku
44
44. Langkahi Dulu Mayatku
45
45. Rencana
46
46. Anak Siapa?
47
47. Ayah Kandung
48
48. Siap Jadi Istrimu
49
49. Menjelang Pernikahan
50
50. Kegelisahan Tony
51
51. Melihat Bidadari
52
52. Sah
53
53. Panggilan Khusus
54
54. Pengen Unboxing
55
55. Aku Milikmu
56
56. Sifat Asli Tony
57
57. Kembalikan Anakku
58
58. Sampai Jumpa Di Pengadilan
59
59. Kita Hadapi Bersama
60
60. Harapan Mirza
61
61. Mantan Terindah
62
62. Cemburunya Renata
63
63. Di PHK
64
64. I Miss You
65
65. Menyinggung Masa Lalu
66
66. Aku Yang Akan Mundur
67
67. Aku Minta Cerai
68
68. Batal Kerjasama
69
69. Sakit Hati Yang Belum Terlampiaskan
70
70. Pertemukan Aku Dengannya
71
71. Kasihani Aku Sedikit Saja
72
72. Perempuan Bekas
73
73. Bukan Perempuan Bekas
74
74. Hukuman
75
75. Nekat
76
76. Om Jahat
77
77. Maafkan Papa
78
78. Jangan Ganggu
79
79. Ijinkan Aku
80
80. Aku Sudah Ikhlas
81
81. Aku Habisi Kamu
82
82. Insiden
83
83. Dukungan
84
84. Janji
85
85. Cita-Cita Dito
86
86. Salah Sangka
87
87. Tamu Di Pagi Hari
88
88. Masih Sama
89
89. Demi Dito
90
PEMBERITAHUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!